Você está na página 1de 19

SISTEM ENDOKRIN 1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Amenore adalah istilah medis untuk tidak adanya periode menstruasi, baik
secara permanen atau sementara. Amenorrhea dapat diklasifikasikan sebagai primer
atau sekunder. Dalam amenore primer, periode menstruasi tidak pernah dimulai
(berdasarkan umur 16), sedangkan amenore sekunder didefinisikan sebagai tidak
adanya menstruasi selama tiga siklus berturut-turut atau jangka waktu lebih dari enam
bulan pada wanita yang sebelumnya menstruasi. lagi (Wiknjosastro, 2008)
Siklus menstruasi dapat dipengaruhi oleh banyak faktor internal seperti
perubahan sementara di tingkat hormonal, stres, dan penyakit, serta faktor eksternal atau
lingkungan. Hilang satu periode menstruasi jarang tanda masalah serius atau kondisi
medis yang mendasari, tapi amenore dari durasi yang lebih lama mungkin menandakan
adanya suatu penyakit atau kondisi kronis.
Siklus menstruasi normal terjadi karena perubahan kadar hormon dibuat dan
dikeluarkan oleh indung telur. Ovarium merespon sinyal hormon dari kelenjar pituitari
yang terletak di dasar otak, yang, pada gilirannya, dikendalikan oleh hormon yang
diproduksi di hipotalamus otak. Gangguan yang mempengaruhi setiap komponen siklus
peraturan dapat menyebabkan amenore. Namun, penyebab umum amenore pada wanita
kadang-kadang diabaikan atau disalah pahami oleh individu dan lain-lain, adalah
kehamilan yang tidak terdiagnosa. Amenore pada kehamilan merupakan fungsi fisiologis
normal. Kadang-kadang, masalah mendasar yang sama dapat menyebabkan atau
memberikan kontribusi baik untuk amenore primer atau sekunder. Sebagai contoh,
masalah hipotalamus, anoreksia atau olahraga ekstrim dapat memainkan peran utama
dalam menyebabkan amenore tergantung pada usia orang dan jika ia telah mengalami
menarche.
Berdasarkan kejedian diatas diharapkan perawat dapat memberikan asuhan
keperawata lansia yang efektif dan efisien dalam melakukan tindakan keperawatan
sehingga dapat meringankan penyakit yang diderita.

B. Tujuan
Tujuan Umum
Diharapkan mampu mempelajari serta memahami asuhan keperawatan lansia dengan
gangguan amenore.
SISTEM ENDOKRIN 2

Tujuan Khusus
a) Diharapkan mampu memehami defenisi, anatomi fisiologi, klasifikasi amenore,
etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala, komplikasi, penatalaksanaan medis, dan
pemeriksaan diagnostic.
b) Diharapkan mampu menyusun asuhan keperawatan lansia dengan gangguan
amenore.

C. Metode Penulisan
Dalam penulisan paper ini ditempuh metode-metode tertentu untuk
mengumpulkan beberapa data dan mengolah data tersebut. Untuk pengumpulan Data
dilakukan dengan metode dokumentasi yaitu mengumpulkan berbagai sumber yang
memuat materi yang terkait dengan konsep dasar asuhan keperawatan dengan gangguan
amenore. Sumber tersebut seperti internet dan berbagai buku referensi. Data yang telah
diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu suatu
metode dengan jalan menyusun data atau fakta-fakta yang telah diperoleh secara sistematis
dan menuangkannya dalam suatu simpulan yang disusun atas kalimat-kalimat.

D. Sistematika Penulisan
BAB I :Terdiri dari latar belakang, tujuan, metode penulisan dan sistematika.
BAB II :Defenisi, anatomi fisiologi, klasifikasi amenore, etiologi, patofiologi, tanda
dan gejala, komplikasi, penatalaksanaan medis, dan pemeriksaan diagnostic.
BAB III :Asuhan keperawatan lansia dengan amenore.












SISTEM ENDOKRIN 3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Amennorhea adalah tidak ada atau terhentinya haid secara abnormal. (kamus
istilah kedokteran ) Amenorea adalah keadaaan tidak terjadinya menstruasi pada
seorang wanita. Hal tersebut normal terjadi pada masa sebelum pubertas, kehamilan
dan menyusui, dan setelah menopause.Siklus menstruasi normal meliputi interaksi
antara komplek hipotalamus-hipofisi-aksis indung telur serta organ reproduksi yang
sehat (lihat artikel menstruasi.
Amenorea ialah keadaan tidak adanya haid untuk sedikitnya 3 bulan berturut-
turut. Lazim diadakan pembagian antara amenorea primer dan amenorea sekunder. Kita
berbicara tentang amenorea primer apabila seorang wanita berumur 18 tahun ke atas
tidak pernah mendapat haid, sedang pada amenorea sekunder penderita pernah
mendapat haid, tetapi kemudian tidak dapat lagi (Wiknjosastro, 2008)
Amenorea adalah tidak ada atau berhentinya menstruasi secara abnormal yang
mengiring penurunan berat badan akibat diet penurunan berat badan dan nafsu makan
tidak sehebat pada anoreksia nervosa dan tidak disertai problem psikologik (Kumala,
2005).

B. Anatomi Fisiologi Reproduksi Wanita
1. Anatomi Reproduksi Wanita
1) Genetalia Eksterna (vulva) Yang terdiri dari:

SISTEM ENDOKRIN 4

a) Tundun (Mons veneris)
Bagian yang menonjol meliputi simfisis yang terdiri dari jaringan dan lemak,
area ini mulai ditumbuhi bulu (pubis hair) pada masa pubertas. Bagian yang
dilapisi lemak, terletak di atas simfisis pubis
b) Labia Mayora
Merupakan kelanjutan dari mons veneris, berbentuk lonjong. Kedua bibir ini
bertemu di bagian bawah dan membentuk perineum. Labia mayora bagian
luar tertutp rambut, yang merupakan kelanjutan dari rambut pada mons
veneris. Labia mayora bagian dalam tanpa rambut, merupakan selaput yang
mengandung kelenjar sebasea (lemak).
c) Labia Minora
Bibir kecil yang merupakan lipatan bagian dalam bibir besar (labia mayora),
tanpa rambut. Setiap labia minora terdiri dari suatu jaringan tipis yang lembab
dan berwarna kemerahan;Bagian atas labia minora akan bersatu membentuk
preputium dan frenulum clitoridis, sementara bagian. Di Bibir kecil ini
mengeliligi orifisium vagina bawahnya akan bersatu membentuk fourchette
d) Klitoris
Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil. Glans
clitoridis mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris
sehingga sangat sensitif. Analog dengan penis pada laki-laki. Terdiri dari
glans, corpus dan 2 buah crura, dengan panjang rata-rata tidak melebihi 2 cm.
e) Vestibulum (serambi)
Merupakan rongga yang berada di antara bibir kecil (labia minora). Pada
vestibula terdapat 6 buah lubang, yaitu orifisium urethra eksterna, introitus
vagina, 2 buah muara kelenjar Bartholini, dan 2 buah muara kelenjar
paraurethral. Kelenjar bartholini berfungsi untuk mensekresikan cairan
mukoid ketika terjadi rangsangan seksual. Kelenjar bartholini juga
menghalangi masuknya bakteri Neisseria gonorhoeae maupun bakteri-bakteri
pathogen
f) Himen (selaput dara)
Terdiri dari jaringan ikat kolagen dan elastic. Lapisan tipis ini yang menutupi
sabagian besar dari liang senggama, di tengahnya berlubang supaya kotoran
menstruasi dapat mengalir keluar.
SISTEM ENDOKRIN 5

g) Perineum(kerampang)
Terletak di antara vulva dan anus, panjangnya kurang lebih 4 cm. Dibatasi
oleh otot-otot muskulus levator ani dan muskulus coccygeus. Otot-otot
berfungsi untuk menjaga kerja dari sphincter ani. (Brunner & Suddart, 1996)

2) Genetalia Interna

a) Vagina
Merupakan saluran muskulo-membraneus yang menghubungkan rahim dengan
vulva.
Fungsi utama vagina:
1) Saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah menstruasi.
2) Alat hubungan seks.
3) Jalan lahir pada waktu persalinan.
b) Uterus
Merupakan Jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis minor diantara kandung
kemih dan rektum. Dinding belakang dan depan dan bagian atas tertutup
peritonium, sedangkan bagian bawah berhubungan dengan kandung
kemih.Vaskularisasi uterus berasal dari arteri uterina yang merupakan cabang
utama dari arteri illiaka interna (arterihipogastrika interna).
Bentuk uterus seperti bola lampu dan gepeng.
1) Korpus uteri : berbentuk segitiga
2) Serviks uteri : berbentuk silinder
3) Fundus uteri : bagian korpus uteri yang terletak diatas kedua pangkal tuba.

Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan :
a) Peritonium
Meliputi dinding rahim bagian luar. Menutupi bagian luar uterus. Merupakan
SISTEM ENDOKRIN 6

penebalan yang diisi jaringan ikat dan pembuluh darah limfe dan urat syaraf.
Peritoneum meliputi tuba dan mencapai dinding abdomen.
b) Lapisan otot
Susunan otot rahim terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan luar, lapisan tengah,
dan lapisan dalam. Pada lapisan tengah membentuk lapisan tebal anyaman
serabut otot rahim.
c) Endometrium
Pada endometrium terdapat lubang kecil yang merupakan muara dari kelenjar
endometrium. Variasi tebal, tipisnya, dan fase pengeluaran lendir endometrium
ditentukan oleh perubahan hormonal dalam siklus menstruasi. Pada saat
konsepsi endometrium mengalami perubahan menjadi desidua, sehingga
memungkinkan terjadi implantasi (nidasi).Lapisan epitel serviks berbentuk
silindris, dan bersifat mengeluarakan cairan secara terus-menerus, sehingga
dapat membasahi vagina. Kedudukan uterus dalam tulang panggul ditentukan
oleh tonus otot rahim sendiri, tonus ligamentum yang menyangga, tonus otot-
otot panggul. Tuba Fallopi. Fungsi tubae sangat penting, yaiu untuk menangkap
ovum yang di lepaskan saat ovulasi, sebagai saluran dari spermatozoa ovum
dan hasil konsepsi, tempat terjadinya konsepsi, dan tempat pertumbuhan dan
perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai bentuk blastula yang siap
melakukan implantasi.
c) Ovarium
Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak kiri dan kanan uterus di
bawah tuba uterina dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum
uterus. Setiap bulan sebuah folikel berkembang dan sebuah ovum dilepaskan
pada saat kira-kira pertengahan (hari ke-14) siklus menstruasi. Ovulasi adalah
pematangan folikel de graaf dan mengeluarkan ovum. Ketika dilahirkan, wanita
memiliki cadangan ovum sebanyak 100.000 buah di dalam ovariumnya, bila
habis menopause.
Ovarium yang disebut juga indung telur, mempunyai 3 fungsi:
a. Memproduksi ovum
b. Memproduksi hormone estrogen
c. Memproduksi progesterone
ovarium yang mengeluarkan hormon estrogen. Estrogen merupakan hormone
terpenting pada wanita. Pengeluaran hormone ini menumbuhkan tanda seks
SISTEM ENDOKRIN 7

sekunder pada wanita seperti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut
pubis, pertumbuhan rambut ketiak, dan akhirnya terjadi pengeluaran darah
menstruasi pertama yang disebut menarche.Awal-awal menstruasi sering tidak
teratur karena folikel graaf belum melepaskan ovum yang disebut ovulasi. Hal
ini terjadi karena memberikan kesempatan pada estrogen untuk menumbuhkan
tanda-tanda seks sekunder.

2. Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita
1).Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel-sel folikel
sekitar sel ovum.
2).Hormon Estrogen yang berfungsi merangsang sekresi hormone LH.
3).Hormon LH yang berfungsi merangsang terjadinya ovulasi (yaitu proses
pematangan sel ovum).
4). Hormon progesteron yang berfungsi untuk menghambat sekresi FSH dan LH

3. Siklus Menstruasi
Siklus mnstruasi terbagi menjad 4. wanita yang sehat dan tidak hamil, setiap bulan
akan mengeluarkan darah dari alat kandungannya.
Stadium menstruasi (Desquamasi), dimana endometrium terlepas dari rahim
dan adanya pendarahanselama 4hari.
Staduim prosmenstruum (regenerasi), dimana terjadi proses terbentuknya
endometrium secara bertahap selama 4hari.
Stadium intermenstruum (proliferasi), penebalan endometrium dan kelenjar
tumbuhnya lebih cepat.
Stadium praemenstruum (sekresi), perubahan kelenjar dan adanya
penimbunan glikogen guna mempersiapkan endometrium.

4. Hormon-Hormon Reproduksi
1. Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang
paling penting untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk
pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada wanita yaitu pembentukan
payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan,dll. Estrogen juga berguna pada
siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan endometrium, menjaga
kualitas dan kuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga sesuai untuk
penetrasi sperma.
SISTEM ENDOKRIN 8

2. Progesterone
Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesterone mempertahankan
ketebalan endometrium sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar
progesterone terus dipertahankan selama trimester awal kehamilan sampai
plasenta dapat membentuk hormon HCG.
3. Gonadotropin Releasing Hormone
GNRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus diotak. GNRH
akan merangsang pelepasan FSH (folikl stimulating hormone) di hipofisis.
Bila kadar estrogen tinggi, maka estrogen akan memberikan umpanbalik ke
hipotalamus sehingga kadar GNRH akan menjadi rendah, begitupun
sebaliknya.
4. FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing Hormone)
Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh
hipofisis akibat rangsangan dari GNRH. FSH akan menyebabkan pematangan
dari folikel. Dari folikel yang matang akan dikeluarkan ovum. Kemudian
folikel ini akan menjadi korpus luteum dan dipertahankan untuk waktu
tertentu oleh LH.
5. LH (Luteinizing Hormone)
Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi
memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga
mencetuskan terjadinya ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase
luteal siklus, LH meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum
pascaovulasi dalam menghasilkan progesteron. Pelepasannya juga periodik /
pulsatif, kadarnya dalam darah bervariasi setiap fase siklus, waktu paruh
eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat dan singkat.
6. (Human Chorionic Gonadotrophin)
Mulai diroduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas
(plasenta). Kadarnya makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12
minggu (sampai sekitar 100.000 mU/ml), kemudian turun pada trimester
kedua (sekitar 1000 mU/ml), kemudian naik kembali sampai akhir trimester
ketiga (sekitar 10.000 mU/ml). Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan
fungsi korpus luteum dan produksi hormon-hormon steroid terutama pada
masa-masa kehamilan awal. Mungkin juga memiliki fungsi imunologik.
Deteksi HCG pada darah atau urine dapat dijadikan sebagai tanda
SISTEM ENDOKRIN 9

kemungkinan adanya kehamilan (tes Galli Mainini, tes Pack, dsb)
7. LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin
Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu / meningkatkan
produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin
ikut mempengaruhi pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus
luteum. Pada kehamilan, prolaktin juga. (Brunner & Suddart, 1996)
C. Klasifikasi Amenore
a) Amenorea primer
Amenorea primer adalah keadaan tidak terjadinya menstruasi pada
wanita berumur 18 tahun ke atas tidak pernah mendapatkan menstruasi.
Amenorea primer umumnya mempunyai sebab-sebab yang lebih berat dan
lebih sulit diketahui, seperti kelainan kongenital dan kelainan genetik 16 tahun.
Amenorea primer terjadi pada 0.1 2.5% wanita usia reproduksi Amenore
primer biasanya disebabkan oleh gangguan hormon atau masalah pertumbuhan
dapat juga disebabkan oleh rendahnya hormon pelepas gonadotropin (pengatur
siklus haid), stres, anoreksia, penurunan berat badan yang ekstrem, gangguan
tiroid, olahraga berat, pil KB, dan kista ovarium.
b) Amenorea sekunder
Amenorea sekunder adalah tidak terjadinya haid setelah menarche atau
pernah mengalami haid tetapi berhenti berturut-turut selama 3 bulan(pada
kasus oligomenorea ), atau 6 siklus setelah sebelumnya mendapatkan siklus
menstruasi biasa selama 6 bulan atau lebih pada wanita yang sudah pernah
mengalami haid dan bukan pada wanita yang tidak hamil, menyusui atau
menopause dengan angka kejadian berkisar antara 1 5%adanya amenorea
sekunder lebih menunjuk kepada sebab-sebab yang timbul kemudian dalam
kehidupan wanita, seperti gangguan gizi, gangguan metabolisme, tumor, dan
penyakit infeksi.
D. Etiologi
1. Faktor Internal
a. Organ Reproduksi
Faktor yang mempengaruhi amenorea adalah vagina tidak tumbuh dan
berkembang dengan baru, rahim yang tidak tumbuh, indung telur yang tidak
tumbuh. Tidak jarang ditemukan kelainan lebih komplek pada rahim atau rahim
SISTEM ENDOKRIN 10

tidak tumbuh dengan sempurna. Kelainan ini disebut ogenesis genitalis bersifat
permanen artinya wanita tersebut tidak akan mendapatkan haid selama lamanya
(Pardede, 2002).
b. Hormonal
Alat rerpoduksi wanita merupakan alat akhir (endorgan). Yang dipengaruhi oleh
system hormonal yang komplek. Rangsangan yang datang dari luar masuk dipusat
panca indra diteruskan melalui Striae terminalis menuju pusat yang disebut
Puberitas Inhibitor dengan hambatan tersebut tidak terjadi rangsangan terhadap
hypothalamus, yang akan memberikan rangsangan pada Hipofise Pars Posterior
sebagai Mother of Glad (pusat kelenjar-kelenjar). Rangsangan yang terus
menerus datang di tangkap panca indera, dengan makin selektif dapat lolos
menuju hypothalamus dan selanjutnya terus menuju hipotalamus dan selanjutnya
terus menuju hipofise anterior (depan) mengeluarkan hormon yang dapat
merangsang kelenjar untuk mengeluarkan hormon spesifiknya yaitu kelenjar
tyroid memproduksi hormone tiroksin, kelenjar indung telur memproduksi
hormon estrogen dan progesteron, sedangkan kelenjar adrenal menghasilkan
hormon adrenalin. Pengeluaran hormon spesifik sangat penting untuk tumbuh
kembang mental dan fisik (Pardede, 2002).
Perubahan yang berlangsung dalam diri wanita dikendalikan oleh hypothalamus
yakni suatu bagian tertentu pada otak manusia. Kurang lebih wanita mengalami
datang bulan atau haid, maka hypothalamus itu mulai menghasilkan zat kimia,
atau yang kita sebut sebagai hormon yang akan dilepaskannya. Hormon pertama
yang dihasilkan adalah perangsang kantong rambut (FSH : Folikel Stimulating
Hormon). Hormon ini merangsang pertumbuhan folikel yang mengandung sel
telur dalam indung telur. Terangsang oleh FSH ini, maka folikel itupun
menghasilkan estrogen yang membantu pada bagian dada dan alat kemaluan
wanita. Meningkatkan taraf estrogen itu dalam darah mempunyai pengaruh pada
hypothalamus yang disebut Feed back negative. Hal ini menyebabkan faktor
berkurangnya faktor pelepasan FSH, akan tetapi juga membuat hypothalamus
melepaskan suatu zat yang kedua yakin faktor pelepas berupa hormon lutinasi
pada gilirannya pula hal ini menyebabkan kelenjarnya bawah otak melepaskan
hormon lutinasi, (LH : Lutinishing Hormon) (Winkjosastro, 2008).
SISTEM ENDOKRIN 11

Hormon LH ini menyebabkan salah satu folikel itu pecah dan mengeluarkan sel
telur untuk memungkinkan terjadinya pembuahan. Folikel yang tersisa akan
berantakan dan di kenal dengan korpus luteum. Yang selanjutnya menghasilkan
estrogen, lalu mulai mengeluarkan suatu zat baru yang disebut progesterone ini
mempersiapkan garis alas dari rahim untuk menerima dan memberi makanan bagi
sebuah sel telur yang telah dibuahi apabila sel telur tidak di buahi maka taraf
estrogen dan progesterone dalam aliran darah akan merosot, sehingga
menyebabkan garis alas menjadi pecah-pecah (Pardede, 2002).
c. Penyakit
Beberapa penyakit kronis yang menjadi penyebab terganggunya siklus haid,
kanker payudara dan lain-lain. Kelainan ini menimbulkan berat badan yang sangat
rendah sehingga datangnya haid akan terganggu (Suhaemi, 2006)
2. Faktor Eksternal
a.Status Gizi
Kecukupan pangan yang esensial baik kualitas maupun kuantitas sangat penting
untuk siklus menstruasi. Setiap orang dalam siklus hidupnya selalu membutuhkan
dan mengkonsumsi berbagai bahan makanan yang mengandung zat gizi. Zat gizi
mempunyai nilai yang sangat penting yaitu untuk memelihara proses tubuh dalam
pertumbuhan dan perkembangan, terutama bagi mereka yang masih dalam
pertumbuhan (Soetjiningsih, 2004).
Beberapa ahli mengatakan perempuan dengan jaringan lemak yang lebih banyak,
lebih lama mengalami menstruasi dari pada wanita yang kurus (Pardede, 2002).
b. Gaya hidup
Gaya hidup ialah perilaku atau tingkah laku manusia sehari-hari yang merupakan
kebiasaan dan berbeda antara individu yang satu dan yang lain. Mengetahui hal ini
berarti mengetahui apa yang dapat dijual kepada mereka, juga dimana atau cara
bagaimana mereka dapat dijangkau. Gaya hidup boleh kita artikan, pola tingkah
laku sehari-hari yang patut dijalankan oleh suatu kelompok sosial di tengah
masyarakat, sesuai tuntunan agama. Seperti melakukan kebiasaan yang baik untuk
SISTEM ENDOKRIN 12

menciptakan hidup sehat setiap hari, sebaliknya menghindari kebiasaan buruk
yang berpotensi mengganggu kesehatan (Rhenald, 2001).
Gaya hidup yang tidak pernah olahraga dan beraktivitas fisik dapat menyebabkan
gangguan pada tubuh yaitu terganggunya siklus menstruasi. (Soetjiningsih, 2002).
E. . PATOFISIOLOGI
Disfungsi hipofise terjadi gangguan pada hipofise anterior gangguan dapat
berupa tumor yang bersifat mendesak ataupun menghasilkan hormone yang membuat
menjadi terganggu. Kelainan kompartemen IV (lingkungan) gangguan pada pasien ini
disebabkan oleh gangguan mental yang secara tidak langsung menyebabkan
terjadinya pelepasan neurotransmitter seperti serotonin yang dapat menghambat
pelepasan gonadrotropin.Kelainan ovarium dapat menyebabkan amenorrhea primer
maupun sekuder. Amenorrhea primer mengalami kelainan perkembangan ovarium (
gonadal disgenesis ). Kegagalan ovarium premature dapat disebabkan kelainan
genetic dengan peningkatan kematian folikel, dapat juga merupakan proses autoimun
dimana folikel dihancurkan. Melakukan kegiatan yang berlebih dapat menimbulkan
amenorrhea dimana dibutuhkan kalori yang banyaksehingga cadangan kolesterol
tubuh habis dan bahan untuk pembentukan hormone steroid seksual ( estrogen dan
progesterone ) tidak tercukupi. Pada keadaaan tersebut juga terjadi pemecahan
estrogen berlebih untuk mencukupi kebutuhan bahan bakar dan terjadilah defisiensi
estrogen dan progesterone yang memicu terjadinya amenorrhea.Pada keadaan latihan
berlebih banyak dihasilkan endorphin yang merupakan derifat morfin.Endorphin
menyebabkan penurunan GnRH sehingga estrogen dan progesterone menurun.Pada
keadaan tress berlebih cortikotropin realizinghormone dilepaskan.Pada peningkatan
CRH terjadi opoid yang dapat menekan pembentukan GnRH. (Elizabeth J.Corwin.
2000)

F. WOC Amenore
SISTEM ENDOKRIN 13


G. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala yang muncul diantaranya :
Tidak terjadi haid
Produksi hormone estrogen dan progesterone menurun.
Nyeri kepala
Badan lemas.
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan pada amenore :
SISTEM ENDOKRIN 14

Sakit kepala
Galaktore ( pembentukan air susu pada wanita yang tidak hamil dan tidak
sedang menyusui )
Gangguan penglihatan ( pada tumor hipofisa )
Penurunan atau penambahan berat badan yang berarti
Vagina yang kering.
Hirsutisme ( pertumbuhan rambut yang berlebihan, yang mengikuti pola
pria) perubahan suara dan perubahan ukuran payudara

H. KOMPLIKASI
Komplikasi yang paling ditakutkan adalah infertilitas. Komplikasi lainnya
adalah percaya dirinya penderita sehingga dapat mengganggu kompartemen IV dan
terjadilah lingkaran setan terjadinya amenorrhea.Komplikasi lainnya muncul gejala-
gejala lain akibat hormone seperti osteoporosis.

I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada amenorrhea primer : apabila didapatkan adanya perkembangan seksual
sekunder maka diperlukan pemeriksaan organ dalam reproduksi (indung telur, rahim,
perekatan dalam rahim). Melalui pemeriksaan USG, histerosal Pingografi,
histeroskopi dan Magnetic Resonance Imaging (MRI), apabila tidak didapatkan tanda-
tanda perkembangan seksualitas sekunder maka diperlukan pemeriksaan kadar
hormone FSH dan LH setelah kemungkinan kehamilan disingkirkan pada amenorrhea
sekunder maka dapat dilakukan pemeriksaan Thyroid Stimulating Hormon (TSH)
karena kadar hormone thyroid dapat mempengaruhi kadar hprmone prolaktin dalam
tubuh.(evrett, 2008)
J. PENATALAKSANAAN
Pengelolaan pada pasien ini tergantung dari penyebab. Bila penyebab adalah
kemungkinan genetic, prognosa kesembuhan buruk. Menurut beberapa penelitian
dapat dilakukan terapi sulih hormone, namun fertilitas belum tentu dapat
dipertahankan.
Pengobatan yang dilakukan sesuai dengan penyebab dari amenorrhea yang
dialami, apabila penyebabnya adalah obesitas maka diet dan olahraga adalah
terapinya, belajar untuk mengatasi stress dan menurukan aktivitas fisik yang berlebih
juga dapat membantu. Pembedahan atau insisi dilakukan pada wanita yang
mengalami Amenorrhea Primer. (Everett, 2008)
SISTEM ENDOKRIN 15

BAB III
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN AMENORE

A. PENGKAJIAN
1. Identitas (nama, umur, alamat,agama, status, tanggal masuk, tanggal
diagnosa).
2. Keluhan utama
Biasanya didapatkan tidak terjadi haid, nyeri kepal, badan lemas, galaktore (
pembentukan air susu pada wanita yang tidak hamil dan tidak sedang
menyusui ), gangguan penglihatan ( pada tumor hipofisa ), penurunan atau
penambahan berat badan yang berarti, vagina yang kering, hirsutisme (
pertumbuhan rambut yang berlebihan, yang mengikuti pola pria) perubahan
suara dan perubahan ukuran payudara.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Mengeluhkan pola haid sebelumnya teratur, kemudian tidak 15uttin haid
selama 3 bulan atau lebih.
4. Riwayat Kesehatan Dahulu
Ada riwayat gangguan hypothalamus-hipofisis, ada gangguan susunan
saraf pusat, obesitas, pubertas terlambat, gangguan gizi, dan gangguan
congenital.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
6. Pola-pola fungsi kesehatan
7. Pemeriksaan fisik
a. Mata
Mengetahui keadaan retina, luas lapang panjang, virus, jika ada
kemungkinan tumor hipofisis yang dapat menyebabkan amenore.
b. Thorax
Amenore pada sindrom turner disertai adanya dada berbentuk perisai
dengan 15utting susu jauh ke lateral, payudara tidak berkembang,
rambut ketiak sedikit/tidak ada.
- Terjadi pula pada sindrom feminisasi, yaitu hipoplasia 15utting susu,
rambut ketiak sedikit/tidak ada.
- Mammae mengeluarkan cairan seperti air susu pada kasus sindrom
amenore galakkore
SISTEM ENDOKRIN 16

c. Abdomen
Pada amenore karena cushing sindrom didapatkan adanya striae
terutama pada dinding perut.
d. Genetalia
Rambut pubis bisa normal/sedikit/tidak ada
- Alat-alat genetalia mengalami antrifi pada anoreksia nervosa, sindrom
amenore galaktore dan insufisiensi hipofisis.
- Amenore pada sindrom feminisasi testikuler vagina tidak ada dan
pendek atau buntu, serviks dan uterus tidak ada.
- Amenore pada tumor ovarium dan sindrom adreno genital didapatkan
pembekuan klitoris
e. Ekstremitas : Pada amenore karena sindrom turner disertai tanda ruas
tulang tangan dan kaki pendek, osteoporosis.
8. Pemeriksaan penunjang
USG
MRI
Pemeriksaan Thyroid Stimulating Hormon (TSH)

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Cemas berhubungan dengan penyakit (siklus menstruasi tidak terjadi)
2. Gangguan konsep diri : HDR berhubungan dengan ketidak normalan
(amenorrhea )
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi yang didapat
tentang penyakitnya (amenorrhea)
C. INTERVENSI
1. Cemas berhubungan dengan penyakit (siklus menstruasi tidak terjadi)
Kriteria hasil :
- Cemas berkurang
- Tidak menunjukan perilaku agresif
Intervensi :
Kaji tingkat kecemasan : ringan, sedang, berat, panic.
Berikan kenyamanan dan ketentraman hati
SISTEM ENDOKRIN 17

Beri dorongan pada pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan
untuk mengeksternalisasikan kecemasan
Anjurkan distraksi seperti nonton tv, dengarkan radio, permainan untuk
mengurangi kecemasan.
Singkirkan stimulasi yang berlebihan

2. Gangguan konsep diri : HDR yang dihubungkan dengan ketidak normalan (
amenorrhea primer )
Kriteria hasil : Mengungkapkan penerimaan diri secara verbal
Intervensi :
Tetapkan hubungan saling percaya perawat dan pasien
Cipakan batasan terhadap pengungkapan negative
Bantu untuk mengidentifikasi respon positif terhadap orang lain
Bantu penyusunan tujuan yang realitas untuk mencapai harga diri
rendah yang tinggi
Berikan penghargaan dan pujian terhadap pengembangan pasien
dalam pencapaian tujuan
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi yang didapat
tentang penyakitnya ( amenorrhea )
Kriteria hasil : pasien mengetahui tentang penyakitnya
Intervensi :
Mengkaji tingkat pengetahuan pasien tentang penyakit yang
dideritanya
Memberikan pengajaran sesuai dengan tingkat pemahaman pasien
Memberikan informasi dari sumber-sumber yang akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan
D. IMPLEMENTASI(sesuai dengan intervensi)
E. VALUASI
1. Cemas teratasi
2. Pengetahuan tentang penyakit bertambah
3. Tidak mengalami HDR
4. Tidak mengalami isolasi social
5. Rasa berduka berkurang
SISTEM ENDOKRIN 18


BAB IV
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Amenorea ialah keadaan tidak adanya haid untuk sedikitnya 3 bulan berturut-
turut. Lazim diadakan pembagian antara amenorea primer dan amenorea sekunder. Kita
berbicara tentang amenorea primer apabila seorang wanita berumur 18 tahun ke atas
tidak pernah mendapat haid, sedang pada amenorea sekunder penderita pernah mendapat
haid, tetapi kemudian tidak dapat lagi (Wiknjosastro, 2008).
Disebabkan oleh factor eksternal dan internal. Komplikasi yang paling
ditakutkan adalah infertilitas. Komplikasi lainnya adalah percaya dirinya penderita
sehingga dapat mengganggu kompartemen IV dan terjadilah lingkaran setan terjadinya
amenorrhea.Komplikasi lainnya muncul gejala-gejala lain akibat hormone seperti
osteoporosis.
2. SARAN
Dengan adanya makalah ini yang berisikan tentang teori serta asuhan
keperawatan lansia dengan gangguan amenore, diharapakan pembaca mengetahui dan
memahami topic dari pembahasan tersebut.














SISTEM ENDOKRIN 19

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddart. (1996). Buku Ajar Medikal Bedah. Edisi 8 volume 2.
Jakarta, EGC.
Kumala.2005. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Pustaka Sinar
Harapan. Jakarta.
Alimul. 2007 Metode Penelitian Kebidanan dan Tehnik Analisis Data.
Jakarta Salemba Medika.
NANDA.(2005). Panduan Diagnosa Keperawatan: defenisi dan klasifikasi
Everett.2008. KB dan Masalah Kesehatan Reproduksi. Jakarta:EGC
Elizabeth J.Corwin. 2000. Buku saku patofisiologi. Jakarta: EGC

Você também pode gostar