Você está na página 1de 49

lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq

BAB II
PEMBAHASAN
KASUS 1
Tn.A usia 30 tahun dirawat diruang XX sudah satu bulan, TB 170 cm BB
saat ini 50 kg BB awal 60 kg, mengeluh lemah, lemas tak bergairah, diare selama
40 hari sehari 4x sehari sebanyak lebih kurang 250 cc setiap BAB, terpasang
inIuse dektrose 500 cc 40 gtt/mnt dilengan kiri, setelah operan perawat N
memeriksa ada bengkak ditempat insersi inIuse, inIusan tercatat 5 hari yang lalu.
Kemudian perawat N berencana mengganti dengan pemasangan yang baru tetapi
klien menolak dengan alasan seluruh badan terasa sakit. Tn.A merasa bahwa
penyakitnya tidak bisa disembuhkan dan ingin segera pulang saja. Berdasarkan
pemeriksaan vital sign : TD 90/60 mmHg, S : 40C, R: 28x/mnt, Tn.A sering
mendadak mengidap Ilu yang terasa seperti Ilu berat sampai suatu ketika hanya
karena Ilu tersebut Tn.A nyaris pingsan, hasil pemeriksaan laboratorium
didapatkan nilai ELISA Western Blot (), neutropenia, anemia normositik
normokrom, limIosit CDA 200 sel/l obat-obat yang dikonsumsi : zidoIudin.
Diagnosa Medis : HIV/AIDS
KONSEP
2.1 SE1ARAH HIV/AIDS
Pada bulan Juli 1981, New York Times melaporkan suatu kejadian yang
langka bentuk kanker di kalangan laki-laki gay di New York dan CaliIornia,
pertama disebut sebagai "gay kanker"; tetapi medis yang dikenal sebagai Kaposi
Sarcoma. Tentang waktu yang sama, Kamar Darurat di New York City mulai
melihat anguh tampaknya laki-laki muda sehat dengan presentasi Ievers, seperti
gejala Ilu, dan radang paru-paru yang disebut Pneumocystis. Tentang satu tahun
kemudian, pada CDC (Pusat Pengendalian) link terhadap penyakit darah dan uang
lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq

logam istilah AIDS (Acquired Immune DeIiciency Syndrome). Pada tahun
pertama lebih dari 1.600 kasus yang didiagnosis dengan hampir 700 kematian.

Karena jumlah kematian soared, ahli medis goreng untuk menemukan
lebih penting dan menyebabkan penyembuhan. Pada 1984, Institut Pasteur dari
Prancis menemukan apa yang disebut mereka tertular virus HIV, tetapi tidak
sampai satu tahun kemudian AS ilmuwan, Dr Robert Gallo dikonIirmasi bahwa
HIV adalah penyebab AIDS.

Setelah penemuan ini, pertama tes HIV disetujui pada 1985. Selama
beberapa tahun obat untuk memerangi virus dikembangkan serta obat-obatan
untuk mencegah inIeksi yang berkembang saat sistem kekebalan tubuh rusak
akibat HIV dan AIDS. Hingga akhir 1987, terdapat 71.000 kasus AIDS
dikonIirmasi, mengakibatkan lebih dari 40.000 kematian.

Jadi di mana kita akan hari ini? Terima kasih kepada yang pernah berubah-
deret baru obat anti-retroviral dan peningkatan dana awal untuk perawatan medis,
kematian terkait AIDS di Amerika Serikat menurun. Orang yang sehat dan hidup
lagi. Namun, di belahan dunia lainnya, epidemi AIDS di rages. Beberapa
memperkirakan bahwa 40 persen dari orang di sub-wilayah Sahara AIrika yang
terinIeksi HIV. Banyak dari orang-orang ini tidak menyadari bahwa mereka yang
terinIeksi, sehingga dalam inIeksi lain, untuk menambahkan penyebaran penyakit.
Lain pengingat suram dari epidemi adalah AIrika jumlah anak-anak yatim piatu
oleh AIDS. Jalan buntu adalah dengan anak-anak yang kehilangan orang tua
untuk AIDS, tidak memiliki makanan, dan tidak ada tempat untuk pergi. Dan
dengan uang yang tersedia tidak mahal untuk obat-obatan HIV, epidemi
diharapkan untuk mendapatkan jauh lebih buruk, dengan perkiraan 20000000
terinIeksi lebih dari 5 tahun berikutnya.


lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq

2.2 Definisi
Virus HIV
HIV adalah singkatan dari Human ImmunodeIiciency Virus yang dapat
menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel
CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya
tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan
sekalipun.
Virus HIV menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi tempat
berkembang biak Virus HIV baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat
digunakan lagi. Sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh.
Tanpa kekebalan tubuh maka ketika diserang penyakit maka tubuh kita tidak
memiliki pelindung. Dampaknya adalah kita dapat meninggal dunia terkena pilek
biasa.
Penyakit AIDS
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune DeIiciency Syndrome yang
merupakan dampak atau eIek dari perkembang biakan virus hiv dalam tubuh
makhluk hidup. Virus HIV membutuhkan waktu untuk menyebabkan sindrom
AIDS yang mematikan dan sangat berbahaya. Penyakit AIDS disebabkan oleh
melemah atau menghilangnya sistem kekebalan tubuh yang tadinya dimiliki
karena sel CD4 pada sel darah putih yang banyak dirusak oleh Virus HIV.
Ketika kita terkena Virus HIV kita tidak langsung terkena AIDS. Untuk
menjadi AIDS dibutuhkan waktu yang lama, yaitu beberapa tahun untuk dapat
menjadi AIDS yang mematikan. Seseorang dapat menjadi HIV positiI. Saat ini
tidak ada obat, serum maupun vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari
Virus HIV penyebab penyakit AIDS.

lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq

2.3 ANFIS (Anatomi dan Fisiologi)
Sistem Imun (bahasa Inggris: immune system) adalah sistem pertahanan
manusia sebagai perlindungan terhadap inIeksi dari makromolekul asing atau
serangan organisme, termasuk virus, bakteri, protozoa dan parasit. Sistem
kekebalan juga berperan dalam perlawanan terhadap protein tubuh dan molekul
lain seperti yang terjadi pada autoimunitas, dan melawan sel yang teraberasi
menjadi tumor. (Wikipedia.com)
Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar
biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika
sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh
terhadap inIeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing
lain dalam tubuh. Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya melindungi
tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus yang
menyebabkan demam dan Ilu, dapat berkembang dalam tubuh. Sistem kekebalan
juga memberikan pengawasan terhadap sel tumor, dan terhambatnya sistem ini
juga telah dilaporkan meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker.







ungsi dari sitem imun
Sumsum
Semua sel sistem kekebalan tubuh berasal dari sel-sel induk dalam sumsum
tulang. Sumsum tulang adalah tempat asal sel darah merah, sel darah putih
lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq

(termasuk limIosit dan makroIag) dan platelet. Sel-sel dari sistem kekebalan tubuh
juga terdapat di tempat lain.
%imus
Dalam kelenjar timus sel-sel limIoid mengalami proses pematangan sebelum
lepas ke dalam sirkulasi. Proses ini memungkinkan sel T untuk mengembangkan
atribut penting yang dikenal sebagai toleransi diri.
Getah bening
Kelenjar getah bening berbentuk kacang kecil terbaring di sepanjang
perjalanan limIatik. Terkumpul dalam situs tertentu seperti leher, axillae,
selangkangan dan para-aorta daerah. Pengetahuan tentang situs kelenjar getah
bening yang penting dalam pemeriksaan Iisik pasien.
Mukosa jaringan limfoid terkait (MAL%)
Di samping jaringan limIoid berkonsentrasi dalam kelenjar getah bening dan
limpa, jaringan limIoid juga ditemukan di tempat lain, terutama saluran
pencernaan, saluran pernaIasan dan saluran urogenital.
Anatomi sistem imun









lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq

O ekanisme Pertahanan non SpesiIik
Dilihat dari caranya diperoleh, mekanisme pertahanan non spesiIik disebut
juga respons imun alamiah. Yang merupakan mekanisme pertahanan non spesiIik
tubuh kita adalah kulit dengan kelenjarnya, lapisan mukosa dengan enzimnya,
serta kelenjar lain dengan enzimnya seperti kelenjar air mata.
Demikian pula sel Iagosit (sel makroIag, monosit, polimorIonuklear) dan
komplemen merupakan komponen mekanisme pertahanan non spesiIik.
Kulit sillia






ulit dan Sillia termasuk pertahanan terluar tubuh.
O ekanisme Pertahanan SpesiIik
Bila pertahanan non spesiIik belum dapat mengatasi invasi mikroorganisme
maka imunitas spesiIik akan terangsang. ekanisme pertahanan spesiIik adalah
mekanisme pertahanan yang diperankan oleh sel limIosit, dengan atau tanpa
bantuan komponen sistem imun lainnya seperti sel makroIag dan komplemen.
Dilihat dari caranya diperoleh maka mekanisme pertahanan spesiIik disebut
juga respons imun didapat.
O ekanisme Pertahanan SpesiIik (Imunitas Humoral dan Selular)
Imunitas humoral adalah imunitas yang diperankan oleh sel limIosit B dengan
atau tanpa bantuan sel imunokompeten lainnya. Tugas sel B akan dilaksanakan
lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq

oleh imunoglobulin yang disekresi oleh sel plasma. Terdapat lima kelas
imunoglobulin yang kita kenal, yaitu Ig, IgG, IgA, IgD, dan IgE.
Imunitas selular dideIinisikan sebagai suatu respons imun terhadap antigen
yang diperankan oleh limIosit T dengan atau tanpa bantuan komponen sistem
imun lainnya.
Antibodi (Immunoglobulin)
O Antibodi (bahasa Inggris: antibody, gamma globulin) adalah
glikoprotein dengan struktur tertentu yang disekresi dari pencerap
limIosit-B yang telah teraktivasi menjadi sel plasma, sebagai respon
dari antigen tertentu dan reaktiI terhadap antigen tersebut.
O Pembagian Immunglobulin
O Antibodi A (bahasa Inggris: mmunoglobulin A, gA) adalah antibodi
yang memainkan peran penting dalam imunitas mukosis (en:mucosal
immune). IgA banyak ditemukan pada bagian sekresi tubuh (liur,
mukus, air mata, kolostrum dan susu) sebagai sIgA (en:secretory gA)
dalam perlindungan permukaan organ tubuh yang terpapar dengan
mencegah penempelan bakteri dan virus ke membran mukosa.
Kontribusi Iragmen konstan sIgA dengan ikatan komponen mukus
memungkinkan pengikatan mikroba.
O Antibodi D (bahasa Inggris: mmunoglobulin D, gD) adalah sebuah
monomer dengan Iragmen yang dapat mengikat 2 epitop. IgD
ditemukan pada permukaan pencerap sel B bersama dengan Ig atau
sIga, tempat IgD dapat mengendalikan aktivasi dan supresi sel B. IgD
berperan dalam mengendalikan produksi autoantibodi sel B. Rasio
serum IgD hanya sekitar 0,2.
O Antibodi E (bahasa Inggris: antibody E, immunoglobulin E, gE)
adalah jenis antibodi yang hanya dapat ditemukan pada mamalia. IgE
memiliki peran yang besar pada alergi terutama pada hipersensitivitas
tipe 1. IgE juga tersirat dalam sistem kekebalan yang merespon cacing
lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq %

parasit (helminth) seperti Schistosoma mansoni, Trichinella spiralis,
dan Fasciola hepatica, serta terhadap parasit protozoa tertentu seperti
Plasmodium falciparum, dan artropoda.
O Antibodi G (bahasa Inggris: mmunoglobulin G, gG) adalah antibodi
monomeris yang terbentuk dari dua rantai berat dan rantai ringan ,
yang saling mengikat dengan ikatan disulIida, dan mempunyai dua
Iragmen antigen-binding. Populasi IgG paling tinggi dalam tubuh dan
terdistribusi cukup merata di dalam darah dan cairan tubuh dengan
rasio serum sekitar 75 pada manusia dan waktu paruh 7 hingga 23
hari bergantung pada sub-tipe.
O Antibodi M (bahasa Inggris: mmunoglobulin M, gM, macroglobulin)
adalah antibodi dasar yang berada pada plasma B. Dengan rasio serum
13, Ig merupakan antibodi dengan ukuran paling besar, berbentuk
pentameris 10 area epitop pengikat, dan teredar segera setelah tubuh
terpapar antigen sebagai respon imunitas awal (en:primary immune
response) pada rentang waktu paruh sekitar 5 hari. Bentuk monomeris
dari Ig dapat ditemukan pada permukaan limIosit-B dan reseptor sel-
B. Ig adalah antibodi pertama yang tercetus pada 20 minggu pertama
masa janin kehidupan seorang manusia dan berkembang secara
Iitogenetik (en:phylogenetic). ragmen konstan Ig adalah bagian
yang menggerakkan lintasan komplemen klasik.
Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. ungsi utamanya adalah
mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga
menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme,
dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan
mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem
endokrin juga diedarkan melalui darah.


lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq %

omponen penyusun darah










2.4 Etiologi, Dan Penularan
Penyebab utama dari AIDS adalah HIV(uman mmunodeficiency
Jirus). Virus tersebut mengakibatkan sistem imun menjadi sangat lemah sehingga
bahkan mikroorganisme tak berbahaya dapat menyebabkan inIeksi berat.
HIV diedarkan oleh cairan tubuh, seperti darah,semen,air liur, sekresi
vagina dan air susu ibu. Virus ini langsung berpindah jika cairan terinIeksi masuk
kedalam tubuh. Virus ini sering kali ditularkan melalui hubungan seksual. HIV
juga dapat ditularkan ke pengguna obat jika mereka berbagi jarum terinIeksi atau
dari ibu ke janin atau bayinya yang baru lahir.
Setelah berada dalam aliran darah, HIV menyerang sel dengan struktur
yang disebut molekul CD4 pada permukaannya. Sel CD4 termasuk sel darah
putih yang disebut limIosit CD4 sambil menghancurkan mereka. InIeksi awal
dapat menimbulkan sakit mirip Ilu selama beberapa minggu, lalu dapat tidak
bergejala selama bertahun-tahun. Jika HIV tidak ditangani jumlah limIosit CD4
lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq

akhirnya menurun sangat rendah sehingga sistem imun sangat lemah dan
gangguan serius berkembang.
Penularan
1. Hubungan seksual dengan penderita, diman selaput lendir mulut vagina
atau rectum berhubungan langsung dengan cairan tubuh yang
terkontaminasi.
2. Suntikan atau inIus darah yang terkontaminasi seperti transIuse darah,
pemakain jarum bersama-sama atau tidak sengaja tergores oleh jarum yang
terkontaminasi virus HIV.
3. Pemindahan virus dari ibu yang terinIeksi kepada anaknya sebelum atau
selama proses kelahiran/melaui ASI.
2.5 Klasifikasi, %anda dan Gejala
Kasifikasi
Sejak 1 januari 1993, orang-orang dengan keadaan yang merupakan indicator
AIDS (kategori C) dan orang yang termasuk didalam kategori A3 atau B3
dianggap menderita AIDS.
1. Kategori Klinis A
encakup satu atau lebih keadaan ini pada dewasa/remaja dengan inIeksi Human
ImmunodeIiciency Virus (HIV) yang sudah dapat dipastikan tanpa keadaan dalam
kategori klinis B dan C.
1. InIeksi Human ImmunodeIiciency Virus (HIV) yang simptomatik.
2. Limpanodenopati generalisata yang persisten ( PGI : Persistent
Generalized Limpanodenophaty )
3. InIeksi Human ImmunodeIiciency Virus (HIV ) primer akut dengan sakit
yang menyertai atau riwayat inIeksi Human ImmunodeIiciency Virus
(HIV) yang akut.
lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq

1. Kategori Klinis B
Contoh-contoh keadaan dalam kategori klinis B mencakup :
1. Angiomatosis Baksilaris
2. Kandidiasis OroIaring/ Vulvavaginal (peristen,Irekuen / responnya jelek
terhadap terapi
3. Displasia Serviks ( sedang / berat karsinoma serviks in situ )
4. Gejala konstitusional seperti panas ( 38,5
o
C ) atau diare lebih dari 1 bulan.
5. Leukoplakial yang berambut
6. Herpes Zoster yang meliputi 2 kejadian yang bebeda / terjadi pada lebih
dari satu dermaton saraI.
7. Idiopatik Trombositopenik Purpura
8. Penyakit inIlamasi pelvis, khusus dengan abses Tubo Varii
1. Kategori Klinis C
Contoh keadaan dalam kategori pada dewasa dan remaja mencakup :
1. Kandidiasis bronkus,trakea / paru-paru, esophagus
2. Kanker serviks inpasiI
3. Koksidiomikosis ekstrapulmoner / diseminata
4. Kriptokokosis ekstrapulmoner
5. Kriptosporidosis internal kronis
6. Cytomegalovirus ( bukan hati,lien, atau kelenjar limIe )
7. ReIinitis Cytomegalovirus ( gangguan penglihatan )
8. Enselopathy berhubungan dengan Human ImmunodeIiciency Virus (HIV)
9. Herpes simpleks (ulkus kronis,bronchitis,pneumonitis / esoIagitis )
10. Histoplamosis diseminata / ekstrapulmoner )
11. Isoproasis intestinal yang kronis
12. Sarkoma Kaposi
13. Limpoma Burkit , Imunoblastik, dan limIoma primer otak
lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq

14. Kompleks mycobacterium avium ( .kansasi yang diseminata /
ekstrapulmoner
15. .Tubercolusis pada tiap lokasi (pulmoner / ekstrapulmoner )
16. ycobacterium, spesies lain,diseminata / ekstrapulmoner
17. Pneumonia Pneumocystic Cranii
18. Pneumonia Rekuren
19. Leukoenselophaty multiIokal progresiva
20. Septikemia salmonella yang rekuren
21. Toksoplamosis otak
22. Sindrom pelisutan akibat Human ImmunodeIiciency Virus ( HIV)
%anda dan Gejala
Pasien AIDS secara khas punya riwayat gejala dan tanda penyakit. Pada
inIeksi Human ImmunodeIiciency Virus (HIV) primer akut yang lamanya 1 2
minggu pasien akan merasakan sakit seperti Ilu. Dan disaat Iase supresi imun
simptomatik (3 tahun) pasien akan mengalami demam, keringat dimalam hari,
penurunan berat badan, diare, neuropati, keletihan ruam kulit, limpanodenopathy,
pertambahan kognitiI, dan lesi oral.
O InIeksi Human ImmunodeIiciency Virus (HIV)
Acut gejala tidak khas dan mirip tanda dan gejala penyakit biasa seperti
demam berkeringat, lesu mengantuk, nyeri sendi, sakit kepala, diare, sakit leher,
radang kelenjar getah bening, dan bercak merah ditubuh.
O InIeksi Human ImmunodeIiciency Virus (HIV) tanpa gejala
Diketahui oleh pemeriksa kadar Human ImmunodeIiciency Virus (HIV)
dalam darah akan diperoleh hasil positiI.
lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq

O Radang kelenjar getah bening menyeluruh dan menetap, dengan gejala
pembengkakan kelenjar getah bening diseluruh tubuh selama lebih dari 3
bulan.
Dan disaat Iase inIeksi Human ImmunodeIiciency Virus (HIV) menjadi AIDS
(bevariasi 1-5 tahun dari pertama penentuan kondisi AIDS) akan terdapat gejala
inIeksi opurtunistik, yang paling umum adalah Pneumocystic Carinii (PCC),
Pneumonia interstisial yang disebabkan suatu protozoa, inIeksi lain termasuk
menibgitis, kandidiasis, cytomegalovirus, mikrobakterial, atipikal.
Seperti dikutip enshealth.about.com, Kamis (10/6/2010) ketika seseorang
terinIeksi maka gejala awal yang muncul terkadang mirip dengan Ilu atau inIeksi
virus sedang.Gejala dan tanda awal dari HIV termasuk demam, sakit kepala,
kelelahan, mual, diare dan pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak
atau pangkal paha.
Gejala-gejala ini hampir sama dengan inIeksi virus lainnya. Karena itu banyak
orang yang terinIeksi HIV tidak menyadari bahwa dirinya sudah terinIeksi hingga
bertahun-tahun sehingga mencapai stadium lanjut.
Pusat pengendalian penyakit (enter for Disease ontrol/D)
mengungkapkan ada beberapa gejala yang menunjukkan stadium lanjut dari HIV
yaitu:
1. Kehilangan berat badan dengan cepat tanpa adanya alasan.
2. Batuk kering.
3. Demam berulang atau berkeringat saat malam hari.
4. Kelelahan.
5. Diare yang lebih dari seminggu.
6. Kehilangan memori.
7. Depresi dan juga gangguan saraI lainnya.

lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq

2.6 PA%OFISIOLOGI
Kontak langsung (membrane/aliran darah) dengan cairan tubuh yang mengandung
HIV
HIV berikatan dengan CD
4

Sel T
4
terinIeksi dan ikut dalam cairan tubuh
Banyak CD
4
yang terinIeksi
ungsi sel T
4

engaktiIasi respon imun

Sel T
4
terinIeksi diaktiIkan sel killer
penjamu
mengeliminasi virus
dan sel
yang terinIeksi


jumlah sel T
4

system imun seluler melemah (imunosupresi)
pathogen mudah masuk ke dalam tubuh
virus berpoliIerasi
InIeksi yang parah



Respiratorius Gastrointestinal Hepar
ISPA InIeksi di intestinum
lu masuknya mikroorganisme merangsang baroresseptor
Tidak optimalnya saraI simpatis aktiI
lnfeksl
lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq

penyerapan air dan jg sari2
makanan
diare

ungsi sel T
4

engaktivasi respon imun SIS%EM RESPIRASI

ISPA

lu bertambah berat

Produksi mucus ~~

Jalan naIas terhambat

supply

RR HR

Pemakaian energi ~~





++ Plv
8erslhan !alan nafas
1ak LfekLlf
lnLoleranL AcLlvlLy
lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq

SIS%EM GAS%ROIN%ES%INAL
asuknya mikroorganisme

InIeksi di intestinum

Tidak optimalnya absorpsi air dan sari makanan merangsang
baroreseptor

system saraI simpatis aktiI


Diare bertambah berat system saraI parasimpatis

Pengeluaran cairan tidak optimalnya peristaltic
Tidak terkontrol penyerapan sari makanan

DeIisit cairan tidak seimbangnya kebutuhan makanan tertahan
dan suplai nutrisi di usus dan lambung

mual dan muntah


dehidrasi

mengaktivasi kelenjar keringat

sekresi keringat
lare
++ Plv
kekurangan
volume calran
erubahan nuLrlsl
kurang arl kebuLuhan
Cangguan lnLake
nuLrlsl
Cangguan
membrane mukosa
muluL
lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq

HEPAR
Hati terinIeksi

Kerja hepar tidak optimal

agositosis SD Kemampuan
memproduksi
Iibrinogen
Banyak SD yang tidak produktiI
Proses penyembuhan
Pengangkutan 02 Pengangkutan nutrisi
melambat

supply Resiko cedera



RR HR

Pemakaian energi ~~

malaise






++ Plv
lnLoleran acLlvlLy
lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq %

Integumen
Integumen terinIeksi

Rentan terinIeksi
gangguan kulit

Penurunan Perubahan citra tubuh
berat badan
Harga diri rendah

2.7 KOMPLIKASI
a. Oral Lesi
Karena kandidia, herpes simplek, sarcoma Kaposi, HPV oral, gingivitis,
peridonitis Human ImmunodeIiciency Virus (HIV), leukoplakia
oral,nutrisi,dehidrasi,penurunan berat badan, keletihan dan cacat.
b. Neurologik
- kompleks dimensia AIDS karena serangan langsung Human ImmunodeIiciency
Virus (HIV) pada sel saraI, bereIek perubahan kepribadian, kerusakan
kemampuan motorik, kelemahan, disIasia, dan isolasi social.
- Enselophaty akut, karena reaksi terapeutik, hipoksia, hipoglikemia,
ketidakseimbangan elektrolit, meningitis / enseIalitis. Dengan eIek : sakit kepala,
malaise, demam, paralise, total / parsial.
-. InIark serebral kornea siIilis meningovaskuler,hipotensi sistemik, dan maranik
endokarditis.
- Neuropati karena imIlamasi demielinasi oleh serangan Human
ImmunodeIicienci Virus (HIV).


++ Plv
lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq %

c. Gastrointestinal
- Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat Ilora normal, limpoma, dan
sarcoma Kaposi.
Dengan eIek, penurunan berat badan,anoreksia,demam,malabsorbsi, dan
dehidrasi.
- Hepatitis karena bakteri dan virus, limpoma,sarcoma Kaposi, obat illegal,
alkoholik. Dengan anoreksia, mual muntah, nyeri abdomen, ikterik,demam atritis.
- Penyakit Anorektal karena abses dan Iistula, ulkus dan inIlamasi perianal yang
sebagai akibat inIeksi, dengan eIek inIlamasi sulit dan sakit, nyeri rectal, gatal-
gatal dan siare.
d. Respirasi
InIeksi karena Pneumocystic Carinii, cytomegalovirus, virus inIluenza,
pneumococcus, dan strongyloides dengan eIek naIas
pendek,batuk,nyeri,hipoksia,keletihan,gagal naIas.
e. Dermatologik
Lesi kulit staIilokokus : virus herpes simpleks dan zoster, dermatitis karena
xerosis, reaksi otot, lesi scabies/tuma, dan dekobitus dengan eIek nyeri,gatal,rasa
terbakar,inIeksi skunder dan sepsis.
I. Sensorik
- Pandangan : Sarkoma Kaposi pada konjungtiva bereIek kebutaan
- Pendengaran : otitis eksternal akut dan otitis media, kehilangan pendengaran
dengan eIek nyeri.

2.8 Pemeriksaan Diagnostik dan Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Diagnostik
1. ELISA-Western Blot
ELISA ( en:yme linked immunosorbent assay) adalah cara untuk
mengetahui apakah klien sudah pernah terjangkit HIV
Western Blot adalah cara untuk mendeteksi adanya HIV pada darah, untuk
mendeteksi antibodi terhadap HIV. Pemeriksaan western Blot dilakukan
untuk mengonIirmasi apakah tes ELISA benar/tidak.
lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq

2. IA (indirect fluorescent antibody) merupakan pemeriksaan konIirmasi
ELISA , mendeteksi antibodi terhadap HIV.
3. Tes Viral load (VL/muatan virus) mengukur jumlah HIV dalam darah. Tes
ini pada umumnya meramalkan seberapa cepat HIV akan merusak sitem
kekebalan tubuh. Secara langsung, tes ini memprediksi tingkat kerusakan
CD4: semakin tinggi angka Viral Load, semakin tinggi resiko kerusakan
sistem imun. Dengan terapi yang tepat dapat secara signiIikan mengurangi
level HIV dan memperlambat proses pembiakannya
4. Tes hitungan CD4 cell mengukur level sel CD4, salah satu jenis sel darah
putih. Tes ini dapat mengukur tingkat penurunan sistem imun. eski
dengan terapi ARV dapat memperlambat laju perlemahan sistem imun.
Namun, banyak orang yang memulai ARV mengalami peningkatan angka
CD4 yang sangat tajam.
5. RIPA (radio immuno precipitation assay), mendeteksi kadar protein dalam
darah.
6. PCR (polymerase chain reaction), memeriksa keberadaan HIV dalam
darah.
Pemeriksaan Fisik (Objektif) dan Keluhan (Sujektif)
- AktiIitas / Istirahat
Gejala : udah lelah,intoleran activity,progresi malaise,perubahan pola
tidur.
Tanda : Kelemahan otot, menurunnya massa otot, respon Iisiologi aktiIitas
( Perubahan TD, Irekuensi Jantun dan pernaIasan ).
- Sirkulasi
Gejala : Penyembuhan yang lambat (anemia), perdarahan lama pada
cedera.
Tanda : Perubahan TD postural,menurunnya volume nadi periIer, pucat /
sianosis, perpanjangan pengisian kapiler.
- Integritas dan Ego
Gejala : Stress berhubungan dengan kehilangan,mengkuatirkan
penampilan, mengingkari diagnosa, putus asa,dan sebagainya.
Tanda : engingkari,cemas,depresi,takut,menarik diri, marah.
lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq

- Eliminasi
Gejala : Diare intermitten, terus menerus, sering dengan atau tanpa kram
abdominal, nyeri panggul, rasa terbakar saat miksi
Tanda : eces encer dengan atau tanpa mucus atau darah, diare pekat dan
sering, nyeri tekan abdominal, lesi atau abses rectal,perianal,perubahan
jumlah,warna,dan karakteristik urine.
- akanan / Cairan
Gejala : Anoreksia, mual muntah, disIagia
Tanda : Turgor kulit buruk, lesi rongga mulut, kesehatan gigi dan gusi
yang buruk, edema
- Hygiene
Gejala : Tidak dapat menyelesaikan AKS
Tanda : Penampilan tidak rapi, kurang perawatan diri.
- Neurosensoro
Gejala : Pusing, sakit kepala, perubahan status mental,kerusakan status
indera,kelemahan otot,tremor,perubahan penglihatan.
Tanda : Perubahan status mental, ide paranoid, ansietas, reIleks tidak
normal,tremor,kejang,hemiparesis,kejang.
- Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Nyeri umum / local, rasa terbakar, sakit kepala,nyeri dada
pleuritis.
Tanda : Bengkak sendi, nyeri kelenjar,nyeri tekan,penurunan rentan
gerak,pincang.
- PernaIasan
Gejala : ISK sering atau menetap, napas pendek progresiI, batuk, sesak
pada dada.
Tanda : Takipnea, distress pernapasan, perubahan bunyi napas, adanya
sputum.
- Keamanan
Gejala : Riwayat jatuh, terbakar,pingsan,luka,transIuse darah,penyakit
deIisiensi imun, demam berulang,berkeringat malam.
Tanda : Perubahan integritas kulit,luka perianal / abses, timbulnya nodul,
pelebaran kelenjar limIe, menurunya kekuatan umum, tekanan umum.
-Seksualitas
Gejala : Riwayat berprilaku seks beresiko tinggi,menurunnya
libido,penggunaan pil pencegah kehamilan.
lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq

Tanda : Kehamilan,herpes genetalia
- Interaksi Sosial
Gejala : asalah yang ditimbulkan oleh diagnosis,isolasi,kesepian,adanya
trauma AIDS
Tanda : Perubahan interaksi
- Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : Kegagalan dalam perawatan,prilaku seks beresiko
tinggi,penyalahgunaan obat-obatan IV,merokok,alkoholik.

2.9 ASKEP (Asuhan Keperawatan)
Pengkajian keperawatan
O BiograIi Klien
Nama : Tn.A
Usia : 30 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
TB : 170 cm
BB : awal ; 60 kg, akhir ; 50 kg
TD : 90/60 mmHg
S : 40
0
C
R : 28x/menit
N : 90x/menit
O Keluhan Utama
Klien mengeluh lemah, lemas tidak bergairah, diare selama 40 hari, sering
mendadak mengidap Ilu yang terasa seperti Ilu berat.
O Riwayat Kesehatan Saat Ini
lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq

Klien mengeluh lemah, lemas tidak bergairah, diare selama 40 hari, sering
mendadak mengidap Ilu yang terasa seperti Ilue berat.
O Riwayat Kesehatan asa Lalu
Klien mengalami diare selama 40 hari, sering mendadak mengidap Ilue
yang terasa seperti Ilue berat sampai suatu ketika hanya karena Ilue
tersebut Tn.A nyaris pingsan.
O Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak teridentiIikasi.
O Riwayat Psikososial dan Spiritual
Psikososial
Konsep Diri
Tidak teridentiIikasi
O Pasien merasa tidak percaya diri (minder) dengan keadaan
lahiriahnya karena biasanya penderita AIDS akan mengalami
inIeksi oportunistik, termasuk pada kulit seperti sarkoma kaposi
O Perasaan tidak berguna bagi orang-orang disekelilingnya karena
umumnya masyarakat enggan untuk bekerja atau beraktivitas
bersama orang yang mengidap penyakit HIV-AIDS
Mood
Tidak teridentiIikasi
O Rasa malu dan takut untuk bersosialisasi dengan masyarakat
O Rasa cemas dan depresi karena tahu HIV-AIDS sampai saat ini
belum dapat disembuhkan

lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq

Spiritual
Tidak teridentiIikasi.
Biasanya pasien HIV-AIDS seringkali merasa putus asa dan ingin
bunuh diri karena merasa penyakit yang dideritanya sebagai kutukan dari
Tuhan.
O Pengkajian isik
Inspeksi :
Dalam kasus klien terlihat lemas dan tidak bergairah.
Namun pada pasien HIV AIDS ini kita juga dapat melakukan inspeksi
yaitu
1. Inspeksi penampilan umum klien yang meliputi BB, TB, postur, gaya
berjalan, kehilangan BB, kesulitan berjalan, dan tanda vital lainnya.
2. Inspeksi warna kulit, suhu dan kelembaban.
3.Kulit dan membrane mukosa diinspeksi setiap hari untuk menemukan
tanda-tanda lesi, ulserasi atau inIeksi. Rongga mulut diperiksa untuk
memantau gejala kemerahan.
4. Dilihat apakah nodus limph cervikalnya bengkak atau tidak.
5. Dilihat apakah ada kemerahan, bengkak, tenderness atau deIormitas
pada sistem muskuloskeletal.
Palpasi : Dalam kasus tidak teridentiIikasi.
Namun pada pasien HIV AIDS ini kita dapat melakukan palpasi pada

1. Nodus limph cervikal (untuk meraba adanya bengkak)
2. Sistem muskuloskeletal untuk meraba adanya bengkak, tenderness
atau deIormitas.
lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq

Pemeriksaan Fisik (Obfektif) dan eluhan (Sufektif)
AktiIitas / Istirahat
Gejala : udah lelah,intoleran activity,progresi malaise,perubahan pola
tidur.
Tanda : Kelemahan otot, menurunnya massa otot, respon Iisiologi aktiIitas
( Perubahan TD, Irekuensi Jantung dan pernaIasan ).
Sirkulasi
Gejala : Penyembuhan yang lambat (anemia), perdarahan lama pada
cedera.
Tanda : Perubahan TD postural,menurunnya volume nadi periIer, pucat /
sianosis, perpanjangan pengisian kapiler.
Integritas dan Ego
Gejala : Stress berhubungan dengan kehilangan,mengkuatirkan
penampilan, mengingkari doagnosa, putus asa,dan sebagainya.
Tanda : engingkari,cemas,depresi,takut,menarik diri, marah.
Eliminasi
Gejala : Diare intermitten, terus menerus, sering dengan atau tanpa kram
abdominal, nyeri panggul, rasa terbakar saat miksi.
Tanda : eces encer dengan atau tanpa mucus atau darah, diare pekat dan
sering, nyeri tekan abdominal, lesi atau abses rectal,perianal,perubahan
jumlah,warna,dan karakteristik urine.
akanan / Cairan
Gejala : Anoreksia, mual muntah, disIagia
Tanda : Turgor kulit buruk, lesi rongga mulut, kesehatan gigi dan gusi
yang buruk, edema

lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq

Neurosensori
Gejala : Pusing, sakit kepala, perubahan status mental,kerusakan status
indera,kelemahan otot,tremor,perubahan penglihatan.
Tanda : Perubahan status mental, ide paranoid, ansietas, reIleks tidak
normal,tremor,kejang,hemiparesis,kejang.
PernaIasan
Gejala : ISK sering atau menetap, napas pendek progresiI, batuk, sesak
pada dada.
Tanda : Takipnea, distress pernapasan, perubahan bunyi napas, adanya
sputum.
Interaksi Sosial
Gejala : asalah yang ditimbulkan oleh diagnosis,isolasi,kesepian,adanya
trauma AIDS
Tanda : Perubahan interaksi
Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : Kegagalan dalam perawatan,prilaku seks beresiko
tinggi,penyalahgunaan obat-obatan IV,merokok,alkoholik.

O Pemeriksaan Diagnostik
a. %es Laboratorium
Telah dikembangkan sejumlah tes diagnostic yang sebagian masih bersiIat
penelitian. Tes dan pemeriksaan laboratorium digunakan untuk mendiagnosis
Human ImmunodeIiciency Virus (HIV) dan memantau perkembangan penyakit
serta responnya terhadap terapi Human ImmunodeIiciency Virus (HIV)
1. Serologis
O Tes antibody serum
lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq

Skrining Human ImmunodeIiciency Virus (HIV) dan ELISA. Hasil tes positiI,
tapi bukan merupakan diagnosa.
O Tes blot western
engkonIirmasi diagnosa Human ImmunodeIiciency Virus (HIV)
O Sel T limIosit
Penurunan jumlah total
O Sel T4 helper
Indikator system imun jumlah 200~
O T8 ( sel supresor sitopatik )
Rasio terbalik ( 2 : 1 ) atau lebih besar dari sel suppressor pada sel helper ( T8
ke T4 ) mengindikasikan supresi imun.
O P24 ( Protein pembungkus Human ImmunodeIiciencyVirus (HIV ) )
Peningkatan nilai kuantitatiI protein mengidentiIikasi progresi inIeksi
O Kadar Ig
eningkat, terutama Ig A, Ig G, Ig yang normal atau mendekati normal
O Reaksi rantai polimerase
endeteksi DNA virus dalam jumlah sedikit pada inIeksi sel periIer
monoseluler.
O Tes PHS
Pembungkus hepatitis B dan antibody, siIilis, CV mungkin positiI


lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq %

2. Riwayat Penyakit
Histologis, pemeriksaan sitologis urine, darah, Ieces, cairan spina, luka,
sputum, dan sekresi, untuk mengidentiIikasi adanya inIeksi : parasit, protozoa,
jamur, bakteri, viral.
3. Neurologis
EEG, RI, CT Scan otak, EG (pemeriksaan saraI)
4. Tes Lainnya
O Sinar X dada
enyatakan perkembangan Iiltrasi interstisial dari PCP tahap lanjut atau
adanya komplikasi lain.
O Tes ungsi Pulmonal
Deteksi awal pneumonia interstisial
O Skan Gallium
Ambilan diIusi pulmonal terjadi pada PCP dan bentuk pneumonia lainnya.
O Biopsis
Diagnosa lain dari sarcoma Kaposi
O Brankoskopi / pencucian trakeobronkial
Dilakukan dengan biopsy pada waktu PCP ataupun dugaan kerusakan paru-
paru
b. %es Antibodi
Jika seseorang terinIeksi Human ImmunodeIiciency Virus (HIV), maka
system imun akan bereaksi dengan memproduksi antibody terhadap virus tersebut.
Antibody terbentuk dalam 3 12 minggu setelah inIeksi, atau bisa sampai 6 12
bulan. Hal ini menjelaskan mengapa orang yang terinIeksi awalnya tidak
memperlihatkan hasil tes positiI. Tapi antibody ternyata tidak eIektiI, kemampuan
lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq %

mendeteksi antibody Human ImmunodeIiciency Virus (HIV) dalam darah
memungkinkan skrining produk darah dan memudahkan evaluasi diagnostic.
Pada tahun 1985 ood and Drug Administration (DA) memberi lisensi
tentang uji kadar Human ImmunodeIiciency Virus (HIV) bagi semua pendonor
darah atau plasma. Tes tersebut, yaitu :
1. Tes Enzym Linked Immunosorbent Assay ( ELISA)
engidentiIikasi antibody yang secara spesiIik ditujukan kepada virus
Human ImmunodeIiciency Virus (HIV). ELISA tidak menegakan diagnosa
AIDS tapi hanya menunjukkan bahwa seseorang terinIeksi atau pernah
terinIeksi Human ImmunodeIiciency Virus (HIV).
2. Western Blot Assay
engenali antibody Human ImmunodeIiciency Virus (HIV) dan
memastikan seropositiIitas Human ImmunodeIiciency Virus (HIV)
3. Indirect ImmunoIlouresence
Pengganti pemeriksaan western blot untuk memastikan seropositiIitas.
4. Radio Immuno Precipitation Assay ( RIPA )
endeteksi protein dari pada antibody.
c. Pelacakan Human ImmunodeIiciency Virus (HIV)
Penentuan langsung ada dan aktivitasnya Human ImmunodeIiciency Virus
(HIV) untuk melacak perjalanan penyakit dan responnya.
O Pengkajian Lanjut
Pengkajian keperawatan mencakup pengenalan Iactor resiko yang potensial,
termasuk praktek seksual yang beresiko dan penggunaan obat bius IV. Status Iisik
dan psikologis pasien harus dinilai. Semua Iactor yang mempengaruhi Iungsi
system imun perlu digali dengan seksama.
lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq

Status nutrisi dinilai dengan menanyakan riwayat diet dan mengenali Iactor-
Iaktor yang dapat menggangu asupan oral seperti anoreksia, mual, vomitus, nyeri
oral atau kesulitan menelan.
Status respiratorius dinilai lewat pemantauan pasien untuk mendeteksi gejala
batuk, produksi sputum, napas yang pendek, ortopnea, takipnea dan nyeri dada.
Status neurologis ditentukan dengan menilai tingkat kesadaran pasien,
orientasinya terhadap orang, tempat serta waktu dan ingatan yang hilang.
Status cairan dan elektrolit dinilai dengan memeriksa kulit serta membrane
mukosa untuk menentukan turgor dan kekeringannya.
%ingkat pengetahuan pasien tentang penyakitnya dan cara-cara penularan
penyakit harus dievaluasi. Di samping itu, tingkat pengetahuan keluarga dan
sahabat perlu dinilai.
Analisa Data
No Problem Etiologi Symptom
1 Intoleransi Aktivitas
berhubungan dengan
kelemahan ditandai
dengan malaise
Lemah, kelelahan
yang berlebihan
(malaise)

2
Gangguan termoregulasi
berhubungan dengan
InIlamasi sistemik
ditandai oleh demam
Autoimunitas

InIlamasi Sistemik

erangsang Hipotalamus

Ggn. Termoregulasi
Demam
3 Resiko tinggi Ansietas
berhubungan dengan
Harga diri rendah
Intoleransi Aktivitas
Dalam kasus
diatas belum
lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq

ancaman / perubahan
status & Iungsi peran

Ancaman perubahan status
Iungsi peran

Ansietas
diidentiIikasi.
Namun pada
umumnya, tanda-
tandanya antara
lain : Perubahan
persepsi peran,
depresi,
ketidakadekuatan
rasa percaya &
motivasi, dsb
4 Resiko tinggi Ansietas
berhubungan dengan
ancaman/perubahan
status kesehatan
InIlamasi sistemik

Berbagai penyakit gangguan
sistemik

Ancaman/perubahan status
kesehatan

Ansietas
Dalam kasus
diatas belum
diidentiIikasi.
Namun pada
umumnya, tanda-
tandanya antara
lain : Khawatir,
depresi,
keputusasaan,
perasaan takut
mati dsb.

Diagnosa Keperawatan :

O Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan
malaise.
O Gangguan termoregulasi berhubungan dengan InIlamasi sistemik ditandai
oleh demam.
O Resiko tinggi Ansietas berhubungan dengan ancaman / perubahan status &
Iungsi peran.
O Resiko tinggi Ansietas berhubungan dengan ancaman/perubahan status
kesehata.


lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq

Perencanaan Asuhan Keperawatan
N
o
.
Data Diagnosis Tujuan Intervensi Rasional
1
.
DS :
-klien
sering
merasa
lemas
-kelelahan
yang
berlebihan
Intoleransi
Aktivitas
berhubungan
dengan
kelemahan
ditandai
dengan
malaise
entoleransi
aktivitas yang
biasa dilakukan
dan ditunjukkan
dengan daya
tahan,
penghematan
energi, dan
perawatan diri:
Aktivitas
Kehidupan
sehari-hari
Mandiri :
Kaji
respons
emosi,
sosial, dan
spiritual
terhadap
aktivitas
Pantau
asupan
nutrisi
untuk
memastika
n
keadekuat
an
sumber-
sumber
energi
Berikan
dorongan
untuk
melakukan
aktivitas/p
erawatan
diri
bertahap
yang dapat
ditoleransi
, berikan
bantuan
sesuai
kebutuhan



- Kaji respon







emberi
kan
bantuan
hanya
sebatas
kebutuha
n akan
mendoron
g
kemandiri
an dalam
melakuka
n
aktivitas
Respon
abnormal
mengindi
kasikan
intorelans
i terhadap
peningkat
an
aktivitas
Periode
istirahat
memberik
an tubuh
interval
lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq

abnormal
terhadap
peningkata
n aktivitas



- Rencanaka
n periode
istirahat
yang
adekuat
sesuai
jadwal
harian
klien




Ajarkan
klien
tentang
menghema
t energi
selama
memenuhi
KD



Batasi
aktivitas
yang
berlebihan
,
sesuaikan
aktivitas
kerja
untuk
pengguna
an energi
yang
lebih
eIisien.
Penghem
atan
energi
mencegah
kebutuha
n oksigen
melebihi
tingkat
yang
dibutuhka
n tubuh
Lupusaka
n lebih
mudah
kambuh
jika
kelelahan
& stres



- Steroid
membantu
mengurang
i gejala-
gejala
peradangan
(sebagai
anti
inIlamasi)

lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq

dengan
aktivitas
lainnya.

Kolabora
si :
Pemberian
steroid
2
.
DS :
Klien
mengeluh
demam

Gangguan
termoregulasi
berhubungan
dengan
InIlamasi
sistemik
ditandai oleh
demam
enormalkan
termoregulasi :
Seimbang antara
produksi panas,
panas yang
diterima dan
kehilangan panas
Mandiri:
Pantau
suhu
minimal
setiap 2
jam sesuai
dengan
kebutuhan

Gunakan
waslap
dingin (
atau
kantong es
yang
dibalut
dengan
pakaian)
pada
aksila,
kening,
leher, dan
lipat paha.
Perbanyak
minum air
putih


Kolabora
tif :
Pemberian
Steroid


- Untuk
mengetahu
i
perkemban
gan suhu
tubuh

- Untuk
mengurang
i panas
tubuh



- Untuk
mengantisi
pasi
dehidrasi

- Steroid
membantu
mengurang
i gejala-
gejala
peradangan
termasuk
nyeri
(sebagai
anti
inIlamasi)
lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq







Pemberian
Antipireti
k

- Antipiretik
berguna
untuk
menurunka
n suhu
tubuh
3
.
Dalam
kasus diatas
belum
diidentiIika
si. Namun
pada
umumnya,
tanda-
tandanya
antara lain :
Perubahan
persepsi
peran,
depresi,
ketidakadek
uatan rasa
percaya &
motivasi,
dsb
Harga diri
rendah
berhubungan
dengan
ancaman /
perubahan
status &
Iungsi peran
- Bicara dengan
orang terdekat
tentang situasi
dan perubahan
yang telah
terjadi

- engembangk
an rencana
nyata untuk
adaptasi
penerimaan
perubahan
peran yang
terjadi pada
dirinya
emberik
an
konseling
pada
pasien
untuk
menerima
penyakitn
ya







Konseling
pada
pasangan,
dan
keluarga
Agar
pasien
tidak
mudah
mengala
mi
depresi
dan
untuk
mengem
bangkan
koping
diri
terhadap
penyakit
nya

Untuk
membant
u pasien
menjalan
kan
perannya
Untuk
membant
u pasien
lebih
menerim
a
penyakit
nya
4 Dalam Resiko tinggi - Untuk enganju Berpikir
lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq



. kasus diatas
belum
diidentiIika
si. Namun
pada
umumnya,
tanda-
tandanya
antara lain :
Khawatir,
depresi,
keputusasaa
n, perasaan
takut mati
dsb.

Ansietas
berhubungan
dengan
ancaman/per
ubahan status
kesehatan

mengurangi
kecemasan
pasien akan
penyakitnya
rkan
pasien
untuk
selalu
berpikir
positiI dan
mencintai
diri sendiri












emberik
an
pengetahu
an pada
pasien
tentang
penyakit
dan
Iaktor-
Iaktor
yang dapat
menguran
gi
kambuhny
a lupus
positiI
akan
membaw
a hasil
bahwa
sakit
yang
dialami
tidak
akan
menghan
curkan
dirinya,
lebih
mudah
untuk
bisa
bertahan
dan
memperb
aiki
kualitas
hidupnya
.

Untuk
menganti
sipasi
kecemas
an akibat
kesalaha
n
inIormas
i tentang
penyakit
yang
diderita
lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq

2.10 %erapi Farmako dan Non-Farmako
Farmako
Obat-obatan HIV terdiri dari empat tipe atau "kelas":
O NRTI (nucleoside atau nucleotide reverse transcriptase inhibitor)
O NNRTI (non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor)
O PI (protease inhibitor)
O Fusion inhibitor
Ke empat kelas obat-obatan ini dirancang untuk menghalangi kemampuan
HIV untuk mereplikasi diri -- yaitu, untuk berkembang dalam tubuh anda. Tiap
kelas obat menghentikan virus pada saat-saat yang berbeda dalam siklus
reproduksinya.
Anggap HIV sebagai pabrik kembangbiak dalam sebuah sel T. Ia ingin
berkembang dalam tubuh anda dan membuat duplikasi dirinya.
1. NRTI bekerja seperti batu bata yang pecah sehingga pabrik yang akan
dibangun HIV dalam sel T anda terdiri dari batu bata pecah.
2. NNRTI bekerja seperti mandor buruk yang selalu memberi petunjuk yang
salah kepada HIV dalam proses pembangunan.
3. Protease inhibitor adalah para pekerja yang mengimbuhi komponen-
komponen rusak dalam tiap virus baru dalam jalur asembli.
4. Fusion inhibitor bekerja seperti gembok pada pintu gerbang pabrik yang
menghalangi HIV untuk masuk.
Pengobatan HIV/ AIDS yang sudah ada kini adalah dengan pengobatan ARV
(antiretroviral) dan obat-obat baru lainnya masih dalam tahap penelitian.
Jenis obat-obat antiretroviral :
O Attachment inhibitors (mencegah perlekatan virus pada sel host) dan
fusion inhibitors (mencegah Iusi membran luar virus dengan membran sel
hos). Obat ini adalah obat baru yang sedang diteliti pada manusia.
lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq %

O #everse transcriptase inhibitors atau RTI, mencegah salinan RNA virus ke
dalam DNA sel hos. Beberapa obat-obatan yang dipergunakan saat ini
adalah golongan ukes dan on-ukes.
O ntegrase inhibitors, menghalangi kerja enzim integrase yang berIungsi
menyambung potongan-potongan DNA untuk membentuk virus.
Penelitian obat ini pada manusia dimulai tahun 2001 (S-1360).
O Protease inhibitors (PIs), menghalangi enzim protease yang berIungsi
memotong DNA menjadi potongan-potongan yang tepat. Golongan obat
ini sekarang telah beredar di pasaran (Saquinavir, Ritonavir, Lopinavir,
dll.).
O mmune stimulators (perangsang imunitas) tubuh melalui kurir
(messenger) kimia, termasuk interleukin-2 (IL-2), Reticulose, HRG214.
Obat ini masih dalam penelitian tahap lanjut pada manusia.
O Obat antisense, merupakan 'bayangan cermin kode genetik HIV yang
mengikat pada virus untuk mencegah Iungsinya (HGTV43). Obat ini
masih dalam percobaan.
Untuk menahan lajunya tahap perkembangan virus beberapa obat yang ada
adalah antiretroviral dan inIeksi oportunistik., sebagai berikut :
a) Obat antiretroviral adalah obat yang dipergunakan untuk retrovirus
seperti HIV guna menghambat perkembang-biakan virus. Obatobatan
yang termasuk anti retroviral yaitu AZT, Didanoisne, Zaecitabine,
Stavudine.
b) Obat inIeksi oportunistik adalah obat yang digunakan untuk penyakit
yang mungkin didapat karena sistem kekebalan tubuh sudah rusak atau
lemah. Sedangkan obat yang bersiIat inIeksi oportunistik adalah
Aerosol Pentamidine, Ganciclovir, oscamet. eliputi penyakit inIeksi
Oportunistik yang sering terdapat pada penderita inIeksi HIV dan
AIDS.

lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq %

i. Tuberkulosis
Sejak epidemi AIDS maka kasus TBC meningkat kembali.
Dosis INH 300 mg setiap hari dengan vit B6 50 mg paling
tidak untuk masa satu tahun.
ii. Toksoplasmosis
Sangat perlu diperhatikan makanan yang kurang masak
terutama daging yang kurang matang. Obat : TP-SX 1
dosis/hari.
iii. CV
Virus ini dapat menyebabkan Retinitis dan dapat menimbulkan
kebutaan, EnseIalitis, Pnemonitis pada paru, inIeksi saluran
cernak yang dapat menyebabkan luka pada usus. Obat :
Gansiklovir kapsul 1 gram tiga kali sehari.
iv. Jamur
Jamur yang paling sering ditemukan pada penderita AIDS
adalah jamur Kandida. Obat : Nistatin 500.000 u per hari.
lukonazol 100 mg per hari.
Non Farmako
Pengobatan HIV -AIDS pada dasarnya meliputi aspek edis Klinis, Psikologis,
dan Aspek Sosial.
a) Aspek edis meliputi :
1. Pengobatan SuportiI.
2. Pencegahan dan pengobatan inIeksi Oportunistik.
3. Pengobatan Antiretroviral.
b) Terapi psikologis : humor, sugesti, hypnosis.
c) Terapi nutrisi : konsumsi vit.C, makan makanan makrobiotik,
anjuran vegetarian, konsumsi alpukat.
d) Terapi obat : oksigen, urin, konsumsi kunyit, kunir, kurkuma
(shindy)
lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq

e) Konsumsi kelapa karena dapat menghambat diare. (tia)
I) Konsumsi wortel untuk membentuk CD4 dan memperlambat
replikasi virus
g) Tempe baik untuk penyembuhan diare.
NU%RISI
Bahan makanan dianjurkan di konsumsi penderita AIDS.
1. Tempe atau produknya mengandung protein dan B
12
.
2. Kelapa & produknya, kebutuhan lemak sekaligus sumber energi
mengandung CT mudah diserap.
3. Wortel mengandung beta-karoten, meningkatkan daya tahan tubuh &
membentuk CD4. Bersama vitamin E dan C berIungsi sebagai anti
radikal bebas.
4. Kembang kol tinggi Zn, e, n, Se, mencegah kekurangan zat gizi
mikro & membentuk CD4.
5. Sayuran hijau dan kacang-kacangan mengandung B1, B6, B12 dan zat
gizi mikro lainnya untuk cegah anemia & membentuk CD4.
Alpukat mengandung lemak tinggi sebagai anti oksidan dan menurunkan LDL
serta menghambat replikasi virus HIV.
2.11 Pencegahan (Kewaspadaan Universal)
Tindakan pencegahan yang dapat menurunkan resiko penularan inIeksi
HIV antara lain:
O emberikan pendidikan dan pengetahuan mengenai patoIisiologi
dan penyebaran inIeksi HIV.
O Kontak seksual antara homoseksual sebaiknya memakai kondom.
O Kurangi jumlah pasangan seksual dan memakai kondom
O Tidak memakai alat suntik secara bersama-sama
O emberikan alat suntik dengan pembersih atau mengganti alat
suntik ( sekali pakai).
lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq

O enghindari aktivitas seksual yang beresiko (anal).
O Orang normal dengan pasangan yang beresiko sebaiknya
menggunakan teknik seks yang aman.
O Wanita dengan HIV : memakai kontrasepsi untuk mencegah
kehamilan dan tidak memberikan ASI.
Tindakan-tindakan untuk mencegah penularan HIV AIDS jika anda belum
terinIeksi HIV/AIDS:
Pahami HIV AIDS dan ajarkan pada orang lain. emahami HIV AIDS dan
bagaimana virus ini ditularkan merupakan dasar untuk melakukan tindakan
pencegahan, sebarkan pengetahuan in ke orang lain seperti keluarga, sahabat dan
kerabat.
Ketahui status HIV AIDS patner seks anda. Berhubungan seks dengan
sembarang orang menjadikan pelaku seks bebas ini sangat riskan terinIeksi HIV,
oleh karena itu mengetahui status HIV AIDS patner seks sangatlah penting.
Gunakan jarum suntik yang baru dan steril. Penyebaran paling cepat HIV AIDS
adalah melalui penggunaan jarum suntik secara bergantian dengan orang yang
memiliki status HIV positiI, penularan melalui jarum suntik sering terjadi pada
IDU (injection drug user).
Gunakan Kondom Berkualitas. Selain membuat ejakulasi lebih lambat,
penggunaan kondom saat berhubungan seks *ya iyalah, masak pas makan pake
kondom?* cukup eIektiI mencegah penularan HIV AIDS melalui seks.
Lakukan sirkumsisi / khitan. Banyak penelitian pada tahun 2006 oleh National
Institutes oI Health (NIH) menunjukkan bahwa pria yang melakukan khitan
memiliki resiko 53 lebih kecil daripada mereka yang tidak melakukan
sirkumsisi.
Lakukan tes HIV secara berkala. Jika anda tergolong orang dengan resiko tinggi,
sebaiknya melakukan tes HIV secara teratur, minimal 1 tahun sekali. Pencegahan
bagi penderita yang sudah terkena inIeksi :
lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq

Beritahu partner seks bahwa anda telah positiI HIV AIDS. Pemahaman patner
seks terhadap status HIV sangatlah penting untuk antisipasi paska seks agar tidak
menular ke yang lain.
Jika anda hamil, segera konsultasikan dengan tim medis terdekat agar mendapat
penanganan khusus.
Hindari donor darah dan donor organ.
Jangan biarkan orang lain memakai sikat gigi dan barang-barang pribadi lainnya,
meskipun kemungkinan tertular melalui barang-barang pribadi ini sangat kecil,
tapi tetap saja masih ada kemungkinan.
Beritahukan status HIV AIDS anda kepada orang yang terpercaya. Selain untuk
melindungi orang lain, hal ini juga untuk memastikan bahwa anda mendapat
perawatan dari orang tersebut.
2.12 Legal dan Etik
Prinsip etik yang harus dipegang oleh seseorang, masyarakat, nasional,
daninternasional dalam menghadapi HIV/AIDS :
Empati
Ikut merasakan penderitaan sesama termasuk ODHA dengan penuh simpati, kasih
sayang dan keadilan saling menolong.
$4idaritas
Secara bersama-sama membantu meringankan dan melawan ketidakadilan yang
diakibatkan oleh HIV/AIDS.
1anggung jawab
Bertanggung jawab mencegah penyebaran dan memberikan
perawatanpada ODHA (Depkes RI, 2003)
Isu Etik dan Hukum pada Konseling Pre-Post %es HIV
onseling Pre-Post Tes J
lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq

Konseling adalah proses pertolongan di mana seseorang dengan tulus
ikhlas dantujuan yang jelas memberikan waktu, perhatian dan keahliannya
untukmembant u kli en mempelajari diri nya, mengenali, dan melakukan
pemecahanmasalah terhadap keterbatasan yang diberikan lingkungan.
Voluntary Counseling and Testing (VCT) atau konseling dan tes sukarela
merupakan kegiatan konseling yang bersiIat sukarela dan rahasia, yang dilakukan
sebelumatau sesudah tes darah di laboratorium. Tes HIV dilakukan setelah klien
terlebihdahulu memahami dan menandatangani inIormed consent yaitu
suratpersetujuan setelah mendapatkan penjelasan yang lengkap dan benar.
Pelayanan VCT harus dilakukan oleh petugas yang sangat terlatih dan memiliki
keterampilan konseling dan pemahaman akan HIV/AIDS. Konseling
dilakukanoleh konselor terlatih dengan modul VCT. ereka dapat berproIesi
perawat,pekerja sosial, dokter, psikolog, psikiater, atau proIesi lain.
nf4rmed c4nsent untuk 1es H'$
Tes HIV adalah tes darah yang digunakan untuk memastikan apakah
seseorangsudah posit iI t erinIeksi HIV atau tidak, yait u dengan cara
mendet eksi adanya antibodi HIV di dalam sampel darahnya. Hal ini perl u
dilakukan set idaknya agar seseorang bisa menget ahui secara past istat us
kesehatan diri nya, t erutama menyangkut risiko dari perilakunya
selamaini.
1es H' harus bersifat
Sukarela . Bahwa seseorang yang akan melakukan tes HIV
haruslahberdasarkanatas kesadarannya sendiri, bukan atas paksaan/tekananorang
lain ini juga berarti bahwa dirinya setuju untuk di tes setelahmengetahui hal-hal
apa saja yang mencakup dalam tes itu, apakeuntungan dan kerugian dari tes HIV,
serta apa saja implikasi dari hasilpositiI ataupun negatiI tersebut.
#ahasia . Apapun hasil Tes ini (baik positiI maupun negatiI ) hasilnya hanyaboleh
diberitahu langsung kepada orang yang bersangkutan.
lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq

Tidak boleh diwakilkan kepada siapapun, baik orang tua/pasangan, atasanatau
siapapun.
spek Etik dan Lega 1es H'
nformed consent adalah peresetujuan yang diberikan pasien atau keluarga
atasdasar penjelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan
terhadappasien tersebut (Permenkes, 1989).
Dasar dari informed consent yaitu .
O Asas menghormati otonomi pasien setelah mendapatkan inIormasi yang
memadai pasien bebas dan berhak memutuskan apa yang akandilakukan
terhadapnya.
O Kepmenkes 1239/enkes/SK/XI/2001 pasal 16 : Dalam melaksanakan
kewenangannya perawat wajib menyampaikan inIormasi dan
memintapersetujuan tindakan yang akan dilakukan.
O PP No.32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan pasal 22 ayat 1 : Bagi
tenaga kesehatan dalam menjalankan tugas wajib memberikaninIormasi
dan meminta persetujuan.
O UU No. 23 Tahun 1992 tentang tenaga kesehatan pasal 15 ayat 2
: Tindakan medis tertentu hanya bisa dilakukan dengan persetujuanyang
bersangkutan atau keluarga.
Semua tes HIV harus mendapat informed consent dari klien setelah klien
diberikan inIormasi yang cukup tentang tes, tujuan tes, implikasi hasil tes
positiI atau negat iI yang berupa konseli ng prat es. Dalam menjalankan
Iungsi perawat sebagai advokat bagi kli en, sedangkan t ugas perawat
dalam informed consent telah meliputi tiga aspek penting yaitu :
O Persetujuan harus diberikan secara sukarela
O Perset ujuan harus diebrikan ol eh indi vi du yang
mempunyai kapasit as dan kemampuan untuk memahami
lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq

O Persetujuan harus diberikan setelah diberikan inIormasi yang
cukup sebagai pertimbangan untuk membuat keputusan
Persetujuan pada tes HIV harus bersiIat jelas dan khusus,
maksudnya,persetujuan diberikan terpisah dari persetujuan tindakan medis atau
tindakanperawatan lain (Kelly 1997 dalam Chitty 1993). Persetujuan juga
sebaiknya dalam bentuk tertulis, karena persetujuan secara verbal memungkinkan
pasien untuk menyangkal persetujuan yang telah diberikannya di kemudian hari.
Depkes AIrika pada Bulan Desember 1999 mengeluarkan kebijakan
tentangperkecualian di mana inIormed consent untuk tes HIV tidak diperlukan,
yaitu untuk skrining HIV pada darah pendonor dimana darah ini tanpa nama.
Selain itu inIormed consent juga tidak diperlukan pada pemeriksaan tes inisial
(Rapid Test ) pada kasus bila ada tenaga kesehatan yang terpapar darah klien yang
di curigait erinIeksi HIV, sement ara kli en menolak dilakukan t es HI V
dan t erdapat sampel darah.
KODE E%IK KEPERAWA%AN INDONESIA
Sebagai proIesi yang turut serta mengusahakan tercapainya kesejahteraan
Iisik, material dan spiritual untuk makhluk insani dalam wilayah Republik
Indonesia, maka kehidupan proIesi keperawatan di Indonesia selalu berpedoman
kepada sumber asalnya yaitu kebutuhan masyarakat Indonesia akan pelayanan
keperawatan.
Warga Keperawatan di Indonesia menyadari bahwa kebutuhan akan
keperawatan bersiIat universal bagi klien (individu keluarga kelompok dan
masyarakat), oleh karenanya pelayanan yang diberikan oleh perawat selalu
berdasarkan pada cita-cita yang luhur, niat yang murni untuk keselamatan dan
kesejahteraan umat tanpa membedakan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur,
jenis kelamin, aliran politik dan agama yang dianut serta kedudukan sosial.
Dalam melaksanakan tugas proIessional yang berdaya guna dan berhasil
guna, para perawat mampu dan ikhlas memberikan pelayanan yang bermutu
lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq

dengan memelihara dan meningkatkan integritas pribadi yang luhur dengan ilmu
dan keterampilan yang memenuhi standar serta kesadaran bahwa pelayanan yang
diberikan merupakan bagian dari upaya kesehatan secara menyeluruh.
Dalam bimbingan Tuhan Yang aha Esa dalam melaksankan tugas
pengabdian untuk kepentingan kemanusiaan, bangsa dan Tanah Air, Persatuan
Indonesia yang berjiwa Pancasila dan berlandaskan pada UUD 1945 merasa
terpanggil untuk menunaikan kewajiban dalam bidang keperawatan dengan penuh
tanggungjawab, berpedoman kepada dasar-dasar seperti tertera dibawah ini:

!ER1 KLE
Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat
dan martabat manusia, keunikan klien, dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan
kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan agama
yang dianut serta kedudukan sosial.
Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa
memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat
istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari klien.
Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang
membutuhkan asuhan keperawatan.
Perawat wajib merahasikan segala sesuatu yang diketahui sehubungan
dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang
berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.


!ER1 !RK1EK
lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq

Perawat memelihara dan meningkatkan kompetisi dibidang keperawatan
melalui belajar terus menerus.
Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi
disertai kejujuran proIessional yang menerapkan pengetahuan serta keterampilan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.
Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada inIormasi yang akurat
dan mempertimbangkan kemampuan serta kualiIikasi seseorang bila melakukan
konsultasi, menerima delegasi dan memberikan delegasi kepada orang lain.
Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik proIesi keperawatan
dengan selalu menunjukkan perilaku proIessional.
!ER1 M$RK1
Perawatan mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk
memprakarsai dan mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan dan
kesehatan masyarakat.
!ER1 1EM $E11
Perawat senantiasa memlihara hubungan baik dengan sesama perawat
maupun dengan tenaga kesehatan lainnya, dan dalam memelihara keserasian
suasan lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayan kesehatan secara
menyeluruh.
Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis dan illegal.
!ER1 !ROFE$
Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar pendidikan
dan pelayanan keperawatan serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan
pendidikan keperawatan.
lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq %

Perawat berperan aktiI dalam berbagai kegiatan pengembangan proIesi
keperawatan.
Perawat berpartisipasi aktiI dalam upaya proIesi untuk membangun dan
memelihara kondisi kerja yang kondusiI demi terwujudnya asuhan keperawatan
yang bermutu tinggi.















lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq %

BAB III
PENU%UP
3.1 Simpulan
3.2 Saran

Você também pode gostar