Você está na página 1de 22

Angina Ludwig atau dikenal juga dengan nama Angina

Ludovici, pertama kali dijelaskan oleh Wilheim


Frederickvon Ludwig pada tahun 1836

Angina Ludwig ialah infeksi ruang submandibula
berupa selulitis yang progresif dengan tanda khas
berupa pembengkakan seluruh ruang submandibula,
tidak membentuk abses dan tidak ada limfadenopati,
sehingga keras pada perabaan submandibula.
Pembengkakan pada submandibula

Epidemiologi
Kebanyakan kasus angina Ludwig dapat terjadi pada
orang sehat secara dini. Dengan terdapat faktor
predisposisi berupa diabetes mellitus, neutropenia,
alkoholik, anemia aplastik, glomerulonefritis,
dermatomyositis, dan sistemik lupus eritematosus.
Penderita terbanyak berkisar antara umur 20-60
tahun, walaupun pernah dilaporkan terjadi sejak 12
hari-84 tahun. Kasus ini dominan terjadi pada laki-
laki (3:1 sampai 4:1)
Etiologi
Angina Ludwig berawal dari infeksi odontogenik,
khususnya dari molar dua atau tiga bawah. Gigi-gigi
ini mempunyai akar yang terletak pada tingkat otot
myohyloid, dan abses di sini akan menyebar ke ruang
submandibula.
Organisme yang paling banyak ditemukan
padapenderita angina Ludwig melalui isolasi adalah
Streptococcus viridians dan Staphylococcus aureus.
bakteri gram positif, gram negatif, aerob maupun
anaerob.
Bakteri Anaerob
Bacteroides
peptostreptococci
Peptococci

Bakteri Aerob
Streptococcus viridians



Bakteri Gram Positif
Fusobacterium nucleatum,
Aerobacter aeruginosa,
spirochetes, dan Veillonella,
Candida, Eubacteria, dan
spesies Clostridium
Bakteri Gram Negatif
Neisseria, Escherichia coli, spesies
Pseudomonas, Haemophillus
influenza dan spesies Klebsiella

Patogenesis
Berawal dari etiologi di atas seperti infeksi gigi.
Nekrosis pulpa karena karies dalam yang tidak terawat
dan periodontal pocket dalam yang merupakan jalan
bakteri untuk mencapai jaringan periapikal.
Odontogen menyebar melalui jaringan ikat
(perkontinuitatum), P darah, dan p limfe
Penjalaran infeksi pada rahang atas dapat membentuk
abses palatal, abses submukosa, abses gingiva,
cavernous sinus thrombosis, abses labial, dan abses
fasial

Penjalaran infeksi pada rahang bawah dapat
membentuk abses subingual, abses submental, abses
submandibular, abses submaseter, dan angina Ludwig.
Penyebaran infeksi berakhir di bagian anterior yaitu
mandibula dan di bagian inferior yaitu otot mylohyoid.
Tulang hyoid membatasi terjadinya proses ini di
bagian inferior, dan pembengkakan menyebar di
daerah depan leher yang menyebabkan perubahan
bentuk dan gambaran Bull neck.


Gejala Klinis
Tooth pain
Painful neck swelling
Restricted neck movement
Dysphagia
Dysphonia
Sore throat
Fever, malaise


Langkah Penegakan Diagnosa
Anamnesis
Dari anamnesis didapatkan gejala klinisnya
Pemariksaan Fisis
Pada pemeriksaan tanda vital biasa ditemukan tanda-
tanda sepsis seperti demam, takipnea, dan takikardi
Selain itu juga ditemukan adanya edema bilateral, nyeri
tekan dan perabaan keras seperti kayu pada leher,
trismus, drooling,

disfonia, dan pada pemeriksaan mulut
didapatkan elevasi lidah


Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
darah tampak leukositosis yang mengindikasikan adanya infeksi
akut. Pemeriksaan waktu bekuan darah penting untuk dilakukan
tindakan insisi drainase.

Pemeriksaan Kultur dan Sensitifitas
pemilihan antibiotik dalam terapi
Foto x-ray posisi lateral
untuk mengidentifikasi adanya pembengkakan jaringan lunak dan
menyingkirkan kemungkinan penyebab lain adanya obstruksi jalan
nafas
Foto Panoramik
untuk mengidentifikasi lokasi abses serta struktur tulang yang
terlibat infeksi.
CT-scan
Menegakkan diagnosis Angina Ludwig ada empat
kriteria yang dikemukakan oleh Grodinsky yaitu:
Terjadi secara bilateral pada lebih dari satu rongga
Menghasilkan infiltrasi yang gangren-serosanguineous
dengan atau tanpa pus
Mencakup fasia jaringan ikat dan otot namun tidak
melibatkan kelenjar
Penyebaran secara perkontinuitatum dan bukan secara
limfatik

Komplikasi
Obstruksi jalan napas
Infeksi carotid sheath
Tromboplebitis supuratif pada vena jugular interna
Mediastenitis
Empiema
Efusi pleura
Osteomielitis mandibula
Pneumonia aspirasi

Penatalaksanaan
Proteksi dan kontrol jalan napas
Pemeberian antibiotik yang adekuat
Insisi dan drainase abses*
Hidrasi dan nutrisi adekuat
* Bila terjadi infeksi supuratif
Antibiotik yang biasa digunakan:
Ampicillin/sulbactam
Cefoxitin
Clindamycin*
Gentamicin
Penicillin G plus metronidazole
Piperacillin/tazobactam
Ticarcillin/clavulanate
* Diberikan pada pasien yang alergi terhadap penicillin
. PENCEGAHAN
Pencegahan dapat dilakukan dengan pemeriksaan gigi
ke dokter secara rutin dan teratur, penanganan infeksi
gigi dan mulut yang tepat dapat mencegah kondisi
yang akan meningkatkan terjadinya angina Ludwig.
(1)


Prognosis
bergantung pada kecepatan proteksi jalan napas dan
pemberian antibiotik
Kematian pada era preantibiotik adalah sekitar 50%
Namun dengan diagnosis dini, perlindungan jalan
nafas yang segera ditangani, pemberian antibiotik
intravena yang adekuat, penanganan dalam ICU,
penyakit ini dapat sembuh tanpa mengakibatkan
komplikasi. Dengan begitu angka mortalitas juga
menurun hingga kurang dari 5%
Kesimpulan
Angina Ludwig adalah suatu penyakit infeksi jaringan
lunak dasar mulut dan leher. Infeksi tersebut
disebabkan oleh bakteri gram positif, gram negatif,
aerob maupun anaerob. Biasanya penderita dengan
penyakit tersebut memiliki riwayat sakit gigi,
mengorek, dan mencabut gigi. Untuk menghindari
terjadinya komplikasi yang fatal, maka harus
mewaspadai gejala-gejala klinik dari penyakit tersebut,
salah satunya penyempitan jalan napas.

Mengontrol jalan napas sangat penting dan untuk itu
dipertimbangkan pemberian antibiotik, drainase, dan
trakeostomi. Dengan deteksi dan pengobatan dini,
maka angka mortalitas dapat dikurangi.

Você também pode gostar