Você está na página 1de 3

Bapepam-LK mengadopsi aturan-aturan yang memperkuat independensi auditor dengan

menerapkan peraturan Sarbanes-Oxley di Amerika Serikat. Peraturan Bapepam-LK lebih


lanjut membatasi kemungkinan auditor memberikan jasa non-audit pada klien auditnya, dan
juga termasuk pembatasan atas penggunaan jasa KAP yang lama oleh klien dan
mengharuskan adanya rotasi partner audit untuk meningkatkan independensi.
Sebuah KAP tidak independen jika partner audit menerima kornpensasi dari menjual jasa
kepada klien, selain dari audit, peninjauan, dan jasa atestasi.
Jasa-Jasa Non-Audit Aturan-aturan Bapepam-LK lebih jauh lagi membatasi, tapi tidak
sepenuhnya menghapuskan, jenis-jenis jasa non-audit yang bisa diberikan kepada klien-klien
audit yang merupakan perusahaan publik. Banyak dari jasa-jasa ini yang dilarang berdasarkan
aturan Bapepam-LK terkait dengan independensi. Sejumlah aturan baru menjelaskan
larangan-larangan yang ada dan memperluas kondisi di mana jasa-jasa ini dilarang. Berikut
adalah sembilan jasa yang dilarang.
1. Jasa pembukuan dan jasa-jasa akuntansi lainnya.
2. Desain sistem infomasi keuangan dan implementasinya.
3. Penaksiran atau jasa penilaian.
4. Jasa aktuaria.
5. Jasa audit internal.
6. Fungsi manajemen dan surnber daya manusia.
7. Jasa pialang atau dealer atau penasihat investasi atau jasa bankir investasi.
8. Jasa hukum dan pakar yang tidak terkait dengan audit.
9. Jasa-jasa lain yang tidak diizinkan.
KAP tidak dilarang untuk memberikan jasa-jasa tersebut kepada klien yang bukan merupakan
perusahaan publik serta pada perusahaan publik yang bukan merupakan klien auditnya.
Selain itu, KAP masih dapat memberikan jasa-jasa lain yang tidak dilarang untuk klien audit
yang rnerupakan perusahaan publik. Sebagai contoh, Bapepam-LK membolehkan akuntan
publik untuk memberikan jasa konsultasi pajak untuk para klien auditnya, kecuali jasa
konsultasi pajak untuk para eksekutif perusahaan yang mengawasi pelaporan keuangan, dan
jasa perencanaan penghindaran pajak. Sebuah KAP tidak independen jika partner audit
menerima kornpensasi dari menjual jasa kepada klien, selain dari audit, peninjauan, dan jasa
atestasi.
Pasal 3 ayat 1 UU No. 5 Tahun 2011 menyatakan bahwa :
Akuntan Publik memberikan jasa asurans, yang meliputi:
a. jasa audit atas informasi keuangan historis;
b. jasa reviu atas informasi keuangan historis; dan
c. jasa asurans lainnya.
Pasal 3 ayat 3 UU No. 5 Tahun 2011 menyatakan bahwa :
Selain jasa asurans sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Akuntan Publik dapat memberikan
jasa lainnya yang berkaitan dengan akuntansi, keuangan, dan manajemen sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.













Aturan Hukum Profesi Akuntan Publik di Indonesia

PMK Nomor
17/PMK.01/2008 tentang
Akuntan Publik
Undang-Undang Nomor
5 Tahun 2011 tentang
Akuntan Publik
PMK Nomor
125/PMK.01/2008 tentang
Jasa Penilai Publik














Kendali Profesi Akuntan Publik
di Indonesia
independensi
promosi
penugasan personel
konsultasi
supervisi
pemekerjaan
pengembangan profesional
penerimaan dan keberlanjutan klien
inspeksi

Você também pode gostar