Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
0,1M =
gr
KOH
= 1, 4 gram
2. Membuat Etanol 96% sebanyak150 ml
V
1
x 100% = V
2
x 96%
V
1
x 1 = 150ml x 0,96ml
V
1
= 144 ml
B. Standardisasi Larutan Baku KOH dengan Asam Palmitat
V
KOH
x N
KOH
=
N
KOH
=
N
KOH
= 0,1 N
% Kesalahan =
=
= 20%
C. Penentuan Kadar ALB pada Coconut Palm Oil ( CPO )
1. Penentuan Kadar ALB pada sampel 1 Minyak Goreng
% ALB = 0,79 %
2. Penentuan Kadar ALB pada sampel 2 Minyak Jelanta
% ALB = 1,32 %
VIII. ANALISIS PERCOBAAN
Percobaan yang dilakukan ialah penentuan kandungan asam lemak
bebas (ALB), dan dalam percobaan ini sampel yang digunakan adalah minyak
goreng murni yang belum dipakai dan minyak jelanta. Dalam proses
penentuan kandungan ALB pada masing-masing sampel harus melewati
beberapa tahap yaitu, tahap standardisasi larutan baku KOH 0,1N dan
penentuan kadar ALB pada maisng-masing sampel yang telah dititrasi dan
sebelumnya telah ditetesi indikator thymol blue sebanyak 2 tetes.
Tahap standardisasi larutan baku KOH bertujuan untuk mendapatkan
normalitas standar KOH yang mana dapat diperoleh setelah volume titran
didapatkan. Volume titran diperoleh ketika analit telah berubah warna dari
putih menjadi kebiruan. Dan banyak asam palmitat yang digunakan pada
percobaan ini adala 1 gram, dan etanol 96% sebanyak 25 ml. Tahapan
selanjutnya adalah proses penentuan kadar ALB pada masing-masing sampel .
Pada masing-masing sampel, minyak yang digunakan sebanyak 1 gram dan
ditambahkan dengan 10 ml etanol 96% dan ditetesi indikator thymol blue
sebanyak 2 tetes. Dan dititrasi dengan menggunakan larutan baku KOH,
setelah itu akan terjadi perubahan warna dari kuning menjadi kebiruan. Dan
setelah terjadi perubahan warna tersebut, maka volume titran akan didapatkan.
Setelah dilakukan titrasi, volume yang diperoleh pada tahap
standardisasi larutan baku KOH 0,1 N adalah 30 ml dengan normalitas KOH
sebesar 0,12 N serta dengan besar persen kesalahan 20%. Dan kadar ALB
pada sampel minyak goreng yang belum dipakai sebesar 0,79% dengan
volume rata-rata yang diperoleh sebanyak 0,26 ml. Sedangkan pada sampel
minyak jelanta kadar ALB yang diperoleh sebesar 1,32% dan dengan volume
rata-rata sebesar 0,43 ml.
Pada dasarnya, telah diketahui kadar ALB pada minyakk jelanta lebih
tinggi dari pada kadar ALB pada minyak goreng yang belum dipakai. Hal
tersebut disebabkan karena minnyak jelanta sudah pernah atau bahkan sering
digunakan dan minyak jelanta tersebut sudah tidak bersih lagi. Dan, semakin
kecil kadar ALB pada minyak maka semakin baik mutu minyak tersebut,
namun sebaliknya apabila semakin besar kadar ALB pada suatu minyak, maka
mutu minyak tersebut tidak begitu baik.
IX. PERTANYAAN
1. Dari Percobaan di atas zat apakah yang merupakan :
Standar primer : Asam Palmitat
Standar sekunder : KOH
Analit : Minyak goreng dan minyak jelanta
2. Tuliskan standar primer yang digunakan pada titrasi asam-basa.
Na
2
CO
3
Asam Tiosulfat
As
2
O
3
KHC
8
H
4
O
4
X. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dan analisis data, dapat disimpulkan bahwa, :
1. Penentuan kadar ALB pada suatu sampel minyak terjadi karena
pecahnya membran buah yang memisahkan minyak dari
komponen sehingga minyak bercampur dengan air sel.
2. dari hasil percobaan diperoleh :
Volume rata-rata standarsisasi larutan baku KOH
sebanyak 30 ml
Normalitas larutan KOH sebesar 0,12 N
Kadar ALB pada minyak goreng yang belum dipakai
sebesar 0,79% dengan volume titran rata-rata sebanyak
0,26 ml.
Kadar ALB pada minyak jelanta sebesar 1,32% dengan
volume titran rata-rata sebesar 0,43 ml.
3. Minyak jelanta memiliki kadar ALB yang lebih tinggi
dibandingkan dengan minyak goreng yang yang belum dipakai.
Karena, minyak jelanta sudah sering digunakan dan sering
mengalami proses pemanasan.
4. Semakin rendah kadar ALB pada suatu sampel, maka semakin
baik kualitas minyak tersebut. Namun, sebaliknya, jika kadar
ALB pada suatu sampel tinggi, maka kuaitasnyapun kurang
baik.