Você está na página 1de 12

TAHAPAN AUDIT

Pertemuan 7
Matakuliah : A0124 / Audit Keuangan
Tahun : 2007


Bina Nusantara
TAHAPAN AUDIT
Tahap I
Merencanakan dan merancang pendekatan audit

Tahap II
Melaksanakan pengujian atas pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi

Tahap III
Melaksanakan prosedur analitis dan pengujian atas rincian
saldo

Tahap IV
Menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan audit
Bina Nusantara
Tahap I
Merencanakan dan merancang pendekatan audit
1. Perencanaan pendahuluan
2. Perolehan informasi mengenai latar belakang klien
3. Perolehan informasi mengenai Perolehan informasi
mengenai kewajiban hukum klien
4. Melaksanakan prosedur analitis pendahuluan
5. Menentukan materialitas, dan menaksir risiko audit dan
risiko bawaan yang dapat diterima
6. Pahami struktur pengendalian internal dan tetapkan
risiko
7. Kembangkan rencana audit keseluruhan dan program
Bina Nusantara
ALASAN AUDIT HARUS DIRENCANAKAN DENGAN
BAIK :
1. Memperoleh bukti kompeten yang cukup
Dimaksudkan untuk menekan tanggungjawab hukum
seminimal mungkin, dan mempertahankan reputasi
yang baik dalam msayarakat profesi.
2. Membantu menekan biaya
Dalam rangka persaingan agar klien tidak lari (tentunya
dengan mempertahhankan kualitas pekerjaan)
3. Menghindari salah pengertian dengan klien
Dimaksudkan untuk menjaga hubungan baik dengan
klien dan memudahkan pelaksanana pekerjaanyang
bermutu dengan biaya yang wajar
Bina Nusantara
1. PERENCANAAN AWAL / PENDAHULUAN
1) Keputusan menolak atau menerima penugasan (klien
lama dan klien baru)
2) Mengidentifikasikan alasan-alasan klien untuk diaudit
3) Menentukan staf yang ditugasi
4) Mendapatkan surat penugasan
Bina Nusantara
2. MEMPEROLEH INFORMASI LATAR
BELAKANG KLIEN
MAKSUD:
1. Memahami prinsip
akuntansi dan sesuaikan
dengan SAK?
2. Identifikasi dan
menetapkan risiko audit
3. Memahami & identifikasi
risiko bawaan
CARA:
a. Diskusi dg auditor lalu & pegawai
b. Dari pedoman audit, majalan,
asosiasi
c. Program latihan
d. Permanent files
e. Peninjauan falisitas klien
f. Menelaah kebijakan perusahaan
g. Menelaah pihak hub istimewa
h. Evaluasi kebutuhan tenaga expert
Bina Nusantara
3. MEMPEROLEH INFORMASI MENGENAI
KEWAJIBAN HUKUM KLIEN
Diperoleh melalui:
Akte pendirian dan
anggaran dasar
Risalah rapat (Pemegang
Saham, Dekom, Direksi)
Kontrak
Bina Nusantara
4. MELAKSANAKAN PROSEDUR ANALITIS
PENDAHULUAN
TUJUAN PROSEDUR
Memahami industri Hitung rasio-rasio kunci & ban-
klien dingkan dg rata2 perush lain
Menilai kelangsungan Hitung rasio hutang thd ekuitas
hidup perusahaan & bandingkan dg th lalu dan
perusahaan lain yg sukses
Menunjukkan kemungkinan Bandingkan dg beban repair &
salah saji material maintenance dg th lalu
Mengurangi pengujian Bandingkan dg biaya dibayar
Terinci dimuka dan akun terkait th lalu
Bina Nusantara
5. MENENTUKAN MATERIALITAS DAN MENAKSIR
RISIKO AUDIT DAN RISIKO BAWAAN YANG DAPAT
DITERIMA
Materialitas didefinisikan sebagai jumlah atau besarnya
salah saji dalam informasi akuntansi yang, dalam
kaitannya dengan kondisi yang bersangkutan, mungkin
membuat pertimbangan keputusan pihak yang
berkepentingan berubah atau berpengaruh oleh salah saji
tersebut.
Pertimbangan materialitas mencakup:
- Pertimbangan kuantitas
- Pertimbangan kualitas
Bina Nusantara
PENYEBAB SALAH SAJI
Salah saji karena kekeliruan (errors)
Sifatnya: Tidak sengaja
Pelaku: Umumnya karyawan
Contoh: Salah hitung/salah posting

Salah saji karena ketidak-beresan (irregularities)
Sifatnya: Disengaja
Pelaku: Karyawan (pencurian harta, penjualan tunai dan
penagihan yang tdk dicatat).
Manajemen (pelaporan yang menyesatkan)
Bina Nusantara
RISIKO AUDIT
Risiko bawaan (inherent risk)
Kerentaan suatu saldo akun atau golongan transaksi
terhadap suatu salah saji yang material, dengan asumsi
bahwa tidak terdapat kebijakan dan prosedur SPI yang
terkait. Contoh:
Risiko pengendalian (control risk)
Risiko bahwa suatu salah saji material yang dapat terjadi
dalam suatu asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi
secara tepat waktu oleh SPI
Risiko deteksi/penemuan (detection risk)
Risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji
material yang terdapat dalam suatu asersi
Bina Nusantara
HUBUNGAN ANTAR RISIKO AUDIT
Kerentaan asersi
Individu terhadap
Salah saji material
Struktur
Pengenda-lian
Intern
Salah saji di-cegah
dan di-deteksi de-
ngan struktur
pengendalian intern
klien
Salah saji material tidak
dapat dicegah atau
dideteksi dengan struktur
pengendalian intern
Prosedur audit untuk
memverifikasi asersi
Salah saji dide-teksi
dengan prosedur veri-
fikasi auditor
Laporan keuangan yang
berisi salah saji material,
namun diberikan
pendapat WTP
Salah saji material
tetap tidak dapat
dideteksi dalam
asersi individu
Risiko Bawaan
Risiko Pengendalian
Risiko Deteksi

Você também pode gostar