Você está na página 1de 1

Terkadang tak pernah terfikirkan oleh kita sebagai manusia yang selalu sibuk mengurusi kehidupan

tentang tujuan kita hidup itu sebenarnya apa. Mungkin terbuai dengan kegiatan sehari-hari yang
membuat kita seolah lupa untuk berfikir sejenak mengenai hal itu. Sepele sih, tapi akan lebih terasa
berat jika kita sama sekali tidak pernah berfikir mengenai hal itu, tujuan kita hidup.
Berbeda kepala, berbeda juga isi otak, pastinya berbeda juga pemikiran dan pendapat kita mengenai
tujuan kita hidup itu apa ? Disini bukan untuk mencari pembenaran apa yang seharusnya menjadi
tujuan hidup kita, tapi adalah seharusnya jika kita hidup di dunia ini memiliki tujuan yang pasti agar
tiap langkah dalam hidup kita ini pasti dan terarah.
Andaikan boleh memilih, semua yang kita impikan dan cita-cita kan termasuk tujuan kita dapat
tercapai dengan maksimal dan sesuai harapan. Itu idealnya, wajar karena kita memang tempat
berharap. Tapi ingatkah bahwa di dunia ini tidak ada yang ideal ? Teknologi secanggih apapun tetap
saja mempuyai kelebihan dan kekurangan di mata manusia, bahkan makhluk yang diciptakan Tuhan
pun tetap saja menjadi sorotan mata manusia yang selalu menilai kelebihan dan kekurangan, tidak
ada yang ideal dan sempurna. Apalagi tujuan dan cita-cita kita, berharaplah setinggi langit tapi
ingatlah dalam menggapai langit itu tidak instan dan mudah seperti menghembuskan nafas.
Yang menjadi masalahnya yaitu dalam proses menggapai tujuan kita, pastinya ada suka dan duka
yang harus kita tempuh dan itu wajar karena inilah hidup, kita berjalan diatas roda. Tak peduli
apapun itu, selama kita bisa menghadapinya, hal itu tidak akan menjadi sesuatu yang mengganggu
kita dalam pencapaian tujuan kita. Nikmati bahagia nya dan syukuri susahnya.
Dalam perjalanan untuk mencapai tujuan hidup kita, dengan kata lain dalam perjalanan kehidupan
kita semuanya menjadi hak kita untuk memilih menjalaninya dengan penuh kebahagiaan ataupun
dijalani dengan penuh keluhan akibat dari masalah-masalah yang terus timbul. Sekali lagi, kembali
pada diri kita sendiri. Menjalaninya dengan senyuman, mungkin setiap orang mudah untuk
mengatakan hal itu. Dalam prakteknya ? Tak semua orang dapat melakukannya, perlu pembiasaan
dan keyakinan dari diri kita untuk dapat melakukannya. Atau menjalaninya dengan segala komentar
akibat kekurangan-kekurangan yang didapat dari semua nikmat yang telah Tuhan berikan kepada
kita. Sekali lagi, kembali pada diri kita. Semua itu pilihan, kita hanya memilih dan menentukan pilihan
itu.
Tidak bermaksud untuk menetapkan hal-hal yang menjadi cara untuk kebahagiaan hidup kita adalah
bla bla bla karena hal itu sangatlah relatif tergantung dari setiap manusia yang menjalaninya. Ada
orang yang bahagia jika dia memiliki kekayaan, jabatan, istri cantik dan ada pula yang bahagia jika
dia dapat menyelesaikan masalah yang dia hadapi setiap hari dan apa yang dia dapat di hari itu.
Sangatlah beragam parameter seseorang dikatakan bahagia. Tapi saya teringat dengan perkataan
seorang dosen ketika mengisi kuliah suatu hari. Beliau berkata Kunci kebahagiaan adalah jangan
Sirik atau Iri . Kalimat sederhana, tapi selama pelajaran itu berlangsung saya malah tidak
memperhatikan materi apa yang beliau sampaikan dan masih terfikir dengan perkataannya itu. Sirik
atau iri tidak akan merubah takdir seseorang yang membuat kita iri menjadi lebih jelek tapi justru
akan menghancurkan kehidupan kita secara perlahan. Bersyukur dengan apa yang telah kita
dapatkan di suatu hari sangatlah lebih mulia dibanding dengan menyesali apa yang belum kita
lakukan di hari itu apalagi mencemaskan hari esok yang belum terjadi.

Você também pode gostar