Você está na página 1de 7

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR

LISTRIK
PENGUKURAN TAHANAN MENGGUNAKAN
MULTIMETER ANALOG

NAMA PELAPOR: HIDAYAH CAHYANI GHUFRON (KE 1D/13)


NAMA PARTNER: 1. FINDRI APRILIANTO

(KE 1D/11)

2.FUAD ARDIANSYAH

(KE 1D/12)

3.JEV N.HILGA

(KE 1D/14)

4.M.SYAIFUL FUAD

(KE 1D/15)

TANGGAL PERCOBAAN

: 23 APRIL 2012

TANGGAL PENYERAHAN

: 30 APRIL 2012

PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2012

A. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan, mahasiswa diharapkan:
1. Dapat mengetahui bagian-bagian multimeter analog
2. Dapat menggunakan multimeter analog dan membaca skala/nilai pada
multimeter analog
3. Dapat mengetahui hambatan menggunakan multimeter analog.

B. Dasar Teori
Multimeter adalah alat pengukur listrik digunakan untuk mengukur tegangan
(Volt meter), hambatan (Ohm meter), maupun arus listrik (Ampere meter).
Multimeter dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu multimeter analog dan
multimeter digital.
1. Multimeter analog menggunakan jarum penunjuk skala sebagai penunjuk
nilai ukurnya.
2. Multimeter digital menggunakan bilangan digital (tanpa jarum penunjuk
skala) sebagai penunjuk nilai ukurnya.
Mutimeter memiliki batas ukur (range) adalah nilai-nilai yang sudah
ditentukan pada panel multimeter untuk memudahkan pengguna
multimeter dalam menganalisa suatu pengukuran dan dapat dengan
mudah menentukan hasil pengukuran, juga untuk membuat batas nilai
standar pengukuran. Multimeter analog menggunakan peraga jarum
moving coil dan besaran ukur berdasarkan arus.
Bagian-bagian multimeter :

FUNGSI
1. Papan Skala : digunakan untuk membaca hasil pengukuran. Pada papan
skala terdapat skala-skala; tahanan/resistan (resistance) dalam satuan
Ohm (), tegangan (ACV dan DCV), kuat arus (DCmA), dan skala-skala
lainnya.
2. Saklar Jangkauan Ukur : digunakan untuk menentukan posisi kerja
Multimeter, dan batas ukur (range). Jika digunakan untuk mengukur nilai
satuan tahanan (dalam W), saklar ditempatkan pada posisi W, demikian
juga jika digunakan untuk mengukur tegangan (ACV-DCV), dan kuat
arus (mA-mA). Satu hal yang perlu diingat, dalam mengukur tegangan
listrik, posisi saklar harus berada pada batas ukur yang lebih tinggi dari
tegangan yang akan diukur. Misal, tegangan yang akan diukur 220 ACV,
saklar harus berada pada posisi batas ukur 250 ACV. Demikian juga jika
hendak mengukur DCV.
3. Sekrup Pengatur Posisi Jarum (preset) : digunakan untuk menera jarum
penunjuk pada angka nol (sebelah kiri papan skala).
4. Tombol Pengatur Jarum Pada Posisi Nol (Zero Adjustment) : digunakan
untuk menera jarum penunjuk pada angka nol sebelum Multimeter
digunakan untuk mengukur nilai tahanan/resistan. Dalam praktek, kedua
ujung kabel penyidik (probes) dipertemukan, tombol diputar untuk
memosisikan jarum pada angka nol.

5. Lubang Kabel Penyidik : tempat untuk menghubungkan kabel penyidik


dengan Multimeter. Ditandai dengan tanda (+) atau out dan (-) atau
common. Pada Multimeter yang lebih lengkap terdapat juga lubang untuk
mengukur hfe transistor (penguatan arus searah/DCmA oleh transistor
berdasarkan fungsi dan jenisnya), dan lubang untuk mengukur kapasitas
kapasitor.
Penghambat aliran listrik biasanya disebut Tahanan (R) dalam satuan ohm.
Sebuah penghantar disebut mempunyai tahanan sebesar satu ohm bila
perbedaan ujungnya diberikan perbedaan potensial sebesar satu volt dengan
arus satu amper mengalir diantara kedua ujung tersebut. Dalam penghantar
jenis apapun, selama suhunya tetap,perbandingan antara perbedaan potensial
pada ujungujungnya dengan besarnya arus yang mengalir disepanjang
penghantar adalah sama. Dengan demikian untuk setiap penghantar
berlaku : Tegangan Pada pengantar / Arus dalam penghantar = tetap.

C. Alat Yang Digunakan


1. Resistor

: 17 buah

2. Multimeter analog

: 2 buah

D. Langkah Kerja
1. Menyiapkan alat yang digunakan untuk pengukuran
2. Dalam pengukuran ini dipilih 17 buah resistor dengan nilai 5,6 ;1,2 ;
4,7 ; 56 ; 47 ; 100 ; 82 ; 220 ; 470 ; 270 ; 820 ; 680 ;
47K ; 33K ; 1,8K ; 3,3K ; 270 . Lalu dilakukan pengukuran pada
setiap resistor tersebut menggunakan multimeter analog.
3. Menentukan range dengan memisahkan klasifikasi tahanan.Untuk tahanan
(0 -10 ) menggunakan range x 1

(10 -100 ) menggunakan range x 10


(100 -1000 ) menggunakan range x 100
(1000 -~) menggunakan range x 1k
4. Tiap kali range di pindah pada posisi ohm ( x1, x10, x100, x1k / 10k )
maka harus selalu melakukan kalibrasi agar pengukuran resistansinya
akurat.
5. Cara melakukan kalibrasi pada pengukuran resistansi, probe merah &
hitam kita hubungkan maka jarum akan menyimpang ke posisi nol ( nol
untuk ohm meter kebalikan dari yang lainnya, berada di sebelah kanan ).
6. Apabila jarum belum sampai pada posisi nol maka knop setting nol dapat
di putar untuk mengatur jarum supaya tepat pada posisi nol.
7. Kalau knop setting nol sudah di putar putar tetap tidak mau sampai pada
posisi nol berarti batu baterai yang ada pada multimeter harus di ganti.
8. Hubungkan probe hitam & probe merah pada resistor yang akan diukur
resistansinya ( probe di bolak balik tidak masalah ).
9. Setelah probe terhubung maka di layar multimeter jarum akan bergerak
yang menunjukan nilai resistansi ( nilai skala resistansi berada pada posisi
paling atas ).
10. Hasil yang terukur pada skala multimeter dikalikan dengan range yang
telah ditentukan sebelumnya.
11. Mengulangi percobaan dengan resistor yang telah ditentukan.

E. Hasil Percobaan

Nilai masing-masing resistor


Tahanan ()

0 10

10 100

100 1000

1000 - ~

Tertulis / Tertera ()

Terukur ()

5,6

1,2

4,7

4,2

56

50

47

44

100

100

82

79

220

170

470

430

270

260

820

790

680

660

47 k

44 k

33 k

30,8 k

1,8 k

1,6 k

3,3 k

3,1 k

270

285

Você também pode gostar