Você está na página 1de 21

GIGITAN

ULAR


Oleh :
dr. Risal Wintoko
Bag. Ikakom FK unila


Tujuan Pembelajaran :

Menggambarkan Definisi, insidensi dan
tipe gigitan ular.
Menggambarkan pathophysiology dan
manifestasi klinik dari gigitan ular.
Menjelaskan penatalaksanaan gigitan ular.
Epidemiology :
Insidensi:
USA : 8000 kasus/tahun, 98% kasus ditemukan di perifer lokasi
dekat pertanian/perkebunan, etiology : 70% karena ular rattle
(rattlesneke).
Indonesia : belum ada data???
Di RSHS bandung ada 180 kasus dari tahun 1996-1998.
Di RS Saiful Anwar malang ada 36 kasus pada tahun 2004.
Gigitan ular :
Ular tidak beracun
Ular beracun:
Bisa berbahaya v.s. Tidak berbahaya
Jenis Ular Berbisa
Diseluruh dunia ada 2000 spesies ular, yang
berbisa 250 spesies. Berdasarkan gigi taringnya
diklasifikasikan menjadi 4 kelompok :
Family elapidae : ular weling, ular welang, ular
sendok, ular anang dan ular cabai
Family crotalidae/viperidae : ular tanah, ular
hijau, ular bandotan puspo
Family hydrophidae : ular laut
Family colubridae ; ular pohon
Species dari
Ular Beracun
di Indonesia :
Trimeresurus albolaris ( ular hijau)
racun : hematotoxic
Ankistrodon rhodostoma (ular rattle)
racun : hematotoxic
Bungarus fasciatus (ular welang/weling)
racun : neurotoxic
Naya Sputatrix ( Cobra )
racun : neurotoxic
di Papua : spesiesnya = di Australia

Snake bite wound
Ular Berbisa :

Bentuk kepala berbentuk
segitiga
Dua gigi taring besar di
maksila/rahang atas
Dua luka gigitan utama
akibat gigi taring
Ular Tidak berbisa :

Bentuk kepala berbentuk
segiempat panjang

Gigi taring kecil

Bekas gigitan : luka halus
berbentuk lengkingan

Enzymes dari bisa
ular
Bisa ular :
polypeptide :
Phospholipase A, hyaluronidase, ATP-ase, 5-nucleotidase,
cholinesterase, protease, phosphomonoesterase, RNA-se, &
DNA-se.
Efek :
neurotoxic, hemorrhagic, thrombogenic,hemolityc, cytotoxic,
antifibrin, anticoagulant, cardiotoxic, vascular disturbance :
destroying intimal layer.
Gejala dan tanda :
Lokal : edema, nyeri, lembut, ecchymosis ( dalam 30 menit
sampai 24 jam).


Manifestasi Klinik
Gejala sistemik:
Hypotension, weakness, sweating, nausea, vomiting,
headache.
Tanda spesifik :
Hematotoxic : bleeding at the wound site, lungs,
kidney, heart, peritoneum, gum, brain, skin (petechiae,
ecchymosis), melena, hematemesis, hemoptoe,
hematuria.
Neurotoxic : hipertonic, fasciculation, pareses,
respiratory paralysis, ptosis, opthalmoplegia, laryngeal
muscles paralysis, abnormal reflex, convulsion, coma.
Cardiotoxic : hypotension, cardiac arrest, coma
Derajat keparahan gigitan ular

Derajat venerasi luka nyeri edema systemic
/erythema

O O + +/- <3cm/12 hrs O
I +/- + + 3-12cm/12 hrs O
II + + +++ >12-25cm/12hrs +, neurotoxic
nausea,

dizziness
III + + +++ >25cm/12hrs ++, petechiae
shock,

ecchymosis
IV +++ + +++ > extremity ++, ARF,coma
bleeding
Komplikasi lokal dari gigitan
ular : Compartment syndrome
Penatalaksanaan :
Prinsip pennanganan:
Lakukan blokade untuk menghalangi atau menghambat absorpsi bisa ular
Netralisir bisa ular di sirkulasi darah
Pengobatan efek lokal dan sistemik
Pengobatan:
Langkah Pertama : (Pertama 30 - 60 minutes)
Tenangkan pasien
Torniquet (kontroversi) pasang di distal dan proksimal gigitan kurang
berguna >30 menit
Incision & suction ( 1 jam 11% removed) jika sudah lama jangan
dilakukan manipulasi pada gigitan
Excision ?
Monitoring tanda vital dan siapkan terapi suportif penunjang
Gigitan Ular

PENATALAKSANAAN
Terapi suportif :
Masalah respirasi : Oxygen, endotracheal intubation,
tracheostomy
Syok : Crystalloid solutions/blood transfusion, if bleeding
occurs.
Compartment syndrome : Fasciotomy
Tanda neorotoksin : neostigmine (acethylcholinesterase)
with Athropine sulphate.
Perdarahan :Fresh Whole Blood, vitamine K, fibrinogen,
blood products.

PENATALAKSANAAN
Pemeriksaan Laboratorium :
Darah : rutin, urea-N, creatinine, electrolyte, BT, CT, PT,
APTT, thrombocyte , D-dimer, Liver Function Tests,
blood typing & cross match.
Urinalysis : hematuria, glycosuria & proteinuria.
ECG
Radiology : Chest - X-ray
Management :
Immunotherapy : Antivenin (SABU)
Serum Anti Bisa Ular : polyvalene, & 1 ml dosis
mengandung :
10 - 50 LD50 Bisa Ankystrodon ,
25 - 50 LD50 Bisa Bungarus,
25 - 50 LD50 Bisa Naya Sputatrix,
Phenol 0,25 % v/v.
Pemberian :
2 vials (@ 5 ml) i.v. In 500 cc NaCl 0,9% / Dextrose 5% jangan
lupa ST
Pemberian perinfus : 40 - 80 tetes/menit. Max :100 mls
Infiltrasi lokal tidak dianjurkan
Penanganan :
Indikasi :
Gejala dari bahaya bisa secara sistemik.
Edema luas disekitar gigitan.
Prinsip penanganan :
Derajat O & I : antivenin tidak dianjurkan, observasi selama 12
jam, jaka bertambah berat berikan antivenin
Derajat II : 3-4 vials antivenin
Derajat III : 5 - 15 vials antivenin
Derajat IV : tambahkan 6-8 vials jika masih memungkinkan.


Penanganan
terapi profilaksis

Broad spectrum antibiotics :
Umumnya kuman yang berkembang biak :
P. eruginosa, Proteus sp. Clostridium sp., & B. fragilis.
Tetanus Toxoid
Anti-tetanus serum (jika ada indikasi)
Gigitan ular beracun umumnya merupakan kasus
kegawatdaruratan.
Derajat dari manifestasi klinik gigitan ular beracun
dipengarareuhi jumlah bisanya.
Penatalaksanaan kasus gigitan ular tergantung derajat
manifestasi kliniknya.
Kesimpulan :

Você também pode gostar