Você está na página 1de 21

1

1. Fisiologi Menstruasi Normal


1.1 Pendahuluan
Haid (menstruasi) ialah perdarahan yang siklik dari uterus
sebagai tanda bahwa alat kandungan dalam tubuh seorang wanita
menjalankan fungsinya. Panjang siklus haid ialah jarak antara tanggal
mulainya haid yang lalu dan mulainya haid yang baru. Hari mulainya
perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Panjang siklus haid yang
dianggap normal biasanya adalah 28 hari, tetapi variasinya cukup
luas, bukan saja antara beberapa wanita tetapi juga pada wanita yang
sama. Juga pada kakak beradik bahkan saudara kembar, siklusnya
selalu tidak sama. Lebih dari 90% wanita mempunyai siklus
menstruasi antara 24 sampai 35 hari. Diagram di bawah ini
menunjukkan variasi dalam lamanya siklus haid seorang wanita

Lama haid biasanya antara 3 6 hari, ada yang 1 2 hari dan
diikuti darah sedikit sedikit kemudian, dan ada yang sampai 7 8 hari.
Pada setiap wanita biasanya lama haid itu tetap. Kurang lebih 50%
darah menstruasi dikeluarkan dalam 24 jam pertama. Cairan
menstruasi terdiri dari autolisis fungsional, exudat inflamasi, sel darah
merah, dan enzym proteolitik.
Siklus menstruasi normal pada manusia dapat dibagi menjadi
dua segmen : siklus ovarium dan siklus uterus. Siklus ovarium lebih
lanjut dibagi menjadi fase follikular dan fase luteal, mengingat siklus
2

uterus juga dibagi sesuai fase proliferasi dan sekresi. Siklus ovarium
digolongkan seperti :
a. Fase follikuler: pada fase ini terjadi umpan balik hormonal yang
menyebabkan maturisasi follikel pada pertengahan siklus yang
dipersiapkan untuk ovulasi. Lama fase folikuler ini kurang lebih
10-14 hari.
b. Fase luteal: yaitu fase waktu dari awal ovulasi sampai awal
menstruasi, dengan waktu kurang lebih 14 hari.

1.2 Perubahan ovarium dalam siklus haid
a. Ovarium selama masa neonatus
Bayi baru lahir memiliki 400.000 folikel pada kedua ovarium.
Diameternya kurang lebih 1 cm, dengan berat sekitar 250 350
mg pada waktu lahir. Pada masa ini seluruh oosit terdapat dalam
bentuk follikel primordial.
b. Ovarium selama masa anak-anak
Pada masa anak anak fungsi ovarium masih belum normal.
Ovarium sebagian besar terdiri atas kortek yang mengandung
banyak follikel primordial. Follikel mulai berkembang akan tetapi
tidak pecah dan kemudian mengalami atresia insitu. Hormon
hipofise yang diperlukan untuk ovulasi belum berfungsi dengan
baik. Hormon gonadotropin baru meningkat kadarnya pada usia 9
tahun yang menyebabkan produksi estrogen juga meningkat.
Peningkatan ini menyebabkan perkembangan tanda kelamin
sekunder pada wanita. Menarche biasanya terjadi setelah 2
tahun setelah itu.
c. Ovarium pada masa reproduksi
Masa reproiduksi biasanya terjadi pada umur kira kira 12 16
tahun dan berlangsung kurang lebih 35 tahun dalam hidup
manusia. Pada ovarium terjadi perubahan dimana follikel
primordial tumbuh menjadi besar serta banyak mengalami atresia,
biasanya hanya sebuah follikel yang tumbuh terus membentuk
3

ovum dan pecah pada waktu ovulasi. Pada awal pubertas germ
cell berkurang dari 300.000 sampai 500.000 unit. Selama usia
reproduksi yang berkisar antara 35 40 tahun, 400 sampai 500
akan mengalami ovulasi. Follikel akan berkurang sampai
menjelang menopause dan tinggal beberapa ratus pada saat
menopause. Kira kira 10 15 tahun sebelum menopause sudah
terjadi peningkatan jumlah follikel yang hilang. Ini berhubungan
dengan meningkatnya hormon FSH. Dalam tahun reproduksi,
pematangan follikel akibat interaksi antara hipotalamus - pituitari
gonad.
d. Perkembangan folikel
Mula mula sel sel yang berada disekeliling ovum jumlahnya
berlipat ganda, kemudian diantara sel sel ini muncul rongga yang
berisi cairan yang dinamankan liquor folliculi. Hal ini membuat
ovum terdesak ke pinggir dan terdapat di tengah tumpukan sel
yang menonjol ke dalam rongga follikel. Tumpukan sel dengan sel
telur didalamnya disebut cumulus oophorus. Antara sel telur dan
sel sekitarnya terdapat zona pelluzida. Sel sel granulosa lainnya
yang membatasi ruang follikel disebut membrane granulosa.
Dengan tumbuhnya follikel jaringan ovarium sekitar follikel
tersebut terdesak keluar dan membentuk 2 lapisan, yaitu theca
interna yang banyak mengandung pembuluh darah dan theca
externa yang terdiri dari jaringan ikat yang padat. Follikel yang
masak ini disebut follikel de Graaf.
Follikel de Graaf menghasilkan estrogen dimana tempat
pembuatannya terdapat di theca interna. Liquor follikuli yang
terbentuk terus menyebabkan tekanan didalam follikel makin
tinggi, tetapi untuk terjadinya ovulasi bukan hanya tergantung
pada tekanan tinggi tersebut melainkan juga harus mengalami
perubahan perubahan nekrobiotik pada permukaan follikel follikel.
Pada permukaan ovarium sel sel menjadi tipis hingga pada suatu
waktu follikel akan pecah dan mengakibatkan keluarnya liquor
4

follikuli bersama dengan ovumnya yang dikelilingi oleh sel sel
cumulus oophorus. Keluarnya sel telur dari folikel de Graaf
disebut ovulasi. Setelah ovulasi maka sel sel granulosa dari
dinding folikel mengalami perubahan dan mengandung zat warna
yang kuning disebut corpus luteum. Corpus luteum mengeluarkan
hormon yang disebut progesterone disamping estrogen.
Tergantung apakah terjadi konsepsi (pembuahan) atau tidak,
corpus luteum dapat menjadi corpus luteum graviditatum atau
corpus luteum menstruationum. Jika terjadi konsepsi, corpus
luteum dipelihara oleh hormon Chorion Gonadotropin yang
dihasilkan oleh sinsiotrofoblas dari korion.

1.3 Fungsi hormon-hormon yang terlibat dalam siklus
menstruasi
Siklus menstruasi melibatkan kerja dari sejumlah sistem hormon
yang kompleks dan terkoordinasi dengan baik. Proses ini dipengaruhi
oleh mekanisme neuro endokrin yang sangat kompleks. Koterks
serebri, hipofisis, ovarium dan rangsangan eksterna akan dapat
mempengaruhi fungsi reproduksi. Kelenjar hipofisis dalam melakukan
fungsinya dipengaruhi oleh hipotalamus. Hipotalamus sendiri juga
dipengaruhi oleh korteks serebri dan faktor faktor eksterna. Ada suatu
teori yang menyatakan bahwa dengan jalan transducer, pengaruh
ekstrena disalurkan melalui serabut serabut saraf tertentu dari
berbagai sentrum dalam otak yang lebih tinggi ke hipotalamus dan
kemudian ke hipofisis.
Hubungan sentrum yang lebih tinggi kehipotalamus ke hipofisis
bersifat ganda. Hipotalamus dan neurohipofisis dihubungkan secara
neural, sedang hipotalamus dan bagian anterior hipofisis atau
adenohipofisis secara neurohumoral dengan sistem vaskuler yang
khas yang disebut sirkulasi portalhipofisis. Hipotalamus
mempengaruhi adenohipofisis dengan melepaskan releasing factor
(RF) atau releasing hormon (RH). Disamping itu hipotalamus juga
5

mengeluarkan zat yang menghambat adenohipofisis yang disebut
dengan inhibiting factor (IF) atau inhibing hormon (IH).
Hipofisis dibawah pengaruh releasing hormone,
adenohipofisis mengeluarkan hormone tropik dan hormon ovarium.
Hormon tropik tersebut adalah thyroid stimulating hormone (TSH),
adrenocorticotrophin hormone (ACTH), growth hormone (GH)
,melanocyt stimulating hormone (MSH), follicle stimulating hormone
(FSH), luteinzing hormone (LH), dan prolaktin; sementara hormon
ovariumnya, yaitu estrogen, progesteron, androgen, dan relaksin.
Siklus menstruasi dibawah pengaruh hormone FSH dan LH
menyebabkan folikel primer mulai berkembang dan memproduksi
estrogen. Estrrogen ini dikeluarkan oleh sel sel teka dari follikel.
Sesudah folikel matang dan ovulasi terjadi, terbentuk korpus luteum:
sel sel granulose dari korpus luteum mengeluarkan estrogen dan
progesterone. Sedangkan androsteron dan androstenadion
merupakan produksi dari stroma ovarium.
Estrogen memegang peranan penting dalam perkembangan ciri
ciri kelamin sekunder dan mempunyai pengaruh terhadap psikologi
perkembangan kewanitaan. Efek utama estrogen adalah pertumbuhan
alat genital wanita dan kelenjar mamma. Vulva dan vagina
berkembang di bawah pengaruh estrogen, hormone ini
mempengaruhi jaringan epitel, otot polos, dan merangsang pembuluh
darah alat alat tersebut. Estrogen juga menyebabkan proliferasi epitel
vagina , penimbunan glikogen dalam sel epitel yang oleh basil
doderlein diubah menjadi asam laktat sehingga menyebabkan pH
vagina menjadi rendah.
Disamping itu estrogen mempunyai fungsi :
a. mempengaruhi hormone lain, yaitu:
1. menekan produksi hormone FSH dan menyebabkan sekresi
LH
2. merangsang pertumbuhan follikel didalam ovarium, sekalipun
tidak ada FSH.
6

3. menimbulkan proliferasi dari endometrium baik kelenjarnya
maupun stromanya.
4. mengubah uterus yang yang infantile menjadi matur.
5. merangsang pertumbuhan dan menambah aktifitas otot otot
tuba fallopi.
6. servik uteri menjadi lembek, ostium uteri terbuka disertai
lendir yang bertambah banyak, encer, alkalis dan aselluler
dengan pH yang bertambah sehingga mudah dilalui
spermatozoa.
7. menyebabkan pertumbuhan sebagian lobuli alveoli dan
saluran glandula mamma.
Progesteron serum mencapai maksimum lebih dari 10 ng/ml
kira kira 1 minggu setelah ovulasi. Kadar progesterone yang
bertambah dari kurang 1 ng/ml menjadi lebih besar 5 ng/ml
menunjukkan adanya ovulasi. Progesterone dapat berasal dari korpus
luteum, plasenta, dan adrenal. Progesteron memiliki beberapa fungsi
sebagai berikut , yaitu menyiapkan endometrium untuk implantasi
blastokist; mencegah kontraksi otot otot polos terutama uterus dan
mencegah kontraktilitas uterus secara spontan karena pengaruh
oksitosin; menjadikan cervix uteri kenyal; mempengaruhi tuba fallopi;
merangsang natriuresis dan sebaliknya menambah produksi
aldosteron; merangsang pusat pernafasan sehingga respirasi
bertambah; mungkin menambah sekresi LH. dan tidak menekan
produksi FSH dan tidak berkhasiat dalam menghilangkan gejala gejala
vasomotor pada masa menopause.
Androgen dapat dibentuk oleh ovarium, terutama dalam sel sel
stroma ; androgen utamanya adalah androstenedion dengan daya
androgen yang lemah tetapi dapat diubah diperifer menjadi
testosterone yang bersifat androgen kuat. Peranan androgen pada
wanita belum diketahui dengan pasti.


7

1.4 Hubungan pengaruh hormonal dengan siklus menstruasi
Dalam proses terjadinya ovulasi harus ada kerjasama antara
korteks serebri, hipotalamus, hipofisis, ovarium, glandula tiroidea,
glandula supra renalis dan kelenjar kelenjar endokrin lainnya. Yang
memegang peranan penting dalam proses tersebut adalah hubungan
antara hipotalamus, hipofisis dan ovarium (hyopothalamic-pituitary-
ovarian axis).
Beberapa saat sesudah haid mulai, pada fase follikuler dini,
beberapa follikel berkembang oleh pengaruh FSH yang meningkat.
Meningkatnya FSH ini disebabkan oleh regresi korpus luteum,
sehingga hormon steroid berkurang. Dengan berkembangnya follikel,
produksi estrogen meningkat, dan ini menekan produksi FSH. Pada
saat ini LH juga meningkat, namun peranannya pada tingkat ini hanya
membantu pembuatan estrogen dalam follikel. Perkembangan follikel
berahir setelah kadar estrogen dalam plasma meninggi. Pada awalnya
estrogen meninggi secara berangsur angsur, kemudian dengan cepat
mencapi puncaknya. Ini memberikan umpan balik positif terhadap
pusat siklik dan dengan mendadak terjadi puncak pelepasan LH (LH-
surge) pada pertengahan siklus yang mengakibatkan terjadinya
ovulasi. LH yang meninggi itu menetap kira kira 24 jam dan menurun
pada fase luteal. Dalam beberapa jam setelah LH meningkat, estrogen
menurun dan mungkin inilah yang menyebabkan LH menurun.
Menurunnya estrogen mungkin disebabkan perubahan morfologik
pada follikel atau mungkin juga akibat umpan balik negatif yang
pendek dari LH terhadap hipotalamus. LH-surge yang cukup saja
tidak menjamin terjadinya ovulasi; follikel hendaknya pada tingkat
yang matang agar dapat dirangsang untuk brovulasi. Pecahnya folikel
terjadi antara 16 24 jam setelah LH-surge.
Pada fase luteal, setelah ovulasi sel sel granulasa membesar
membentuk vakuola dan bertumpuk pigmen kuning (lutein), follikel
menjadi korpus luteum. Vaskularisasi dalam lapisan granulose juga
bertambah dan mencapi puncaknya pada hari 8 9 setelah ovulasi .
8

Luteinized granulose cells dalam korpus luteum membuat
progesterone banyak, dan luteinized theca cells membuat pula
estrogen yang banyak sehingga kedua hormon itu meningkat pada
fase luteal. Mulai 10 12 hari setelah ovulasi korpus luteum
mengalami regresi berangsur angsur disertai dengan berkurangnya
kapiler kapiler dan diikuti oleh menurunnya sekresi progesterone dan
estrogen. Diagram di bawah ini menggambarkan hubungan kadar
hormon gonadotropin dan hormon ovarian dengan pengeluaran FSH
LH dan kejadian di endometrium.

Gambar 1.2 Hubungan hormon-hormon gonadotropin dan hormon ovarian pada siklus
menstruasi.

Masa hidup korpus luteum pada manusia tidak bergantung pada
hormon gonadotropin. Pada kehamilan hidupnya korpus luteum
diperpanjang oleh adanya rangsangan dari Human Chorionic
Gonadotropin (HCG) yang dibuat oleh sinsiotrofoblast. Rangsangan ini
9

dimulai pada puncak perkembangan korpus luteum (8 hari pasca
ovulasi), waktu yang tepat untuk mencegah terjadinya regresi luteal.
HCG memelihara steroidogenesis pada korpus luteum hingga 9 10
minggu kehamilan. Kemudian fungsi ini diambil alih oleh plasenta.
Siklus endometrium terdiri dari 4 fase, yaitu:
1. Fase menstruasi atau deskuamasi
Pada masa ini endometrium dilepaskan dari dinding uterus
disertai dengan perdarahan. Hanya lapisan tipis yang tinggal yang
disebut dengan stratum basale, stadium ini berlangsung 4 hari.
Dengan haid itu keluar darah, potongan potongan endometrium
dan lendir dari cervik. Darah tidak membeku karena adanya
fermen yang mencegah pembekuan darah dan mencairkan
potongan potongan mukosa. Hanya kalau banyak darah keluar
maka fermen tersebut tidak mencukupi hingga timbul bekuan
bekuan darah dalam darah haid.
2. Fase post menstruasi atau stadium regenerasi
Luka endometrium yang terjadi akibat pelepasan endometrium
secara berangsur angsur sembuh dan ditutup kembali oleh
selaput lendir baru yang tumbuh dari sel sel epitel kelenjar
endometrium. Pada waktu ini tebal endometrium 0,5 mm,
stadium sudah mulai waktu stadium menstruasi dan berlangsung
4 hari.
3. Fase intermenstruum atau stadium proliferasi
Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal 3,5 mm.
Fase ini berlangsung dari hari ke 5 sampai hari ke 14 dari siklus
haid. Fase proliferasi dapat dibagi dalam 3 subfase yaitu :
a. Fase proliferasi dini
Fase proliferasi dini berlangsung antara hari ke 4 sampai hari
ke 9. Fase ini dikenal dari epitel permukaan yang tipis dan
adanya regenerasi epitel, terutama dari mulut kelenjar.
Kelenjar kebanyakan lurus, pendek dan sempit. Bentuk kelenjar
ini merupakan ciri khas fase proliferasi; sel sel kelenjar
10

mengalami mitosis. Sebagian sediaan masih menunjukkan
suasana fase menstruasi dimana terlihat perubahan
perubahan involusi dari epitel kelenjar yang berbentuk kuboid.
Stroma padat dan sebagian menunjukkan aktivitas mitosis, sel
selnya berbentuk bintang dan lonjong dengan tonjolan tonjolan
anastomosis. Nukleus sel stroma relatif besar karena
sitoplasma relatif sedikit.
b. Fase proliferasi akhir
Fase ini berlangsung pada hari ke 11 sampai hari 14. Fase ini
dapat dikenal dari permukaan kelenjar yang tidak rata dan
dengan banyak mitosis. Inti epitel kelenjar membentuk
pseudostratifikasi. Stroma bertumbuh aktif dan padat
4. Fase pramenstruum atau stadium sekresi
Fase ini mulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke 14
sampai ke 28. Pada fase ini endometrium kira kira tetap tebalnya,
tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang, berkeluk keluk
dan mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata. Dalam
endometrium telah tertimbun glikogen dan kapur yang kelak
diperlukan sebagai makanan untuk telur yang dibuahi. Memang
tujuan perubahan ini adalah untuk mempersiapkan endometrium
menerima telur yang dibuahi. Fase ini dibagi atas :
a. Fase sekresi dini
Dalam fase ini endometrium lebih tipis daripada fase
sebelumnya karena kehilangan cairan, tebalnya 4 5 mm.
b. Fase sekresi lanjut
Endometrium dalam fase ini tebalnya 5 6 mm. Dalam fase ini
terdapat peningkatan dari fase sekresi dini , dengan
endometrium sangat banyak mengandung pembuluh darah
yang berkeluk keluk dan kaya dengan glikogen. Fase ini
sangat ideal untuk nutrisi dan perkembangan ovum.
Sitoplasma sel sel stroma bertambah. Sel stroma menjadi sel
desidua jika terjadi kehamilan.
11

Perubahan-perubahan akibat pengaruh hormonal di uterus dapat
dilihat dalam diagram dibawah ini

Gambar 1.3. Siklus menstruasi di uterus (Benjamin, 2001)


2. Konsep Dasar Kontrasepsi
2.1 Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau
melawan. Sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel
sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan.
Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya
kehamilan sebagai pertemuan antara sel telur yang matang dengan
sel sperma tersebut .
Sedangkan Akseptor merupakan orang yang sedang
menggunakan suatu alat kontrasepsi atau dengan kata lain
pengguna KB.



12

2.2 Cara Kerja Kontrasepsi
Cara kerja dari kontrasepsi bermacam-macam tetapi pada
umumnya :
1) Mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi.
2) Melumpuhkan sperma.
3) Menghalangi pertemuan sel telur dan sperma.

2.3 Jenis Kontrasepsi
Pada umumnya cara atau metode kontrasepsi dapat di bagi
menjadi:
1) Hormonal
1. Pil Kombinasi
Adalah Pil kontrasepsi mencakup pil kombinasi yang berisi
hormon estrogen dan progesterone.
Banyak wanita memilih metode hormonal sebagai kontrasepsi
mereka karena metode tersebut dapat diandalkan, dengan
mudah mereka akan kembali subur (reversibel).
Cara kerja Pil Kombinasi :
1) Menekan Ovulasi.
2) Mencegah implantasi.
3) Membuat lendir serviks tidak dapat ditembus oleh sperma.
Indikasi dari metode Keluarga Berencana jenis PIL
yaitu:
1. Usia reproduksi
2. Telah memiliki anak ataupun yang belum memiliki anak
3. Gemuk atau kurus.
4. Menginginkan metode kontrasepsi dengan efektifitas tinggi.
5. Setelah melahirkan atau tidak menyusui.
6. Pasca keguguran.
7. Nyeri haid yang hebat.
8. Siklus haid tidak teratur.
13


Kontra Indikasi yaitu:
1. Hamil atau dicurigai hamil
2. Menyusui dengan ASI Ekslusif
3. Menderita penyakit hati yang akut.
4. Mempunyai riwayat penyakit jantung, Stroke
5. Tekanan darah lebih dari 180/110 mmHg.
Keuntungan dari metode keluarga berencana jenis pil
kombinasi yaitu:
1. Tidak mengaggu hubungan seksual
2. Dapat digunakan jangka panjang selama perempuan masih
ingin menggunakanya untuk mencegah kehamilan.
3. Mudah dihentikan setiap saat
4. Kesuburan akan segera kembali setelah penggunaanya
dihentikan.
Kerugianya dari metode keluarga berencana jenis pil
kombinasi yaitu:
1. Mahal dan membosankan karena harus meminumnya
setiap hari.
2. Mual terurama dalam penggunaan tiga bulan pertama.
3. Tidak mencegah dari IMS infeksi menular seksual
terutama HIV/AIDS.
Efek samping dari metode keluarga berencana jenis pil
kombinasi yaitu:
1. Amenorhoe
2. Mual, pusing, muntah
3. Perdarahan pervaginam atau spooting.





14


2. Kontrasepsi Suntik
Depo-Provera
Cara Kerja :
Menghambat ovulasi menekan pembentukan LHRF &
FSHRF
Merubah lendir serviks menjadi kental
Menimbulkan perubahan pada endometrium
Mempercepat transportasi ovum
Cara Pemberian :
Pasca persalinan
Pasca keguguran
Masa interval pada hari 1-5 haid
Sebelum diberikan, kocok botol obat sampai semua larut,
dan disuntikkan IM pada musc. Gluteus.
Diberikan 1x dalam 3 bulan
Efek samping
Gangguan haid
Mual, sakit kepala, pusing, menggigil, mastalgia, dan BB
bertambah, libido berkurang
Noristrat (Norigest)
Cara Kerja
Merubah lendir cerviks
Cara Pemberian
Berupa ampul 200mg disuntikkan im pada musc. Gluteus
agak dalam. 6bulan pertama diberikan tiap 8minggu, kemudian
setiap 12minggu
Efektifitas
Siklushaid lebih stabil, amenorrhea lebih jarang
Fertilitas lebih cepat kembali
Efektifitas & angka kegagalan sama dengan pil kombinasi

15


3. Kontrasepsi Implant (AKBK)
Adalah satu dua atau enam kapsul (seperti korek api) yang
dimasukkan kedalam kulit lengan atas secara perlahan
melepaskan hormone progesterone selama 3 sampai 5 tahun.
Cara kerjanya yaitu :
1) Menghambat terjadinya ovulasi
2) Menyebabkan endometrium atau selaput lendir tidak siap
untuk nidasi atau menerima pembuahan
3) Mempertebal lendir serviks atau rahim
4) Menipiskan lendir endometrium atau selaput lendir.
Indikasi dari metode keluarga berencana kontrasepsi
progestin jenis kontrasepsi implant yaitu:
1.) Usia reproduksi ( 25 49 tahun),
2.) Menghentikan kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi
dan menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang,
3.) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi,
4.) Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak sterilisasi
5.) Tidak bole menggunakan kontrasepsi hormonal yang
mengandung estrogen.
Kontra Indikasi dari metode keluarga berencana
kontrasepsi progestin jenis kontrasepsi implant yaitu :
1.) Hamil atau dicurigai hamil,
2.) Perdarahan pada vagina yang tidak diketahui sebabnya.
3.) Penyakit jantung, Varices, kencing manis, darah tinggi dan
kanker.
Keuntungan dari metode Keluarga berencana kontrasepsi
Progestin jenis kontrasepsi implant yaitu :
1.) Tidak menekan produksi ASI,
2.) Praktis, efektif ,
3.) Tidak harus mengigat ingat,
4.) Masa pakai jangka panjang (3-5 tahun),
16

5.) Kesuburan cepat kembali setelah pengangkatan
6.) Dapat digunakan oleh ibu yang tidak cocok dengan
hormon estrogen
Kerugianya yaitu :
1.) Susuk KB atau implant Harus dipasang dan di angkat
oleh petugas kesehatan yang terlatih.
2.) Dapat menyebabkan pola-pola haid berubah
3.) Pemakai tidak dapat menghentikan pemakaian sendiri.
Efek samping dari metode keluarga berencana
kontrasepsi jenis kontrasepsi implant yaitu :
1.) Gangguan siklius haid,
2.) Keluar bercak-bercak darah atau pendarahan yang lebih
banyak selama menstruasi,
3.) Hematoma atau pembekakan atau nyeri,
4.) Pusing, Mual ( jarang terjadi),
5.) Perubahan berat badan dan
6.) Infeksi pada daerah insersi.

2) Tanpa Alat
a. Senggama Terputus (Coitus Interuptus)
Adalah metode keluarga berencana tradisional, Dimana Pria
mengeluarkan alat kelaminya (penis) dari vagina sebelum pria
tersebut mencapai ejakulasi.

b. Metode Amenohoe Laktasi (MAL)
Adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian air susu
ibu (ASI).

c. Metode Keluarga Berencana Alamiah (KBA)
Adalah pasangan secara sukarela menghindari senggama
pada masa subur ibu.

17


3) Mekanis
a. Kondom
Adalah suatu karet tipis, berwarna atau tidak berwarna, dipakai
untuk menutupi zakar yang berdiri sebelum dimasukkan ke
dalam vagina sehingga mani tertampung didalamnya dan tidak
masuk ke vagina. Dengan demikian mencegah terjadinya
pembuahan.

b. Diagfragma
Adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks
(karet) yang diinsersikan kedalam vagina sebelum
berhubungan seksual dan menutup serviks.

c. Spermisida
Adalah bahan kimia (biasanya non aksinol -9) digunakan
untuk menonktifkan atau membunuh sperma.
Cara kerjannya adalah menyebabkan sel sel membran
terpecah, memperlambat pergerakan sperma dan menurunkan
kemampuan pembuahan sel telur.

d. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim
yang bentuknya bermacam-macam terbuat dari plastik, plastik
yang dililit tembaga.
Cara kerja
Yaitu menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke
tubba fallopi dan mempengaruhi fertilitasi sebelum ovum
mencapai kavum uteri.
Indikasi
Indikasi pada metode keluarga berencana alat
kontrasepsi dalam rahim (AKDR),yaitu :
18


1) Usia reproduksi (25 49 tahun).
2) Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka
panjang.
3) Menyusui yang menginginkan menggunakan
kontrasepsi.
4) Setelah Abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
5) Resiko rendah dan IMS (infeksi menular seksual)
6) Tidak menghendaki metode hormonal.
Kontra indikasi
Kontra indikasi dari metode keluarga berencana alat
kontrasepsi dalam rahim (AKDR),yaitu :
1) Sedang hamil atau kemungkinan hamil
2) Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui (sampai
dapat di evaluasi).
3) Sedang menderita infeksi alat genital (Vaginitis
servisitif).
4) Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm.
5) Kelainan uterus yang abnormal atau tumor jinak
rahim yang dapat mempengaruhi kavum uteri.
Efek samping
Efek samping dari metode keluarga berencana alat
kontrasepsi dalam rahim (AKDR),yaitu :
1) Terjadi perdarahan yang lebih banyak dan lebih lama
pada masa menstruasi.
2) Kram atau nyeri selama menstruasi.
3) Keputihan.

4) Kontrasepsi mantap.
Tubektomi
Adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas
(kesuburan) seseorang perempuan secara permanent.
19


Vasektomi
Adalah prosedur klinik untuk menhentikan kapasitas
reproduksi pria dengan jalan melakukan okulasi vasa
deferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan
proses fertilisasi (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi.


























20


DAFTAR PUSTAKA
Cunningham, Gary F., et all. Williams Obstetrics edisi 23. Mc Graw Hill, 2010
hal 67-87

Errol Norwitz and John Schorge, Siklus Menstruasi dalam at a glance Obstetri
and Gineacology. Surabaya: Erlangga. 2008, 12-13

Hartanto. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Pustaka Sinar Harapan.
Jakarta.

Hanafiah, M. Jusuf, Haid dan siklusnya, Ilmu kandungan. Jakarta: Yayasan
Bina pustaka, 1985.

Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Novacs, Edmund R.Cs. Physiology of Menstruation and Pregnancy, Novac
textbook of Gineacology, et edition Battimore: 1970, 17-46

Maryani. 2002. Keluarga Berencana. (Online). Tersedia : www.bkkbn.go.id.

Saifuddin. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

________. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.

Sulchan Sofoewan M. Endometrium dan Desidua.In: Prawirohardjo Sarwono,
editors. Ilmu Kebidanan. Cet. 4. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; 2008: 131

21

Você também pode gostar