Você está na página 1de 36

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes merupakan salah satu gangguan kesehatan dengan jumlah penderita
yang cukup besar didalam populasi penduduk dunia. Diabetes merupakan suatu
bentuk kelainan atau gangguan metabolisme tubuh, dimana tubuh penderita diabetes
mengalami gangguan mengolah karbohidrat dikarenakan kurangnya hormon insulin
atau mengalami kekurangan transporter glukosa. Adapun penanganan diabetes
melitus pada ibu hamil memerlukan perhatian yang serius karena menyangkut 2
nyawa yaitu : nyawa sang ibu serta janin yang tengah dikandung. Ibu hamil memiliki
resiko mengalami diabetes gestational yang biasanya diakibatkan karena obesitas dan
hipertensi.
Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolisme endokrin dan karbohidrat yang
menunjang pemasokan makanan bagi janin serta persiapan untuk menyusui. Glukosa
dapat berdifusi secara tetap melalui plasenta kepada janin sehingga kadarnya dalam
darah janin hampir menyerupai kadar darah ibu. Insulin ibu tidak dapat mencapai
janin sehingga kadar gula ibu yang mempengaruhi kadar pada janin. engendalian
kadar gula terutama dipengaruhi oleh insulin, disamping beberapa hormon lain :
estrogen, steroid dan plasenta laktogen. Akibat lambatnya resopsi makanan maka
terjadi hiperglikemi yang relatif lama dan ini menuntut kebutuhan insulin.
!arena peningkatan angka obesitas di Amerika "erikat, diabetes telah meningkat
menjadi penyakit umum. !urang lebih sebanyak sepuluh kali orang dewasa mengidap
diabetes #ipe II dibanding #ipe I$ % persen orang dewasa orang Amerika mengidap
diabetes #ipe II berdasarkan data sur&ei yang paling baru dari 'ational (ealth and
'utrition )*amination "ur&ey +'(A')",. Diabetes lebih banyak terjadi diantara
wanita berwarna dan obesitas, dan pre&alensinya meningkat seiringnya pertambahan
usia. Gangguan dikaitkan dengan peningkatan risiko hipertensi, hiperlipidemia, dan
penyakit jantung koroner, dan hal itu mungkin menghasilkan kerusakan yang akan
berakibat secara langsung dalam penyakit &askular, gagal ginjal, dan retinopati.
"trategi klasifikasi untuk diabetes sekarang tidak berfokus pada apakah
insulin diperlukan, tetapi pada penyebab defisiensi insulin. Diabetes #ipe I hampir
selalu dimediasi oleh sistem imun yang menyebabkan kerusakan sel - pankreas$
.
2
diabetes #ipa II, yang jauh lebih umum, adalah akibat resistensi terhadap insulin dan
ketidakmampuan pankreas untuk meningkatkan produkasi insulin untuk
berkompensasi. Istilah gangguan toleransi glukosa digunakan untuk orang dewasa
dengan nilai glukosa puasa yang naik di atas normal tetapi tidak memenuhi kriteria
diabetes yang jelas. -entuk diabetes laninya yang jarang juga telah diidentifikasi.
"emua ibu hamil pada suatu waktu dalam masa kehamilannya akan menjalani
pemeriksaan untuk men/screening diabetes gestasional. terutama pada ibu hamil yang
usianya diatas 01 tahun, berat badan berlebih, atau yang memiliki riwayat diabetes
dalam keluarga dapat menjalani pemeriksaan ini lebih awal dan lebih sering. Ibu
hamil yang sebelum masa kehamilan tidak menderita diabetes melitus juga berisiko
untuk menderita diabetes melitus gestasional pada masa kehamilan, 2engalami
gangguan diabetes disaat hamil dapat mengakibatkan dampak buruk bagi sang ibu
dan juga janin yang tengah dikandungnya. 2elakukan pemeriksaan teratur guna
mengecek kondisi gula darah merupakan tindakan yang sangat dianjurkan dan juga
teratur mengunjungi dokter guna menjalani konsultasi medis. Adapun penangan
diabetes melitus pada ibu hamil sebagai usaha menjaga kestabilan kondisi tubuh
seperti melakukan pengaturan pola makan guna mengurangi resiko terjadinya
hipoglikemia.
"ekitar 2/13 ibu hamil dapat mengalami diabetes gestasional dengan peningkatan
hingga 4/53 pada populasi dengan ibu yang memiliki faktor risiko. -iasanya
pemeriksaaan untuk screening penyakit ini dilakukan pada masa antara kehamilan
minggu ke/26 dan ke/2% karena pada saat ini plasenta memproduksi hormon dalam
yang dapat mengakibatkan resistensi insulin dalam jumlah banyak. 7ika hasil
pemeriksaan didapatkan kadar yang meningkat, pemeriksaan selanjutnya perlu
dilakukan untuk konfirmasi diagnosis diabetes gestasional.
1.2 Rumusan Masalah
-erdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang menjadi fokus
pembahasan dalam makalah ini yaitu tentang bagaimana laporan pendahuluan dan
asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien dengan Diabetes 2eilitus pada Ibu
(amil.
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
0
Agar para pembaca dan mahasiswa dapat mengerti dan mengetahui tentang
laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan klien Diabetes 2eilitus pada Ibu
(amil.
1.3.2 Tujuan husus
Adapun tujuan khusus penulisan makalah ini sebagai berikut:
.. 2engetahui tentang laporan pendahuluan Diabetes 2eilitus pada Ibu (amil.
2. 2engetahui tentang asuhan keperawatan teori yang diberikan kepada klien
dengan Diabetes 2eilitus pada Ibu (amil.
1.! Man"aat Penulisan
2anfaat dari penulisan ini yaitu bagi para pembaca selain dapat memberikan
tambahan pengetahuan juga agar pembaca dapat lebih memahami tentang laporan
pendahuluan dan asuhan keperawatan klien dengan Diabetes 2eilitus pada Ibu
(amil. . "elain itu, bagi mahasiswa rodi ". !eperawatan khususnya dapat dijadikan
sebagai dasar atau pedoman dalam memberikan pembelajaran yang sesuai sehingga
hasil yang diharapkan dapat tercapai.
1.# Met$%e Penulisan
8ntuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, penulis
menggunakan metode obser&asi dan kepustakaan. Adapun teknik/teknik yang
dipergunakan pada makalah ini adalah sebagai berikut.
1.3.3 &tu%i Pustaka
ada metode ini, penulis membaca buku referensi yang berhubungan dengan
penulisan makalah ini.
1.3.! 'nternet
Dalam metode ini penulis mencari informasi dari internet dan situs/situs yang
rele&an dan realistis.
BAB 2
T'N(AUAN TE)R'
2.1 Pengertian Dia*etes Meilitus
Diabetes 2ellitus +D2, adalah kelainan metabolisme karbohidrat, di mana
glukosa darah tidak dapat digunakan dengan baik, sehingga menyebabkan keadaan
hiperglikemia. D2 merupakan kelainan endokrin yang terbanyak dijumpai. 9ang
paling sering terjadi yaitu: diabetes mellitus yang diketahui sewaktu hamil yang
disebut D2 gestasional dan D2 yang telah terjadi sebelum hamil yang dinamankan
D2 pragstasi. Diabetes mellitus merupakan ganguan sistemik pada metabolisme
karbohidrat, protein dan lemak. Diabetes mellitus ditandai dengan hiperglikemia atau
peningkatan glukosa darah yang diakibatkan produksi insulin yang tidak adekuat atau
penggunaan insulin secara tidak efektif pada tingkat seluler. (Bobak. Lowdermilk,
Jensen.2004. Edisi 4 hal 699). Diabetes pragestasi, artinya sudah diketahui diabetes
mellitus kemudian hamil. 2ereka tanpa komplikasi atau dengan komplikasi yang
ringan. mereka dengan komolikasi berat, khususnya retinopati, nefropati dan
hipertensi. Ada 6 hal penting mengapa diabetes gestasi perlu ditegakkan diagnosisnya
Diabetes ragestasi Adalah diabetes yang terjadi sebelum konsepsi dan terus
berlanjut setelah masa hamil. Diabetes pragestasi dapat berupa diabetes tipe .
+tergantung insulin, dan tipe II +tidak tergantung insulin,, yang mungkin disertai atau
tidak disertai penyakit &askuler, retinopati, nefropati, dan komplikasi diabetic lainnya.
!ondisi diabetogenik kehamilan pada sistem metabolic yang terganggu selama masa
pragestasi memiliki implikasi yang signifikan. Adapun hormone yang normal
terhadap kehamilan mempengaruhi kontrol glikemia pada pasien diabetic pragestasi.
!ehamilan juga dapat mempercepat kemajuan komplikasi &askuler diabetes. "elama
trimester pertama, sementara kadar glukosa darah maternal dalam kondisi normal
menurun, dan respon insulin terhadap glukosa meningkat, kontrol glikemia
meningkat. Dosis insulin untuk klien diabetic yang terkontrol baik perlu disesuaikan
untuk menghindari hipoglikemi. )pisode hipoglikemia tidak umum terjadi pada klien
diabetic tipe . selama awal kehamilan +Maer, !almer, "990).
2.2 Dia*etes Meilitus Pa%a ehamilan
Diabetes mellitus gestasional +D2G, adalah intoleransi glukosa yang dimulai
atau baru ditemukan pada waktu hamil. #idak dapat dikesampingkan kemungkinan
6
1
adanya intoleransi glukosa yang tidak diketahui yang muncul seiring kehamilan.
"etelah ibu melahirkan, keadaan D2G sering akan kembali ke regulasi glukosa
normal.
Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolik dengan penyebab yang beragam,
ditandai adanya hiperglikemi kronis serta perubahan metabolisme karbohidrat, lemak,
dan protein akibat defek sekresi atau kerja insulin atau keduanya. #erdapat 6 macam
klasifikasi diabetes yaitu: diabetes tipe . +disebabkan oleh destruksi sel yang akan
menyebabkan defisiensi absolut insulin,, diabetes tipe 2 +disebabkan oleh defek
sekresi insulin yang progresif karena adanya insulin yang resisten,, tipe spesifik
diabetes lainnya +disebabkan oleh faktor genetik, penyakit eksokrin pankreas, atau
obat/obatan,, dan Diabetes 2ellitus Gestasional +D2G,. Dia*etes meru+akan
k$m+likasi me%ik ,ang sering terja%i +a%a kehamilan. A%a %ua ma-am
+erem+uan hamil %engan %ia*etes ,ang su%ah %iketahui setelah sejak se*elum
+erem+uan terse*ut hamil .+regestasi$nal/ %an +erem+uan hamil %engan
%ia*etes ,ang *aru %iketahui setelah +erem+uan terse*ut hamil .%ia*etes
melitus gestasi$nal/.
!ehamilan yang disertai diabetes mellitus merupakan kondisi yang berisiko
tinggi, oleh karena itu perlu penanganan dan pendekatan multidisiplin untuk
mencapai hasil akhir yang baik. erawat yang memberikan asuhan keperawatan
kepada wanita diabetik yang sedang hamil harus memahami respon fisiologis normal
terhadap kehamilan dan perubahan metabolisme akibat diabetes, perawat juga harus
mengetahui implikasi: implikasi psikososial kehamilan diabetik, sehingga ia dapat
mengarahkan wanita yang sedang hamil dalam perencanaan pengimplementasian dan
penge&aluasian terhadap wanita dan keluarganya. Dise*ut %ia*etes gestasi$nal *ila
gangguan t$leransi gluk$sa ,ang terja%i se0aktu hamil kem*ali n$rmal %alam 1
minggu setelah +ersalinan. %iangga+ %ia*etes mellitus .ja%i *ukan gestasi/ *ila
gangguan t$leransi gluk$sa meneta+ setelah +ersalinan. ada golongan ini,
kondisi diabetes dialami sementara selama masa kehamilan. Artinya kondisi diabetes
atau intoleransi glukosa pertama kali didapati selama masa kehamilan, biasanya pada
trimester kedua atau ketiga. Diabetes 2ellitus Gestasional +D2G, didefinisikan
sebagai gangguan toleransi glukosa berbagai tingkat yang diketahui pertama kali saat
hamil tanpa membedakan apakah penderita perlu mendapat insulin atau tidak. Pa%a
;
kehamilan trimester +ertama ka%ar gluk$sa akan turun antara ##21#3 %an hal
ini meru+akan res+$n terha%a+ trans+$rtasi gluk$sa %ari i*u ke janin.
"ebagian besar D2G asimtomatis sehingga diagnosis ditentukan secara kebetulan
pada saat pemeriksaan rutin. Diabetes melitus gestational adalah keadaan intoleransi
karbohidrat dari seorang wanita yang diketahui pertama kali ketika dia sedang hamil.
Diabetes gestational terjadi karena kelainan yang dipicu oleh kehamilan, diperkirakan
karena terjadinya perubahan pada metabolisme glukosa. #eori yang lain mengatakan
bahwa diabetes tipe 2 ini disebut sebagai <unmasked= atau baru ditemukan saat hamil
dan patut dicurigai pada wanita yang memiliki ciri gemuk, riwayat keluarga diabetes,
riwayat melahirkan bayi > 6 kg, riwayat bayi lahir mati, dan riwayat abortus
berulang. Angka lahir mati terutama pada diabetes yang tidak terkendali dapat terjadi
.? kali dari normal.
2.3 Eti$l$gi
enyakit gula merupakan kelainan herediter dengan ciri insufiensi atau absennya
insulin dalam sirkulasi darah, konentrasi gula darah tinggi, dan berkurangnya
glikogenesis. Diabetes dalam kehamilan menimbulkan banyak kesulitan. enyakit ini
akan menyebabkan perubahan/perubahan metabolik hormonal dan hormonal pada
penderita yang juga dipengaruhi oleh kehamilan. "ebaliknya, diabetes akan
mempengaruhi kehamilan dan persalinan. @rekuensi penyakit ini ?,0/?,4 3.
!emungkinan diabetes dalam kehamilan lebih besar bila:
., 8mur sudah mulai tua,
2, 2ultiparitas,
0, Gemuk +obesitas,
6, Ada anggota keluarga sakit diabetes +herediter,
1, Anak lahir dengan berat badan besar + diatas 6 kg,
;, Ada sejarah lahir mati dan lahir besar$
4, "ering abortus$
%, Glukosuria.
4
ada prediabetik dijumpai kelainan anatomik dan metabolik, namun tanpa gejala
yang jelas. rediabetik dapat menjadi diabetes bila timbul tekanan +stress, seperti
adanya kehamilan, infeksi, obesitas, emosi, dan lain/lain.
a, engaruh kehamilan, persalinan, dan nifas pada diabetes adalah:
., !ehamilan dapat menyebabkan status prediabetik menjadi manifes +diabetik,$
2, Diabetes akan menjadi lebih berat oleh kehamilan$
0, ada persalinan yang memerlukan tenaga ibu dan kerja rahim akan memerlukan
glukosa banyak, maka bisa terjadi hipoglikemia atau koma$
6, Dalam masa laktasi keperluan akan insulin bertambah.
b, engaruh diabetes terhadap kehamilan:
., Abortus dan partus prematus$
2, (idramnion$
0, re/eklamsia$
6, !esalahan letak janin$
1, Insufiensi plasenta.
c, engaruh diabetes terhadap persalinan:
., Inersia uteri atau atonia uteri$
2, Distosia karena janin+ anak besar, bahu lebar,$
0, !elahiran mati$
6, ersalianan lebih sering ditolong secara operasif$
1, Angka kejadian perdarahan dan infeksi tinggi$
;, 2orbiditas dan mortalitas ibu tinggi.
d, engaruh diabetes dan nifas:
., erdarahan dan infeksi peurenal lebih tinggi:
%
2, Auka/luka jalan lahir lambat pulihBsembuh$
e, engaruh diabetes terhadap janin atau bayi:
., "ering terjadi abortus$
2, !ematian janin dalm kandungan setelah 0; minggu$
0, Dapat terjadi cacat bawaan$
6, Dismaturitas$
1, 7anin besar+ bayi kingkongBmakrosomia,$
;, !ematian neonetal tinggi$
4, !emudian hari dapat terjadi kelainan neorogik dan psikologik.
Diagnosis diabetes didasarkan pada niali laboratorium. ersentasi wanita dalam
praktik. linik *ergantung +a%a ti+e %an ke+arahan a0itan. 4anita mu%ah
%engan %ia*etes Ti+e ' se-ara umum tam+ak %engan keluhan jenis +$liuria5
termasuk keinginan untuk *erkemih selama malam hari5 meningkatn,a haus5
la+ar %engan +enurunan *erat *a%an ,ang *erhu*ungan5 %an kelemahan atau
keletihan. Mereka %engan %ia*etes Ti+e '' mungkin juga mengeluh haus5 sering
*erkemih5 %an kelemahan5 teta+i ,ang le*ih tan+ak a%alah a%an,a in"eksi
jamur 6agina *erulang5 gatal5 in"eksi kulit5 +englihatan ka*ur5 atau *ahkan
neur$+ati +eri"er. ada banyak kasus, terutama pada wanita obesitas, diagnosis
hanya kan didapat dengan penapisan laboratorium. Canita dengan riwayat janin yang
tidak dapat dijelaskan sebaiknya dipertimbangkan berada pada keadaan beresiko. Dua
nilai puasa berurutan yang lebih besar daripada .21 mgBdl juga dapat dugunakan
sebagai diagnostik.
engukuran hemoglobin A.D dapat digunakan untuk mengkaji tingkat gula
darah dalam diabetes yang baru terdiagnosis dan pemeliharaan kendali glikemi. (asil
uji dinyatakan sebagai presentase pengendalian hemoglobin pengendalian
hemoglobin total. 'ormalnya, sampel non/diabetik berkisar 6 sampai 4 persen.
!arena sel/sel darah merah memiliki periode pergantian .2? hari, kadar A.D akan
menurun menjadi nilai normal bial pasien mengenbangkan kendali yang lebih baik.
5
!etika wanita didiagnosis awitan baru diabetes, ia membutuhkan rujukan dari
bidan ke ahli endokrinologi dan mungkin rujukan nutrisi. -erdasarkan keparahan dan
durasi penyakitnya sebelum didiagnosis, wanita dewasa dengan pengenalan diabetes
#ipe II yang terlambat mungkin juga telah mengalami hiperlipidemia, hipertensi, dan
kerusakan &askular. enghentian merokok, mengurangi berat badan, diet dan
modifikasi olahraga adalah komponen sangat penting dalam mempertahankan
kesehatan wanita diabetes/sebenarnya begitu juga pada semua wanita. ada area ini
bidan memainkan peran penting. Canita dengan diabetes terus/menerus mebutuhkan
perawatan ginekologis rutin dan keluarga berencana, peningkatan kebutuhan
konseling prakonsepsi, dan akan tetapi rawan terhadap gejala di&agina juga
pengendalian glukosa tidak optimal. 2etode kontrasepsi dapat dapat dipilih bebas
dengan metode yang lebih disukai wanita. 'amun, bila menggunakan kontrasepsi
hormonal, perhatiakan untuk memilih obat dengan efek minimal terhadap profil lipid.
!arena peningkatan resiko penyakit &askular dan hipertensi yang dialami oleh wanita
diabetes, direkomendasikan seleksi kontrasepsi oral dengan kombinasi estrogen
kurang dari 01 Eg. Fisiko kehamilan dibandingakan metode kontrasepsi harus secara
hati/hati dipertimbangkan. Canita yang memilih metode barier sebaiknya
mempertimbangkan risikpo indi&idual terhadap kejadian ifeksi &agina berulang.
2.! lasi"ikasi
!lasifikasi dibuat menurut umur, waktu penyakit timbul, lamanya sakit, berat
penyakit, dan komplikasi:
., !elas A: diabetes laten +subklinis atau diabetes hamil,. 8ji toleransi gula tidak
normal. engobatan tidak memerlukan insulin,cukup dengan diet saja. rognosis
untuk ibu dan janin baik.
2, !elas -: diabetes dewasa diketahui setelah usia .5 tahun$ berlangsung kurang
dari .? tahun$ tidak disertai kelainan pembuluh darah.
0, !elas D: timbul pada umur .?/.5 tahun, menderita selama .?/.5 tahun$ tanpa
kelainan pembuluh darah.
.?
6, !elas D: diderita sejak umur .? tahun$ lama 2? tahun$ disertai kelainan
pembuluh darah seperti arteriosklerosis pada retina, tungkai, dan renitis.
1, !elas ): telah terjadi klasifikasi pembuluh darah.
;, !elas @: diabetes dengan nefrofasi termasuk adanya glomerulonefritis dan
pielonifritis. Diabetes anak remaja +ju&enilis, merupakan diabetes yang diderita
sejak anak/anak atau remaja. !arena sedikit atau tidak ada insulinendogen,
cenderung timbul keto/asidosis.
2.# Mani"estasi linis
olyuria + banyak berkemih,, polydipsia + banyak minum,, enurunan berat
badan, olyphagia + banyak makan,, Aetih, lesu, Aemah badan, gatal, pandangan
kabur, dan pruritus &ul&ae pada wanita, !elelahan, andangan kabur, mata kabur,
using, 2ual, !urangnya ketahanan pada saat melakukan olah raga, dan mudah
terinfeksi.
., engaruh diabetes melitus pada kehamilan sebagai berikut :
+., (iperemesis Gra&idarum
+2, emakaian glikogen bertambah
+0, 2eningkatnya metabolisme basal
2, Dampak diabetes melitus pada kehamilan sebagai berikut :
+., Abortus dan partus prematurus
+2, reeklampsia
+0, (idramnion
+6, !elainan letak janin
+1, Insufisiensi
0, engaruh diabetes melitus pada bayi yang dilahirkan sebagai berikut :
+., !ematian hasil konsepsi dalam kehamilan muda dapat mengakibatkan abortus
+2, Dacat bawaan
+0, Dismaturitas
..
+6, 7anin besar
+1, !elainan neurologis
2.1 $m+likasi
!omplikasi yang mungkin terjadi pada kehamilan dengan diabetes sangat
ber&ariasi. ada ibu akan meningkatkan risiko terjadi preeklampsia, seksio sesarea,
dan terjadinya diabetes mellitus tipe 2 di kemudian hari, sedangkan pada janin
meningkatkan risiko terjadinya makrosomia, trauma persalinan, hiperbilirubinemia,
hipoglikemi, hipokalsemia, polisitemia, hiperbilirubinemia neonatal, sindroma distres
respirasi +FD",, serta meningkatnya mortalitas atau kematian janin.
!omplikasi D2 terhadap kehamilan adalah sebagai berikut :
.. !emungkinan peningkatan preeklamsia/eklamsia 6 kali.
2. Infeksi lebih sering terjadi.
0. 7anin jauh lebih besar sehingga menyebabkan persalinan yang sulit dan perlukan
jalan lahir lebih banyak.
6. !ecenderungan janin meninggal sebelum persalinan spotan dan sering
menimbulkan distosia sehingga meningkatkan angka kejadian "D.
1. (idramnion sering terjadi terkadang disertai dengan makrosomia janin sehingga
menimbulkan kardiorespirasi pada ibu.
;. ( lebih sering terjadi.
2.7 'nsi%ensi
+"arwono rawirohardjo, 2??5$ %12, re&alensi global diabetes mellitus
diperkirakan akan mencapai 0%? juta pada tahun 2?21. ada tahun 2??2 di Amerika
terdapat lebih dari .0..??? perempuan hamil yang menderita komplikasi diabetes
mellitus. 7umlah ini merupakan 0,03 dari seluruh kelahiran hidup dan lebih dari
5?3nya menderita diabetes mellitus gestasional. 2eningkatnya pre&alensi diabetes
tipe 2, khususnya pada penduduk yang lebih muda, menyebabkan kehamilan dengan
diabetes meningkat pula.
2.8 Pat$"isi$l$gi
.2
("arwono rawirohardjo, 2??5$ %12, "ebagian kehamilan ditandai dengan adanya
resistensi insulin dan hiperinsulinemia, yang pada beberapa perempuan akan menjadi
faktor predisposisi untuk terjadinya D2 selama kehamilan. Fesistensi ini berasal dari
hormon diabetogenik hasil sekresi plasenta yang terdiri atas hormon pertumbuhan
+growth hormon,, corticotropin releasing hormon, placental lactogen, dan
progesteron. (ormon ini dan perubahan endokrinologik serta matabolik akan
menyebabkan perubahan dan menjamin pasokan bahan bakar dan nutrisi ke janin
sepanjang waktu. Akan terjadi diabetes mellitus gestasional apabila fungsi pankreas
tidak cukup untuk mengatasi keadaan resistensi insulin yang diakibatkan oleh
perubahan hormon diabetogenik selama kehamilan.
!adar glukosa yang meningkat pada ibu hamil sering menimbulkan dampak yang
kurang baik terhadap bayi yang dikandungannya. -ayi yang lahir dari ibu dengan D2
biasanya lebih besar, dan bisa terjadi juga pembesaran dari organ/organnya +hepar,
kelenjar adrenal, jantung,. "egera setelah lahir, bayi dapat mengalami hipoglikemia
karena produksi insulin janin yang meningkat, sebagai reaksi terhadap kadar glukosa
ibu yang tinggi. Gleh karena itu, setelah lahir, sebagai reaksi terhadap kadar glukosa
ibu yang tinggi. Gleh karena itu, setelah bayi dilahirkan, kadar glukosanya perlu
dipantau dengan ketat.
Ibu hamil penderita diabetes mellitus yang tidak terkontrol dengan baik akan
meningkatkan risiko terjadinya keguguran atau bayi lahir mati. -ila didiagnosis
diabetes mellitus sudah dapat ditegakkan sebelum kehamilan, tetapi tidak terkontrol
dengan baik, maka janin beresiko mempunyai kelainan kongenital.
2.9 Diagn$sis %an &krining Dia*etes Mellitus :estasi$nal
+"arwono rawirohardjo, 2??5$ %12, "krining awal diabetes mellitus gestasional
atau plasma yang normal harus kurang dari .0? mg per dl +4,2 mmol per l, atau
kurang dari .6? mg per dl +4,% mmol per l,. Dengan memakai nilai .0? mg per dl
atau lebih akan meningkatkan sensiti&itas tes sekitar %?/5?3, tetapi menurunkan
spesifitasnya dibanding bila dipakai nilai .6? mg per dl atau lebih. Apabila yang
dipakai hanya nilai .0? mg per dl, hal ini akan meningkatkan terdeteksinya kasus
diabetes mellitus gestasional yang berarti akan meningkatkan hasil positif palsu. Gleh
karena itu, untuk mendeteksi adanya diabetes mellitus gestasional sebaiknya tidak
dipakai hanya satu nilai, tetapi keduanya yaitu .0? mg per dl dan .6? mg per dl.
.0
(asil tes satu jam yang abnormal harus dilanjutkan dengan pemeriksaan beban
.?? g glukosa. "elama tiga hari pasien disuruh diet yang tidak ketat, kemudian
dilakukan pemeriksaan darah puasa yang diambil dari pembuluh darah &ena, serta
setelah ., 2, dan 0 jam pemberian .?? g glukosa. "elama periode pemeriksaan pasien
harus tetap duduk dan tidak boleh merokok.
8ntuk kriteria diagnostik sering dipakai kriteria dari #he 'ational Diabetes Data
group +'DDG,, tetapi beberapa memakai kriteria dari Darpenter dan Doustan.
Diagnosis diabetes mellitus gestasional ditegakkan apabila didapatkan dua atau lebih
nilai yang abnormal.
#abel !riteria hasil abnormal setelah pemberian .?? gram glukosa
#hree ho$r %ral &l$code #olerance #es' (%&##) pada perempuan hamil
Darah Nati$nal Dia*etes Data :r$u+ ;ar+enter an% ;$ustan
uasa
. : jam
2 : jam
0 / jam
.?1 mg per dl +1,% mmol per l,
.5? mg per dl +.?,1 mmol per l,
.;1 mg per dl +5,2 mmol per l,
.61 mg per dl +%,? mmol per l,
51 mg per dl +1,0 mmol per l,
.%? mg per dl +.?,? mmol per l,
.11 mg per dl +%,; mmol per l,
.6? mg per dl +4,% mmol per l,
Datatan: Diagnosis diabetes mellitus gestasional ditegakkan apabila ada dua atau
lebih nilai abnormal +kadar glukosa serum atau plasma,
Diagnosis yang praktis ialah menggunakan beban 41 g glukosa dan apabila
ditemukan nilai > .6? mgBdl dianggap D2G dan nilai > 2?? mgBdl merupakan D2
yang tidak jelas +berat,.
2.1< =akt$r Risik$
+2itayani, 2??5$ 6%, (al/hal yang menjadi faktor risiko pada diabetes melitus
adalah sebagai berikut.
.. Fiwayat keluarga dengan D2
2. Glukosuria dua kali berturut/turut.
0. !egemukan.
6. !eguguran kehamilan yang tidak bisa dijelaskan +abortus spontan,.
1. Adanya hidramnion.
;. !elahiran anak sebelum besar.
.6
2.11 'm+likasi Ante+artum
("arwono rawirohardjo, 2??5$ %10, 2orbiditas antepartum pada perempuan
dengan diabetes mellitus gestasional +D2G,, adalah kemungkinan terjadinya
peningkatan gangguan hipertensi. Gleh karena itu, perlu pemantauan tekanan darah,
kenaikan berat badan, dan ekskresi proteinuria, khususnya pada paruh kedua
kehamilan secara baik. !riteria diagnostik standar dan penatalaksanaan gangguan
hipertensi dapat diterapkan pada perempuan dengan D2G.
Fisiko klinik antepartum yang paling dominan dari D2G adalah terhadap
janinnya. Fisiko kelainan terjadinya kelainan kongenital pada janin akan meningkat,
terutama pada bayi yang ibunya mengalami hiperglikemi berat +misalnya konsentrasi
gula darah puasa segera berada di atas .2? mgBdl H;,4 mmolBlI,. Dalam keadaan
seperti ini sebaiknya dilakukan konseling dan pemeriksaan 8"G yang terarah untuk
mendeteksi kelainan janin.
!ematian janin intrauterin merupakan salah satu komplikasi yang bisa terjadi
pada kehamilan dengan diabetes, termasuk pula perempuan diabetes mellitus
gestasional yang tidak dikelola dengan baik. asien semacam ini hendaknya dirujuk
ke pusat pelayanan kesehatan yang lebih baik agar dapat dilakukan pemantauan
gerakan janin dan pemeriksaan kardiotokografi.
2akrosomia +bayi dengan berat lebih dari 6.??? g, merupakan morbiditas yang
paling sering dijumpai dan merupakan masalah serius karena bisa menyebabkan
timbulnya kesulitan dan trauma persalinan. 2akrosomia didua disebabkan oleh
adanya glukosa janin yang berlebihan, merupakan faktor risiko utama terjadinya
preeklampsia, seksio sesarea, kelahiran prematur, makrosomia janin, dan kematian
janin.
2.12 Pengel$laan
+"arwono rawirohardjo, 2??5$ %16, enanganan yang paling umum dan sering
digunakan secara klinis adalah pemeriksaan konsentrasi gula darah ibu agar
konsentrasi gula darah dapat dipertahankan seperti kehamilan normal. ada
perempuan dengan D2G harus dilakukan pengamatan gula darah preprandial dan
posprandial. @ourth International Corkshop Donference on Gestational Diabetes
2ellitus menganjurkan untuk mempertahankan konsentrasi gula darah kurang dari 51
mgBdl +1,0 mmolBl, sebelum makan dan kurang dari .6? dan .2? mgBdl +4,% dan ;,4
mmolBl,, satu atau dua jam setelah makan.
.1
endekatan dengan pengaturan pola makan bertujuan menurunkan konsentrasi
glukosa serum maternal, dengan cara mambatasi asupan karbohidrat hingga 6?/1?3
dari keseluruhan kalori, protein 2? 3, lemak 0?/6?3 +saturated kurang dari .?3,,
makan tinggi serat. !enaikan berat badan selama kehamilan +weight gain, diusahakan
hanya sekitar ../.2,1 kg saja. rogram pengaturan giJi dan makanan yang dianjurkan
oleh Ikatan Diabetes Amerika +American Diabetes Association, adalah pemberian
kalori dan giJi yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan kehamilan dan mengurangi
hiperglikemi ibu. !alori harian yang dibutuhkan bagi perempuan dengan berat badan
normal pada paruh kedua kehamilan adalah 0? kcal per kg berat badan normal.
-ila Indeks 2assa #ubuh +body mass inde*, labih dari 0? kg per m2, maka
dianjurkan asupan rendah kalori sampai 0?/003 +sekitar 21 kilo !alori per kg,. Diet
ini akan mencegah terjadinya ketonemia. Glahraga teratur akan memperbaiki kontrol
kadar gula darah pada perempuan hamil dengan diabetes mellitus gestasional
walaupun pengaruhnya terhadap hasil perinatal belum jelas.
2.13 Pem*erian insulin
+"arwono rawirohardjo, 2??5$ %16, erempuan yang memiliki gejala morbiditas
janin +berdasarkan pemeriksaan glukosa atau adanya janin yang besar, atau
perempuan yang mempunyai konsentrasi gula darah yang tinggi harus dirawat lebih
seksama dan biasanya diberi insulin. #erapi insulin dapat menurunkan kejadian
makrosomia janin dan morbiditas perinatal.
Dosis insulin yang diberikan sangat indi&idual. emberian insulin ditujukan untuk
mencapai konsentrasi gula darah pascaprandial kurang dari .6? mgBdl sampai
mencapai kadar glikemi di bawah rata/rata dan hasil perinatal yang lebih baik,
ketimbang dilakukannya upaya mempertahankan konsentrasi gula darah praprandial
kurang dari .?1 mgBdl, tetapi keadaan janin tidak diperhatikan. !ejadian makrosomia
dapat diturunkan dengan cara pemberian insulin untuk mencapai konsentrasi gula
darah praprandial kurang lebih %? mgBdl +6,6 mmolBl,. Gleh karena itu, dalam
merancang penatalaksanaan pemberian insulin harus dipertimbangkan ketepatan
waktu pengukuran gula darah, konsentrasi target glukosa, dan karakteristik
pertumbuhan janin. "ebagai alternatif pemberian obat antidiabetik seperti metformin
dan sulfonykurea dapat dipakai untuk mengendalikan gula darah.
.;
2.1! ;ara %an 4aktu Persalinan
("arwono rawirohardjo, 2??5$ %11, erempuan hamil dengan diabetes
mellitus gestasional bukan merupakan indikasi seksio sesarea. enanganan persalinan
tetap harus berdasar kepada indikasi ibu dan janin, sama halnya dengan pengelolaan
perempuan hamil tanpa diabetes. ada perempuan hamil diabetes gestasional dengan
bayi makrosomia, komplikasi utama yang mungkin terjadi pada persalinan adalah
trauma kelahiran seperti distosia bahu, fraktur tulang, dan injuri pleksus brakialis.
-ayi yang dilahirkan juga beresiko mengalami hipoglikemi dan kelainan metabolik
lainnya.
engambilan keputusan untuk melakukan persalinan lebih awal +pada awal
kehamilan 0% minggu, dengan cara induksi persalinan atau seksio sesarea dilakukan
atas pertimbangan risiko terjadinya kematian perinatal atau mordibitas perinatal yang
berhubungan dengan makrosomia, distosia bahu, gawat janin, dan terjadinya
sindroma distres respirasi. enatalaksanaan perempuan hamil dengan D2G pada
kehamilan 0% minggu dengan cara induksi persalinan yang mendapat pengobatan
insulin, dihubungkan dengan upaya menurunkan berat badan janin di atas 6.??? g
atau di atas persentil ke 5?. ada perempuan hamil dengan D2G yang mendapat
pengobatan insulin, tidak ada manfaatnya salinan yang dilakukan pada kehamilan 0%/
05 minggu, bisa menurunkan kemungkinan terjadinya makrosomia. -ila berat badan
janin diduga dari 6.1?? g, persalinan dianjurkan dengan cara seksio sesarea.
2.1# Pertim*angan Umum
+-enJion #aber, 2???$ .4., Diabetes melitus adalah salah satu komplikasi medis
terlaJim dari kehamilan. (iperglikemia dengan atau tanpa ketoasidosis atau
hipoglikemua dapat menciptakan masalah kedaruratan akut yang membutuhkan
perhatian segera. "elama kehamilan muda, nausea, &omitus dan glikogen hati dapat
bergabung untuk predisposisi ke arah ketoasidosis. "etelah trismester pertama,
kebutuhan insulin meningkat dengan berlanjutkan kehamilan. ada infeksi pemberat
atau stres lainnya, maka asidosis diabetikum dapat berkembang cepat. !lasifikasi
diabetes dalam kehamilan yang diusulkan oleh Chite dipakai secara luas:
.. !elas A. (anya tes toleransi glukosa abnormal.
2. !elas -. 2ulai timbulnya diabetes klinis setelah umur 2? tahun, lamanya
kurang dari .? tahun, tanpa penyakit &askular yang terlihat.
.4
0. !elas D. 2ulai timbulnya antara umur .? dan .5 tahun, lamanya .? sampai .5
tahun, tanpa bukti penyakit &askular.
6. !elas D. 2ulai timbulnya sebelum umur .? tahun, lamanya di atas 2? tahun,
lesi &askular retinopati jinak.
1. !elas @. 'efropati diabetikum.
;. !elas F. Fetinopati proliferatif.
2.11 Pen%i%ikan esehatan Pasien
+-enJion #aber. 2???$ .46, emahaman menyeluruh penatalaksanaan diabetes
selama kehamilan +diet, akti&itas, terapi insulin, &ital untuk menghindari komplikasi
ibu dan meminimalkan mordibitas dan mortalitas perinatal. "etelah krisis awal
dikoreksi, maka diit yang cocok dan praktis harus direncanakan. !onsultasi dengan
seorang ahli diit sangat membantu. 2asukan 21 sampai 01 kalori per kg berat badan
biasanya direkomendasikan. !arbohidrat dapat terdiri dari 6?/1?3 kalori total, lemak
21/0?3, dan protein 21/0?3.
!ebutuhan insulin dapat menurun pada trimester pertama serta kemudian
meningkat selama trimester kedua dan ketiga. "egera setelah kelahiran, kebutuhan
insulin dapat menurun cepat dan mungkin tidak akan kembali ke kadar sebelum
kehamilan untuk satu sampai dua minggu.
engawasan medis medis yang ketat penting untuk mempertahankan kendali
glukosa dan meminimunkan komplikasi. asien dinasihatkan untuk memantau kadar
glukosa darah atau untuk memelihara catatan gula dan aseton urin sebelum makan
dan pada waktu tidur. Caktu optimal untuk kelahiran didasarkan pada faktor/faktor
yang multipel, meliputi riwayat obstetri sebelumnya, maturitas janin, fungsi
uteroplasenta, dan perkembangan komplikasi/komplikasi maternal.
2.17 Peru*ahan +a%a ehamilan
-erbagai perubahan yang terjadi selama kehamilan menyebabkan semakin sulit
untuk mengendalikan gula darah pada wanita penderita Diabetes 2elitus.
.. erubahan kadar dan jenis hormon yag dihasilkan selama kehamilan bisa
menyebabkan resistensi terhadap insulin sehingga kebutuhan tubuh akan
insulin meningkat.
2. Diabetes yang bermula atau pertama kali muncul selama kehamilan +diabetes
gestasional, terjadi pada ./03 kehamilan. Canita hamil secara rutin
.%
menjalani penyarigan untuk diabetes gestasional. "etelah persalinan biasaya
diabetes ini akan menghilang.
2.18 Pengaruh Dia*etes Melitus terha%a+ kehamilan
Diabetes yang tidak terkontrol dapat membahayakan janin dan ibunya.
!omplikasi terhadap janin yang dilahirkan dari ibu yang menderita D2 adalah
karena ibu hiperglikemia akan mengeluarkan insulin lebih banyak dari biasa. ada
saat ini, janin mungkin akan menderita hipoglikemia akan mengeluarkan insulin lebih
banyak dari biasa. ada saat ini, janin mungkin akan menderita hipoglikemia, disertai
pelepasan epinefrin. Akibatnya janin akan kekurangan epinefrin sehingga curah
jantung menurun, terjadi hipoperfusi paru dan perifer yang akan menyebabkan bayi
hipoksia, asidosis, sindrom gawat napas, gangguan metabolic, hiperbilirubinemia,
polisitemia, thrombosis &ena renalis, makrosomia, trauma lahir dan cacat bawaan,
kematian neonatal, serta kelainan neurologik da psikolgik di kemudian hari. ada
umumnya kelainan tersebut dapat diatasi, dicegah, atau dikurangi dengan perawatan
antenatal yang baik, pertolongan persalinan yang adekuat, dan perawatan neonatus
yang memuaskan.
Diabetes dalam kehamilan lebih sukar diatur karena toleransi terhadap glukosa
berubah/ubah. Canita yang hamil juga mudah menderita asidosis dan kadar insulin
yang diberikan ber&ariasi.
!riteria diabetes melitus menurut C(G.
GA8!G"A AA"2A K)'A +2GBDA,
Puasa 2 jam
'ormal L.?? L.6?
Diabetes mellitus M.6? >2??
#G# : #oleransi Glukosa
#erganggu
.??/.05 .6?/.55
engaruh ini bergantung apakah diabetes terbengkalai atau diobati dengan baik.
'amun, walaupun diobati dengan baik, diabetes tetap meninggalkan kematian
perinatal. engaruh tersebut adalah :
.. !emungkinan gestosis 6* lebih besar.
2. Infeksi lebih mudah terjadi, terutama pielitis dan pielonefritis.
0. !emungkinan abortus dan persalinan kurang bulan sedikit lebih besar.
.5
6. -ayi sering besar diduga penyebab ialah hormon pertumbuhan yang
berlebihan atau faktor genetis. Calaupun anaknya besar, secara fungsional
sering bersifat sebagai anak lahir kurang bulan sehingga dipergunakan istilah
(oe'$s dsma'$r$s. -ayi/bayi ini harus dirawat sebagai anak lahir kurang
bulan.
1. Anak sering mati intrauterin, terutama sesudah minggu ke/01. !ematian ini
diduga disebabkan oleh hipoglikemi.
;. "etelah lahir, anak sering mengalami hipoglikemi dan hipoksi.
4. (idramion sering terjadi$ jika timbul hidramnion, kematian intrauterin
meningkat sampai 013.
%. !elainan kongenital lebih besar kemungkinannya.
5. Aaktasi kadang/kadang kurang.
Diagnosis :
Canita hamil +keadaan puasa, diberi glukosa 41gram, kemudian diambil plasma
&ena puasa, dua jam setelah minuman glukosa.
engelolaan :
Aihat bagan penatalaksanaan diabetes melitus gestasional.
engobatan:
!erja sama dengan spesialis penyakit dalam merupakan syarat mutlak untuk
keselamatan ibu dan anak. 8ntuk mencegah embriopati, kerja sama ini sudah harus
dimulai pada hamil muda bahkan sebaiknya sebelum kehamilan.
#ujuan yang terpenting ialah pengawasan dan pengendalian diabetes. Di sampaing
itu, harus diperiksa keadaan pembuluh darah +pemeriksaan fudus okuli, dan faal
ginjal. enting juga pengawasan paru karena pada diabetes lebih mudah terjadi
akti&itas dari penyakit paru +#-D,.
.. "egera setelah diagnosis dibuat, pasien dimasukkan rumah sakit untuk
penilaian dan menentukan pengobatannya. !emudian dilakukan pengawasan,
pada kehamilan yang masih muda dua minggu sekali pada kehamilan tua
setiap minggu. engawasan meliputi pemeriksaan laboratorium, penentuan
diet, dan penyesuaian dosis insulin.
2?
2. ada bulan ke/4, pasien sebaiknya dirawat inap lagi untuk beberapa hari
karena pada saat ini sering terjadi perubahan toleransi. #entu pasien juga
dirawat inap setiap waktu jika ada penyulit seperti asetonuri, gestosis, dan
infeksi.
0. ada kehamilan 06 minggu, pasien dirawat lagi di rumah sakit untuk pesiapan
persalinan.
-agan enatalaksanaan Diabetes 2elitus Gestasional
ersalinan anjuran sebelum saat persalinan yang diperhitungkan, perlu
dipertimbangkan mengingat kemungkinan kematian anak menjelang akhir kehamilan.
emeriksaan ultrasonografi dan kardiotokografi dilakukan serial setiap minggu.
Amnionsentesis dilakukan untuk mengetahui kematangan paru.
ersalinan anjuran dilakukan bila ditemukan pertumbuhan janin terhambat
+7#,, gawat janin, dan makrosomi. -ila perlu, diberikan steroid untuk pematangan
paru. ada janin yang sehat diharapkan persalinan normal pada kehamilan 6? minggu.
-eberapa keadaan mengarahkan kita pada pilihan seksio sesarea sebagai
berikut :
D2G
NGDL.0? mgBdl
GD>.0? mgBdl
erencanaan makan I minggu
GDL.1?
Dan
GD 2 jam setelah makan L.2?
#eruskan erencanaan 2akan
GDL.1?
Atau
GD 2 jam setelah makan L.2?
erencanaan 2akanOInsulin
2.
-erbagai macam obat insulin :
.. Insulin !erja Depat : (umulin F +6? I8, .?? I8, dan )c'ra!id *$man 6?,
.??.
2. Insulin !erja 2enengah : Mono'ard *$man 6?, .?? dan 2i*tard 0?B4?.
rognosis :
7ika dahulu angka kematian ibu P1?3, sekarang berkisar antara ?,6/23.
"ebaliknya, angka kematian anak tetap tinggi, yaitu antara .?/2?3.
rognosis anak dipengaruhi oleh beratnya diabetes, lamanya ibu menderita
diabetes, apakah sudah ada kelainan pembuluh darah, dan apakah terjadi penyulit
kehamilan.
enyebab kematian anak, antara lain :
.. !elainan metabolik/Asidosis, koma, dan hipoglikemia.
2. enyakit kehamilan/Gestosis dan (idramnion.
0. !elainan pertumbuhan janin.
"elain dari kematian, juga morbiditas dari anak/anak ini lebih tinggi, kelainan
kongenital lebih sering terjadi, anak dapat keturunan diabetes, kelainan saraf, dan
kejiwaan dapat terjadi.
2.19 Penatalaksanaan
("arwono rawirohardjo, 2??5$ %1;, !arena sudah tidak ada resistensi terhadap
insulin lagi, maka pada periode pascapersalinan, perempuan dengan diabetes
gestasional jarang memerlukan insulin. asien dengan diabetes yang terkontrol
dengan diet, setelah persalinan tidak perlu diperiksa kadar glukosanya. 'amun, bila
pada waktu kehamilan diberi pengobatan insulin, sebelum meninggalkan rumah sakit
perlu diperiksa kadar glukosa puasa dan 2 jam pascaprandial. !arena risiko terjadinya
tipe 2 diabetes mellitus di kemudian hari meningkat, makan ; minggu
.. Adanya gestosis
2. Anak yang sangat besar.
0. Gawat janin.
6. ertumbuhan janin terlambat.
22
pascapersalinan perlu dilakukan pemeriksaan diabetes dengan cara pemeriksaan gula
darah puasa dalam dua waktu atau 2 jam setelah pemberian 41 g glukosa pada
glucose tolerance test +kadar kurang dari .6? mg per dl berarti normal, kadar antara
.6?/2?? mg per dl, berarti ada gangguan toleransi glukosa, kadar lebih dari 2??
berarti diabetes mellitus,. -ila tes ini menunjukkan kadar yang normal, maka kadar
glukosa darah puasa die&aluasi lagi setelah 0 tahun.
"krining diabetes ini harus dilakukan secara berkala, khususnya pada pasien
dengan kadar glukosa darah puasa yang meningkat waktu kehamilan. erempuan
yang pernah menderita diabetes mellitus gestasional harus diberi konseling agar
menyusui anaknya karena pemberian A"I akan memperbaiki kontrol kadar gula
darah. (arus direncanakan penggunaan kontrasepsi karena sekali perempuan hamil
menderita diabetes, maka dia berisiko terkena hal yang sama pada kehamilan
berikutnya. #idak ada pembatasan penggunaan kontrasepsi hormonal pada pasien
dengan riwayat diabetes mellitus gestasional. -agi perempuan yang obes, setelah
melahirkan harus melakukan upaya penurunan berat badan dengan diet dan
berolahraga secara teratur agar risiko terjadinya diabetes menjadi menurun.
engobatan diabees untuk #ipe I selalu insulin, yang bertindak sebagai pengganti
fungsi pankreas. Insulin diberiskan dalam dosis terbagi untuk mempertahankan kadar
glukosa normal atau mendekati normal sepanjang hari. -anyak orang dewasa dengan
diabetes #ipe II mampu mengatur diet, olahraga dan pengurangan berat badan. 9ang
lainnya mengalami kemuajuan diet dan olahraga, terhadap agens oral tunggal atau
ganda, dan terhadap insulin. engobatan oral umum termasuk sulfonurea/nisalnya,
gliburid +2icronase, atau glipiJid +Glucotrol,, repaglid +randin,, metformin
+Glucophage,, dan rosiglitaJon +A&andia,.
Canita dengan gangguan toleransi glukosa memerlukan konseling konsisten
berkenaan dengan pentingnya olahraga, pengurangan beratbadan, dan perubahan diet.
erbandingan baru terapi metformin &ersus perubahan gaya hisup untuk mengurangi
awitan diabetes #ipe II diantara orang/orang dengan gangguan toleransi glukosa
menemukan bahwa inter&ensi untuk meningkatkan pengurangan berat badan dan
olahraga lebih efektif dari pada pengobatan dalam memperlabat awitan diabetes.
engelolaan pada saat hamil meliputi konseling ibu yang efektif, penderita tidak
saja harus diperiksa, tetapi juga diberi instruksi yang cermat bagaimana mengetahui
dan mengatasi masalah yang terjadi, pemberian tulbotamide dan obat/obat
20
hipoglikemia oral lain seperti sulfoniluria seharusya tidak digunakan pada kehamilan
karena obat ini dapat melewati sawar maternal/plasental sehingga menyebabkan
hiperinsulinemia pada janin dan hipoglikemia yang berat pada saat bayi lahir, jadi
sebaiknya digunakan insulin. emilihan terapi insulin sudah tepat karena dari
berbagai kepustakaan dikatakan bersifat teratogenik sehingga tidak dianjurkan untuk
pemakaia pada wanita hamil. enderita sebaiknya menghindari atau mencegah
timbulnya glukosaria denga menambah dosis insulin yang akan menimbulkan
hipoglikemia simtomatik.
diagnosis dapat mudah ditegakan:
.. Anamesis: riwayat persalinan yang lalu: abortus, partus prematus, kematian
janin, dan anak besar.
Fiwayat keluarga +heredifer,.
!eluhan sekarang: trias poliuri, polidipsi, polifagi, dan pernah berobat sakit gula
pada dokter.
2. emeriksaan:
emeriksaan insulin.
emeriksaan kadar gula darah puasa dan post/prandiol.
Glukosa toleran tes +G##,.
'ilai !.
enanganan:
., engobatan medik adlah sangat bijaksana dan bekerja sama dengan ahli penyakit
dalam.
.. Diabetes diet.
2. emberian insulin.
2, enanganan obstetrik:
.. enanganan berdasarkan atas pertimbangan: beratnya penyakit, lama
penderitaan, umur, paritas, riwayat persalinan terdahulu, dan ada atau tidak
komplikasi.
26
.. enyakit tidak berat dan pengobatanBdiet dapat mengontrol penyakit
dengan baik$ diharapkan persalinan biasa.
2. -ila diabetes agak berat memerlukan insulin$ induksi persalinan lebih
dini: kehamilan minggu ke 0;/0%.
0. Diabetes agak berat$ riwayat kematian janin dalam kandungan$ beberapa
institut melakukan seksio sasera dalam minggu ke 04 kehamilan.
6. Diabetes berat dengan komplikasi +pre/eklamsi, hidramnion, dan
sebagainya,, riwayat persalinan yang buruk: induksi persalinan atau
seksio sasera lebih dini.
1. Dalam pengawasan persalinan, monitor janin dengan baik+denyut jantung
janin, elektro/toko/kardio/gram, dan ultrasonografi,.
;. 8ntuk menghentikan kesuburan, tubektumi sangat dianjurkan untuk
dilakukan, dengan ketentuan bila sudah ada anak serta pada setiap
kehamilan dan persalinan yang dapat mengancam keselamatan ibu dan
bayi.
rognosis:
., -ila penyakit ditangani oleh dokter ahli penyakit dalam serta kehamilan dan
persalinan diawasi dan ditolong oleh ahli kebidanan umumnya prognosis baik.
2, Diabetes berat dan diderita lama apalagi ada komplikasi prognosis buruk.
0, rognosis bagi bayi jelek$ faktor/faktor yang meninggikan mobiditas dan
mortalitas bayi adalah:
.. -erat dan lamanya sakit dan adanya asetonuri$
2. Insufiensi plasenta$
0. !omplikasi dan distosia persalinan$
6. "indrom gawat nafas +respiratory stress sindrome,$
1. rematurias dan cacat bawaan$
21
;. Angka kematian perinatal kira/kira .?/.13
ada umumnya, glukosaria merupakan petunjuk untuk menilai kadar glukosa
plasma. Diabetes yang dapat dikendalikan hendaknya tidak perlu disertai dengan diet
yang ketat seperti pada waktu tidak hamil karena nutrisi yang inadekuat akan
menyebabkan gangguan pertumbuhan mental fetus. 8ntuk kebutuhan kehamilannya
ada tambahan jumlah kalori, yaitu .?? kalori tambahan pada trimester I, 2?? kalori
pada trimester II, dan 0?? kalori pada trimester III. rotein diperlukan kira/kira .,1
/2gB!g--. eningkatan berat badan tidak boleh melebihi .2 !g selama hamil. Diet
yang dianjurkan adalah karbohidrat 6?3, protein 2gBkg--, dan lemak 61/;?g.
enderita yang sebelum hamil membutuhkan insulin, diberikan insulin dalam batas
yang sama dengan dosis di luar kehamilan sampai terdapat tanda/tanda bahwa dosis
perlu ditambah atau dikurangi. erubahan dosis harus berpedoman pada .6? mgBdl
pemeriksaan gula darah yang postprandial L.6?mgBdl. !ontrol teratur dilakukan 2
minggu sekali dan setelah kehamilan 0? minggu dilakukan . kali seminggu.
)mberian diet pada penderita diabetes mellitus dibuat berdasarkan pada kebiasaan
personal dan mengacu pada Indeks 2assa #ubuh +I2#,, akti&itas fisik kadar gula
darah, kadar keton, serta jumlah dan jenis injeksi insulin. erencanaan makan
berdasarkan standar makan dengan komposisi karbohidrat ;?/4?3, protein .?/.13,
dan lemak 2?/213.
emantauan D77 dan pemeriksaan 8"G perlu dilakukan untuk mengetahui ukuran
janin atau kemungkinan adanya defek pertumbuhan. emeriksaan dilakukan sejak
usia kehamilan .; minggu, kemudian diulangi kembali pada usia 2? minggu.
emeriksaan kemudian menjadi serial setiap 2 minggu sejak usia kehamila 06 minggu
untuk mengetahui secara dini adanya makrosomia. emeriksaan fungsi janin plasenta
dapat dilakukan dengan kardiotokografi untuk pemantauan D77 dan gerakan janin
secara serial mulai usia 0; minggu karena adanya makrosomia merupakan indikasi
dilakukan "D. "elain itu, diperlukan pula pemeriksaan alfa feto protein dan
amniosentesis, mengukur rasio lesitinBsfingomyelin, serta konsentrasi fosfolipid
dalam cairan amnion untuk mengetahui maturitas paru janin.
"elama empat decade, pendapat bahwa melakukan tindakan terminasi efektif pada
kehamilan 06/04 minggu dianut oleh banyak pusat kebidanan untuk mencegah
kematian 06/04 minggu dianut oleh banyak pusat kebidanan untuk mecegah kematian
intrauterin. Diabetes klinik tanpa disertai komplikasi dan dengan riwayat obsetrik
2;
yang baik, persalinan hendaknya diindukasi pada kehamilan umur 0% minggu. 7ika
pada persalinan yang lalu fetus dalam keadaan buruk pada akhir kehamilan, maka
persalinan diindukasi pada kehamilan 0; minggu. 7ika ada komplikasi +penyakit
ginjal, &ascular, hidramnion,, maka kehamilan diindukasi pada 06/61 minggu. ada
penderita yang penyakitnya tidak berat dan cukup dikuasai dengan diet, serta tidak
mempunyai riwayat obstetrik yang buruk, dapat diharapkan dilakukan partus spontan
sampai kehamilan 6? minggu. Aebih dari itu sebaiknya dilakukan indukasi persalinan
karena prognosis menjadi lebih buruk. Akan tetapi bila disertai komplikasi seperti
preeklamsia, hidramnion, janin yang pertumbuhannya terlampau besar, diabetes yang
sukar dikuasai, dan ada riwayat kematian prinatal, maka dipertimbangkan untuk
melakukan induksi persalinan.
Indikasi "D pada penderita diabetes gestasional adalah sebagai berikut:
.. rimagra&ida tua.
2. 2ultigra&ida dengan riwayat obsetri yang buruk.
0. Diabetes yang sulit dikontrol.
6. -ayi besar.
1. !omplikasi obsetri seperti: preeklamsia, malpresentasi, polihidramnion.
"elama dan "D atau persalinan, penderita harus diberikan hidrasi secukupnya
secara IK, dan diberi gukosa dalam jumlah yang cukup untuk mempertahankan
euglikemia. !adar glukosa plasma harus diperiksa berulang/ulang dan diberi insulin
regular yang sesuai.
"ementara itu, untuk bayi yang dilahirkan dari ibu penderita diabetes mellitus
sering terjadi makrosomia denganBtanpa trauma lahir. (al ini disebabkan karena
terjadi hiperglikemia janin akibat dari hiperglikemia ibu dan hiperinsulinisme janin
sehingga lemak subkutan janin dan glikogen hari bertambah. (ipoglikemia mungkin
denganBtanpa gejala, seperti letargi, malas minum, gemetar, kejang, apneu, hipotonia,
dll. "ebaiknya bayi segera dipeindahkan ke 'ID8. "etiap neonatus harus dianggap
dan diperlakukan sebagai bayi premature tanpa memandang umur kehamilannya dan
berat badannya, walaupun bayi besar dan tampak sehat pada umur kehamilannya dan
berat badannya, walaupun bayi besar dan tampak sehat pada permulaan, namu ia
tidak bebas dari bahaya yang setiap saat mengancam jiwanya.
-ayi mungkin juga menderita sindrom sindrom gawat napas. Gleh karena itu,
harus dilakukan pemeriksaan laboratorium.
24
.. !adar glukosa serum tali pusat, dan selanjutya ketika bayi berumur .,2,6,%, .2,
26, 0; dan 6% jam kadar glukosa harus dipantau dengan de*trostik. 7ika kadar
gula L0?mgBdl sebaiknya diberi infus glukosa .?3 dan dilakukan pemeriksaan
gula darah serial.
2. !adar kalsium dan 2g seru harus diperiksa pada umur ;, .2, 26, dan 6% jam.
0. (t harus diperiksa dari tali pusat dan selanjutnya pada usia 6 dan 26 jam.
6. !adar serum bilirubin diperiksa jika bayi tampak kuning.
1. emeriksaan kadar gas darah arteri, pemeriksaa darah tepi lengkap, biakan, dan
pemeriksaan lain atas indikasi klinis.
(ipoglikemia mungkin memberikan dampak terhadap perkembangan syaraf. Gleh
karena itu, harus dijaga dengan cara memberikan susu tiap 2 jam agar tidak
mengalami hipoglikemia.
rognosis bayi perempuan hamil dengan diabetes pada umumnya cukup baik
apalagi jika penyakitnya cepat diketahui dan ditangani oleh dokter ahli dan kehamilan
serta persalinannya ditangani oleh dokter spesialis kebidanan. !ematian sangat jarang
terjadi dan apabila terjadi hal itu biasanya dijumpai pada diabetes yang sudah lama
dan tidak berat, terutama yang disertai komplikasi pembuluh darah dan ginjal.
"ebaliknya prognosis bagi anak jauh lebih buruk dan dipengaruhi oleh hal/hal
sebagai berikut.
.. -erat dan lamanya penyakit, terutama apabila disertai asetonuria.
2. Insufisiensi plasenta.
0. rematuritas.
6. Gawat napas +FD",.
1. Dacat bawaan.
;. !omplikasi persalinan +distosia bahu,.
Gleh karena penderita ini termasuk kehamilan dengan denga risiko tinggi, maka
sebaiknya diberikan konseling tubektomi !arena diabetes dengan kehamilan akan
membahayakan penderita dan bayinya. Apabila penderita masih menginginkan anak,
maka harus dilakukan konseling !- dengan metode konrasepsi yang selektif.
2%
emilihan yang aman dan murah adalah metode barier, dengan diafragma yang
mengandung spermisida, maka angka kegagalannya L.?3. A!DF tidak dianjurkan
karena meningkatkan angka kejadian infeksi dibanding pada perempuan normal.
enggunaan pil mempunyai kegagalan L.3, tetapi mempunyai efek samping yang
serius yaitu tromboemboli dan miokardial infark. erempuan yang menggunakan
kontrasepsi oral mungkin akan meningkatkan resistensi insuin. "ama halnya degan
implant tidak direkomendasikan karena tidak mengganggu metabolisme secara
signifikan. ada pemberian progestin jangka panjang, pemeriksaan lipid darah dan
glukosa darah harus dilakukan.
@aktor risiko diabetes melitus gestasi +7osimo&ich, adalah sebagai berikut.
.. Fiwayat orang tua diabetes melitus.
2. Aebih dari . kali abortus tanpa sebab.
0. -ayi lahir mati tanpa sebab yang jelas.
6. ernah melahirkan bayi dengan cacat bawaan.
1. ernah melahirkan bayi dengan -- >6 kg.
;. ernah mengalami preeklamsia.
4. Fiwayat diabetes melitus gestasi pada kehamlan sebelumnya.
%. Glukosuria pada kehamilan sekarang.
5. 8mur ibu hamil >0? tahun.
.?. Gbesitas, bila sebelum hamil -- ideal >.2?3
enatalaksaan Antepartum
("arwono rawirohardjo, 2??5$ %11, enatalaksanaan antepartum pada
perempuan dengan D2G bertujuan untuk:
., 2elakukan penatalaksanaan kehamilan trimester ketiga dalam upaya mencegah
bayi lahir mati atau asfiksia, serta menekan sekecil mungkin kejadian morbiditas
ibu dan janin akibat persalinan.
2, 2emantau pertumbuhan janin secara berkala dan terus/menerus +misalnya
dengan 8"G, untuk mengetahui perkembangan dan pertumbuhan ukuran janin
sehingga dapat ditentukan saat dan cara persalinan yang tepat.
25
0, 2emperkirakan maturitas +kematangan, paru/paru janin +misalnya dengan
amniosintesis, apabila ada rencana terminasi +seksio sesarea, pada kehamilan 05
minggu.
6, emeriksaan antenatal dianjurkan dilakukan sejak umur kehamilan 02 sampai 6?
minggu. emeriksaan antenatal dilakukan terhadap ibu hamil yang kadar gula
darahnya tidak terkontrol, yang mendapat pengobatan insulin, atau yang
menderita hipertensi. Dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan nonstress test,
profil biofisik, atau modifikasi pemeriksaan profil biofisik seperti nonstress test
dan indeks cairan amnion.
2.2< Asuhan e+era0atan
2.21.1 engkajian +2itayani, 2??5$ 1?,
.. F!D +Fiwayat !esehatan Dahulu,
a. Fiwayat diabetes.
b. Fiwayat anak lahir besar.
2.21.2 Fiwayat kesehatan keluarga +F!!,
Adanya keluarga yang menderita D2.
2.21.3 Fiwayat kesehatan sekarang F!",
Ditemui adanya tanda/tanda D2, seperti polidipsi, polifagi, poliuri, dan lain/lain.
"aluran 8rinarius
+2itayani, 2??5$ 1?, Dapat mengalami riwayat poliuria, infeksi saluran kemih
+I"!,, nefropati makanan dan cairan, polidipsia, polifagia, mual, muntah, serta
penurunan berat badan.
!eamanan
+2itayani, 2??5$ 1?, Integritas kulit lengan, paha dapat berubah karena injeksi
insulin yang sering, terdapat kerusakan penglihatanBretinopati, serta gejala/gejala
infeksi atau positif terhadap infeksi perkemihan dan &agina.
"tatus !ebidanan
+2itayani, 2??5$ 1?, #inggi fundus mungkin lebih tinggi atau rendah dari normal
terhadap usia gestasi +(idrmnion, ketidaktepatan pertumbuhan janin,, riwayat
neonatus besar terhadap usia gestasi +AGA,, hidromnion, anomali kongenital, dan
kematian janin yang tidak jelas penyebabnya.
"osial )konomi
0?
+2itayani, 2??5$ 1?, 2asalah faktor sosial ekonomi dapat meningkatkan risiko
komplikasi, ketidakadekuatan, atau kurangnya sistem pendukung yang bertanggung
jawab.
2.21.4 emeriksaan Diagnostik
+2itayani, 2??5$ 1?, (emoglobin glukosa +(bAlc, kadar glukosa serum acak,
kadar keton urine, protein urine dan kreatinin +26 jam,, tes fungsi tiroid, hemoglobin
hemaktokrit, kadar estriol, tes toleransi glukosa, albumin glukosa, elektrodiagram,
kultur &agina, tes nonstres +'"#,, ultrasonografi, contraction stress test +D"#,,
o*ytocyn chalenge tes +GD#,, amniosintesis, serta kriteria profil biosfik.
2.21.5 Diagnosis !eperawatan +2itayani, 2??5$ 1?,
.. erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
ketidakmampuan mencerna dengan tepat.
2. Fisiko tinggi cedera janin yang berhubungan dengan peningkatan kadar glukosa
maternal sebagai perubahan pada sirkulasi.
0. Fisiko tinggi cedera maternal yang berhubungan dengan perubahan kontrol
diabetik, profil darah abnormal anemia, hipoksia jaringan, dan perubahan respons
imun.
2.21.6 Inter&ensi !eperawatan +2itayani, 2??5$ 1?,
.. Diagnosis .: erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan
dengan ketidakmampuan mencerna dengan tepat.
(asil yang diharapkan:
a. 'utrisi ibu akan meningkat 26/0? lb pada masa prenatal atau yang tepat berat
badan sebelum kehamilan.
b. Ibu akan mempertahankan glukosa darah puasa antara ;?/.?? mgBdl . jam
prapartum tidak lebih .6? mgBdl.
c. Ibu akan sering mengungkapkan pemahaman tentang aturan indi&idu dan
kebutuhan pemantauan diri.
Ren-ana 'nter6ensi Rasi$nal
2andiri:
.. !aji masukan kalori dan pola makan
dalam 26 jam.
2embantu dalam menge&aluasi
pemahaman ibu tentang diet atau
pentingnya menaati aturan diet.
0.
2. #injau ulang pentingnya makan
kudapan yang teratur bila
menggunakan insulin.
2akan sedikit dan sering menghindari
hiperglikemia postprandial dan ketosis
puasaBkelaparan.
0. -ila terjadi hipoglikemia
asimtomatik, atasi dengan segelas
susu sebanayak % oJ dan ulangi tiap
.1 menit bila kadar glukosa serum
tetap di bawah 4? mgBdl.
2ual dan muntah dapat mengakibatkan
defisiensi karbohidrat yang dapat
menimbulkan metabolisme lemak dan
terjadi ketosis.
!olaborasi
6. Diskusikan dosis, jadwal, dan tipe
insulin.
enggunaan jumlah besar karbohidrat
sederhana untuk mengatasi hipoglikemia
menyebabkan nilai glukosa darah
meningkt cepat. !ombinasi karbohidrat
dengan protein mempertahankan
normoglikemia lebih lama dan membantu
mempertahankan stabilitas glukosa
sepanjang hari.
1. "esuaikan diet atau cara pemberian
insulin untuk memenuhi kebutuhan
indi&idu.
embagian dosis mempertimbangkan
kebutuhan maternal dan rasio waktu
makan terhadap makanan dan
memungkinkan kebebasan dalam
penjadwalan makanan. Dosis total setiap
hari berdasarkan usia gestasi, berat badan
ibu, dan kadar glukosa serum.
;. Fujuk pada ahli diet dan konseling
pertanyaan mengenai diet yang
dianjurkan.
!ebutuhan metabolik pranatal berubah
setiap trimester dan penyesuaian
ditentukan oleh penambahan berat badan
dan tes laboratorium. Diet spesifik pada
indi&idu diperlukan untuk
mempertahankan normoglikemia dan
mendapat berat badan yang diinginkan.
4. #entukan hasil (bAlc setiap 2/6 2emberikan keakuratan gambaran rata/
02
minggu. rata kontrol glukosa serum selama ;?
hari.
2. Diagnosis 2: Fisiko tinggi cedera janin yang berhubungan dengan peningkatan
kadar glukosa maternal sebagai perubahan pada sirkulasi.
(asil yang diharapkan:
Ibu akan menunjukkan reaksi '"# secara normal dan o*ytocin challenge test dan
tes stres kontraksi negatif.
Ren-ana 'nter6ensi Rasi$nal
2andiri:
.. #entukan klasifikasi Chite terhadap
diabetes, jelaskan klasifikasi serta
makna pada ibu dan pasangan.
janin kurang berisiko bila klasifikasi
Chite adalah A, -, dan D dengan
klasifikasi D atau di atas akan
mengalami masalah ginjal atau
komplikasi lainnya.
2. !aji kontrol diabetik sebelum
konsepsi.
!ontrol ketat sebelum konsepsi
mambantu risiko mortalilitas janin dan
anomali kongenital.
0. !aji segera janin dan D77 setiap
kunjungan sesuai indikasi. Anjurkan
untuk mencatatnya mulai usia gestasi
.% minggu dan setiap hari mulai
minggu ke 06.
#erjadinya insufisiensi plasenta dan
ketosis maternal mungkin secara negatif
akan memengaruhi gerakan janin dan
D77.
6. antau adanya tanda hipertensi dalam
kehamilan +edema, proteinuria, dan
peningkatan #D,.
-ermanfaat untuk mengidentifikasi pola
pertumbuhan abnormal.
1. -erikan informasi tentang efek
diabetes yang mungkin pada
pertumbuhan dan perkembangan
janin.
!ira/kira .2/.0 hari diabetes menjadi
gangguan hipertensi karena perubahan
kardio&askular berkenaan dengan
diabetes.
!olaborasi:
;. !aji (bAlc setiap 2/6 minggu sesuai engetahuan membantu ibu membuat
00
indikasi. keputusan tentang melaksanakan aturan
dan dapat meningkatkan kerja sama.
4. Dapatkan kadar serum alfa fetoprotein
+A@, pada gestasi .6/.; minggu.
Insiden bayi malformasi secara
kongenital meningkat pada wanita
dengan kadar tinggi pada awal
kehamilan buruk.
%. "iapkan untuk 8"G pada usia
kehamilan, %, .2, .%, 2%, dan 0;
sampai 0% minggu sesuai indikasi.
8"G bermanfaat untuk memastikan
tanggal gestasi dan membantu
menge&aluasi Intra 8terine Growth
Fetardation +I8GF,.
5. Aakukan '"# dan GD#BD"# dengan
tepat.
2engkaji kesejahteraan janin dan
keadekuatan perfusi plasenta.
0. Diagnosis 0: Fisiko tinggi cedera maternal yang berhubungan dengan perubahan
kontrol diabetik, profil darah abnormal anemia, hipoksia jaringan, dan perubahan
respons imun.
(asil yang diharapkan:
a. Ibu tetap normotensif.
b. Ibu tetap mempertahankan normoglikemia.
c. Ibu bebas dari komplikasi.
Ren-ana 'nter6ensi Rasi$nal
.. erhatikan klasifikasi Chite untuk
diabetes, kaji derajat kontrol
diabetik.
ibu yang diklasifikasikan memliki
diabetes tipe D, ), atau @ memiliki risiko
tinggi mengalami komplikasi.
2. !aji kondisi ibu terhadap perdarahan
&agina dan nyeri tekan abdomen.
erubahan &askular yang dihubungkan
dengan diabetes menetapkan ibu pada
risiko abruspsio plasenta.
0. !aji adanya edema. Ibu diabetik cenderung kelebihan retensi
cairan dan hipertensi karena kehamilan
+(!!, akibat perubahan &askular.
6. #entukan tinggu fundus, periksa (idramnion terjadi dalam ;/213 ibu
06
adanya edema pada ekstremitas dan
dispnea.
diabetik yang hamil. (al ini terjadi
kemungkinan berhubungan dengan
peningkatan kontribusi janin pada cairan
amnion karena hiperglikemia
meningkatkan pengeluaran urine.
1. !aji dan tinjau ulang tanda dan
gejala infeksi saluran kemih +I"!,.
Deteksi awal I"! dapat mencegah
pielonefritis yang memperberat
persalinan.
!olaborasi:
;. antau kadar glukosa setiap
kunjungan.
2endeteksi ancaman ketoasidosis.
4. !aji (bB(t pada setiap kunjungan
awal kemudian selama trimester
kedua dan pada kehamilan aterm.
Anemia mungkin ada pada ibu dengan
masalah &askular.
%. Instruksikan pemberian insulin
sesuai kebutuhan.
!ebutuhan insulin selama kehamilan
tidak sama jumlahnya.
5. Dapat urinalisis dan kultur urine,
berikan antibiotik sesuai indikasi.
2embantu mencegah atau mengatasi
pielonefritis.
.?. !umpulkan spesimen untuk ekskresi
protein total, ibus, kreatinin nitrogen,
urea darah, dan kadar asam urat.
!emungkinan perubahan &askular dapat
merusak fungsi ginjal pada ibu dengan
diabetes berat.
... "iapkan ibu untuk melakukan 8"G
pada usia gestasi minggu ke %, .2,
2;, dan 0% kehamilan untuk
menentukan ukuran janin dengan
menggunakan diameter biparietal,
panjang femur, dan perkiraan berat
badan janin.
Ibu berisiko tinggi terhadap DD dan
distosia karena makrosomia.
2.21.7 Implementasi !eperawatan
+2itayani, 2??5$ 11, Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan
yang telah direncanakan, mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi. #indakan
mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan kesimpulan perawat,
01
dan bukan atas petunjuk petugas kesehatan lain. #indakan kolaborasi adalah tindakan
keperawatan yang didasarkan oleh hasil keputusan bersama dengan dokter atau
petugas kesehatan lainnya.
2.21.8 )&aluasi !eperawatan
+2itayani, 2??5$ 11, 2erupakan hasil perkembangan ibu dengan berpedoman
kepada hasil dan tujuan yang hendak dicapai.
BAB 3
PENUTUP
3.1 esim+ulan
Diabetes mellitus gestasional +D2G, adalah intoleransi glukosa yang dimulai
atau baru ditemukan pada waktu hamil. #idak dapat dikesampingkan kemungkinan
adanya intoleransi glukosa yang tidak diketahui yang muncul seiring kehamilan.
"etelah ibu melahirkan, keadaan D2G sering akan kembali ke regulasi glukosa
normal.
Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolik dengan penyebab yang beragam,
ditandai adanya hiperglikemi kronis serta perubahan metabolisme karbohidrat, lemak,
dan protein akibat defek sekresi atau kerja insulin atau keduanya. #erdapat 6 macam
klasifikasi diabetes yaitu: diabetes tipe . +disebabkan oleh destruksi sel yang akan
menyebabkan defisiensi absolut insulin,, diabetes tipe 2 +disebabkan oleh defek
sekresi insulin yang progresif karena adanya insulin yang resisten,, tipe spesifik
diabetes lainnya +disebabkan oleh faktor genetik, penyakit eksokrin pankreas, atau
obat/obatan,, dan Diabetes 2ellitus Gestasional +D2G,. Diabetes merupakan
komplikasi medik yang sering terjadi pada kehamilan. Ada dua macam perempuan
hamil dengan diabetes yang sudah diketahui setelah sejak sebelum perempuan
tersebut hamil +pregestasional, dan perempuan hamil dengan diabetes yang baru
diketahui setelah perempuan tersebut hamil +diabetes melitus gestasional,.
3.2 &aran
Dengan adanya makalah ini diharapkan para pembaca dapat mengerti dan
memahami tentang Diabetes mellitus gestasional +D2G, serta jika terdapat tanda
dan gejala dari Diabetes mellitus gestasional +D2G, diharapkan dapat segera
memeriksakan diri dan berkonsultasi ke pusat pelayanan kesehatan.
06

Você também pode gostar