drh. Dini Kurnia Ikliptikawati 09/289265/PKH/00380 DEFINISI Alergi pakan respon immun yang merugikan terhadap protein pakan.
Alergi pakan dibedakan dengan respon merugikan terhadap makanan lainnya, yaitu: intoleransi pakan, reaksi farmakologi, dan reaksi yang diperantarai toksin. Respon kulit terhadap komponen pakan pada anjing umumnya mengacu pada istilah cutaneous adverse food reactions (CAFRs), karena dasar dari pola respon immunologi yang belum diketahui (Hillier and Griffin, 2001). Meskipun paparan alergen pada pakan terjadi pertama kali pada saluran pencernaan, hanya 20- 30% anjing dengan CAFRs yang mengalami gejala gastrointestinal (Hillier and Griffin, 2001) sementara sebagian besar anjing memperlihatkan gejala kutaneus. Alergi pakan dapat menyerang anjing maupun kucing, jantan maupun betina, yang disteril maupun yang tidak tanpa pandang bulu. Tidak seperti atopi, tidak terdapat hubungan yang kuat antara ras tertentu/ spesifik dengan alergi pakan. Alergi dapat diperlihatkan sedikitnya umur lima bulan dan paling lama saat berumur 12 tahun, meskipun mayoritas kasus yang tercepat terjadi antara umur 2 dan 6 tahun. ETIOLOGI beberapa komposisi cenderung dapat menyebabkan alergi makanan ketimbang lainnya Dalam urutan, yang paling umum dicurigai adalah daging sapi (beef), produk-produk sapi perah, ayam, domba, ikan, telur ayam, iagung, gandum, dan kacang kedelai. komposisi yang paling dicurigai merupakan komposisi yang umum terdapat dalam pakan anjing (doog food). Beberapa protein dapat bersifat lebih antigenik dibandingkan dengan lainnya, Dapat berhubungan dengan jumlah paparan. GEJALA KLINIS sulit membedakan antara hewan yang menderita alergi pakan dengan hewan yang menderita atopi atau alergi lainnya berdasarkan gejala klinis gatal pada kulit yang terutama menyerang wajah, kaki, telinga, kaki depan, ketiak, dan area di sekeliling anus infeksi telinga kronis atau berulang, kerontokan, garukan yang berlebihan, hot spots, dan infeksi kulit yang dapat merespon antibiotik tetapi kambuh kembali saat antibiotik dihentikan Terdapat bukti bahwa anjing dengan alergi pakan kadangkala mengalami peningkatan kejadian pergerakan isi perut. Suatu studi memperlihatkan: anjing non-alergi mengalami pergerakan 1,5 kali per hari anjing dengan alergi pakan mengalami lebih dari 3 kali per hari
Gejala dari CAFRs dapat terjadi pada tempat predileksi yang sama dan tidak dapat dibedakan secara klinis dari Atopik Dermatitis (AD). studi retrospektif 63% anjing yang didiagnosa hipersensitifitas pakan berdasarkan uji eliminasi dan profokasi pakan memperlihatkan lesi-lesi kutaneus dan pruritus seperti AD (Chesney, 2002). CAFRs juga menghasilkan papular abdominal rash, otitis, seborrhoea atau pyoderma superfisial yang berulang (White, 1986; Carlotti et al., 1990).
Gejala klinis alergi pakan pada kulit
This yellow Labrador Retriever is licking, nibbling and chewing his paws due to a Cutaneous Adverse Food Reaction (food allergy) PATOGENESIS
Sel immun bertemu dengan protein alergenik produksi antibodi IgE Antibodi IgE mengenali protein alergenik sebagai bahaya inisiasi reaksi alergi Antibodi IgE mengikat reseptor pada permukaan protein, membentuk tag (penanda) Terdapat empat tipe reaksi hipersensitivitas: Tipe 1, Immediate IgE-mediated, Tipe 2, Cytotoxic, Tipe 3, Immune complex-mediated, Tipe 4, Delayed cell-mediated
PATOGENESIS
Patofisiologi dari respon alergi dapat dibagi menjadi dua fase: respon akut terjadi segera setelah paparan terhadap alergen gejalanya dapat surut atau melanjut menjadi late phase reaction late phase reaction perpanjangan gejala dapat berakhir dengan kerusakan jaringan.
Respon akut Tahap awal dari alergi reaksi hipersensitivitas tipe I respon sel immun T H 2 lymphocyte, T H 2 lymphocyte termasuk dalam subset sel T ( sel T juga memproduksi cytokine yang disebut interleukin-4 /IL-4) Sel T H 2 berinteraksi dengan limfosit lainnya yaitu sel B, yang perannya adalah memproduksi antibodi. Bergabung dengan sinyal yang disediakan oleh IL- 4, interaksi ini menstimulasi sel B untuk mulai memproduksi sejumlah besar IgE. IgE yang disekresikan bersirkulasi dalam darah dan mengikat IgE-specific receptor (suatu jenis Fc receptor yang disebut FcRI) pada permukaan mast cell dan basofil, yang keduanya terlibat dalam respon inflamasi akut. IgE-coated cells pada tahap ini peka terhadap alergen (Janeway, 2001)
Cross-linking IgE dengan Fc receptors terjadi ketika terdapat lebih dari satu IgE-receptor complex yang berinteraksi dengan molekul alergenik yang sama, dan mengaktivasi sel yang peka. Mast cell dan basofil yang teraktivasi mengalami proses yang dinamakan degranulasi, selama mengeluarkan histamin dan mediator kimia inflamasi lainnya (cytokines, interleukins, leukotrienes, dan prostaglandin) dari granulanya kedalam jaringan disekelilingnya mediator kimia menyebabkan beberapa efek sistemik, seperti vasodilatasi, sekresi mukus, stimulasi saraf, dan kontraksi otot polos. Hal ini dapat menyebabkan rhinorrhea, rasa gatal, dyspnea, dan anafilaksis. Gambar 2. Proses degranulasi pada alergi. 1 - antigen; 2 - IgE antibody; 3 - FcRI receptor; 4 - preformed mediators (histamine, proteases, chemokines, heparine); 5 - granula; 6 - mast cell; 7 mediator baru yang terbentuk (prostaglandins, leukotrienes, thromboxanes, PAF) Late-phase response Late-phase response disebabkan karena migrasi dari leukosit-leukosit lainnya seperti neutrofil, limfosit, eosinofil, dan makrofag pada daerah awal. Reaksi biasanya terlihat 2-24 jam setelah reaksi awal (Grimbaldeston, 2006). Cytokines dari mast cell juga memainkan peran dalam efek-efek jangka panjang yang persisten.
DIAGNOSIS The only way to accurately diagnose food allergies is with a food trial A food trial consists of feeding a dog a novel food source of protein and carbohydrate for 12 weeks. pertahankan diet hewan selama 12 minggu. Bila anjing memperlihatkan penurunan/ pengurangan gejala yang nyata, hewan dikembalikan pada pakan semula ('provocative testing) Jika gejala kembali setelah hewan dikembalikan pada pakan asalnya, maka dapat diambil diagnosis adanya alergi pakan. Jika tidak terdapat perubahan pada gejalanya, tetapi dugaan terhadap alergi masih kuat uji coba pakan dengan menggunakan sumber pakan lain yang baru. TERAPI Menghindari pakan penyebab alergi Tindakan jangka pendek bisa didapatkan melalui asam lemak, antihistamin, dan steroid, tetapi eliminasi produk pakan merupakan satu-satunya solusi untuk jangka panjang Terdapat 2 pilihan untuk pakan: Pakan komersial Pakan buatan sendiri (homemade) harus mengandung vitamin, mineral, dengan komposisi yang tepat. Perlu waspada bahwa beberapa hewan dengan alergi pakan dapat mengembangkan alergi terhadap pakan yang baru jika diberi pakan tersebut dalam jangka waktu yang cukup lama (Foster& Smith, 2010).