Você está na página 1de 6

makalah alat tangkap bagan perahu di barru sulawesi selatan

1. PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
. Kabupaten Barru yang terletak pada posisi lintas dengan bentangan pantai 78 Km,
mengedepankan semangat kebersamaan. Dengan jarak tempuh dari iIbukota Propinsi Sulawesi
Selatan 100 Km. Luas wilayahnya 1.174.74 Km 2. Barru kini telah bergeliat dalam
menyongsong pembangunan di era otonomi. Sejak diundangkannya Undang-undang Nomor 22
Tahun 1998 tentang Pemerintahan Daerah , banyak program telah digulirkan dalam rangka
pemberdayaan masyarakat. Salah satunya, Barru kini tengah diuji dengan sebuah program
yang disebut agropolitan. Sebagai sebuah daerah yang berbasis pertanian dan kelautan tentu
saja keterpaduan program ini tidaklah sulit. Tapi apakah semudah itu implementasinya di
lapangan. Inilah yang tengah di pertaruhkan di Barru. Agropolitan sendiri bertujuan
mensejahterahkan masyarakat dan diharapkan program agropolitan ini salah satu jalan untuk
meningkatkan derajat kehidupan masyarakat.Jumlah penduduk sampai dengan tahun 2005
adalah 158 500 jiwa yang terdiri atas 77.172 jiwa laki-laki dan 81328 ajiwa perempuan dengan
kepadatan penduduk sebesar 135,62 jiwa/km2. Kabupaten Barru terdiri dari 11 kecamatan, 14
kelurahan dan 400 desa

Letak Geografis
Secara geografis terletak pada koordinat 40,549 sampai 44735 Lintang selatan
dan 119350 sampai 1194916 Bujur Timur yang mempunyai luas wilayah kl. 1.174,72 km2 (
117.427 Ha ), dengan batas wilayah sebagai berikut :- Sebelah selatan dengan Kabupaten
Pangkep- Sebelah barat berbatasan dengan Selat Makassar- Sebelah utara berbatasan
dengan Kota Pare-Pare, dan- Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Soppeng.

Topografi
Wilayah Kondisi tofografi wilayah berupa dataran tinggi dan perbukitan yang berada
pada ketinggian 100 500 m dari permukaan laut. Wilayah tersebut berada di sepanjang timur
kabupaten, sedangkan bagian barat Kabupaten dengan ketinggian 0 20 m dari permukaan
laut berhadapan dengan Selat Makassar. Tanah di Kabupaten Barru umumnya merupakan
jenis regosol yang meliputi 38% dari luas seluruh wilayah. Jenis-jenis tanah lain yang dikandung
adalah litosol, alluvial dan mediteran. Iklim wilayah Kabupaten Barru adalah bulan basah
berturut-turut terjadi pada bulan Oktober sampai dengan bulan Maret sedangkan bulan kering
berturut-turut terjadi pada bulan April sampai dengan September alat bantu penangkapan ikan
tradisional Teknologi alat bantu penangkap ikan pada masyarakat nelayan tradisional masih
menggunakan peralatan tradisonal seperti mesin penggulung jaring yang menggunakan mesin
penggerak independen sehingga menyebabkan berat kapal meningkat, biaya operasional
meningkat, dan produktivitas rendah. Sehinggadibutuhkan teknologi alternatif untuk mengatasi
hal tersebut.

Bagan perahu (boat lift nets) adalah alat penangkap ikan yang dioperasikan dengan
cara diturunkan ke kolom perairan dan diangkat kembali setelah banyak ikan di atasnya, dalam
pengoperasiannya menggunakan perahu untuk berpindah-pindah ke lokasi yang diperkirakan
banyak ikannya. Bagan perahu diklasifikasikan ke dalam kelompok jaring angkat (lift nets)
(Subani dan Barus 1989).
B. Tujuan Praktek
1. Mampu mengindentifikasi berbagai alat bantu penangkapan yang di gunakan di atas
kapal dan alat tangkap di lokasi praktek.
2. Mengetahui teknik penangkapan ikan dengan berbagai jenis alat bantu penangkapan di kapal
dan pada alat tangkap.



2. TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Alat Tangkap
Konstruksi bagan perahu biasanya terbuat dari bambu. Masing-masing rakit dibuat dari
32 batang bambu yang dirangkai menjadi empat lapis tersusun dari atas ke bawah, sehingga
tiap-tiap lapis terdiri dari delapan bambu. Bambu untuk rakit biasanya berdiameter 10-12 cm
dan panjang 8 m. Pada tiap rakit dipasang lima buah tiang bambu keatas, tingginya 2 m
berderet dari muka ke belakang. Kedua baris tiang ini saling dihubungkan dengan bambu yang
panjangnya 8 m sehingga di atas rakit ini terbentuklah sebuah pelataran (Dulgofar 1988).Bagan
perahu ini untuk menjaga keseimbangan serta memperkokoh kedua buah rakit ini,maka disisi
kiri dan kanan rakit dihubungkan dengan dua buah bambu yang berukuran agak besar atau
dapat dilakukan dengan merangkapkan bambu yang menghubungkan kedua rakit tersebut
(Dulgofar et al. 1988).
Komponen alat tangkap ikan bagan perahu terdiri dari jaring bagan dan rumah bagan
(anjang-anjang). Pada bagan terdapat alat penggulung atau roller yang berfungsi untuk
menurunkan atau mengangkat jaring (Subani dan Barus 1989). Ukuran untuk alat tangkap
bagan perahu memiliki ukuran panjang 22 meter dan lebar 2 meter degan mesin 300 pk dan
memiliki 2 tiang yang tingginya 9 meter dan tinggi kapal 3meter dan kecepatan rata-ratanya 80
km/ jam dan menggunakan mesin kapal ( mitsubitshi ) dan lampu menggunakan mesin jiandong
dengan bahan bakar solar.
B. Deskripsi Kapal
Bagan perahu mempunyai konstruksi yang dapat dipindah-pindah (dioperasikan pada
berbagai tempat) dengan ditarik menggunakan perahu. Bagan perahu dibuat dari rangkaian
atau susunan bambu berbentuk segi empat, pada bagian tengah dari bangunan bagan
dipasang jaring yang ukurannya 1 meter lebih kecil dari bangunan bagan. Pada dasarnya alat
ini terdiri dari bambu, jaring yang berbentuk persegi empat yang diikatkan pada bingkai yang
terbuat dari bambu, pada ke-empat sisinya terdapat bambu-bambu yang melintang dan
menyilang dengan maksud untuk memperkuat berdirinya bagan, diatas bangunan bagan di
bagian tengah terdapat bangunan rumah yang berfungsi sebagai tempat istirahat, pelindung
lampu dari hujan dan tempat untuk melihat ikan. Di atas bangunan bagan juga terdapat roller
(sejenis pemutar) dari bambu yang berfungsi untuk menarik jaring. Umumnya alat tangkap ini
berukuran 8 x 8 meter sedangkan tinggi dari dasar perairan rata-rata 8 meter. Jaring yang
digunakan adalah jaring yang disebut dengan Wareng dengan mata jaring 0.4 cm dengan posisi
terletak pada bagian bawah bangunan bagan yang diikatkan pada bingkai bambu yang
berbentuk segi empat. Bingkai bambu tersebut dihubungkan dengan tali pada ke empat sisinya
yang berfungsi untuk menarik jaring. Pada ke-empat sisi jaring diberi pemberat yang berfungsi
untuk menenggelamkan jaring dan memberikan posisi jaring yang baik selama dalam air.
Ukuran jaring biasanya satu meter lebih kecil dari ukuran bangunan bagan (Subani dan Barus
1989).
C. Deskripsi Alat Bantu
1. Menggunakan lampu sebanyak 37 buah lampu yang terdiri dari 4 buah dengan tenaga 500 watt,
dan 33 buah dengan tenaga 250 watt
2. Roller terdiri dari 7 buah yaitu 2 buah roller utama dan 5 buah roller pembantu
3. Serta menggunakan 1 buah serok untunk mengambil hasil tangkapan, pemberat yang terdapat
10 buah fungsinya agar melebarkan bukaan jarring dengan sempurna di bawah air.
4. Serok adalah alat bantu yang digunakan dalam penangkapan ikan yang berfungsi untuk
memudahakan dalam pengambilan ikan dari jaring.
5. Basket berfungsi sebagai wadah hasil tangkapan setelah disortir.
6. Peti merupakan tempat penyimpanan hasil tangkapan sebelum dibawa ke darat.

3. METODE PRAKTEK

1. Waktu dan Tempat
Praktek Lapang di laksanakan selama 3 hari yaitu mulai hari jumat, 30 September sabtu,
2 Oktober 2011. Kegiatan melaut dilaksanakan pada hari sabtu, 1-2 Oktober 2011. Pukul 16.30-
06.00 Wita. Tempat : Perairan Desa Matene kelurahan Tanete Kecamatan Tanete Rilau
Kelurahan Barru Provinsi Sulawesi Selatan.

2 Alat yang digunakan
a. Modul Teknologi Alat Bantu Penangkapan Ikan sebagai acuan untuk mengambil data.
b. Alat tulis menulis untuk menulis data yang ada di lapangan
c. Kamera untuk memotret alat bantu yang ada di lapangan dan sebagai dokumentasi
d. Buku identifikasi untuk mengidentifikasi jenis ikan hasil tangkapan
e. Alat tangkap Bagan Perahu
f. Layangan arus digunakan untuk mengetahui kecepatan arus.
g. Seachi disk digunakan untuk mengukur kecerahan perairan.



4. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Daerah Penangkapan, Waktu dan Musim Penangkapan
Operasi penangkapan biasa dilakukan dekat dengan pulau atau daerah teluk dengan
perairan yang tenang. Kedalaman perairan untuk operasi penangkapan 10-18 m. Dalam
pengoperasiannya jika dibandingkan dengan jenis bagan lainnya, maka operasional bagan
rambo dapat dilakukan pada bulan terang, karena kekuatan cahaya yang digunakan sangat
tinggi sehingga penetrasi cahaya yang 10 masuk secara vertikal ke dalam air akan lebih dalam
dan secara horizontal dapat menarik kawanan ikan pada jarak yang jauh.
Bagan ditarik ke fishing ground setelah \dkasifishing ground ditentukan. Jarak dari fishing
base ke fishing groundsekitar 1.5 mil. Lama waktu yang dibutuhkan ke fishing ground sekitar 30
menit. Penurunan jangkar pada fishingground dilakukan setelah dilakukan pengecekan dasar
perairan. Dasar perairan sebaiknya berlumpur dan dekat dengan batu agar terlindung dari arus
dan gelombang yang besar. Pengoperasian dimulai pada saat senja hari pukul 18.00 Wita.
Fishing ground (daerah penangkapan ikan) bagan rambo di Selat Makassar masih
tergolong daerah pantai karena kedalaman perairannya 25 70 meter. Perairan yang tergolong
landai ini menyebabkan ikan bermigrasi ke pantai karena faktor lingkungan seperti arus,
salinitas, temperatur, musim, pasang surut, topografi, makanan, dan Iain lain sehingga daerah
ini menjadi fishing ground yang ideal bagi bagan rambo. Lokasi yang ideal mengoperasikan
bagan rambo adalah: dasar perairan berlumpur dan terlindung dari ombak dan arus yang kuat.
Dasar perairan yang berbatu sebaiknya berada di depan bagan agar terhindar dari arus dan
ombak. Dasar perairan berbatu yang tepat berada di bawah bagan kurang baik karena habitat
ikan yang berada di ekosisitem batu adalah ikan dasar yang tidak menyenangi cahaya sehingga
tidak sesuai dengan tujuan penangkapan bagan rambo yang tujuannya menangkap ikan pelagis
yang umumnya berkelompok dan menyenangi cahaya.
B. Deskripsi Alat Tangkap Bagan Perahu
Bagan perahu mempunyai konstruksi yang dapat dipindah-pindah (dioperasikan pada
berbagai tempat) dengan ditarik menggunakan perahu. Bagan perahu dibuat dari rangkaian
atau susunan bambu berbentuk segi empat, pada bagian tengah dari bangunan bagan
dipasang jaring yang ukurannya 1 meter lebih kecil dari bangunan bagan.
Pada dasarnya alat ini terdiri dari bambu, jaring yang berbentuk persegi empat yang
diikatkan pada bingkai yang terbuat dari bambu, pada ke-empat sisinya terdapat bambu-bambu
yang melintang dan menyilang dengan maksud untuk memperkuat berdirinya bagan, diatas
bangunan bagan di bagian tengah terdapat bangunan rumah yang berfungsi sebagai tempat
istirahat, pelindung lampu dari hujan dan tempat untuk melihat ikan.
Prinsip penangkapan alat tangkap Bagan Perahu yaitu mengumpulkan ikan pada suatu
tempat dan waktu tertentu dengan menggunakan alat bantu yaitu cahaya. Bagan Perahu
memiliki ukuran yang besar dan konstruksinya tampak lebih kokoh serta jumlah lampu yang
digunakan lebih banyak (sekitar 30 unit lampu). Satu unit bagan perahu terdiri atas beberapa
komponen utama yang saling terkait satu sama lain. Komponen tersebut adalah : perahu,
rangka, waring, bingkai jaring, roller, generator set (genset), lampu mercuri, dan rumah bagan.
C. Deskripsi Kapal
Kapal yang digunakan adalah bagan perahu. Panjang dan lebar rangka perahu 24x24 m.
Tiang utama ada 2 buah yang panjangnya 5m. Tali penyangga yang ada pada tiang utama ada
104 buah. Jangkar 1 buah, dan pemberat jaring ada 14 buah yang masing-masing memiliki
berat 4 kg. Mesin kapal yang digunakan adalah Mitsubitshi 120 Pk dan mesin lampu yang
digunakan 300 Pk. Roller atau pemutar pada bagan rambo terdiri atas 3 (tiga) jenis yaitu :(1)
Roller untuk bingkai jaring, berfungsi untuk menurunkan atau menarik bingkai jaring pada saat
setting dan hauling. Roller ini dipasang melintang pada sisi kiri dan kanan bagian tengah rangka
bagan, tingginya 1 m. Panjang tali roller ini antara 25 . 45 meter. (2) Roller untuk tali jangkar,
berfungsi untuk menurunkan dan menarik tali jangkar. Pada roller ini dibuat handle pemutar
(tangkai untuk memutar roller) sebanyak 2 buah pada masing-masing sisi luar. (3) Roller
pemberat, berfungsi untuk menarik dan menurunkan batu arus. Batu arus ini beratnya 4 kg
berfungsi untuk menahan bingkai jaring pada saat arus kencang sehingga bingkai jaring tetap
berada di bawah rangka bagan.
Gambar. Alat tangkap Bagan Perahu

D. Deskripsi Alat Bantu
Pada bagan perahu, alat bantu penangkapan ikan yang digunakan antara lain:
1. Lampu
Ada beberapa cara untuk mengumpulkan ikan sebelum dilakukan penangkapan yaitu
dengan menggunakan alat bantu cahaya lampu (light actraction). Alat bantu penangkapan
ikanberupa cahaya lampu fungsinya hanya membantu untuk mengumpulkan ikan pada suatu
area sehungga ikan ikan terkumpul kemudian dilakukan usaha penangkapan.

Você também pode gostar