Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB II
PEMBAHASAN
KASUS 1
Tn.A usia 30 tahun dirawat diruang XX sudah satu bulan, TB 170 cm BB
saat ini 50 kg BB awal 60 kg, mengeluh lemah, lemas tak bergairah, diare selama
40 hari sehari 4x sehari sebanyak lebih kurang 250 cc setiap BAB, terpasang
inIuse dektrose 500 cc 40 gtt/mnt dilengan kiri, setelah operan perawat N
memeriksa ada bengkak ditempat insersi inIuse, inIusan tercatat 5 hari yang lalu.
Kemudian perawat N berencana mengganti dengan pemasangan yang baru tetapi
klien menolak dengan alasan seluruh badan terasa sakit. Tn.A merasa bahwa
penyakitnya tidak bisa disembuhkan dan ingin segera pulang saja. Berdasarkan
pemeriksaan vital sign : TD 90/60 mmHg, S : 40C, R: 28x/mnt, Tn.A sering
mendadak mengidap Ilu yang terasa seperti Ilu berat sampai suatu ketika hanya
karena Ilu tersebut Tn.A nyaris pingsan, hasil pemeriksaan laboratorium
didapatkan nilai ELISA Western Blot (), neutropenia, anemia normositik
normokrom, limIosit CDA 200 sel/l obat-obat yang dikonsumsi : zidoIudin.
Diagnosa Medis : HIV/AIDS
KONSEP
2.1 SE1ARAH HIV/AIDS
Pada bulan Juli 1981, New York Times melaporkan suatu kejadian yang
langka bentuk kanker di kalangan laki-laki gay di New York dan CaliIornia,
pertama disebut sebagai "gay kanker"; tetapi medis yang dikenal sebagai Kaposi
Sarcoma. Tentang waktu yang sama, Kamar Darurat di New York City mulai
melihat anguh tampaknya laki-laki muda sehat dengan presentasi Ievers, seperti
gejala Ilu, dan radang paru-paru yang disebut Pneumocystis. Tentang satu tahun
kemudian, pada CDC (Pusat Pengendalian) link terhadap penyakit darah dan uang
lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq
logam istilah AIDS (Acquired Immune DeIiciency Syndrome). Pada tahun
pertama lebih dari 1.600 kasus yang didiagnosis dengan hampir 700 kematian.
Karena jumlah kematian soared, ahli medis goreng untuk menemukan
lebih penting dan menyebabkan penyembuhan. Pada 1984, Institut Pasteur dari
Prancis menemukan apa yang disebut mereka tertular virus HIV, tetapi tidak
sampai satu tahun kemudian AS ilmuwan, Dr Robert Gallo dikonIirmasi bahwa
HIV adalah penyebab AIDS.
Setelah penemuan ini, pertama tes HIV disetujui pada 1985. Selama
beberapa tahun obat untuk memerangi virus dikembangkan serta obat-obatan
untuk mencegah inIeksi yang berkembang saat sistem kekebalan tubuh rusak
akibat HIV dan AIDS. Hingga akhir 1987, terdapat 71.000 kasus AIDS
dikonIirmasi, mengakibatkan lebih dari 40.000 kematian.
Jadi di mana kita akan hari ini? Terima kasih kepada yang pernah berubah-
deret baru obat anti-retroviral dan peningkatan dana awal untuk perawatan medis,
kematian terkait AIDS di Amerika Serikat menurun. Orang yang sehat dan hidup
lagi. Namun, di belahan dunia lainnya, epidemi AIDS di rages. Beberapa
memperkirakan bahwa 40 persen dari orang di sub-wilayah Sahara AIrika yang
terinIeksi HIV. Banyak dari orang-orang ini tidak menyadari bahwa mereka yang
terinIeksi, sehingga dalam inIeksi lain, untuk menambahkan penyebaran penyakit.
Lain pengingat suram dari epidemi adalah AIrika jumlah anak-anak yatim piatu
oleh AIDS. Jalan buntu adalah dengan anak-anak yang kehilangan orang tua
untuk AIDS, tidak memiliki makanan, dan tidak ada tempat untuk pergi. Dan
dengan uang yang tersedia tidak mahal untuk obat-obatan HIV, epidemi
diharapkan untuk mendapatkan jauh lebih buruk, dengan perkiraan 20000000
terinIeksi lebih dari 5 tahun berikutnya.
lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq
2.2 Definisi
Virus HIV
HIV adalah singkatan dari Human ImmunodeIiciency Virus yang dapat
menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel
CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya
tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan
sekalipun.
Virus HIV menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi tempat
berkembang biak Virus HIV baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat
digunakan lagi. Sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh.
Tanpa kekebalan tubuh maka ketika diserang penyakit maka tubuh kita tidak
memiliki pelindung. Dampaknya adalah kita dapat meninggal dunia terkena pilek
biasa.
Penyakit AIDS
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune DeIiciency Syndrome yang
merupakan dampak atau eIek dari perkembang biakan virus hiv dalam tubuh
makhluk hidup. Virus HIV membutuhkan waktu untuk menyebabkan sindrom
AIDS yang mematikan dan sangat berbahaya. Penyakit AIDS disebabkan oleh
melemah atau menghilangnya sistem kekebalan tubuh yang tadinya dimiliki
karena sel CD4 pada sel darah putih yang banyak dirusak oleh Virus HIV.
Ketika kita terkena Virus HIV kita tidak langsung terkena AIDS. Untuk
menjadi AIDS dibutuhkan waktu yang lama, yaitu beberapa tahun untuk dapat
menjadi AIDS yang mematikan. Seseorang dapat menjadi HIV positiI. Saat ini
tidak ada obat, serum maupun vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari
Virus HIV penyebab penyakit AIDS.
lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq
2.3 ANFIS (Anatomi dan Fisiologi)
Sistem Imun (bahasa Inggris: immune system) adalah sistem pertahanan
manusia sebagai perlindungan terhadap inIeksi dari makromolekul asing atau
serangan organisme, termasuk virus, bakteri, protozoa dan parasit. Sistem
kekebalan juga berperan dalam perlawanan terhadap protein tubuh dan molekul
lain seperti yang terjadi pada autoimunitas, dan melawan sel yang teraberasi
menjadi tumor. (Wikipedia.com)
Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar
biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika
sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh
terhadap inIeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing
lain dalam tubuh. Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya melindungi
tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus yang
menyebabkan demam dan Ilu, dapat berkembang dalam tubuh. Sistem kekebalan
juga memberikan pengawasan terhadap sel tumor, dan terhambatnya sistem ini
juga telah dilaporkan meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker.
ungsi dari sitem imun
Sumsum
Semua sel sistem kekebalan tubuh berasal dari sel-sel induk dalam sumsum
tulang. Sumsum tulang adalah tempat asal sel darah merah, sel darah putih
lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq
(termasuk limIosit dan makroIag) dan platelet. Sel-sel dari sistem kekebalan tubuh
juga terdapat di tempat lain.
%imus
Dalam kelenjar timus sel-sel limIoid mengalami proses pematangan sebelum
lepas ke dalam sirkulasi. Proses ini memungkinkan sel T untuk mengembangkan
atribut penting yang dikenal sebagai toleransi diri.
Getah bening
Kelenjar getah bening berbentuk kacang kecil terbaring di sepanjang
perjalanan limIatik. Terkumpul dalam situs tertentu seperti leher, axillae,
selangkangan dan para-aorta daerah. Pengetahuan tentang situs kelenjar getah
bening yang penting dalam pemeriksaan Iisik pasien.
Mukosa jaringan limfoid terkait (MAL%)
Di samping jaringan limIoid berkonsentrasi dalam kelenjar getah bening dan
limpa, jaringan limIoid juga ditemukan di tempat lain, terutama saluran
pencernaan, saluran pernaIasan dan saluran urogenital.
Anatomi sistem imun
lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq
O ekanisme Pertahanan non SpesiIik
Dilihat dari caranya diperoleh, mekanisme pertahanan non spesiIik disebut
juga respons imun alamiah. Yang merupakan mekanisme pertahanan non spesiIik
tubuh kita adalah kulit dengan kelenjarnya, lapisan mukosa dengan enzimnya,
serta kelenjar lain dengan enzimnya seperti kelenjar air mata.
Demikian pula sel Iagosit (sel makroIag, monosit, polimorIonuklear) dan
komplemen merupakan komponen mekanisme pertahanan non spesiIik.
Kulit sillia
ulit dan Sillia termasuk pertahanan terluar tubuh.
O ekanisme Pertahanan SpesiIik
Bila pertahanan non spesiIik belum dapat mengatasi invasi mikroorganisme
maka imunitas spesiIik akan terangsang. ekanisme pertahanan spesiIik adalah
mekanisme pertahanan yang diperankan oleh sel limIosit, dengan atau tanpa
bantuan komponen sistem imun lainnya seperti sel makroIag dan komplemen.
Dilihat dari caranya diperoleh maka mekanisme pertahanan spesiIik disebut
juga respons imun didapat.
O ekanisme Pertahanan SpesiIik (Imunitas Humoral dan Selular)
Imunitas humoral adalah imunitas yang diperankan oleh sel limIosit B dengan
atau tanpa bantuan sel imunokompeten lainnya. Tugas sel B akan dilaksanakan
lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq
oleh imunoglobulin yang disekresi oleh sel plasma. Terdapat lima kelas
imunoglobulin yang kita kenal, yaitu Ig, IgG, IgA, IgD, dan IgE.
Imunitas selular dideIinisikan sebagai suatu respons imun terhadap antigen
yang diperankan oleh limIosit T dengan atau tanpa bantuan komponen sistem
imun lainnya.
Antibodi (Immunoglobulin)
O Antibodi (bahasa Inggris: antibody, gamma globulin) adalah
glikoprotein dengan struktur tertentu yang disekresi dari pencerap
limIosit-B yang telah teraktivasi menjadi sel plasma, sebagai respon
dari antigen tertentu dan reaktiI terhadap antigen tersebut.
O Pembagian Immunglobulin
O Antibodi A (bahasa Inggris: mmunoglobulin A, gA) adalah antibodi
yang memainkan peran penting dalam imunitas mukosis (en:mucosal
immune). IgA banyak ditemukan pada bagian sekresi tubuh (liur,
mukus, air mata, kolostrum dan susu) sebagai sIgA (en:secretory gA)
dalam perlindungan permukaan organ tubuh yang terpapar dengan
mencegah penempelan bakteri dan virus ke membran mukosa.
Kontribusi Iragmen konstan sIgA dengan ikatan komponen mukus
memungkinkan pengikatan mikroba.
O Antibodi D (bahasa Inggris: mmunoglobulin D, gD) adalah sebuah
monomer dengan Iragmen yang dapat mengikat 2 epitop. IgD
ditemukan pada permukaan pencerap sel B bersama dengan Ig atau
sIga, tempat IgD dapat mengendalikan aktivasi dan supresi sel B. IgD
berperan dalam mengendalikan produksi autoantibodi sel B. Rasio
serum IgD hanya sekitar 0,2.
O Antibodi E (bahasa Inggris: antibody E, immunoglobulin E, gE)
adalah jenis antibodi yang hanya dapat ditemukan pada mamalia. IgE
memiliki peran yang besar pada alergi terutama pada hipersensitivitas
tipe 1. IgE juga tersirat dalam sistem kekebalan yang merespon cacing
lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq %
parasit (helminth) seperti Schistosoma mansoni, Trichinella spiralis,
dan Fasciola hepatica, serta terhadap parasit protozoa tertentu seperti
Plasmodium falciparum, dan artropoda.
O Antibodi G (bahasa Inggris: mmunoglobulin G, gG) adalah antibodi
monomeris yang terbentuk dari dua rantai berat dan rantai ringan ,
yang saling mengikat dengan ikatan disulIida, dan mempunyai dua
Iragmen antigen-binding. Populasi IgG paling tinggi dalam tubuh dan
terdistribusi cukup merata di dalam darah dan cairan tubuh dengan
rasio serum sekitar 75 pada manusia dan waktu paruh 7 hingga 23
hari bergantung pada sub-tipe.
O Antibodi M (bahasa Inggris: mmunoglobulin M, gM, macroglobulin)
adalah antibodi dasar yang berada pada plasma B. Dengan rasio serum
13, Ig merupakan antibodi dengan ukuran paling besar, berbentuk
pentameris 10 area epitop pengikat, dan teredar segera setelah tubuh
terpapar antigen sebagai respon imunitas awal (en:primary immune
response) pada rentang waktu paruh sekitar 5 hari. Bentuk monomeris
dari Ig dapat ditemukan pada permukaan limIosit-B dan reseptor sel-
B. Ig adalah antibodi pertama yang tercetus pada 20 minggu pertama
masa janin kehidupan seorang manusia dan berkembang secara
Iitogenetik (en:phylogenetic). ragmen konstan Ig adalah bagian
yang menggerakkan lintasan komplemen klasik.
Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. ungsi utamanya adalah
mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga
menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme,
dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan
mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem
endokrin juga diedarkan melalui darah.
lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq %
omponen penyusun darah
2.4 Etiologi, Dan Penularan
Penyebab utama dari AIDS adalah HIV(uman mmunodeficiency
Jirus). Virus tersebut mengakibatkan sistem imun menjadi sangat lemah sehingga
bahkan mikroorganisme tak berbahaya dapat menyebabkan inIeksi berat.
HIV diedarkan oleh cairan tubuh, seperti darah,semen,air liur, sekresi
vagina dan air susu ibu. Virus ini langsung berpindah jika cairan terinIeksi masuk
kedalam tubuh. Virus ini sering kali ditularkan melalui hubungan seksual. HIV
juga dapat ditularkan ke pengguna obat jika mereka berbagi jarum terinIeksi atau
dari ibu ke janin atau bayinya yang baru lahir.
Setelah berada dalam aliran darah, HIV menyerang sel dengan struktur
yang disebut molekul CD4 pada permukaannya. Sel CD4 termasuk sel darah
putih yang disebut limIosit CD4 sambil menghancurkan mereka. InIeksi awal
dapat menimbulkan sakit mirip Ilu selama beberapa minggu, lalu dapat tidak
bergejala selama bertahun-tahun. Jika HIV tidak ditangani jumlah limIosit CD4
lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq
akhirnya menurun sangat rendah sehingga sistem imun sangat lemah dan
gangguan serius berkembang.
Penularan
1. Hubungan seksual dengan penderita, diman selaput lendir mulut vagina
atau rectum berhubungan langsung dengan cairan tubuh yang
terkontaminasi.
2. Suntikan atau inIus darah yang terkontaminasi seperti transIuse darah,
pemakain jarum bersama-sama atau tidak sengaja tergores oleh jarum yang
terkontaminasi virus HIV.
3. Pemindahan virus dari ibu yang terinIeksi kepada anaknya sebelum atau
selama proses kelahiran/melaui ASI.
2.5 Klasifikasi, %anda dan Gejala
Kasifikasi
Sejak 1 januari 1993, orang-orang dengan keadaan yang merupakan indicator
AIDS (kategori C) dan orang yang termasuk didalam kategori A3 atau B3
dianggap menderita AIDS.
1. Kategori Klinis A
encakup satu atau lebih keadaan ini pada dewasa/remaja dengan inIeksi Human
ImmunodeIiciency Virus (HIV) yang sudah dapat dipastikan tanpa keadaan dalam
kategori klinis B dan C.
1. InIeksi Human ImmunodeIiciency Virus (HIV) yang simptomatik.
2. Limpanodenopati generalisata yang persisten ( PGI : Persistent
Generalized Limpanodenophaty )
3. InIeksi Human ImmunodeIiciency Virus (HIV ) primer akut dengan sakit
yang menyertai atau riwayat inIeksi Human ImmunodeIiciency Virus
(HIV) yang akut.
lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq
1. Kategori Klinis B
Contoh-contoh keadaan dalam kategori klinis B mencakup :
1. Angiomatosis Baksilaris
2. Kandidiasis OroIaring/ Vulvavaginal (peristen,Irekuen / responnya jelek
terhadap terapi
3. Displasia Serviks ( sedang / berat karsinoma serviks in situ )
4. Gejala konstitusional seperti panas ( 38,5
o
C ) atau diare lebih dari 1 bulan.
5. Leukoplakial yang berambut
6. Herpes Zoster yang meliputi 2 kejadian yang bebeda / terjadi pada lebih
dari satu dermaton saraI.
7. Idiopatik Trombositopenik Purpura
8. Penyakit inIlamasi pelvis, khusus dengan abses Tubo Varii
1. Kategori Klinis C
Contoh keadaan dalam kategori pada dewasa dan remaja mencakup :
1. Kandidiasis bronkus,trakea / paru-paru, esophagus
2. Kanker serviks inpasiI
3. Koksidiomikosis ekstrapulmoner / diseminata
4. Kriptokokosis ekstrapulmoner
5. Kriptosporidosis internal kronis
6. Cytomegalovirus ( bukan hati,lien, atau kelenjar limIe )
7. ReIinitis Cytomegalovirus ( gangguan penglihatan )
8. Enselopathy berhubungan dengan Human ImmunodeIiciency Virus (HIV)
9. Herpes simpleks (ulkus kronis,bronchitis,pneumonitis / esoIagitis )
10. Histoplamosis diseminata / ekstrapulmoner )
11. Isoproasis intestinal yang kronis
12. Sarkoma Kaposi
13. Limpoma Burkit , Imunoblastik, dan limIoma primer otak
lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq
14. Kompleks mycobacterium avium ( .kansasi yang diseminata /
ekstrapulmoner
15. .Tubercolusis pada tiap lokasi (pulmoner / ekstrapulmoner )
16. ycobacterium, spesies lain,diseminata / ekstrapulmoner
17. Pneumonia Pneumocystic Cranii
18. Pneumonia Rekuren
19. Leukoenselophaty multiIokal progresiva
20. Septikemia salmonella yang rekuren
21. Toksoplamosis otak
22. Sindrom pelisutan akibat Human ImmunodeIiciency Virus ( HIV)
%anda dan Gejala
Pasien AIDS secara khas punya riwayat gejala dan tanda penyakit. Pada
inIeksi Human ImmunodeIiciency Virus (HIV) primer akut yang lamanya 1 2
minggu pasien akan merasakan sakit seperti Ilu. Dan disaat Iase supresi imun
simptomatik (3 tahun) pasien akan mengalami demam, keringat dimalam hari,
penurunan berat badan, diare, neuropati, keletihan ruam kulit, limpanodenopathy,
pertambahan kognitiI, dan lesi oral.
O InIeksi Human ImmunodeIiciency Virus (HIV)
Acut gejala tidak khas dan mirip tanda dan gejala penyakit biasa seperti
demam berkeringat, lesu mengantuk, nyeri sendi, sakit kepala, diare, sakit leher,
radang kelenjar getah bening, dan bercak merah ditubuh.
O InIeksi Human ImmunodeIiciency Virus (HIV) tanpa gejala
Diketahui oleh pemeriksa kadar Human ImmunodeIiciency Virus (HIV)
dalam darah akan diperoleh hasil positiI.
lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq
O Radang kelenjar getah bening menyeluruh dan menetap, dengan gejala
pembengkakan kelenjar getah bening diseluruh tubuh selama lebih dari 3
bulan.
Dan disaat Iase inIeksi Human ImmunodeIiciency Virus (HIV) menjadi AIDS
(bevariasi 1-5 tahun dari pertama penentuan kondisi AIDS) akan terdapat gejala
inIeksi opurtunistik, yang paling umum adalah Pneumocystic Carinii (PCC),
Pneumonia interstisial yang disebabkan suatu protozoa, inIeksi lain termasuk
menibgitis, kandidiasis, cytomegalovirus, mikrobakterial, atipikal.
Seperti dikutip enshealth.about.com, Kamis (10/6/2010) ketika seseorang
terinIeksi maka gejala awal yang muncul terkadang mirip dengan Ilu atau inIeksi
virus sedang.Gejala dan tanda awal dari HIV termasuk demam, sakit kepala,
kelelahan, mual, diare dan pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak
atau pangkal paha.
Gejala-gejala ini hampir sama dengan inIeksi virus lainnya. Karena itu banyak
orang yang terinIeksi HIV tidak menyadari bahwa dirinya sudah terinIeksi hingga
bertahun-tahun sehingga mencapai stadium lanjut.
Pusat pengendalian penyakit (enter for Disease ontrol/D)
mengungkapkan ada beberapa gejala yang menunjukkan stadium lanjut dari HIV
yaitu:
1. Kehilangan berat badan dengan cepat tanpa adanya alasan.
2. Batuk kering.
3. Demam berulang atau berkeringat saat malam hari.
4. Kelelahan.
5. Diare yang lebih dari seminggu.
6. Kehilangan memori.
7. Depresi dan juga gangguan saraI lainnya.
lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq
2.6 PA%OFISIOLOGI
Kontak langsung (membrane/aliran darah) dengan cairan tubuh yang mengandung
HIV
HIV berikatan dengan CD
4
Sel T
4
terinIeksi dan ikut dalam cairan tubuh
Banyak CD
4
yang terinIeksi
ungsi sel T
4
engaktiIasi respon imun
Sel T
4
terinIeksi diaktiIkan sel killer
penjamu
mengeliminasi virus
dan sel
yang terinIeksi
jumlah sel T
4
system imun seluler melemah (imunosupresi)
pathogen mudah masuk ke dalam tubuh
virus berpoliIerasi
InIeksi yang parah
Respiratorius Gastrointestinal Hepar
ISPA InIeksi di intestinum
lu masuknya mikroorganisme merangsang baroresseptor
Tidak optimalnya saraI simpatis aktiI
lnfeksl
lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq
penyerapan air dan jg sari2
makanan
diare
ungsi sel T
4
engaktivasi respon imun SIS%EM RESPIRASI
ISPA
lu bertambah berat
Produksi mucus ~~
Jalan naIas terhambat
supply
RR HR
Pemakaian energi ~~
++ Plv
8erslhan !alan nafas
1ak LfekLlf
lnLoleranL AcLlvlLy
lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq
SIS%EM GAS%ROIN%ES%INAL
asuknya mikroorganisme
InIeksi di intestinum
Tidak optimalnya absorpsi air dan sari makanan merangsang
baroreseptor
system saraI simpatis aktiI
Diare bertambah berat system saraI parasimpatis
Pengeluaran cairan tidak optimalnya peristaltic
Tidak terkontrol penyerapan sari makanan
DeIisit cairan tidak seimbangnya kebutuhan makanan tertahan
dan suplai nutrisi di usus dan lambung
mual dan muntah
dehidrasi
mengaktivasi kelenjar keringat
sekresi keringat
lare
++ Plv
kekurangan
volume calran
erubahan nuLrlsl
kurang arl kebuLuhan
Cangguan lnLake
nuLrlsl
Cangguan
membrane mukosa
muluL
lmmune onJ Eemotoloqy system in nursinq
HEPAR
Hati terinIeksi
Kerja hepar tidak optimal
agositosis SD Kemampuan
memproduksi
Iibrinogen
Banyak SD yang tidak produktiI
Proses penyembuhan
Pengangkutan 02 Pengangkutan nutrisi
melambat