Você está na página 1de 5

A.

Azoospermia

B. Aspermia adalah gagalnya pembentukan atau pemancaran semen (W.A. Newman
Dorland.2000.Kamus Kedokteran Dorland.Jakarta : EGC)
C. Kriptozoospermia tidak ada spermatozoa yang ditemukan pada sampel yang segar (baru),
namun setelah dilakukan sentrifugasi, beberapa spermatozoa muncul / terlihat pada sedimen
sentrifugasi. (Rowe, Patrick. J. 2000.WHO Manual For The Standardized Investogation,
Diagnose, and Management of the Infertile Male.Cambridge: Cambridge University Press)
D. Teratozoospermia adalah bentuk sperma yang tidak normal. Dikategorikan dalam 3
kelompok yaitu yang ringan sekitar 15% sperma masih normal 10-15 % sedang serta kurang
dari 10% dikategorikan berat. Secara normal, sperma yang baik harus memiliki kepala yang
berbentuk oval, dengan penghubung pada bagian tengahnya serta ekor yang panjang.
Teratozoospermia adalah terminologi yang menyatakan bahwa adanya gangguan infertilitas
atau kesuburan akibat dari abnormallitas bentuk sperma. Bila terlalu banyak bentuk sperma
yang abnormal maka terjadilah kondisi gangguan kesuburan. Bentuk sperma yang abnormal
tidak dapat membuahi sel telur karena fungsinya yang tidak sempurna. Kondisi gangguan
kesuburan pada pria lebih banyak faktor penyebabnya dibandingkan dengan wanita.
Permasalahannya adalah terapi medis untuk teratozoospermia sebagian besar tidak berhasil
dengan baik karena terlalu banyak faktor eksternal. Belum ada sampai saat ini terapi yang
cukup efektif guna memperbaiki bentuk sperma atau meningkatkan jumlah sperma dengan
morfologi normal.

E. Asthenozoospermiaadalah kelainan dimana motilitas (gerakan) sperma yang aktif hanya
sedikit. Sehingga kebanyakannya pasif.Untuk bergerak sperma membutuhkan energi.Sperma
membutuhkan banyak fruktosa untuk energi geraknya. Untuk kasus ini banyak-banyaklah
mengkomsumsi buah-buahan yang banyak mengandung fruktosa.
F. Fertilisasimerupakan salah satu aplikasi klinis sperma dengan kondisi yang normal, dimana
setelah terjadi fertilisasi dengan sel telur akan terjadi fusi antar dua sel gamet dan akan
terbentuk zygot. Zygot akan berlanjut untuk membelah dan mengalami embriogenesis
menjadi foetus.
G. Oligozoospermia
Oligozoospermia adalah berkurangnya jumlah spermatozoa dalam semen. Oligozoospermia
terjadi bila sperma pria < 15 juta/ml, dimana jumlah sperma yang normal 15 juta/ml. Hal
ini bisa menjadi factor risiko infertilitas atau impotensi. Ada
Oligozoospermia adalah istilah medis untuk menggambarkan keadaan jumlah sperma yang
dihasilkan < 20 juta / ml cairan ejakulat. Normalnya jumlah sperma berkisar antara 20 juta / ml
hingga 120 juta / ml.
Oligospermia didefinisikan sebagai jumlah sperma dalam ejakulasi kurang
dari 20 jutasperma per mililiter. Jumlah sperma normal adalah 20 juta /
mililiter sampai 120 juta / mililiter.
Kondisi jumlah sperma sedikit saat ejakulasi disebut juga dengan oligospermia atau
oligozoospermia. Oligospermia terjadi bila jumlah sperma pria kurang dari 20 juta/ml
dan kondisi ini bisa menjadi faktor risiko utama infertilitas atau impotensi.
Ada berbagai faktor yang menyebabkan oligospermia, seperti penggunaan obat-obatan tertentu,
perubahan hormonal, penggunaanalkohol , suhu tinggi pada daerah kelamin dan demam parah.

Factor penyebab oligospermia adalah sebagai berikut:
1, Varikokel: Pada saat terjadi varikokel,ada kenaikan suhu pada testis,peningkatan zat vasoaktif
sehingga mempengaruhi spermatogenesis,tetapi tingkat varikokel dan kualitas sperma tidak proporsional.
2, Kriptorkismus: Kriptorkismus adalah salah satu faktor penting yang akan mempengaruhi kualitas
sperma.Sekitar 60% pasien dengan kriptorkismus terjadi kemandulan jika kepadatan sperma rendah dan
ada kriptorkismus maka harus segera melakukan pengobatan.
3, Infeksi saluran kemih: Infeksi gonad kronis dapat mempengaruhi air mani.
4, Autoimun: Studi imunologi reproduksi menemukan bahwa pria autoimunitas dapat mempengaruhi
kesuburan, antibodi antisperma yang dapat mempengaruhi sperma.
5, Kelainan endokrin: Pria spermatogenesis yang normal bergantung pada hipotalamus - hipofisis -
fungsi gonad.Jika dari satu bagian yang tersebut mengalami gangguan maka akan mempengaruhi
spermatogenesis,yang lainnya seperti tiroid, penyakit adrenal juga dapat mempengaruhi fungsi gonad
yang akan menyebabkan oligospermia.


TERMINOLOGI

Berikut beberapa terminalogi yang dipergunakan dalam spermatologi :
1. Azoospermia : Dalam ejakulat tidak terdapat / ditemukan sperma
2. Aspermatogenesis : Tidak terjadi pembuatan spermatozoa di dalam testis.
3. Aspermia : Tidak terdapat ejakulat
4. Normospermia : Jumlah volume sperma 2-5 ml.
5. Hypospermia : Volume ejakulat kurang dari 1 ml
6. Hyperspermia : Volume ejakulat lebih dari 6 ml
7. Hypospermatogenesis : Proses pembentukan spermatozoa sangat sedikit didalam testis.
8. Oligospermia : Jumlah spermatozoa di bawah kriteria normal (di bawah 20 juta tiap ml sperma)
9. Normozoospermia : Jumlah spermatozoa dalam batas normal berkisar antara 40-200 juta/ml.
10. Asthenospermia : Jumlah spermatozoa yang bergerak dengan baik di bawah 50%.
11. Necrospermia : Semua spermatozoa dalam keadaan mati.
12. Extrem oligospermia : Jumlah spermatozoa di bawah 1 juta untuk tiap 1 ml ejakulat.
13. Asthenozoospermia : Spermatozoa yang lemah sekali gerak majunya.
14. Teratozoospermia : Bentuk spermatozoa yang abnormal lebih dari 40%.
15. Nekrozoospermia : Bila semua spermatozoa tidak ada yang bergerak atau hidup.
16. Kriptozoospermia : Bila ditemukan spermatozoa yang tersembunyi yaitu bila ditemukan dalam
sedimen sentrifugasi sperma.
17. Polizoospermia : Bila jumlah spermatozoa lebih dari 250 juta per ml sperma
18. Leukospermia : Warna sperma putih keruh serupa susu karena terdapat leukosit yang banyak.
19. Hemospermia : Warna sperma kemerahan karena terdapat erythrosit yang banyak.
20. Residual Body : Sisa sitoplasma yang melekat pada spermatozoa yang belum matur.



Interpretasi Hasil Jml sperma % motil % morfo
Normozoospermia
15 40 4
Oligozoospermia
< 15 40 4
Ekstrim Oligozoospermia
< 5 40 4
Astenozoospermia
15 < 40 4
Teratozoospermia
15 40 < 4
Oligoastenozoospermia
< 15 < 40 4
Oligoastenoteratozoospermia
< 15 < 40 < 4
Oligoteratozoospermia
< 15 40 < 4
Astenoteratozoospermia
15 < 40 < 4
Polizoospermia
250 40 4
Azoospermia Bila tidak dijumpai spermatozoa dari
pemeriksaan sediment sentrifugasi sperma
yang lebih dari 1 kali
Nekroozoospermia Bila semua spermatozoa tidak ada yang hidup,
dinyatakan dalam pengecatan vital
Kriptozoospermia Bila ditemukan spermatozoa yang tersembunyi
yaitu bila ditemukan dalam sediment
sentrifugasi sperma
Aspermia Bila tidak ada semen /sperma yang keluar,
meskipun pasien telah merasa mengeluarkan
ejakulat

Você também pode gostar