Você está na página 1de 9

Korosi Aluminium

Aluminium, zink, dan juga kromium, merupakan logam yang lebih aktif daripada
besi. Jika demikian, mengapa logam-logam ini lebih awet? Sebenarnya, aluminium berkarat
dengan cepat membentuk oksida aluminium (Al2O3). Akan tetapi, perkaratan segera terhenti
setelah lapisan tipis oksida terbentuk. Lapisan itu melekat kuat pada permukaan logam,
sehingga melindungi logam di bawahnya terhadap perkaratan berlanjut.
Lapisan oksida pada permukaan aluminium dapat dibuat lebih tebal melalui
elektrolisis, proses yang disebut anodizing. Aluminium yang telah mengalami anodizing
digunakan untuk membuat panci dan berbagai perkakas dapur, bingkai, kerangka bangunan
(panel dinding), serta kusen pintu dan jendela. Lapisan oksida aluminium lebih mudah dicat
dan member warna yang lebih terang.


Trigliserida bereaksi dengan alkohol membentuk ester dan gliserin. Kedua produk
reaksi ini membentuk dua fasa yang mudah dipisahkan. Fasa gliserin terletak dibawah dan
fasa ester alkil diatas. Ester dapat dimurnikan lebih lanjut untuk memperoleh biodiesel yang
sesuai dengan standard yang telah ditetapkan, sedangkan gliserin dimurnikan sebagai produk
samping pembuatan biodiesel. Gliserin merupakan senyawaan penting dalam industri.
Gliserin banyak digunakan sebagai pelarut, bahan kosmetik, sabun cair, dan lain-lain.
Beberapa tanaman penghasil minyak di Indonesia
Nama latin Nama Indonesia Nama lain (daerah)
Elaeis guineensis Kelapa sawit Sawit, kelapa sawit
Ricinus communis Jarak (kastroli) Kaliki, jarag (Lampung)
Jatropha curcas Jarak pagar -
Ceiba pentandra Kapok Randu (Sunda, Jawa)
Chalopyllum inophyllum Nyamplung nyamplung
Ximena americana Bidaro Bidaro
Asam Lemak Bebas
Selain mengandug trigliserida, minyak lemak nabati juga mengandung asam lemak bebas (free fatty acid),
fosfolipid, sterol, air, odorants, dan pengotor-pengotor lainnya. Di antara kandungan-kandungan tersebut yang
perlu diperhatikan ialah asam lemak bebas.
Asam lemak bebas merupakan pengotor yang tidak boleh ada dalam reaksi transesterifikasi. Asam lemak bebas
bereaksi dengan basa (katalis reaksi transesterifikasi) membentuk sabun dan air. Selain itu, reaksi
transesterifikasi menghasilkan produk samping berupa gliserin. Sabun sulit dipisahkan dari gliserin, sehingga
adanya asam lemak bebas dalam reaksi transesterifikasi dapat menyebabkan kesulitan dalam pemisahan produk.
Alkohol
Alkohol digunakan sebagai reaktan dalam reaksi esterifikasi maupun transesterifikasi. Alkohol yang sering
digunakan adalah metanol, etanol, propanol, dan isopropanol. Dalam skala industri, metanol lebih banyak
digunakan karena harganya lebih murah daripada alkohol yang lain.
Alkohol diumpankan dalam reaksi esterifikasi maupun transesterifikasi dalam jumlah berlebih untuk
mendapatkan konversi maksimum. Pemakaian alkohol yang berlebih tentu saja menambah biaya produksi
pembuatan biodiesel, oleh karena itu alkohol sisa di daur ulang.
Katalis
Seperti reaksi kimia pada umumnya, pada reaksi esterifikasi dan transesterifikasi ditambahkan katalis untuk
mempercepat laju reaksi dan meningkatkan perolehan.
(i) Katalis Reaksi Esterifikasi
Reaksi esterifikasi berjalan baik jika dalam suasana asam. Katalis yang sering digunakan untuk reaksi ini adalah
asam mineral kuat, garam, gel silika, dan resin penukar kation.
Asam mineral yang banyak dipakai adalah asam klorida, asam sulfat, dan asam fosfat. Asam klorida banyak
dipakai untuk skala laboratorium, namun jarang dipakai untuk skala industri karena sangat korosif. Asam fosfat
jarang digunakan sebagai katalis karena memberikan laju reaksi yang relatif lambat. Asam sulfat paling banyak
digunakan dalam industri karena memberikan konversi tinggi dan laju reaksi yang relatif cepat.
Selain asam mineral, katalis yang sering dipakai adalah resin penukar kation. Keunggulan katalis ini adalah
fasanya yang padat sehingga pemisahannya lebih mudah dan dapat dipakai berulang. Selain itu, ester yang
terbentuk tidak perlu dinetralkan. Namun, resin penukar kation merupakan katalis yang mahal dibandingkan
dengan asam mineral.
(ii) Katalis Reaksi Transesterifikasi
Katalis yang sering digunakan untuk reaksi transesterifikasi yaitu alkali, asam, atau enzim. Penggunaan enzim
masih belum umum dibandingkan alkali dan basa karena harganya mahal dan belum banyak penelitian yang
membahas kinerja katalis ini.
Alkali yang sering digunakan yaitu natrium metoksida (NaOCH
3
), natrium hidroksida (NaOH), kalium
hidroksida (KOH), kalium metoksida, natrium amida, natrium hidrida, kalium amida, dan kalium hidrida
(Sprules and Price, 1950). Natium hidroksida dan natrium metoksida merupakan katalis yang paling banyak
digunakan. Natrium metoksida lebih efektif dibandingkan natrium hidroksida (Fredman et. al., 1984; Hartman,
1956) tetapi harganya lebih mahal dan beracun. Untuk perbandingan molar alkohol dan asam lemak 6:1,
perolehan ester untuk NaOH 1% dan NaOCH
3
0,5% hampir sama setelah direaksikan selama 60 menit Namun,
pada perbandingan molar alkohol dan asam lemak 3:1, katalis natrium metoksida menunjukkan hasil yang lebih
baik (Fredman et. al., 1984).
Kalium hidroksida (KOH) mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan katalis lainnya. Pada akhir
proses, KOH yang tersisa dapat dinetralkan dengan asam fosfat menjadi pupuk (K
3
PO
4
) sehingga proses
produksi biodiesel dengan katalis KOH tidak menghasilkan limbah cair yang berbahaya bagi lingkungan. Selain
itu, KOH dapat dibuat dari abu pembakaran limbah padat pembuatan minyak nabati.
Asam yang dapat digunakan diantaranya asam sulfat (H
2
SO
4
), asam fosfat, asam klorida, dan asam organik.
Katalis asam yang paling banyak banyak dipakai adalah asam sulfat.
Pada kondisi operasi yang sama, katalis alkali jauh lebih cepat daripada katalis asam (Fredman et. al., 1984).
Alkali dapat memberikan perolehan yang tinggi untuk waktu reaksi sekitar 1 jam sedangkan asam baru
memberikan perolehan ester yang tinggi setelah bereaksi selama 3-48 jam. Pada alkali perolehan ester akan
memuaskan untuk perbandingan molar alkohol dan asam lemak 6:1 sedangkan pada asam baru memberikan
perolehan ester yang memuaskan untuk perbandingan molar alkohol dan asam lemak 30:1. Tetapi, katalis alkali
tidak mengizinkan adanya kandungan asam lemak bebas dalam jumlah besar pada reaktan karena akan terjadi
reaksi penyabunan. Oleh karena itu, untuk minyak nabati yang banyak mengandung asam lemak bebas dan air
maka penggunaan katalis asam patut dipertimbangkan.
Reaksi Pembuatan Biodiesel
Ester dapat dibuat dari minyak lemak nabati dengan reaksi esterifikasi atau transesterifikasi atau gabungan
keduanya.
(i) Reaksi Esterifikasi
Reaksi esterifikasi merupakan reaksi antara asam lemak bebas dengan alkohol membentuk ester dan air. Reaksi
yang terjadi merupakan reaksi endoterm, sehingga memerlukan pasokan kalor dari luar. Temperatur untuk
pemanasan tidak terlalu tinggi yaitu 55-60
o
C (Kac, 2001). Secara umum reaksi esterifikasi adalah sebagai
berikut :

Asam lemak bebas alkohol ester alkil air
Reaksi esterifikasi dapat dilakukan sebelum atau sesudah reaksi transesterifikasi. Reaksi esterifikasi biasanya
dilakukan sebelum reaksi transesterifikasi jika minyak yang diumpankan mengandung asam lemak bebas tinggi
(>0.5%). Dengan reaksi esterifikasi, kandungan asam lemak bebas dapat dihilangkan dan diperoleh tambahan
ester.
(ii) Reaksi Transesterifikasi
Reaksi Transesterifikasi sering disebut reaksi alkoholisis, yaitu reaksi antara trigliserida dengan alkohol
menghasilkan ester dan gliserin. Alkohol yang sering digunakan adalah metanol, etanol, dan isopropanol.
Berikut ini adalah tahap-tahap reaksi transesterifikasi :
Secara keseluruhan reaksi transesterifikasi adalah sebagai berikut :

Trigliserida 3 (alkohol) gliserin 3 (ester)

Trigliserida bereaksi dengan alkohol membentuk ester dan gliserin. Kedua produk reaksi ini membentuk dua
fasa yang mudah dipisahkan. Fasa gliserin terletak dibawah dan fasa ester alkil diatas. Ester dapat dimurnikan
lebih lanjut untuk memperoleh biodiesel yang sesuai dengan standard yang telah ditetapkan, sedangkan gliserin
dimurnikan sebagai produk samping pembuatan biodiesel. Gliserin merupakan senyawaan penting dalam
industri. Gliserin banyak digunakan sebagai pelarut, bahan kosmetik, sabun cair, dan lain-lain.
Pengotor
Pengotor yang ada dalam biodiesel diantaranya gliserin, air, dan alkohol sisa. Pemisahan pengotor
dilakukan untuk mendapatkan biodiesel yang memenuhi kriteria untuk dijadikan bahan bakar.
(i) Gliserin
Gliserin dan ester membentuk dua fasa yang tidak saling larut. Gliserin yang berada di lapisan bawah karena
densitasnya lebih besar dari ester. Pemisahan gliserin dari ester dapat dilakukan dengan cara dekantasi.
Gliserin merupakan produk samping proses pembuatan biodiesel yang bernilai ekonomis tinggi yang dapat
dijual dalam keadaan mentah (crude glycerin) atau gliserin yang telah dimurnikan. Pemurnian gliserin akan
lebih sulit jika terbentuk sabun hasil reaksi asam lemak bebas dengan basa.
(ii) Air
Salah satu produk samping reaksi esterifikasi adalah air. Air harus dihilangkan sebelum reaksi transesterifikasi.
Pemisahan air ini dapat dilakukan dengan penguapan atau menggunakan absorber. Pemisahan air dengan
penguapan lebih banyak dilakukan dalam industri biodiesel karena lebih murah.
Air menjadi sulit dipisahkan jika terdapat sabun hasil reaksi asam lemak bebas dengan basa. Air akan berikatan
dengan sabun dan gliserin sehingga pemisahannya menjadi sulit.
Titik didih metanol 64.7oC
Titik didih minyak : 350 atau 175oc


Ada beberapa macam pemilihan kolom pemisah distilasi yaitu :
1. Packed Tower
Sebuah kolom yang dilengkapi packing utk memperluas bidang kontak dan membuat
turbulensi aliran shg kontak lebih sempurna. Prinsip kerjanya zat yg berbeda fase
mengalir berlawanan arah yg dpt menyebabkan komponen kimia ditransfer dari satu
phase ke phase lain. Zat berfase cair mengalir dari atas dan gas dari bawah sehingga
terjadi kontak antara keduanya.
Dipilih packed tower karena :

Utk liquid korosif, karena alat lebih murah
Membutuhkan tahanan liquid yg rendah karena densitasnya yg besar
Memberikan pressure drop per tahap kesetimbangan yg rendah
Utk diameter kolom yg kecil
Packed Tower
Syarat packing yang bagus adalah :

Bulk density kecil (tdk terlalu membebani kolom)
Luas yg terbasahi besar
Volume rongga besar (mengurangi pressure drop)
Sifat pembasahan baik
Tahan korosi
Memiliki struktur yg kuat utk menahan beban tumpukan
Murah
Macam - macam bentuk packing :
sederhana : rasching ring, harga lebih murah tapi efisiensi lebih rendah, sering
chanelling
sedang : pall ring, batas flooding tinggi dan distribusi liquid baik
tinggi : berl saddle, mahal, bed seragam, batas flooding tinggi dan pressure drop
rendah
Pemilihan bahan packing :

Keramik, utk liquid yg bersifat korosif
Plastik, cocok utk temperatur sedang dan tidak cocok utk pelarut organik
Logam, utk kondisi operasi yg tdk stabil

. Tray / Plate Column
Bentuk sama dengan packed column tapi tidak mempunyai packing, sebagai gantinya
ada plate-plate yang berfungsi memperbesar kontak antar komponen shg bisa
dipisahkan menurut rapat jenisnya.
Jumlah tahapan plate disusun berdasarkan :
Tray Tower
Tingginya kesulitan pemisahan zat yg akan dipisahkan
Perhitungan neraca massa dan kesetimbangan
Dipilih jenis ini tdk packed tower karena :

Bisa menangani laju alir liquid dan gas yang besar
Pembersihan mudah karena bisa dipasang manhole
Lebih mudah utk pengambilan produk melalui samping
Desain plate lebih terjamin efisiensi kerjanya

Bubble Cap
Spesifikasinya adalah :


Kapasitas sedang sampai tinggi
Efisiensi sedang sampai tinggi
Biaya instalasi dan perawatan lebih mahal
Laju alir rendah karena pressure drop tinggi
Korosi tinggi


Sieve Tray
Spesifikasinya adalah :
Kapasitas tinggi
Efisiensi tinggi
Pressure drop sedang
Biaya instalasi dan perawatan murah
Korosi rendah

Sulfur dalam minyak bumi dapat menimbulkan korosif khususnya dalam keadaan dingin atau air dan
dapat menurunkan angka oktan.

Korosi logam melibatkan proses anodik, yaitu oksidasi logam menjadi iondengan melepaskan
elektron ke dalam (permukaan) logam dan proses katodikyang mengkonsumsi electron tersebut
dengan laju yang sama : proses katodikbiasanya merupakan reduksi ion hidrogen atau oksigen dari
lingkungansekitarnya. Untuk contoh korosi logam besi dalam udara lembab, misalnya
prosesreaksinya dapat dinyatakan sebagai berikut :
Anode : {Fe(s) Fe2+(aq)+ 2 e} x 2
Katode: O2(g)+ 4H+(aq)+ 4 e 2 H2O(l) +
Redoks 2 Fe(s) + O2 (g)+ 4 H+(aq) 2 Fe2++ 2 H2O(l)

Dari data potensial elektrode dapat dihitung bahwaemf standar untuk proseskorosi ini, ,yaituE0sel
=+1,67 V ; reaksi ini terjadi pada lingkungan asam dimanaion H+ sebagian dapat diperoleh dari reaksi
karbon dioksida atmosfer dengan airmembentuk H2CO3. Ion Fe+2 yang terbentuk, di anode
kemudian teroksidasi lebihlanjut oleh oksigen membentuk besi (III) oksida :
4 Fe+2(aq)+ O2 (g) + (4 + 2x) H2O(l) 2 Fe2O3x H2O + 8 H+(aq)
Hidrat besi (III) oksida inilah yang dikenal sebagai karat besi. Sirkuit listrikdipacu oleh migrasi
elektron dan ion, itulah sebabnya korosi cepat terjadi dalamair garam.
Jika proses korosi terjadi dalam lingkungan basa, maka reaksi katodik yang
terjadi, yaitu :
O2 (g) + 2 H2O(l)+ 4e 4 OH-(aq)
Oksidasi lanjut ion Fe2+ tidak berlangsung karena lambatnya gerak ion inisehingga sulit
berhubungan dengan oksigen udara luar, tambahan pula ion inisegera ditangkap oleh garam
kompleks hexasianoferat (II) membentuk senyawakompleks stabil biru. Lingkungan basa tersedia
karena kompleks kaliumheksasianoferat (III).
Korosi besi realatif cepat terjadi dan berlangsung terus, sebab lapisansenyawa besi (III) oksida yang
terjadi bersifat porous sehingga mudah ditembusoleh udara maupun air. Tetapi meskipun alumunium
mempunyai potensial reduksijauh lebih negatif ketimbang besi, namun proses korosi lanjut
menjaditerhambatkarena hasil oksidasi Al2O3, yang melapisinya tidak bersifat poroussehingga
melindungi logam yang dilapisi dari kontak dengan udara luar.

Surfaktan merupakan bahan aktif permukaan. Surfaktan ini memiliki gugus hidrofilik dan
gugus hidrofobik sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari air dan minyak.
Aktivitas surfaktan diperoleh karena sifat ganda dari molekulnya. Molekul surfaktan
memiliki bagian polar yang suka akan air (hidrofilik) dan bagian non polar yang suka akan
minyak/lemak (hidrofobik).
Berdasarkan muatannya terdapat empat kategori surfaktan, yaitu :
1) Surfaktan anionik
Surfaktan ini memiliki kepala yang bermuatan negatif. Surfaktan jenis ini banyak
digunakan pada industri laundri dan juga efektif dimanfaatkan dalam proses perbaikan atau
perawatan tanah yang tercemar minyak dan senyawa hidrofobik lainnya. Surfaktan anionik
yang banyak digunakan adalah senyawa alkil sulfat, alkil etoksilat dan sabun.
2) Surfaktan kationik
Surfaktan jenis ini memiliki kepala yang bermuatan positif di dalam air. Terdapat tiga
kategori surfaktan kationik jika didasarkan pada spesifikasi aplikasinya, yakni:
a. Pada industri pelembut dan deterjen, surfaktan kationik menybabkan terjadinya
kelembutan. Penggunaan utamanya adalah pada produk-produk laundri sebagai
pelembut. Salah satu contoh surfaktan kationik adalah esterquat.
b. Pada laundri deterjen, surfaktan kationik (muatan positif) meningkatkan packing
molekul surfaktan anionik (muatan negatif) pada antarmuka air. Contoh surfaktan ini
adalah surfaktan dari sistem mono alkil kuartener.
c. Pada pembersih rumah dan kamar mandi, surfaktan kationik sebagai agen disinfektan.
3) Surfaktan nonionik
Surfaktan ini tidak memiliki muatan, sehingga menjadi penghambat bagi dekativasi
kesadahan air. Kebanyakan surfaktan nonionik berasal dari ester alkohol lemak. Contoh
surfaktan ini adalah ester gliserin asam lemak, ester sorbitan asam lemak, dan Nonyl Phenol
Polyethoxyle
4) Surfaktan amfoter/zwiterionik
Surfaktan ini memiliki muatan positif dan negatif. Ia dapat berupa anionik, kationik
atau ninionik dalam suatu larutan tergantung pada pH air yang digunakan. Surfaktan ini bisa
terdiri dari dua gugus muatan dengan tanda yang berbeda. Contohnya adalah Acyl
Ethylenediamines.
Tawas
Tawas, atau dalam bahasa Inggrisnya disebut "Alum" adalah suatu kristal sulfat dari
logam-logam seperti lithium, potassium, calcium, alumunium, dan logam-logam lainnya.
Kristal tawas ini cukup mudah larut dalam air, dan kelarutannya berbeda-beda tergantung
pada jenis logam dan suhu. Tawas telah dikenal sebagai flocculator yang berfungsi untuk
menggumpalkan kotoran-kotoran pada proses penjernihan air. Selain itu, tawas juga
digunakan sebagai deodorant, karena sifat antibakterinya. Alum merupakan salah satu
senyawa kimia yang dibuat dari dari molekul air dan dua jenis garam, salah satunya biasanya
Al
2
(SO
4
)
3
.
PAC
PAC merupakan bentuk polimerisasi kondensasi dari garam aluminium, berbentuk
cair dan merupakan koagulan yang sangat baik. PAC mempunyai daya koagulasi lebih besar
daripada alum dan dapat menghasilkan flok yang stabil walaupun pada suhu yang rendah dan
pengerjaannya pun mudah (Alaerts, 1984, 56).
Ferro sulfat
Dikenal sebagai Copperas, bentuk umumnya adalah granular. Ferrous Sulfate dan
lime sangat efektif untuk proses penjernihan air dengan pH tinggi (pH > 10). Ferro Sulfat
diproduksi dalam bentuk kristal bewarna hijau atau butiran untuk pembubuhan kering dengan
kandungan FeSO
4
kira-kira 55 %. Biasanya digunakan bersamasama dengan kapur untuk
menaikan pH sehingga ion Ferro terendapkan dalam bentuk feri hidroksida Fe(OH)
3
.
Keuntungan dari koagulan garam ferri antara lain proses koagulasi dapat dilakukan
pada selang pH yang lebih besar, biasanya antara pH 4 - 9. Flok yang terjadi lebih berat
sehingga cepat mengendap serta efektif untuk menghilangkan warna , bau dan rasa

1. Sodium Aluminate (NaAlO)
Koagulan ini lebih baik dipakai dengan cara bersama-sama dengan alum karena
akan menurunkan pemakaian alum dan biasa menghilangkan warna. Digunakan dalam
kondisi khusus karena harganya yang relatif mahal. Biasanya digunakan sebagai koagulan
sekunder untuk menghilangkan warna dan dalam proses pelunakan air dengan lime soda ash.
2. Amonia Alum
Koagulan ini dipakai dengan cara dilarutkan terlebih dahulu di dalam suatu pot dengan
memakai tekanan, baru larutannya diinjeksikan ke dalam air .
3. Ferrie sulfate ( Fe
2
(SO
4
)
3
)
Mampu untuk menghilangkan warna pada pH rendah dan tinggi serta dapat
menghilangkan Fe dan Mn.

Você também pode gostar

  • Densitas Natrium Sulft
    Densitas Natrium Sulft
    Documento4 páginas
    Densitas Natrium Sulft
    Feni Alvionita
    Ainda não há avaliações
  • Asam Tereftalat
    Asam Tereftalat
    Documento2 páginas
    Asam Tereftalat
    Feni Alvionita
    Ainda não há avaliações
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Documento3 páginas
    Daftar Isi
    Feni Alvionita
    Ainda não há avaliações
  • Duatitiktigatitiksatu
    Duatitiktigatitiksatu
    Documento8 páginas
    Duatitiktigatitiksatu
    Feni Alvionita
    Ainda não há avaliações
  • Intro Bioproses
    Intro Bioproses
    Documento5 páginas
    Intro Bioproses
    Feni Alvionita
    Ainda não há avaliações
  • Terjemahan Jurnal
    Terjemahan Jurnal
    Documento5 páginas
    Terjemahan Jurnal
    Feni Alvionita
    Ainda não há avaliações
  • Anything
    Anything
    Documento13 páginas
    Anything
    Feni Alvionita
    Ainda não há avaliações
  • Rumus Kemurnian
    Rumus Kemurnian
    Documento1 página
    Rumus Kemurnian
    Feni Alvionita
    Ainda não há avaliações
  • Pengen (Minyak Bumi)
    Pengen (Minyak Bumi)
    Documento4 páginas
    Pengen (Minyak Bumi)
    Feni Alvionita
    Ainda não há avaliações
  • Pengen (Batubara)
    Pengen (Batubara)
    Documento5 páginas
    Pengen (Batubara)
    Feni Alvionita
    Ainda não há avaliações
  • Geotermal
    Geotermal
    Documento7 páginas
    Geotermal
    Feni Alvionita
    Ainda não há avaliações
  • Pengen (Batubara)
    Pengen (Batubara)
    Documento5 páginas
    Pengen (Batubara)
    Feni Alvionita
    Ainda não há avaliações
  • Tugas Kelompok Pengen (Solar Chimney)
    Tugas Kelompok Pengen (Solar Chimney)
    Documento11 páginas
    Tugas Kelompok Pengen (Solar Chimney)
    Feni Alvionita
    Ainda não há avaliações
  • Pengen (Minyak Bumi)
    Pengen (Minyak Bumi)
    Documento4 páginas
    Pengen (Minyak Bumi)
    Feni Alvionita
    Ainda não há avaliações
  • CDGP & PP
    CDGP & PP
    Documento27 páginas
    CDGP & PP
    Feni Alvionita
    Ainda não há avaliações
  • Pengen (Wind Power)
    Pengen (Wind Power)
    Documento2 páginas
    Pengen (Wind Power)
    Feni Alvionita
    Ainda não há avaliações
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Documento3 páginas
    Daftar Isi
    Feni Alvionita
    Ainda não há avaliações
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Documento2 páginas
    Kata Pengantar
    Feni Alvionita
    Ainda não há avaliações
  • About Korosi
    About Korosi
    Documento9 páginas
    About Korosi
    Feni Alvionita
    Ainda não há avaliações
  • Tugas Nuklir
    Tugas Nuklir
    Documento9 páginas
    Tugas Nuklir
    Feni Alvionita
    Ainda não há avaliações
  • Cover Umum
    Cover Umum
    Documento1 página
    Cover Umum
    Feni Alvionita
    Ainda não há avaliações
  • Flowsheet Pabrik Tembaga
    Flowsheet Pabrik Tembaga
    Documento1 página
    Flowsheet Pabrik Tembaga
    Feni Alvionita
    Ainda não há avaliações
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Documento3 páginas
    Daftar Isi
    Feni Alvionita
    Ainda não há avaliações
  • Surat Rekomendasi FR
    Surat Rekomendasi FR
    Documento1 página
    Surat Rekomendasi FR
    Feni Alvionita
    Ainda não há avaliações
  • Anilin
    Anilin
    Documento2 páginas
    Anilin
    Feni Alvionita
    Ainda não há avaliações
  • Laporan Sementara Cuka Apel
    Laporan Sementara Cuka Apel
    Documento10 páginas
    Laporan Sementara Cuka Apel
    Feni Alvionita
    Ainda não há avaliações
  • Biobutanol
    Biobutanol
    Documento8 páginas
    Biobutanol
    Feni Alvionita
    Ainda não há avaliações
  • Asam Tereftalat
    Asam Tereftalat
    Documento2 páginas
    Asam Tereftalat
    Feni Alvionita
    Ainda não há avaliações
  • Asam Tereftalat
    Asam Tereftalat
    Documento2 páginas
    Asam Tereftalat
    Feni Alvionita
    Ainda não há avaliações
  • Morfologi Sel
    Morfologi Sel
    Documento19 páginas
    Morfologi Sel
    Feni Alvionita
    Ainda não há avaliações