Você está na página 1de 5

DAMPAK PENCEMARAN AIR LAUT AKIBAT TUMPAHAN

MINYAK

Pencemaran laut diartikan sebagai adanya kotoran atau hasil buangan aktivitas
makhluk hidup yang masuk ke daerah laut. Pencemaran lingkungan laut merupakan masalah
yang dihadapi oleh masyarakat bangsa-bangsa. Pengaruhnya dapat menjangkau seluruh
aktifitas manusia di laut dan karena sifat laut yang berbeda dengan darat, maka masalah
pencemaran laut dapat mempengaruhi semua negara pantai baik yang sedang berkembang
maupun negara-negara maju, sehingga perlu disadari bahwa semua negara pantai
mempunyai kepentingan terhadap masalah pencemaran laut. Sumber dari pencemaran laut
ini antara lain adalah tumpahan minyak, sisa damparan amunisi perang, buangan sampah
dari transportasi darat melalui sungai, emisi trasportasi laut dan buangan pestisida dari
pertanian. Namun, sumber utama pencemaran lebih sering terjadi pada tumpahnya minyak
dari kapal tanker. Hasil ekspoitasi minyak bumi diangkut oleh kapal tanker ke tempat
pengolahan minyak bumi (crude oil). Pencemaran minyak bumi dilepas pantai bisa
diakibatkan oleh sistem penampungan yang bocor, atau kapal yang tenggelam yang
menyebabkan lepasnya crude oil ke badan perairan (laut lepas). Dampak dari lepasnya
crude oil di perairan lepas pantai mengakibatkan limbah tersebut dapat tersebar tergantung
kepada gelombang air laut. Penyebaran limbah tersebut dapat berdampak pada beberapa
negara. Dampak yang terjadi akibat dari pencemaran tersebut adalah tertutupnya lapisan
permukaan laut yang dapat menyebabkan penetrasi matahari berkurang, menyebabkan
proses fotosintesis terganggu, pengikatan oksigen terganggu, dan dapat menyebabkan
kematian.
A. Pengaruh minyak pada biota laut
Menurut Furkhon 2010, tumpahan minyak yang tejadi di laut terbagi kedalam dua tipe,
minyak yang larut dalam air dan akan mengapung pada permukaan air dan minyak yang
tenggelam dan terakumulasi di dalam sedimen sebagai deposit hitam pada pasir dan
batuan-batuan di pantai. Minyak yang mengapung pada permukaan air tentu dapat
menyebabkan air berwarna hitam dan akan menggangu organisme yang berada pada
permukaan perairan, tentu akan mengurangi intensitas cahaya matahari yang akan
digunakan oleh fitoplankton untuk berfotosintesis, dan dapat memutus rantai makanan
pada daerah tersebut, jika hal demikian terjadi, maka secara langsung akan mengurangi laju
produktivitas primer pada daerah tersebut karena terhambatnya fitoplankton untuk
berfotosintesis. Sementara pada minyak yang tenggelam dan terakumulasi di dalam
sedimen sebagai deposit hitam pada pasir dan batuan-batuan di pantai, akan mengganggu
organisme interstitial maupun organime intertidal, organisme intertidal merupakan
organisme yang hidupnya berada pada daerah pasang surut, efeknya adalah ketika minyak
tersebut sampai ke pada bibir pantai, maka organisme yang rentan terhadap minyak seperti
kepiting, amenon, moluska dan lainnya akan mengalami hambatan pertumbuhan, bahkan
dapat mengalami kematian. Namun pada daerah intertidal ini, walaupun dampak awalnya
sangat hebat seperti kematian dan berkurangnya spesies, tumpahan minyak akan cepat
mengalami pembersihan secara alami karena pada daerah pasang surut umumnya dapat
pulih dengan cepat ketika gelombang membersihkan area yang terkontaminasi minyak
dengan sangat cepat. Sementara pada organisme interstitial yaitu, organisme yang
mendiami ruang yang sangat sempit di antara butir-butir pasir tentu akan terkena
dampaknya juga, karena minyak-minyak tersebut akan terakumulasi dan terendap pada
dasar perairan seperti pasir dan batu-batuan, dan hal ini akan mempengaruhi tingkah laku,
reproduksi, dan pertumbuhan dan perkembangan hewan yang mendiami daerah tersebut.
B. Perilaku Minyak di Laut
Senyawa Hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi berupa benzene, touleuna,
ethylbenzen, dan isomer xylena, dikenal sebagai BTEX, merupakan komponen utama dalam
minyak bumi, bersifat mutagenic dan karsinogenik pada manusia. Senyawa ini bersifat
rekalsitran, yang artinya sulit mengalami perombakan di alam, baik di air maupun didarat,
sehingga hal ini akan mengalami proses biomagnetion pada ikan ataupun pada biota laut
lain. Bila senyawa aromatic tersebut masuk ke dalam darah, akan diserap oleh jaringan
lemak dan akan mengalami oksidasi dalam hati membentuk phenol, kemudian pada proses
berikutnya terjadi reaksi konjugasi membentuk senyawa glucuride yang larut dalam air,
kemudian masuk ke ginjal (Kompas, 2004).
Ketika minyak masuk ke lingkungan laut, maka minyak tersebut dengan segera akan
mengalami perubahan secara fisik dan kimia. Diantaran proses tersebut adalah membentuk
lapisan ( slick formation ), menyebar (dissolution), menguap (evaporation), polimerasi
(polymerization), emulsifikasi (emulsification), emulsi air dalam minyak ( water in oil
emulsions ), emulsi minyak dalam air (oil in water emulsions), fotooksida, biodegradasi
mikorba, sedimentasi, dicerna oleh planton dan bentukan gumpalan (Mukhstasor, 2007).
Hampir semua tumpahan minyak di lingkungan laut dapat dengan segera membentuk
sebuah lapisan tipis di permukaan. Hal ini dikarenakan minyak tersebut digerakkan oleh
pergerakan angin, gelombang dan arus, selain gaya gravitasi dan tegangan permukaan.
Beberapa hidrokarbon minyak bersifat mudah menguap, dan cepat menguap. Proses
penyebaran minyak akan menyebarkan lapisan menjadi tipis serta tingkat penguapan
meningkat. Hilangnya sebagian material yang mudah menguap tersebut membuat minyak
lebih padat/ berat dan membuatnya tenggelam. Komponen hidrokarbon yang terlarut
dalam air laut, akan membuat lapisan lebih tebal dan melekat, dan turbulensi air akan
menyebabkan emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air. Ketika semua terjadi, reaksi
fotokimia dapat mengubah karakter minyak dan akan terjadi biodegradasi oleh mikroba
yang akan mengurangi jumlah minyak. Proses pembentukan lapisan minyak yang begitu
cepat, ditambah dengan penguapan komponen dan penyebaran komponen hidrokarbon
akan mengurangi volume tumpahan sebanyak 50% selama beberapa hari sejak pertama kali
minyak tersebut tumpah. Produk kilang minyak, seperti gasoline atau kerosin hamper
semua lenyap, sebaliknya minyak mentah dengan viskositas yang tinggi hanya mengalami
pengurangan kurang dari 25%.
C. Dampak dari Pencemaran Minyak di Laut
Komponen minyak yang tidak dapat larut di dalam air akan mengapung yang menyebabkan
air laut berwarna hitam. Beberapa komponen minyak tenggelam dan terakumulasi di dalam
sedimen sebagai deposit hitam pada pasir dan batuan-batuan di pantai. Komponen
hidrokarbon yang bersifat toksik berpengaruh pada reproduksi, perkembangan,
pertumbuhan, dan perilaku biota laut, terutama pada plankton, bahkan dapat mematikan
ikan, dengan sendirinya dapat menurunkan produksi ikan. Proses emulsifikasi merupakan
sumber mortalitas bagi organisme, terutama pada telur, larva, dan perkembangan embrio
karena pada tahap ini sangat rentan pada lingkungan tercemar (Fakhrudin, 2004). Bahwa
dampak-dampak yang disebabkan oleh pencemaran minyak di laut adalah akibat jangka
pendek dan akibat jangka panjang.
1. Akibat jangka pendek
Molekul hidrokarbon minyak dapat merusak membran sel biota laut, mengakibatkan
keluarnya cairan sel dan berpenetrasinya bahan tersebut ke dalam sel. Berbagai jenis udang
dan ikan akan beraroma dan berbau minyak, sehingga menurun mutunya. Secara langsung
minyak menyebabkan kematian pada ikan karena kekurangan oksigen, keracunan karbon
dioksida, dan keracunan langsung oleh bahan berbahaya.
2. Akibat jangka panjang
Lebih banyak mengancam biota muda. Minyak di dalam laut dapat termakan oleh biota laut.
Sebagian senyawa minyak dapat dikeluarkan bersama-sama makanan, sedang sebagian lagi
dapat terakumulasi dalam senyawa lemak dan protein. Sifat akumulasi ini dapat
dipindahkan dari organisma satu ke organisma lain melalui rantai makanan. Jadi, akumulasi
minyak di dalam zooplankton dapat berpindah ke ikan pemangsanya. Demikian seterusnya
bila ikan tersebut dimakan ikan yang lebih besar, hewan-hewan laut lainnya, dan bahkan
manusia. Secara tidak langsung, pencemaran laut akibat minyak mentah dengan
susunannya yang kompleks dapat membinasakan kekayaan laut dan mengganggu
kesuburan lumpur di dasar laut. Ikan yang hidup di sekeliling laut akan tercemar atau mati
dan banyak pula yang bermigrasi ke daerah lain.




Main Ideas:
Paragraf 1 : Pencemaran laut diartikan sebagai adanya kotoran atau hasil buangan aktivitas
makhluk hidup yang masuk ke daerah laut, diantaranya yaitu tumpahan minyak
yang memiliki dampak terhadap biota laut.
Paragraf 2 : Tumpahan minyak yang tejadi di laut terbagi kedalam dua tipe, minyak yang
larut dalam air dan akan mengapung pada permukaan air dan minyak yang
tenggelam dan terakumulasi di dalam sedimen sebagai deposit hitam pada
pasir dan batuan-batuan di pantai.
Paragraf 3 : Senyawa Hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi berupa benzene,
touleuna, ethylbenzen, dan isomer xylena, dikenal sebagai BTEX, merupakan
komponen utama dalam minyak bumi, bersifat mutagenic dan karsinogenik
pada manusia.
Paragraf 4 : Ketika minyak masuk ke lingkungan laut, maka minyak tersebut dengan segera
akan mengalami perubahan secara fisik dan kimia
Paragraf 5 : Hampir semua tumpahan minyak di lingkungan laut dapat dengan segera
membentuk sebuah lapisan tipis di permukaan.
Paragraf 6 : Adanya pergerakan angin, gelombang dan arus, selain gaya gravitasi dan
tegangan permukaan dapat mengurangi ketebalan lapisan minyak di
permukaan air laut, serta dengan adanya mikroba akan membantu proses
biodegradasi yang akan mengurangi jumlah minyak.
Paragraf 7 : Akibat jangka pendek dari tumpahan minyak di laut adalah molekul hidrokarbon
minyak dapat merusak membran sel biota laut, mengakibatkan keluarnya
cairan sel dan berpenetrasinya bahan tersebut ke dalam sel.
Paragraf 8 : Akibat jangka panjang dari tumpahan minyak di laut lebih banyak mengancam
biota muda.







Kesimpulan
Pencemaran laut disebabkan oleh aktivitas makhluk hidup berupa kotoran atau hasil
buangan lainnya yang masuk ke daerah laut. Salah satu dari sumber pencemaran tersebut
adalah tumpahan minyak. Tumpahan minyak yang tejadi di laut itu senidri dapat dibedakan
kedalam dua tipe, yaitu minyak yang larut dalam air dan akan mengapung pada permukaan
air dan minyak yang tenggelam dan terakumulasi di dalam sedimen sebagai deposit hitam
pada pasir dan batuan-batuan di pantai.
Ketika minyak masuk ke lingkungan laut, maka minyak tersebut dengan segera akan
mengalami perubahan secara fisik dan kimia, salah satu diantaranya terbentuknya lapisan
minyak. Hampir semua tumpahan minyak di lingkungan laut dapat dengan segera
membentuk sebuah lapisan tipis di permukaan. Namun lapisan minyak tersebut tidak diam
begitu saja. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi lapisan minyak tersebut.
Adanya pergerakan angin, gelombang dan arus, selain gaya gravitasi dan tegangan
permukaan dapat mengurangi ketebalan lapisan minyak di permukaan air laut, serta dengan
adanya mikroba akan membantu proses biodegradasi yang akan mengurangi jumlah minyak
yang tumpah di laut.
Minyak bumi mengandung senyawa Hidrokarbon berupa benzene, touleuna, ethylbenzen,
dan isomer xylena, dikenal sebagai BTEX, yang merupakan komponen utama dalam minyak
bumi, bersifat mutagenic dan karsinogenik pada Makhluk hidup. Apabila zat-zat tersebut
terkandung dalam air laut, hal ini akan berakibat buruk terhadap biota-biota laut. Akibat
jangka pendek dari tumpahan minyak di laut adalah molekul hidrokarbon minyak dapat
merusak membran sel biota laut, mengakibatkan keluarnya cairan sel dan berpenetrasinya
bahan tersebut ke dalam sel. Sedangkan akibat jangka panjang dari tumpahan minyak di
laut lebih banyak mengancam biota muda.
( http://cbs4rt.blogspot.com/2013/09/contoh-artikel-ilmiah.html )






Ahmad Hamidi
1306446370
Teknik Kimia

Você também pode gostar