Você está na página 1de 2

a Romanowsky noda didefinisikan sebagai setiap noda biru metilen mengandung dan / atau produk

oksidasi dan terhalogenasi fluorescein pewarna, biasanya eosin B atau Y. Romanowsky berbasis noda
seperti wright, Giemsa atau mungkin-grumwald noda, solusi beralkohol dengan dasar dan komponen
asam. Noda jenis ini dirujuk sebagai polikrom noda karena mereka dapat memberi banyak warna dan
menghasilkan efek Romanowsky. efek ini menanamkan warna yang khas untuk komponen sel
tertentu dan mencerminkan tindakan gabungan dari pewarna yang terkandung dalam noda pada pH
6,4 sampai 7. warna karakteristik berwarna ungu dalam inti sel, biru dan merah muda dalam
sitoplasma, dan berbagai warna dalam butiran tertentu.


the oxidation of methylene blue results in a solution containing primarily methylene blue ; azure A,B,
and C; methylene violet and thionin syndimethylthionin. when eosin dye is added to this solutio, the
precipitate formed consists of eosinate of these products. azure B eosinates appears to be the
complex responsible for the characteristic romanowsky effect. stain with greater quantities of the
azure B eosin will react rapidly and provide a better romanwsky effect than those products
containing a lesser amount of this salt.

2.2.3 Pewarnaan Apusan darah
Pewarnaan Romanowsky adalah pewarnaan yang mengunaan pewarnaan metilen biru
dan atau menggunakan hasil-hasil oksidasi dan pewarnaan flurosens yang terhalogenasi
seperti eosin B atau Y. Hasil oksidasi metilen biru menghasilkan larutan yang terdiri dari
metilen biru, azur A, B, dan C, metilen ungu dan simdimetiltionin tionin.
Pewarnaan Romanowsky ini sama seperti pewarnaan wright dan giemsa yang
menggunakan larutan alkohol sebagai dasar pewarnaan dan asam sebagai komponen
pewarnaannya. Pewarnaan ini disebut sebagai pewarnaan polikrom karena menghasilkan
banyak warna dan menyebabkan efek Romanowsky. Efek Romanowsky akan memberikan
warna-warna khas pada komponen-komponen sel dengan karakteristik warna unggu pada inti
sel, biru dan merah muda pada sitoplasma.
Pewarnaan yang tertentu pada tipe pewarnaan Romanowsky akan menghasilkan suatu
reaksi sebagai berikut :
1. Metilen biru adalah pewarnaan dasar. Pewarnaan ini memberikan warna pada inti sel
(nukleus) dan beberapa sitoplasma dengan warna biru atau ungu. Struktur pewarnaan
ini disebut sebagai basofilik (contoh : DNA dan RNA)
2. Eosin adalah pewarnaan asam, yang memberikan warna pada beberapa struktur
sitoplasma dengan warna merah jingga. Pewarnaan ini disebut sebagai asidofilik
(contoh : protein dengan kelompok amino)
3. Pencampuran pada kedua pewarnaan diatas pada sitoplasma akan memberikan hasil
pewarnaan dengan warna merah muda. Pewarnaan ini disebut sebagai reaksi neutrofil.

Você também pode gostar