Você está na página 1de 14

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Berbicaratentangmanusiamaka yang tergambardalamfikiranadalah
berbagaimacamperspektif, ada yang mengatakanmanusiaadalahhewanrasional
(animal rasional) danpendapatinidinyakiniolehparafilosof. Sedangkan yang lain
menilaimanusiasebagai animal symbolic adalahpernyataantersebutdikarenakan
manusiamengkomunikasikanbahasamelaluisimbol-simboldanmanusia
menafsirkansimbol-simboltersebut. Ada yang lainmenilaitentangmanusiaadalah
sebagai homo feberdimanamanusiaadalahhewan yang melakukanpekerjaandan
dapatgilaterhadapkerja.Dan bagaimanakahhakikatmanusiamenurutislam?Insya
Allah kami akanmembahasmasalahtersebut.
Ungkapan hakikat manusia mengacu kepada kecenderungan tertentu memahami
manusia. Hakikat mengandung makna sesuatu yang tetap, tidak berubah ubah, yaitu
identitas esensial yang menyebabkan sesuatu menjadi dirinya sendiri dan
membedakannya dari yang lainnya.
Hakikat berasal dari kata Arab al-haqiqat, yang dapat berarti kebenaran dan esensi.
Dengan demikian hakikat adalah setiap lafal yang dipakai sesuai dengan makna aslinya
yang dikehendaki oleh penunjukan bahasa itu sendiri.
Sedangkan pengertian hakikat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
intisari atau dasar, kebenaran, kenyataan yang sebenarnya (sesungguhnya).




2

B. TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah yang berjudul Hakikat Manusia Menurut Islam,
adalah :
1. Memberikan penjelasan tentang kedudukan manusia didunia berdasarkan Agama
Islam.
2. Menambah wawasan tentang hakikat manusia menurut Agama Islam.

C. PERMASALAHAN
Bagaimana hakikat manusia menurut islam ?












3

BAB II
PEMBAHASAN

A. HAKIKAT MANUSIA DALAM ISLAM
Manusia adalah mahluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah SWT.
Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas
mereka sebagai khalifah dimuka bumi ini. Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal
tanah dengan mempergunakan bermacam-macam istilah, seperti : Turab, Thien, Shal-shal,
dan Sualalah.
Al-Quran tidak menggolongkan manusia kedalam kelompok binatang selama
manusia mempergunakan akalnya dan karunia Tuhan lainnya. Namun kalau manusia tidak
mempergunakan akal dan berbagai potensi pemberian Allah SWT yang sangat tinggi
nilainya yakni pemikiran (rasio), kalbu, jiwa, raga, serta pancaindra secara baik dan benar,
ia akan menurunkan derajatnya sendiri menjadi hewan seperti yang dinyatakan Allah SWT
didalam Al-Quran surat al-Araf(7):179
;;;4 4^4OO =E4E_Eg
-LOOg1 ;g)` ^-}_^- +^e"-4 W
+O _OU~ ]O_^4C Ogj
+O4 N-;N 4p+O^lNC Ogj
+O4 p-O-47 4pON4OEC
.Ogj _ Elj^q
Eu^~E 4 - O= _
Elj^q N- ]OUg4^-
^__
Artinya : Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin
dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami
(ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk
4

melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Merekaitusebagaibinatangternak,
bahkanmerekalebihsesatlagi.Merekaitulah orang-orang yang lalai.
Di dalam Al-Quran manusia disebut antara lain dengan :
a. Bani Adam (QS. Al-Isra (17):70)
b. Basyar (QS. Al-Khafi (18):110)
c. Al-Insan (QS. Al-insan (76):1)
d. An-Nas (QS. An-nas (114):1)
Berbagai rumusan tentang manusia telah pula diberikan orang. Salah satu
diantaranya, berdasarkan studi isi al-Quran dan al-Hadis berbunyi (setelah disunting)
sebagai berikut : Al-Insan (manusia) adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang memiliki
potensi untuk beriman (kepada Allah SWT), dengan mempergunakan akalnya mampu
memahami dan mengamalkan wahyu serta mengamati gejala-gejala alam, bertanggung
jawab atas segala perbuatannya dan berakhlak. Bertitik tolak dari rumusan singkat itu,
menurut ajaran islam, manusia dibandingkan dengan makhluk lain , mempunyai berbagai
ciri, antara lain 7 ciri utamanya adalah :

1. Makhluk yang paling unik, dijadikan dalam bentuk yang baik, ciptaan Tuhan yang
paling sempurna.
Potongan (QS. At-Tin (95): 4)
;;; 4L^UE =}=Oee"- EO)
^}=O;O CO^> ^j
Artinya : sesungguhnya Kami telahmenciptakanmanusiadalambentuk yang sebaik-
baiknya.
Karena itu pula keunikannya (berbeda dari makhluk ciptaan Tuhan yang lain) dapat
dilihat pada bentuk dan struktur tubuhnya, gejala-gejala yang ditimbulkan jiwanya,
mekanisme yang terjadi pada setiap organ tubuhnya, proses pertumbuhannya melalui
tahap-tahap tertentu.
5

Hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan hidupnya,
ketergantungannya pada sesuatu, menunjukan adanya kekuasaan yang berada diluar
manusia itu sendiri. Manusia sebagai makhluk Allah SWT, karena itu seyogyanya
menyadari kelemahannya. Kelemahan manusia berupa sifat yang melekat pada dirinya
disebutkan Allah SWT dalam Al-Quran, diantaranya adalah :
a. Melampaui batas (QS. Yunus (10): 12)
b. Zalim (bengis, kejam, tidak menaruh belas kasihan, tidak adil, aniaya) dan tidak
mengingkari karunia (pemberian) Allah SWT (QS. Ibrahim (14): 34)
c. Tergesa-gesa (QS. Al-Isra (17): 11)
d. Suka membantah (QS. Al-Khafi (18): 54)
e. Berkeluh kesah dan kikir (QS. Al-Maarij (70): 19-21)
f. Ingkar dan tidak berterima kasih (QS. Al-Adiyat (100): 6)
Namun untuk kepentingan dirinya, manusia harus senantiasa berhubungan
dengan penciptanya, dengan sesama manusia, dengan dirinya sendiri, dan dengan alam
sekitarnya.

2. Manusia memiliki potensi (daya atau kemampuan) beriman kepada Allah SWT.
Manusiadiciptakanoleh Allah SWT berbedadenganmakhluk yang
lainnya.Manusiamemilikipotensi (dayaataukemampuan) yang
digunakanuntukberimankepada Allah SWT.
Ada 4 potensi utama manusia yang harus dioptimalkan, dikembangkan dan
diasah setiap hari agar kita bisa menjadi manusia yang terus tumbuh dan berkembang
ke arah kesempurnaan :
a. Potensi Akal
Akal adalahsebuah software yang sangatluarbiasa.Akal (
dalamhaliniotakataupikirankita ) adalahraksasa yang sedangtidur (a sleeping
giant).Otakkitaadalahkomputertercanggih yang ada di
mukabumi.Didalamnyaterdapatmilyaranbahkantrilyunansel yang
mampumenyerapbanyaksekaliinformasi.Bahkanjikaselotakkitadiibaratkansebuah chip
6

dandibentangkan, makapanjangnyabisasampaikebulan!
Sungguhluarbiasa.Namunironisnya, potensitersebutbarusebagiankecil yang
diberdayakan.
Para pakarneurologidanneurosainsmengatakanbahwa rata - rata
manusiabarumemanfaatkankurangdari 10 % potensiotaknya.Dengan kata lain, 90 %
potensiotakkitatidakpernahdiberdayakandandibawakelianglahat
tanpapernahdigunakan.
b. PotensiHati (Kalbu)
Kalbuatauhatimanusiaseringdiidentikan orang sebagai "Indra ke-
6".Iamampumemikirkenapa yang tidakdapatdipikirkanotakolehotak.
Iamampumelihatapa yang tidakdapatdilihatotakkita. Inilah yang dinamakanintuisi
(matabatin).Ada kekuatantransendental yang mahahebat yang tersembunyi di
dalamnya.Iaakan "keluar" jikakitabisamembersihkandanmenyucikannyasetiaphari.
Iaibaratcermin yang dapatmemantulkancahayadanilmu ilmuTuhan yang tersembunyi.
Makatidakheran, orang - orang yang dekatdenganTuhanadalah orang - orang yang
hatinyabersihdansuci.Merekainimampu "melihat" apa yang
tidakdapatdilihatkebanyakanmanusia.
c. PotensiRoh
Sebelum ruh ciptaan Allah SWT dipertemukan dengan jasad di rahim ibunya, ruh
yang berada di alam gaibitu ditanyai Allah SWT, apakah mereka mengakui Allah SWT
sebagai Tuhan mereka. Serentak dan semuanya mengakui Allah Swt sebagai Tuhan
mereka. Dengan pengakuan itu, sesungguhnya sejak awal, dari tempat asalnya manusia
telah mengakui Tuhan, telah bertuhan, berketuhanan. Pengakuan dan penyaksian
bahwa Allah SWT adalah Tuhan ruh yang ditiupkan kedalam rahim wanita yang sedang
mengandung manusia itu berarti bahwa manusia mengakui pula kekuasaan Tuhan,
termasuk kekuasaan Tuhan menciptakan agama untuk pedoman hidup manusia di dunia
ini. Ini bermakna pula bahwa secara potensial manusia percaya atau beriman kepada
ajaran agama yang diciptakan Allah Yang Maha Kuasa.
d. Potensi Fisik
7

Meski secara kasat mata potensi fisik manusia tidak sehebat makhluk
lainnyanamun,
iadapatdioptimalkandandiberdayakansecaraluarbiasamelampauilogikakita.
Sudahseringkitamelihatdanmendengar orang - orang yang dapatberlaridalamjarak 4 mil
kurangdari 4 menit, orang - orang yang bisamenarikmobilhanyamenggunakangiginya,
atau orang yang bias memakanbeling, yang bias berjalan di atasbaradansebagainya.

3. Manusia diciptakan Allah SWT untuk mengabdi kepada-Nya.
Tugas manusia untuk mengabdi kepada Allah SWT dengan tegas dinyatakan-Nya
dalam Al-Quran surat az-Zariyat (51): 56
4`4 e^UE= O}_^- "^e"-4
) p+lu4Og ^)g
Artinya:Dan Akutidakmenciptakanjindanmanusiamelainkansupayamerekamenyembah-
Ku.
Mengabdi kepada Allah dapat dilakukan manusia melalui dua jalur, yaitu :
a. Jalur khusus
Pengabdian melalui jalur khusus dilaksanakan dengan melakukan ibadah khusus,
yaitu segala bentuk pengabdian langsung kepada Allah SWT yang cara dan
waktunya telah ditentukan oleh Allah SWT sendiri sedangkan rinciannya dijelaskan
oleh Rasul-nya, seperti ibadah shalat, zakat, saum, dan haji.
b. Jalur umum
Pengabdian melalui jalur umum dapat diwujudkan dengan melakukan perbuatan-
perbuatan baik yang disebut amal saleh (segala perbuatan yang bermanfaat bagi
diri sendiri dan masyarakat, dengan niat ikhlas untuk mencari keridaan Allah SWT.

4. Manusia diciptakan Tuhan untuk menjadi khalifah-Nya di bumi.
Allah SWT menciptakan manusia untuk menjadi khalifah-Nya di bumi. Allah SWT
menjadikan manusia wakil atau pemegang kekuasaan-Nya mengurus dunia dengan jalan
melaksanakan segala yang diridhai-Nya dimuka bumi ini. Dalam mengurus dunia,
8

sesungguhnya manusia diuji, apakah ia akan melaksanakan tugasnya dengan baik atau
sebaliknya, dengan buruk. Mengurus dengan baik adalah mengurus kehidupan didunia
ini sesuai dengan kehendak Allah SWT, sesuai dengan pola yang telah ditentukan-Nya
agar kemanfaatan alam semesta dan segala isinya dapat dinikmati oleh manusia dan
makhluk lainnya. Sedangkan mengurus dengan buruk artinya tidak sesuai dengan pola
yang telah ditetapkan oleh Alah SWT. Malapetaka, sebagai akibat salah urus akan
dirasakan oleh manusia, juga oleh lingkungan hidupnya.
Untuk dapat melaksanakan tugasnya menjadi penguasa atau khalifah Allah SWT,
manusia diberi akal pikiran dan kalbu, yang tidak diberi kepada makhluk lain. Dengan
akal pikirannya manusia mampu mengamati alam semesta, menghasilkan dan
mengembangkan ilmu, yang benihnya telah disemaikan Allah SWT sewaktu
mengajarkan nama-nama benda kepada manusia asal, waktu Allah SWT menjadikan
manusia (Adam) menjadi khalifah-Nya dibumi ini dahulu. Dengan akal dan pemikirannya
yang melahirkan IPTEK, manusia diharapkan mampu mengemban amanah sebagai
khalifah Allah SWT. Dengan mengabdi kepada Allah dan mengemban amanah sebagai
khalifah-Nya dibumi, manusia diharapkan akan dapat mencapai tujuan hidupnya
memperolah keridaan illahi di dunia ini, sebagai bekal mendapatkan keridaan Allah di
akhirat nanti.
Manusia yang mempunyai kedudukan sebagai khalifah (pemegang kekuasaan
Allah SWT) di bumi itu bertugas memakmurkan bumi dan segala isinya. Memakmurkan
bumi artinya mensejahterakan kehidupan didunia ini. Untuk itu menusia wajib bekerja,
beramal salah (berbuat baik yang bermanfaat bagi diri, masyarakat dan lingkungan
hidupnya) serta menjaga keseimbangan alam dan bumi yang didiaminya, sesuai dengan
tuntunan yang diberikan Allah melalui agama. Alam semesta dan bumi dengan segala
isinya telah diserahkan Allah SWT kepada manusia sebagai amanah (kepercayaan) untuk
dikelola, karena hanya manusia yang diserahi dan berani bertanggungjawab memegang
amanah Allah SWT.
Semua makhluk, kecuali manusia, hidup dan menjalani kehidupannya menurut
Sunnatullah tanpa diberi amanah dan tanpa dimintai pertanggungjawaban tentang apa
9

yang dilakukannya. Namun manusia, sebagai khalifah, bertanggungjawab atas segala
perbuatannya yang dinilai dengan pahala dan dosa. Tanggungjawab ini bersifat pribadi,
tidak dapat dibebankan kepada orang lain atau diwariskan. Amanah seperti ini tidak
diberikan khusus kepada orang-orang beriman (mukmin) saja. Tetapi juga kepada yang
tidak beriman (kepada Allah SWT) yang disebut nonmukmin. Baik mukmin maupun
nonmukmin, asal ia manusia, memegang amanah dan tanggungjawab yang sama.
Apabila amanah dan tanggungjawab itu dilaksanakan dengan iman dan amal saleh
menurut Sunnatullah dan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan-Nya, jadilah manusia
menjadi makhluk ciptaan Tuhan yang mulia dan sempurna. Tetapi jika keimanan dan
amal saleh tidak membingkai (melingkari) amanah dan tanggungjawab itu dan dilakukan
tidak menurut Sunnatullah dan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan-Nya, perbuatan
yang demikian ini merosotkan derajat manusia menjadi makhluk yang hina. Sebagai
pemegang amanah yang bertanggungjawab, manusia sebagai khalifah Allah SWT
memang mempunyai kemerdekaan untuk memilih apa yang diyakini atau tidak
diyakininya, merdeka untuk berkehendak, berbuat, berpikir, dan berpendapat. Namun
kemerdekaan itu harus dipertanggungjawabkan kelak, karena kemerdekaan yang diberi
Allah SWT itu tidak boleh melampaui batas-batas amanah dan tanggungjawab yang
telah ditentukan-Nya baik yang terdapat dalam alam semesta maupun yang terkandung
dalam firman-firman-Nya dalam ajaran agama pada umumnya, dan dalam Al-Quran
khususnya.

5. Disamping akal, manusia dilengkapi Allah SWT dengan perasaan dan kemauan
(kehendak).
Dengan akal dan kehendaknya manusia akan tunduk dan patuh kepada Allah
SWT, menjadi muslim, tetapi dengan akal dan kehendaknya juga manusia dapat tidak
percaya, tidak tunduk dan tidak patuh kepada kehendak Allah SWT, bahkan
mengingkari-Nya (kafir).
Allah SWT telah menunjukkan jalan kepada manusia. Manusia dapat mengikuti
jalan itu, dapat pula tidak mengikutinya. Memang, dengan kemauan atau kehendaknya
10

yang bebas (free will) manusia dapat memilih jalan yang akan ditempuhnya, baikitujalan
yang benarmaupunjalan yang sesat. Namun tentang pilihannya itu, manusia wajib
mempertanggungjawabkannya kelak diakhirat, pada hari perhitungan mengenai baik-
buruknya perbuatan manusia di dunia ini.
6. Secara individual manusia bertanggung jawab atas segala perbuatannya.
Setiap manusia harus bertanggung jawab di dunia akhirat nanti atas segala
sesuatu yang telah ia perbuat, baik perbuatan yang terpuji maupun tercela.
Hal ini dinyatakan Allah SWT dalam firman-Nya dalam QS. At-Thur (52): 21
4g~-.-4 W-ONL4`-47
guE4lE>-4 g++CjOO
>}EC)) 4L^O4^ jgj
g4+CjOO .4`4 _E4u-
;}g)` )_)U4E }g)` 7/E* _ O7
O<jO- Eg =U=OE -g-4O ^g
Artinya :Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti
mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami
tiada mengurangi sedikit pun dari pahala amal mereka.Tiap-
tiapmanusiaterikatdenganapa yang dikerjakannya.
Karenakebebasan yang telahdiberikan Allah SWT kepadamanusia,
manusiabisakemanasaja, dapatmemilihapasaja yang merekainginkan,
dapatmelakukanapasajasesuaidengannalurinya,
tetapiharusmempertanggungjawabkanpilihannyaitu. Manusiaadalahsatu
satunyamakhluk yang bertanggungjawabterhadapnasibdanmasadepannyasecara
individual.

7. Berakhlak
Berakhlak adalah ciri utama manusia dibandingkan dengan makhluk lain. Artinya
manusia adalah makhluk yang diberi Allah SWT kemampuan untuk membedakan
manahalyang baik dan manahalyang buruk.
11

Dalam islam kedudukan akhlak sangat penting, menjadi komponen ketiga
agama islam. Kedudukan itu dapat dilihat dari Sunnah Nabi yang mengatakan bahwa
beliau diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia. Suri teladan yang diberikan Nabi
semasa hayatnya merupakan contoh seyogyanya diikuti oleh umat Islam. Selain
keteladanan beliau, butir-butir akhlak banyak sekali terdapat dalam Al-Quran. Ajaran
akhlak yang berasal dari Al-Quran dan Al-Hadis berlaku abadi, selama-lamanya.
Perwujudannya kelihatan pada sikap yang dilanjutkan dengan perbuatan baik atau
buruk.

Al-Quran tidak memandang manusia sebagai makhluk yang tercipta secara kebetulan,
atau tercipta dari kumpulan atom, tapi diciptakan setelah sebelumnya direncanakan untuk
mengemban tugas mengabdi dan menjadi khalifah yang telah disebutkan diatas.
QS. Al-Baqarah (2):30:
^O)4 4~ CG4O gOj^UEUg
O)E+) gN~E} O) ^O-
LOEO)UE= W W-EO7~ NE^_`
OgOg }4` O^NC OgOg
lgOEC4 47.4`g].- }^44
E)Ol=O+^ Eg;O4 +Eg-+^4
El W 4~ EO)E+) NU;N 4`
4pOUu> ^@
Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya
Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji
Engkau dan menyucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "SesungguhnyaAkumengetahuiapa
yang tidakkamuketahui."
12

Untuk mengemban tugas sebagai khalifah, manusia dibekali Tuhan potensi dan
kekuatan positif untuk mengubah corak kehidupan di dunia ke arah yang lebih baik.
Ditundukkan dan dimudahkan Allah baginya untuk mengelola dan memanfaatkan alam
semesta. Antara lain, ditetapkan arah yang harus ia tuju, serta dianugerahkan kepadanya
petunjuk untuk menjadi pelita dalam perjalanan, dan ditetapkan tujuan hidupnya yakni
mengabdi kepada Ilahi.
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang terdiri dari jiwa dan raga, berwujud
fisik dan ruh (ciptaan) Allah SWT .Sebagai makhluk illahi perjalanan hidu pmanusia yang
dimulai dari-Nya dan pasti kembali kepada-Nya, dan semua itu melalui lima tahap, yaitu :

a. Alam gaib
b. Alam rahim
c. Alam dunia (yang fana ini)
d. Alam barzakh
e. Alam akhirat (yang kekal abadi) yakni alam tahap anterakhirhidupdankehidupan (ruh)
manusia.









13







BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Hakikatmanusiadiciptakan yang utamaadalahuntukmenjadikhalifah / penguasa
di
bumiini.Karenahakikatpenciptaaninilahmakamanusiapadasuatusaatdapatmencapaideraj
at yang tinggi, tetapipadasaat yang lain dapatmelucurkelembah yang dalam, hina,
danrendah. Fungsikebebasanmanusiauntukmemilih,
terbukabaikkejalanTuhanmaupunsebaliknya,
kejurangkehinaan.Kehormatandanartipentingmanusia, dalamhubunganini,
terletakdalamkehendakbebas (free will)nyauntukmenentukanarahhidupnya.
Hanyamanusialah yang dapatmenentukantuntutandansifatnalurinya,
mengendalikankeinginandankebutuhanfisiologinyauntukberbuatbaikataujahat,
patuhatautidakpatuhkepadahukum hukumTuhan.
ManusiaadalahmakhlukTuhan yang paling sempurnadiantaramakhluklainnya,
olehkarenaitukitaharusmemanfaatkansebaik - baiknyaapa yang
14

telahTuhanberikankepadakita, mengembangkannya, melaksanakanapa yang
telahdiperintahkankepadakita agar kitabisaselamat di duniadanakhirat.






DAFTAR PUSTAKA
Al-Hafidz, Ahsin W,Kamus Ilmu Al-Quran, Amzah, Sumatra Utara, 2005.
Ali, Mohammad Daud,Pendidikan Agama Islam, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2005.
Ar, D. Sirojuddin,Ensiklopedi Hukum Islam, PT Ichtiar Baru van Hoeve, Jakarta, 2003.
Ayhee dInet.blogspot.com
Nasution, Muhammad Yasir,Manusia Menurut Al-Ghazali, Srigunting, Jakarta, 2002.
www.lintasberita.com

Você também pode gostar