Você está na página 1de 8

1.

Aljabar Boolean
Aljabar Boolean dapat didefinisikan secara abstrak dalam beberapa cara. Cara yang
paling umum adalah dengan menspesifikasikan unsur-unsur pembentuknya dan operasi-
operasi yang menyertainya.
Misalkan terdapat :
- Dua operator biner: + dan
- Sebuah operator uner: .
- B : himpunan yang didefinisikan pada opeartor +, , dan
- 0 dan 1 adalah dua elemen yang berbeda dari B. Maka, tupel
(B, +, , )
disebut aljabar Boolean jika untuk setiap a, b, c B berlaku aksioma-aksioma atau postulat
Huntington berikut:
1. Identitas
2. Komutatif
3. Distributif
4. Komplemen
Terdapat perbedaan antara aljabar Boolean dengan aljabar biasa untuk aritmatika bilangan riil
:
1. hukum distributif yang kedua, a + (b c) = (a + b) (a + c), benar untuk aljabar Boolean,
tetapi tidak benar untuk aljabar biasa.
2. Aljabar Boolean tidak memiliki kebalikan perkalian atau kebalikan penjumlahan
3. Aksioma nomor 4 mendefinisikan operator yang dinamakan komplemen yang tidak tersedia
pada aljabar biasa.
4. Aljabar biasa memperlakukan himpunan bilangan riil dengan elemen yang tidak berhinggga
banyaknya. Sedangkan aljabar Boolean memperlakukan himpunan elemen B yang sampai
sekarang belum didefenisikan, tetapi pada aljabar Boolean dua-nilai, B didefenisikan
sebagai himpunan dengan hanya dua nilai, 0 dan 1.
Berhubung elemen-elemen B tidak didefenisikan nilainya (kita bebas menentukan
anggota-anggota B), maka untuk mempunyai sebuah aljabar Boolean, kita harus
memperlihatkan :
1. Elemen-elemen himpunan B,
2. kaidah/aturan operasi untuk dua operator biner dan operator uner,
3. himpunan B, bersama-sama dengan dua operator tersebut, memenuhi keempat aksioma
diatas.

2. Fungsi Boolean
Fungsi Boolean (disebut juga fungsi biner) adalah pemetaan dari B
n
ke B melalui
ekspresi Boolean, kita menuliskannya sebagai
f : B
n
B
yang dalam hal ini B
n
adalah himpunan yang beranggotakan pasangan terurut ganda-n (ordered
n-tuple) di dalam daerah asal B. Setiap ekspresi Boolean tidak lain merupakan fungsi Boolean.
Misalkan sebuah fungsi Boolean adalah
f(x, y, z) = xyz + xy + yz
Fungsi f memetakan nilai-nilai pasangan terurut ganda-3 (x, y, z) ke himpunan {0, 1}.
Contoh pasangan terurut ganda-3 misalnya (1, 0, 1) yang berarti x = 1, y = 0, dan z = 1 sehingga
f(1, 0, 1) = 1 0 1 + 1 0 + 0 1 = 0 + 0 + 1 = 1.
Contoh. Contoh-contoh fungsi Boolean yang lain:
1. f(x) = x
2. f(x, y) = xy + xy+ y
3. f(x, y) = x y
4. f(x, y) = (x + y)
5. f(x, y, z) = xyz
Setiap peubah di dalam fungsi Boolean, termasuk dalam bentuk komplemennya, disebut
literal. Contoh: Fungsi h(x, y, z) = xyz pada contoh di atas terdiri dari 3 buah literal, yaitu x,
y, dan z. Fungsi tersebut berharga 1 jika x = 1, y = 1, z = 0 sebab
h(1, 1, 0) = 1 1 0 = (1 1) 1 = 1 1 = 1
dan berharga 0 untuk harga x, y, dan z lainnya. Selain secara aljabar, fungsi Boolean juga dapat
dinyatakan dengan tabel kebenaran dan dengan rangkaian logika. Tabel kebenaran berisi nilai-
nilai fungsi untuk semua kombinasi nilai-nilai peubahnya.
Jika fungsi Boolean dinyatakan dengan tabel kebenaran, maka untuk fungsi Boolean
dengan n buah peubah, kombinasi dari nilai peubah-peubahnya adalah sebanyak 2
n
. Ini berarti
terdapat 2
n
baris yang berbeda di dalam tabel kebenaran tersebut. Misalkan n = 3, maka akan
terdapat 2
3
= 8 baris tabel. Cara yang praktis membuat semua kombinasi tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Untuk peubah pertama, isi 4 baris pertama pada kolom pertama dengan sebuah 0 dan 4 baris
selanjutnya dengan sebuah 1 berturut-turut.
2. Untuk peubah kedua, isi 2 baris pertama pada kolom kedua dengan 0 dan 2 baris berikutnya
dengan 1, 2 baris berikutnya dengan 0 lagi, dan 2 baris terakhir dengan 1.
3. Untuk peubah ketiga, isi kolom ketiga secara berselang-seling dengan 0 dan 1 mulai dari
baris pertama sampai baris terakhir.
Contoh. Diketahui fungsi Booelan f(x, y, z) = xy z, nyatakan h dalam tabel kebenaran.
Penyelesaian:
Tabel 3.1
x y z f(x, y, z) = xy z
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
3. Bentuk Baku
Pada bentuk ini, suku-suku yang membentuk fungsi dapat mengandung satu, dua, atau
sejumlah literal. Dua tipe bentuk baku adalah bentuk baku SOP dan bentuk baku POS.
Contohnya,
f(x, y, z) = y + xy + xyz (bentuk baku SOP)
f(x, y, z) = x(y + z)(x + y + z) (bentuk baku POS)

4. Aplikasi Aljabar Boolean
Aljabar Boolean memiliki aplikasi yang luas dalam bidang keteknikan, antara lain:
1. Jaringan pensaklaran (switching network)
2. Sirkuit Elektronik

5. Penyederhanaan Fungsi Boolean
Ada tiga metode yang dapat digunakan untuk menyederhanakan fungsi Boolean :
1. Secara aljabar, menggunakan hukum-hukum aljabar Boolean,
Contoh : sederhanakanlah fungsi Boolean f(x, y, z) = xz + yz + xyz
Penyelesaian :
f(x, y, z) = xz + yz + xyz
= xz 1 + yz + xyz (Hukum identitas)
= xz (1 + y) + yz (Hukum distributif)
= xz 1 + yz (Hukum dominansi)
= xz + yz (Hukum identitas)
Pada soal diatas fungsi Boolean diminimumkan dengan trik manipulasi aljabar dengan
prosedur yang cut-and-try yang memanfaatkan postulat, hukum-hukum dasar, dan metode
manipulasi lain yang sudah dikenal. Untuk tiga variabel saja hukum yang dipakai sudah tiga.
Bagaimana untuk enam varibel ke atas? Terlebih lagi tidak ada aturan khusus yang harus diikuti
yang akan menjamin menuju ke jawaban akhir. Maka metode aljabar hanya cocok untuk
menyederhanakan fungsi Boolean yang jumlah variabelnya kecil misalnya 4 variabel dan akan
sangat sulit bila variabelnya lebih dari 4.

2. Metode peta Karnaugh,
Contoh : carilah fungsi sederhana dari f(v, w, x, y, z) = (0, 2, 4, 6, 9, 11, 13, 15, 17, 21,
25, 27, 29, 31).
Penyelesaian :
Peta Karnaugh dari fungsi tersebut adalah :
xyz
vw 000 001 110 010 110 111 101 100
00
1 0 0 1
1
0 0
1
01
0
1
1 0 0 1
1 0
11
0
1
1 0 0 1
1 0
10
0 1 0 0 0 0 1
0

Fungsi minimasi: f(v, w, x, y, z) = wz + vwz + vyz
Pada soal diatas peta Karnaugh untuk lima variabel dibuat dengan anggapan ada dua buah
peta empat variabel yang disambungkan, demikian juga untuk enam variabel. Untuk fungsi
Boolean 6 variabel pengerjaan penyederhanaan dengan peta Karnaugh sudah mulai rumit.
Bagaimana untuk variabel 6 ke atas ? Maka akan semakin rumit, sebab ukuran peta bertambah
besar. Selain itu, metode peta Karnaugh lebih sulit diprogram dengan komputer karena
diperlukan pengamatan visual untuk mengidentifikasi minterm-minterm yang akan
dikelompokkan.
Untuk itu diperlukan metode penyerderhanaan yang lain yang dapat diprogram dan dapat
digunakan untuk fungsi Boolean dengan sembarang jumlah peubah. Metode alternatif tersebut
adalah metode Quine-McCluskey (yang akan dibahas oleh penulis pada Bab Pembahasan).




PEMBAHASAN

Metode Quine-McCluskey
Metode peta Karnaugh hanya cocok digunakan jika fungsi Boolean mempunyai jumlah
peubah paling banyak 6 peubah. Jika jumlah peubah yang terlibat pada suatu fungsi Boolean
lebih dari 6 buah maka penggunaan peta Karnaugh menjadi semakin rumit, sebab ukuran peta
bertambah besar. Selain itu, metode peta Karnaugh lebih sulit diprogram dengan komputer
karena diperlukan pengamatan visual untuk mengidentifikasi minterm-minterm yang akan
dikelompokkan. Untuk itu diperlukan metode penyederhanaan yang lain yang dapat diprogram
dan dapat digunakan fungsi Boolean dengan sembarang jumlah peubah. Metode alternatif
tersebut adalah metode Quine-McCluskey yang dikembangkan oleh W.V.Quine dan
E.J.McCluskey pada tahun 1950.
Penyederhanaan menggunakan metode Quine-McCluskey memberikan hasil yang pasti.
Metode ini digunakan untuk mempresentasikan minimasi ekspresi fungsi boolean, dan
menyediakan sebuah prosedur sistematis untuk membangun semua Prime Implicant dan
kemudian mengambil sebuah set minimum dari prime yang ada.
Langkah-langkah metode Quine-McCluskey untuk menyederhanakan fungsi Boolean
dalam bentuk SOP terbagi dalam dua bagian, yaitu :
1. Menentukan term-term sebagai kandidat (Prime Implicant), dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Terlebih dahulu buatlah tabel kebenaran
b. Nyatakan tiap minterm (desimal) dalam n variabel menjadi string bit yang panjangnya
n, yang dalam hal ini variabel komplemen dinyatakan dengan 0, variabel yang bukan
komplemen dengan 1.
c. Kelompokkan tiap minterm berdasarkan jumlah 1 yang dimilikinya.
d. Kombinasikan minterm dalam n variabel dengan kelompok yang lain yang jumlah 1-
nya berbeda satu, sehingga diperoleh bentuk prima (prime-implicant) yang terdiri dari
n-1 variabel. Minterm yang dikombinasikan diberi tanda .
e. Kombinasikan minterm dalam n-1 variabel dengan kelompok lain yang jumlah 1-nya
berbeda satu, sehingga diperoleh bentuk prima yang terdiri dari n-2 variabel.
f. Teruskan langkah diatas sampai diperoleh bentuk prima yang sesederhana mungkin.
2. Memilih prime implicant untuk mendapatkan ekspresi dengan jumlah literal paling sedikit.
Langkah-langkahnya :
g. Ambil semua bentuk prima yang tidak bertanda . Buatlah tabel baru yang
memperlihatkan minterm dari fungsi Boolean semula yang dicakup oleh bentuk prima
tersebut (tandai dengan ). Setiap minterm harus dicakup oleh paling sedikit satu buah
bentuk prima.
h. Pilih bentuk prima yang memiliki jumlah literal paling sedikit namun mencakup
sebanyak mungkin minterm dari fungsi Boolean semula.
Metode Quine-McCluskey biasanya digunakan untuk menyederhanakan fungsi Boolean
yang ekspresinya dalam bentuk SOP, namun metode ini dapat dimodifikasi sehingga juga dapat
digunakan untuk ekspresi dalam dalam bentuk POS. Contoh dibawah ini akan mengilustrasikan
penggunaan metode Quine-McCluskey untuk menyederhanakan fungsi Boolean dalam bentuk
SOP.

Contoh Metode Quine-McCluskey
Berikut ini contoh kasus dengan menggunakan metode Quine McCluskey yang akan
dibahas :
Contoh : Fungsi Boolean dengan delapan variabel
f(h, g, f, e, d, c, b, a) = (18, 20, 27, 32, 44, 48, 49, 52, 53, 64, 79, 80, 84, 95, 100, 104, 105,
106, 107, 108, 142, 143, 148, 154, 158, 160 ).


















Langkah g dan h :

berdasarkan tabel prime implicants diatas, didapatkan label-label prime implicant terpilih.
Bentuk sederhananya adalah :
f(h, g, f, e, d, c, b, a) = z = hgfedcba + hgfedcba + hfedcba + hgfedb +
hgfdcba + hgfdcba + hgfecba + hgfedc +
hgfedcb + gfedcba + hgfedba + gfedcba +
hgfedba
Gambar rangkaian logikanya :
h g f e d c b a

Você também pode gostar