Você está na página 1de 7

KOMODITAS UTAMA DAN KAITANNYA DENGAN POTENSI BATUAN

KABUPATEN BREBES
disusun oleh:
Diah Setiorini
4001412015
untuk memenuhi tugas mata kuliah Geologi
Dosen Pengampu
Indah Urwatin Wusqo, M.Pd.


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA JURUSAN IPA TERPADU FMIPA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
KOMODITAS UTAMA DAN KAITANNYA DENGAN POTENSI BATUAN
KABUPATEN BREBES

1. Latar Belakang
Kabupaten Brebes terletak di bagian
Utara paling Barat Provinsi Jawa Tengah, di
antara koordinat 108 41'37,7" - 109
11'28,92" Bujur Timur dan 6 44'56'5" - 7
20'51,48 Lintang Selatan dan berbatasan
langsung dengan wilayah Provinsi Jawa
Barat. Kabupaten Brebes menyimpan banyak
potensi batuan yang dapat dimanfaatkan
untuk menunjang aktivitas masyarakatnya.
Aktivitas tersebut didominasi oleh aktivitas
pertanian, karena mayoritas mata pencaharian
masyarakat Kabupaten Brebes adalah sebagai
petani. Salah satu komoditas utama yang
menjadi andalan yaitu bawang merah (Allium
cepa L.). Bawang merah telah menjadi ikon Kabupaten Brebes karena memang sudah
terkenal di seluruh Indonesia karena varietas bawang merah yang dihasilkan merupakan salah
satu varietas yang unggul sehingga sangat diminati di pasaran.
Tentunya hal tersebut tidak serta merta terjadi begitu saja, ada faktor-faktor yang
mendasar terkait potensi alam yang menjadi andalan masyarakat Kabupaten Brebes. Potensi
alam yang dimaksud dalam artikel ini adalah potensi batuan atau ditinjau dari ilmu geologi.
2. Rumusan Masalah
Bagaimana potensi batuan yang ada pada Kabupaten Brebes sehingga tanaman bawang merah
tumbuh subur dan dapat menjadi komoditas utama?
3. Pembahasan
Wilayah penghasil bawang merah yang paling dominan yaitu bagian Utara Kabupaten
Brebes, karena di daerah ini merupakan dataran rendah yang banyak mengandung tanah atau
batuan endapan aluvial.
Menurut Soepraptihardjo (1979), tanah aluvial adalah tanah yang berstektur lempung
sampai liat, sering berlapis-lapis debu dan pasir, lapisan atas masih selalu dapat mengalami
penambahan bahan dan kadang-kadang mengandung bahan organik. Umumnya secara tetap
atau semusim dalam keadaan basah, sebagian dipengaruhi oleh genangan air (berkala atau
menetap) atau pelimpahan alam banjir (pasang). Konsistensi lekat sampai teguh dengan daya
penahan air rendah sampai tinggi dengan substrat beraneka. Di daerah pantai terdiri dari
endapan laut yang sebagian dapat mengandung pirit.
Menurut Soepardi (1983) menyatakan bahwa tanah aluvial ditemukan di daerah iklim
beragam, umumnya berwarna kelabu hingga coklat, bertekstur pasir dan debu, berstruktur
gumpal atau tanpa struktur. Konsistensi tanah aluvial teguh pada saat lembab, plastik dalam
keadaan basah dank eras pada waktu kering. Kadar bahan organik adalah rendah dengan
kejenuhan sedang hingga tinggi dan KTK tinggi.

Tanah aluvial merupakan tanah atau batuan hasil endapan erosi lumpur dan pasir halus di
daerah dateran rendah. Tanah aluvial juga berasal dari batuan induk vulkanis sehingga
memiliki kesuburan yang cukup untuk dijadikan lahan pertanian.
Tanah aluvial adalah salah satu jenis tanah yang cocok untuk menanam tanaman umbi
seperti bawang merah. Jenis lahan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman
bawang merah. Jenis tanah yang dapat ditanami bawang merah yaitu aluvial, latosol, dan
andosol. Namun tanah aluvial merupakan jenis tanah yang dapat berpengaruh baik pada
pertumbuhan umbi bawang merah. Umbi bawang merah yang ditanam pada tanah aluvial
menghasilkan kualitas umbi yang lebih baik jika dibandingkan dengan umbi bawang merah
yang ditanam pada tanah latosol maupun andosol.

(a) (b)
Gambar (a) tanah aluvial yang siap ditanami bibit bawang merah, gambar (b) Ladang
pertanian bawang merah.
Pada jenis aluvial dihasilkan umbi bawang merah yang berbentuk bulat keras dan warna
kulitnya merah violet yang mengkilap. Sedangkan pada jenis latosol dan andosol dihasilkan
umbi yang berbentuk oval, kurang keras, dan berwarna pucat. Kualitas umbi bawang yang
baik tentu dipengaruhi pula oleh karakteristik tanah yang dijadikan media tanam. Begitu pula
tanah aluvial Kabupaten Brebes yang sebagian besar digunakan untuk lahan pertanian bawang
merah.

Gambar bawang merah hasil pertanian kab. Brebes
Menurut hasil analisis laboraturium
Puslitbangtanak Bogor, tanah aluvial Brebes
mempunyai karakteristik sebagai beikut :
Tekstur liat yang menyebabkan kapasitas
tukar kation (KTK) sangat tinggi (>40). (Tan
1991) Semakin besar nilai KTK maka
semakin besar kemampuan tanah untuk
menjerap kation-kation terutama yang
termasuk unsur-unsur hara tanaman.
Nilai pH H
2
O yang terkandung dalam tanah
aluvial Kabupaten Brebes yaitu sebesar 5,9
artinya tergolong asam (menurut Pusat
Penelitian Tanah/PPT 1983).
Kandungan Karbon C organik kurang dari
1% dan N organik 0,1-0,2 % artinya
tergolong sangat rendah sehingga nisbah
juga rendah yaitu antara 5-10.
Nilai Tukar Kation (NTK) untuk Ca adalah lebih dari 20 % me/100g. Menurut PPT, nilai
ini tergolong sangat tinggi
Dengan tumbuh suburnya tanaman umbi seperti bawang merah mengindikasikan bahwa
tanah endapan aluvial ternyata memiliki karakteristik yang sangat cocok untuk pertumbuhan
tanaman bawang merah yang optimal.
Endapan aluvial di Kabupaten Brebes terbentuk akibat adanya pelapukan batuan di lereng
gunung Slamet yang kemudian ditransportasi oleh agen pembawa berupa air sungai maupun
angin sehingga mengendap pada daerah dataran rendah pada bagian utara Kabupaten Brebes.
Proses tersebut berlangsung sangat lama, bahkan hingga ratusan tahun.
Faktor lain yang mempengaruhi potensi batuan yang ada di daerah Kabupaten Brebes yaitu
curah hujan. Kabupaten Brebes merupakan daerah dengan curah hujan yang sedang yaitu
1000-2000 mm. Jika dirata-rat curah hujan yang ada di wilayah Kabupaten Brebes yaitu
sebesar 1853 mm.











Daftar Pustaka
Setyowati, Evi Anita. 2003. Penjerapan Timbal pada Tanah Aluvial Brebes dengan
Tanaman Indikator Bawang Merah, hlm 11-18. Skripsi Jurusan Kimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor. Bogor : IPB
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Brebes

Você também pode gostar