Você está na página 1de 5

Memilih Analgesik yang Pas ..

:)

Created By : Cristopel Candra H.G Page 1

Memilih Analgesik yang Pas ..
28 Maret 2014

Ada yang belum pernah merasakan nyeri ? Pasti semua orang sudah pernah
merasakan nyeri. Bisa sakit kepala, nyeri haid, nyeri punggung, rematik, dan
lain-lain, sampai nyeri yang berat, seperti nyeri kanker, nyeri pasca operasi, dll.
Obat anti nyeri itu namanya analgesik. Analgesik apa yang biasanya Anda
gunakan ketika nyeri? Parasetamol, aspirin, antalgin, asam mefenamat,
piroksikam, meloksikam, ibuprofen, diklofenak, ketorolak, atau yang lain?
Untuk nyeri ringan sampai sedang, kita bisa menggunakan obat-obat analgesik
(pereda) nyeri tanpa resep. Untuk nyeri berat tentu memerlukan analgesik yang
lebih kuat seperti analgesik golongan narkotik yang harus diperoleh dengan
resep dokter. Obat analgesik mudah diperoleh di mana-mana, sampai ke
warung-warung kecil di sekitar kita. Kelihatannya hanya obat sepele, tetapi jika
pemilihan tidak tepat, bisa-bisa malah mendapat masalah yang tidak diinginkan.
Seorang mahasiwa pernah berkonsultasi tentang pengalamannya menggunakan
obat anti nyeri natrium diklofenak setelah dia terkena cedera sehabis olahraga.
Dia mengalami reaksi obat yang disebut Stevens-Johnson syndrome, yaitu
reaksi alergi berat yang ditandai dengan melepuh dan membengkaknya selaput
mukosa di rongga mulut, kulit kemerahan, demam, dan beberapa gejala lain. Ini
memang reaksi alergi yang sulit diprediksi sebelumnya..


Memilih Analgesik yang Pas .. :)

Created By : Cristopel Candra H.G Page 2

Apakah ada efek samping obat AINS (Anti Inflamasi Non-Steroid) yang
bisa diprediksi atau lebih sering kejadiannya sehingga kita bisa
menghindari penggunaannya?
Ya, ada. Obat-obat golongan anti inflamasi non-steroid (AINS) seperti yang
disebut di atas umumnya memiliki efek samping pada lambung. Seorang
sejawat menceritakan bahwa setelah menggunakan piroksikam, lambungnya
terasa perih.
Mengapa obat AINS menyebabkan gangguan lambung?
Obat-obat AINS bekerja dengan cara menghambat sintesis prostaglandin.
Prostaglandin sendiri adalah suatu senyawa dalam tubuh yang merupakan
mediator nyeri dan radang/inflamasi. Ia terbentuk dari asam arakidonat pada
sel-sel tubuh dengan bantuan enzim cyclooxygenase (COX). Dengan
penghambatan pada enzim COX, maka prostaglandin tidak terbentuk, dan nyeri
atau radang pun reda.
Tapi kawan,.. ternyata COX ini ada dua jenis, yaitu disebut COX-1 dan
COX-2. COX-1 ini selalu ada dalam tubuh kita secara normal, untuk
membentuk prostaglandin yang dibutuhkan untuk proses-proses normal tubuh,
antara lain memberikan efek perlindungan terhadap mukosa lambung.
Sedangkan COX-2, adalah enzim yang terbentuk hanya pada saat terjadi
peradangan/cedera, yang menghasilkan prostaglandin yang menjadi mediator
nyeri/radang. Jadi, sebenarnya yang perlu dihambat hanyalah COX-2 saja yang
berperan dalam peradangan, sedangkan COX-1 mestinya tetap dipertahankan.
Tapi masalahnya, obat-obat AINS ini bekerja secara tidak selektif. Ia bisa
menghambat COX-1 dan COX-2 sekaligus. Jadi ia bisa menghambat
pembentukan prostaglandin pada peradangan, tetapi juga menghambat
prostaglandin yang dibutuhkan untuk melindungi mukosa lambung. Akibatnya?
Lambung jadi terganggu.
Bagaimana pengatasannya?
Untuk mengatasi efek obat AINS terhadap lambung, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan. Pertama, sebaiknya digunakan setelah makan untuk
mengurangi efeknya terhadap lambung. Kedua, obat golongan AINS umumnya
dalam bentuk bersalut selaput yang bertujuan mengurangi efeknya pada
lambung, maka JANGAN DIGERUS atau DIKUNYAH. Ketiga, jika memang
menyebabkan lambung perih atau sudah ada riwayat maag atau gangguan
lambung sebelumnya, bisa diiringi penggunaannya dengan obat-obat yang
menjaga lambung seperti antasid, golongan H2 bloker seperti simetidin atau
ranitidin, golongan penghambat pompa proton seperti omeprazol atau
lansoprazol, atau dengan sukralfat.
Memilih Analgesik yang Pas .. :)

Created By : Cristopel Candra H.G Page 3

Kekuatan efek samping obat ini terhadap lambung berbeda-beda antar satu obat
dengan yang lain, maka pilihlah yang efeknya terhadap lambung paling kecil.
Adapun urutannya dari yang paling berisiko pada beberapa obat AINS terhadap
lambung adalah sebagai berikut :
NSAID Relative risk of GI
complications
Indomethacin 2.25
Naproxen 1.83
Diclofenac 1.73
Piroxicam 1.66
Tenoxicam 1.43
Meloxicam 1.24
Ibuprofen 1.19
Sumber : http://www.medscape.com/viewarticle
Tapi sebaiknya, mereka yang sudah punya riwayat gangguan lambung
menghindari penggunaan obat-obat AINS ini. Alternatif yang paling aman
adalah parasetamol atau asetaminofen. Obat ini tersedia dalam berbagai merk.
Mengapa parasetamol relatif aman terhadap lambung?
Parasetamol termasuk obat lama yang bertahan lama sebagai analgesik, karena
relatif aman terhadap lambung. Juga merupakan analgesik pilihan untuk anak-
anak maupun ibu hamil/menyusui. Mengapa ia sedikit beda dengan teman-
temannya sesama pereda nyeri?
Ya, parasetamol memiliki sedikit perbedaan dalam target aksi obatnya.
Parasetamol tidak berefek sebagai anti radang, tetapi lebih sebagai analgesik
dan anti piretik (obat turun panas). Ternyata, selain COX-1 dan COX-2, ada
pula COX-3. Ada peneliti yang menyatakan bahwa COX-3 adalah varian dari
COX-1, yang terdistribusi di sistem saraf pusat. Dengan penghambatan terhadap
COX-3 di otak/sistem saraf pusat, maka efeknya lebih terpusat dan tidak
menyebabkan gangguan pada lambung. Maka buat mereka yang punya
gangguan lambung, parasetamol adalah pilihan yang aman.
Tapi bukan berarti parasetamol tidak punya efek samping loo.. Efek samping
parasetamol larinya ke liver/hati. Ia bersifat toksik di hati jika digunakan dalam
dosis besar. Karena itu, dosis maksimal penggunaan parasetamol adalah 4
gram/sehari atau 8 tablet @ 500 mg/sehari. Melebihi itu, akan berisiko terhadap
hati.
Memilih Analgesik yang Pas .. :)

Created By : Cristopel Candra H.G Page 4

Efek samping AINS terhadap asma
Selain berefek samping terhadap lambung, AINS juga sering disebut-sebut bisa
memicu kekambuhan asma buat mereka yang sudah punya riwayat asma.
Bahkan cukup banyak pula penderita asma yang sensitif terhadap aspirin, yang
terpicu kekambuhan asmanya jika minum aspirin. Kok bisa ya? Tidak begitu
pasti penyebabnya, tetapi diduga hal ini berkaitan dengan dampak dari
penghambatan terhadap enzim COX. Penghambatan terhadap COX akan
mengarahkan metabolisme asam arakidonat ke arah jalur lipoksigenase yang
menghasilkan leukotrien. Leukotrien sendiri adalah suatu senyawa yang
memicu penyempitan saluran nafas (bronkokonstriksi). Karena itu, penderita
dengan riwayat asma juga harus hati-hati menggunakan obat-obat AINS.
Alternatif paling aman ya kembali ke parasetamol.
Apa alternatif lainnya?
Setelah mengetahui bahwa enzim COX yang lebih berperan dalam peradangan
adalah COX-2, bukan COX-1, maka para ahli berpikir untuk membuat obat
yang khusus menghambat COX-2 saja. Maka muncullah obat-obat coxib, yaitu
celecoxib, rofecoxib, valdecoxib, dll. Obat-obat ini sangat laris ketika pertama
kali dimunculkan, karena memenuhi harapan sebagian besar pasien yang harus
mengkonsumsi AINS dalam jangka waktu lama, tapi terhindar dari efek
terhadap lambung.
Apakah obat ini bebas dari efek samping?
Hm. ternyata tidak juga tuh. Beberapa tahun setelah diluncurkan di pasar,
mulai ada laporan-laporan kejadian efek samping gangguan kardiovaskular pada
penggunaan obat-obat ini, yaitu terjadinya gangguan jantung iskemi atau stroke
iskemi. Mengapa bisa terjadi?
Ternyata penghambatan secara selektif terhadap COX-2 juga memunculkan
masalah lain. Diketahui bahwa selain prostaglandin, COX-1 juga mengkatalisis
pembentukan tromboksan A2, suatu senyawa dalam tubuh yang berperan
dalam pembekuan darah dan bersifat vasokonstriktor (menyebabkan
penyempitan pembuluh darah). Ketika COX-1 dibiarkan tidak terhambat, maka
pembentukan tromboksan jalan terus, dan ini ternyata dapat menyebabkan
meningkatnya risiko terbentuknya gumpalan-gumpalan darah kecil (blood clots)
yang dapat menyebabkan tersumbatnya pembuluh darah. Jadilah gangguan
kardiovaskuler seperti yang disebutkan di atas.
Karena itu, VIOXX (rofecoxib) yang sudah beredar di pasar, pada tahun 2004
ditarik lagi dari peredaran oleh produsennya. Sementara itu, celecoxib
(Celebrex) tetap masih boleh beredar tetapi perlu ada pelabelan ulang pada
Memilih Analgesik yang Pas .. :)

Created By : Cristopel Candra H.G Page 5

kemasannya, di mana perlu dinyatakan bahwa obat ini harus digunakan secara
hati-hati oleh mereka yang memiliki riwayat gangguan kardiovaskuler.
Begitulah.. ternyata walaupun cuma mencari obat penghilang sakit, juga
perlu ada ilmunya. Dan perlu diingat, sebaiknya obat penghilang sakit ini
digunakan hanya jika perlu saja, karena obat-obat ini sifatnya adalah
simtomatik, atau menghilangkan gejala. Jika penyebab sakitnya sendiri belum
hilang, maka nyeri masih mungkin akan muncul kembali. Jadi misalnya sakit
kepala karena banyak hutang, maka segeralah bayar hutangnya analgesik
tidak bisa menyelesaikan masalah Anda.
Oke, demikianlah sekilas info.. Kalau masih bingung dalam memilih obat
analgesik, belilah di Apotek, dan carilah Apotekernya untuk berkonsultasi
Semoga bermanfaat

Você também pode gostar