Você está na página 1de 16

1. a.

kerucut semburan yang terbentuk dari erupsi lava yang encer


b. kerucut parasite ( parasite cone) terbentuk oleh erupsi lereng gunung api yang besar
c. kerucut sinder (sinder cone) terbentuk oleh letusan kecil pada kaki gunung api.
Cinder cone (scoria cone) adalah bukit berbentuk kerucut yang curam. Terbentuk dari
akumulasi fragmen-fragmen vulkanik di sekitar suatu lubang vulkanik dan terbentuk
dari material piroklastik. Cinder cone dapat berukuran berkisar puluhan hingga
ratusan meter.

d. danau vulkanik, depresi vulkanik yang terisi oleh air sehingga membentuk danau



e. kawah vulkanik, depresi vulkanik terbentuk oleh letusan dengan diameter 1,5 km dan
tidak terisi oleh apapun selain material hasil letusan


f. Kaldera (caldera) adalah kawah (umumnya pada gunung berapi). Terbentuk dari
runtuhnya tanah/dataran sebagai akibat dari erupsi gunung berapi. Keruntuhan dapat
disebabkan karena kosongnya dapur magma paska erupsi besar gunung berapi.
depresi vulkanik terbentuknya belum tentu oleh letusan tetapi didahului dengan
amblesan pada kompleks vulkanik, dengan diameter > 1,5 km. pada sering muncul
gunung api baru



2. a. cuesa adalah punggung bukit /perbukitan curam yang terbentuk dari lapisan batuan
sediment pada struktur homoklinal. Memiliki lereng yang curam dimana terlihat lapisan-
lapisan batuan pada tepi lerengnya.



b. hogback adalah barisan perbukitan homoklinal yang terbentuk dari monocline.
Tersusun atas kemiringan lapisan batuan yang menonjol dari lingkungan sekitarnya.
Memiliki kemiringan/kecuraman lebih dari 30
o
40
o
dengan kemiringan yang hampir
simetris pada setiap punggung bukit.



c. Mesa merupakan dataran tinggi dengan permukaan atas yang datar dan sisi tebing yang
curam. Umumnya terbentuk dari pengangkatan lapisan horisontal batuan oleh kegiatan
tektonik. Messa merupakan karakteristik dari bentang alam yang kering.



d. Butte adalah suatu bukit terisolasi yang curam yang umumnya memiliki sisi vertical,
datar di permukaan atas dan lebih kecil dibandingkan Messa






e. Horst adalah bentuk patahan yang mengalami pengangkatan ke atas diantara dua bagian
yang rendah.


f. Graben (slenk) adalah bentuk patahan yang mengalami pemerosotan ke bawah di antara
dua bagian yang tinggi.


g. antiklin menujam adalah lembah tiga fore slope yang saling berhadapan





h. sinkilin menujam adalah lembah tiga back slope yang saling berhadapan






7. a. Speleothems (Ornamen Gua)


Speleothems yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti endapan gua. Speleothems
adalah bentukan alam hasil pengendapan ulang larutan jenuh kalsium karbonat


yang menghiasi bagian dalam gua yang berupa stalactite, stalagmite, column (pilar),
dan flowstone.
Pembentukan ornament gua (speleothems) berasal dari air tanah kars. Pergerakan air
tanah kars dimulai dari masuknya air hujan menuju saluran pelarutan di bawah
permukaan melalui porositas primer & sekunder. Air tanah tersebut bergerak melalui
saluran pelarutan dan celah antar bidang perlapisan serta melalui ruang antar butir.
Proses ini disebabkan karena air tanah yang menetes dari atap gua mengandung lebih
banyak CO2 daripada udara sekitarnya. Dalam rangka mencapai keseimbangan, CO2
menguap dari tetesan air tersebut. Hal ini menyebabkan berkurangnya jumlah asam
karbonat, yang artinya kemampuan melarutkan kalsit menjadi berkurang. Akibatnya air
tersebut menjadi jenuh kalsit (CaCO3) dan kemudian mengendap.
Berbagai ornamen gua (speleothem) yang sering di jumpai :
1. Stalaktit
Terbentuk dari tetesan air dari atap gua yang mengandung kalsium karbonat (CaCO3
) yang mengkristal, dari tiap tetes air akan menambah tebal endapan yang membentuk
kerucut menggantung dilangit-langit gua. Berikut ini adalah reaksi kimia pada proses
pelarutan batu gamping : CaCO3 + CO2 + H2O Ca2 + 2HCO3
2. Stalagmit
Merupakan pasangan dari stalaktit, yang tumbuh di lantai gua karena hasil tetesan air
dari atas langit-langit gua.
3. Tirai
Tirai terbentuk dari air yang menetes melalui bidang rekahan yang memanjang pada
langit-langit yang miring hingga membentuk endapan cantik yang berbentuk
lembaran tipis vertical yang berjejer/ bersekat.

4. Teras
Teras Travertin merupakan kolam air di dasar gua yang mengalir dari satu lantai
tinggi ke lantai yang lebih rendah, dan ketika mereka menguap, kalsiumkarbonat
diendapkan di lantai.

Gambar Gambar Ornamen Gua (Speleothem) :

Canopies

Aragonites

BalBalons

Bathubs


Coraloids


STalagmit

Draperies


Flowstone



Helictites

Moonmilk



Pool Finger


Stalagmit


b.Surupan (doline/sinkhole)


Surupan (doline), yaitu depresi tertutup hasil pelarutan dengan diameter mulai dari
beberapa meter sampai beberapa kilometer, kedalaman bisa sampai ratusan meter dan
mempunyai bentuk bundar atau lonjong. Jenning (1971) dan Bloom (1979),
mengemukakan bahwa ada lima macam surupan yang dikenal yaitu surupan runtuhan
(collapse dolines), surupan pelarutan (solution dolines), subsidence dolines, subjacent
kars collapse dolines dan star-shape doline.
Berikut ini dijelaskan proses terjadinya surupan (doline/sinkhole/luweng)Pada
awalnya ada sebuah retakan yang membentuk lubang akibat masuknya air. Daerah ini
biasanya terjadi pada daerah yg tersusun oleh batu gamping. Batugamping ini relatip
mudah terlarutkan ketimbang batupasir (batuan yang terssun oleh pasir, biasanya
mineral kuarsa). Relatif mudah terlarutkan ini jangan coba-coba di rumah melarutkan
batugamping ya,proses pelarutan ini berjalan dalam puluhan ribu tahun juga. Karena
adanya aliran bawah tanah, maka akan muncul rongga karena bagian bawah terjadi
erosi oleh aliran sungai bawah tanah.
Proses ini berlangsung terus menerus dengan kikisan serta jatuhan dari batuan
diatasnya. Hingga akhirnya bolongan ini membentuk ruang cukup lebar dan jembatan
dibagian atas tidak kuat menahan dan BLUNG ! Lubang ini tidak seluruhnya
memenuhi hingga dasar terbawah, karena volume yang mengisi batuan atas tidak
seluruhnya hilang. Kedalaman lubang bisa mulai hanya beberapa meter hingga
berukuran besar sedalam 100 meter seperti yang di Guatemala itu.
Proses pengendapan diatas cekungan ini akhirnya menutup doline yang seringkali
tidak disadari oleh penghuni diatasnya. Proses siklus ini berjalan ribuan tahun yang
dalam skala geologi yang sering dalam juta tahun bisa saja hanya disebut proses yang
sekejap. Tetapi walaupun telah terjadi hanya seribu tahun yang lalu, barangkali kita
tidak memiliki rekaman itu, dan kita hanya menggunakan tanah diatasnya itu seolah-
olah dahulu tidak terjadi apa-apa.

Gambar proses terjadinya surupan (doline/sinkhole/luweng)













c. Uvala


Uvala adalah cekungan tertutup yang luas yang terbentuk oleh gabungan dari beberapa
danau doline. Uvala memiliki dasar yang tak teratur yang mencerminkan ketinggian
sebelumnya dan karakteristik dari lereng doline yang telah mengalami degradasi serta
lantai dasarnya tidak serata polje (Whittow, 1984)
Proses terbentuknya uvala merupakan lanjutan setelah terbentuknya surupan
(doline/sinkhole/luweng), yaitu akibat dari proses pelarutan yang terkonsentrasi yang
semakin berkembang bentuk dari doline tersebut.

d. Polje


Polje adalah depresi tertutup yang besar dengan lantai dasar dan dinding yang curam,
bentuknya tidak teratur dan biasanya memanjang searah jurus perlapisan atau zona
lemah structural. Pembentukannya dikontrol oleh litologi dan struktur dan mengalami
pelebaran oleh proses korosi lateral pada saat ia terisi air (Riiter, 1979). Polje
mempunyai ukuran yang sangat besar minimal dalam satuan kilometer persegi.
Terjadi akibat dari perluasan uvala karena proses solusi dan collapse. Maksudnya
adalah terjadi karena telah berlangsungnya proses solusi/pelarutan tanpa mendapat
gangguan lain terhadap batuan.

e. Lembah kars (karst valley)


Adalah lembah atau alur yang besar yang terdapat pada lahan kars. Lembah ini
terbentuk oleh aliran air permukaan yang mengerosi batuan yang dilaluinya. Secara
umum, lembah kars dapat dibedakan menjadi beberapa macam dengan sifat pembaeda
yang jelas (Ritter, 1978). Dalam hal ini disebutkan ada empat macam lembah kars,
yaitu :
- Allogenic Valley, yaitu lembah yang bagian hulunya berada pada batuan yang kedap air
kemudian masuk kedalam daerah kars. Panjang pendeknya lembah allogenik ini
tergantung pada besar kecilnya aliran yang membentuk, semakin besar alirannya maka
semakin panjag lembah yang terbentuk.
- Lembah Buta (Blind Valley), yaitu lembah atau sungai pada lahan kars yang secara tiba-
tiba berakhir pada suatu tempat dan biasanya pada akhir lembah ini air permukaan tanah
akan masuk kedalam tanah. Bila suatu saat aliran dapat melampaui lembah tersebut
(misal, saat hujan lebat atau terjadi pencairan es), maka lembah ini disebut sebagai
semiblind valley, - Pocket Valley, yaitu lembah yang dimulai dari tempat keluarnya air
yang masuk melalui surupan. Pada umumnya pocket valley berasosiasi dengan mata air
yang besar yang keluar diatas batuan kedap air yang terletak dibawah lapisan
batugamping yang tebal. Lembah in umumnya berbentuk huruf U dan memiliki tebing
yang curam, ukurannya tergantung besar kecilnya debit mata air yang keluar. Sweeting
(1973) dalam Ritter (1978) menyebutkan bahwa panjang lembah ini dapat mencapai 8
km, lebar 1 km dan dalamnya berkisar antara 300 - 400 meter.
- Lembah Kering (Dry Valleys), yaitu lembah pada lahan kars yang mirip dengan lembah
fluviatil, hanya saja (sesuai dengan namanya) lembah ini tidak berfungsi sebagai
penyaluran air permukaan (kering), karena air hujan yang jatuh dan masuk kedalam lebah
ini dengan segera akan meresap kedalam retakan batuan dasarnya.
Terbentuk karena batuan muda dilarutkan dalam air dan membentuk sebuah lembah.
Biasanya lembah kars terjadi pada wilayah yang tersusun oleh batugamping, batuan
dolomit atau gamping dolomitan. Dan lembah kars dapat berkembang di daerah yang
mempunyai curah hujan cukup.
8. a. Transversal Dune (Gumuk Pasir Melintang)

Transversal dune merupakan punggungan-punggungan pasir yang berbentuk
memanjang tegak lurus dengan arah angin yang dominan. Bentuk ini tidak dipengaruhi
oleh tumbuh-tumbuhan.
Gumuk pasir ini terbentuk di daerah yang tidak berpenghalang dan banyak cadangan
pasirnya. Transversal dune terbentuk pada daerah dengan penambahan pasir yang
banyak dan kering, angin bertiup secara tetap misalnya pada sepanjang pantai. Pasir
yang banyak itu akan menjadi suatu timbunan pasir yang berupa punggungan atau
deretan punggungan yang melintang terhadap arah angin. Gumuk pasir ini akan
berkembang menjadi bulan sabit apabila pasokan pasirnya berkurang.
b. Parabolic Dune (Gumuk Pasir Parabolik)


Parabolic dune merupakan dune yang berbentuk sekop/sendok atau berbentuk parabola.
Bentuk ini dipengaruhi oleh adanya tumbuh-tumbuhan.
Gumuk pasir ini hampir sama dengan gumuk pasir barchan akan tetapi yang
membedakan adalah arah angin. Gumuk pasir parabolik arahnya berhadapan dengan
datangnya angin. Awalnya, mungkin gumuk pasir ini berbentuk sebuah bukit dan
melintang, tetapi karena pasokan pasirnya berkurang maka gumuk pasir ini terus
tergerus oleh angin sehingga membentuk sabit dengan bagian yang menghadap ke arah
angin curam.

c. Longitudinal Dune


Longitudinal dune merupakan punggungan-pungungan pasir yang terbentuk
memanjang sejajar dengan arah angin yang dominan. Material pasir diangkut secara
cepat oleh angin yang relatif tetap.
Longitudinal dune mempunyai arah memanjang searah dengan arah angin yang efektif
dan dominan. Terbentuk karena angin tertahan oleh rumput atau pohon-pohon kecil.
Kadang-kadang berbentuk seperti lereng dari suatu lembah.
d. Barchan Dune


Gumuk pasir ini bentuknya menyerupai bulan sabit dan terbentuk pada daerah yang
tidak memiliki barrier. Besarnya kemiringan lereng daerah yang menghadap angin lebih
landai dibandingkan dengan kemiringan lereng daerah yang membelakangi angin,
sehingga apabila dibuat penampang melintang tidak simetri. Ketinggian gumuk pasir
barchan umumnya antara 5 15 meter.
Barchan dune terbentuk pada daerah yang terbuka, tak dibatasi oleh topografi/tumbuh-
tumbuhan dimana arah angin selalu tetap dan penambahan pasir terbatas dan berada di
atas batuan dasar yang padat. Barchan ini berbentuk koma dengan lereng yang landai
pada bagian luar, serta mempunyai puncak dan sayap. Gumuk pasir ini merupakan
perkembangan, karena proses eolin tersebut terhalangi oleh adanya beberapa tumbuhan,
sehingga terbentuk gumuk pasir seperti ini dan daerah yang menghadap angin lebih
landai dibandingkan dengan kemiringan lereng daerah yang membelakangi angin.
http://titis-pujipangastuti.blogspot.com/2012_05_01_archive.html
http://www.teguhbayu.com/2011/05/proses-terbentuknya-sinkhole.html
http://anugrany.blogspot.com/
http://pencariilmu-goresantinta.blogspot.com/2010/06/bentuklahan-asal-proses-solusioal.html
http://aryadhani.blogspot.com/2009/05/bentang-alam-eolian.html
http://udhnr.blogspot.com/2009/01/gumuk-pasir-atau-sand-dunes.html





http://www.academia.edu/1748967/Bentang_Alam_Vulkanik_Volcanic_Landscape_
http://geohazard009.wordpress.com/
http://sarwoedi.wordpress.com/sebar-ide/gejala-alam-
kebumian/http://aryadhani.blogspot.com/2009/05/bentang-alam-struktural.html

Você também pode gostar