Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun Oleh:
RAYMOND GOMGOM SITORUS
115060807111125
RAMZA ANANDA
115060800111089
NAUFAL SAID
115060800111050
115060807111114
Tunneling 6to4
Untuk setiap 32-bit alamat IPv4 global yang ditujukan untuk host, sebuah
prefix IPv6 48-bit dapat dibangun untuk digunakan oleh host tersebut (dan jika
memungkinkan, jaringan di balik itu) dengan menambahkan alamat IPv4
ke 2002 :: / 16 . Misalnya alamat global IPv4 192.0.2.4 memiliki prefix 6to4
yang sesuai 2002: c000: 0204 :: / 48. Hal ini memberikan panjang prefix 48
bit, yang menyisakan ruang untuk 16-bit bidang subnet dan 64 bit alamat host dalam
subnet.
Setiap alamat IPv6 yang diawali dengan prefix 2002 :: / 16 (dengan kata
lain, alamat dengan dua oktet pertama adalah 2002 heksadesimal) dikenal
sebagai alamat 6to4, yang bertentangan dengan alamat IPv6 asli yang tidak
menggunakan teknologi transisi.
Di samping memiliki kelebihan dapat menghubungkan dua jaringan IPv6 yang
terisolasi melalui infrastruktur IPv4, metode tunneling 6to4 juga memiliki kekurangan.
Karena metode 6to4 memerlukan alamat IPv4 router/node endpoint, maka 6to4
bergantung pada alamat IPv4 tersebut agar koneksi tetap terjaga. Jika router
endpoint mengganti alamat IPv4-nya, maka keseluruhan alamat 6to4 internal
network juga harus diganti dan disesuaikan dengan alamat IPv4 router endpoint
yang baru.
6to4
6to4 dapat digunakan oleh host individu atau jaringan IPv6 lokal. Ketika
digunakan oleh host, ia harus memiliki alamat IPv4 global yang terhubung, dan host
tersebut bertanggung jawab untuk enkapsulasi paket IPv6 yang keluar dan
dekapsulasi paket 6to4 yang masuk. Jika host dikonfigurasi untuk meneruskan paket
kepada klien lain, biasanya di dalam jaringan lokal, maka host tersebut berperan
sebagai router.
Menetapkan blok ruang alamat IPv6 untuk setiap host atau jaringan yang
memiliki alamat IPv4 global.
2.
3.
Deskripsi Awal
Sistem operasi yang kami gunakan adalah Linux Centos 6.5 di virtual box.
Ada 5 buah mesin virtual yang kami gunakan, 2 mesin virtual sebagai komputer
client(Host) menggunakan ipv6, dan 3 mesin virtual sebagai router. Dua mesin
virtual sebagai router gateway yang kemudian dikonfigurasi sebagai 6to4 tunneling
dan satu virtual mesin sebagai router utama. Router utama di sini menggunakan
IPV4.
Untuk komputer client masing-masing menggunakan satu interface yaitu eth0,
sedangkan untuk router maupun router utama menggunakan dua interface yaitu
eth0 dan eth1. Untuk konfigurasi 6to4 tunnelling menggunakan device sit0 pada dua
buah router yang berperan sebagai gateway.
Topologi Jaringan
10
Host1
Host2
10
Router1
router2
10
router utama
Host1
10
Host2
Router1
router2
Router utama
Host1
10
Host2
Router1
Router2
10
Router utama
4. Kemudian konfigurasi forwarding paket ipv6 dan ipv4 untuk tiap router
Router1
Router2
Router utama
Host1
10
Host2
10
10