Você está na página 1de 28

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Abortus merupakan suatu masalah kontroversi yang sudah ada sejak sejarah di
tulis orang. Kontroversi karena di satu pihak abortus ada di masyarakat. Abortus atau
lebih dikenal dengan istilah keguguran adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin
dapat hidup di luar rahim. Janin belum mampu hidup di luar rahim, jika beratnya kurang
dari 500 g, atau usia kehamilan kurang dari 20 minggu karena pada saat ini proses
plasentasi belum selesai. Pada bulan pertama kehamilan yang mengalami abortus, hampir
selalu didahului dengan matinya janin dalam rahim.
Data dan lapangan menunjukkan baha ternyata sekitar !0"#0$ anita yang
meminta tindakan aborsi legal ternyata dalam status menikah, karena tidak menginginkan
kehamilannya. %isanya antara lain dan kalangan remaja puteri, yang alaupun lebih
sedikit namun menunjukkan ke&enderungan meningkat, terutama di kota besar atau di
daerah tertentu seperti di %ulaesi 'tara dan (ali. (ila ditinjau lebih lanjut, penyebab
kehamilan yang tidak diinginkan antara lain meliputi kegagalan K(, alasan ekonomi,
kehamilan di luar nikah atau kehamilan akibat perkosaan dan inses.
Kasus abortus disebabkan oleh banyak )a&tor, antara lain kelainan sel telur ibu,
biasanya terjadi di aal kehamilan, kelainan anatomi organ reproduksi ibu misalnya
mengalami kelainan atau gangguan pada rahim, gangguan sirkulasi plasenta akibat ibu
menderita suatu penyakit, atau kelainan pembentukan plasenta, ibu menderita penyakit
berat seperti in)eksi yang disertai demam tinggi, penyakit jantung atau paru yang kronik,
kera&unan, mengalami kekurangan vitamin berat, antagonis *hesus ibu yang merusak
darah janin.
Dalam situasi seperti dikemukakan di atas, maka sangatlah penting untuk
melakukan tindakan pen&egahan abortus dan penyediaan asuhan paska keguguran yang
berkualitas serta dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat. Dengan demikian
kejadian abortus dapat di&egah dan kematian akibat komplikasi abortus dapat dikurangi,
yang pada aktunya akan mampu memberikan kontribusi nyata dalam menurunkan AK+.
,.2 *umusan -asalah
,. Apa pengertian dari Abortus.
2. (agaimana konsep dari Abortus.
1
/. -engetahui asuhan keperaatn pada pasien dengan kasus Abortus.
,./ 0ujuan
,./., 0ujuan 'mum
a. -engetahui pengertian dari Abortus.
b. -engetahui konsep tentang Abortus
&. mengetahui asuhan keperaatan pada pasien dengan kasus Abortus.
,./.2 0ujuan Khusus
a. -engetahui de)inisi pasien Abortus
b. -engetahui etiologi pasien Abortus
&. -engetahui mani)estasi klinis pada pasien Abortus
d. -engetahui pemeriksaan diagnostik pada pasien Abortus
e. -engetahui penatalaksanaan pada pasien Abortus
). -engetahui komplikasi pada pasien Abortus
g. -engetahui pato)isiologi Abortus
h. -engetahui o& pada Abortus
i. -enambah pengetahuan mahasisa tentang asuhan keperaatan yang tepat
untuk pasien Abortus
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Gugur kanungan atau a!"rsi 1bahasa 2atin3 abortus4 adalah berhentinya
kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian janin.
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan
1-o&htar *ustam, %inopsis 5bstetri. ,66# 3 2064.
Abortus atau lebih dikenal dengan istilah keguguran adalah pengeluaran hasil
konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar rahim. Janin belum mampu hidup di luar
rahim, jika beratnya kurang dari 500 g, atau usia kehamilan kurang dari 20 minggu
karena pada saat ini proses plasentasi belum selesai. Pada bulan pertama kehamilan yang
mengalami abortus, hampir selalu didahului dengan matinya janin dalam rahim.
Abortus adalah keluarnya janin sebelum men&apai viabilitas. Dimana masa
gestasi belum men&apai usia 22 minggu dan beratnya kurang dari 500gr 1Derek
lieollyn7Jones, 20024.
Dalam ilmu kedokteran, istilah" istilah ini digunakan untuk membedakan
aborsi3
Spontaneous abortion3 gugur kandungan yang disebabkan oleh trauma ke&elakaan
atau sebab"sebab alami.
Induced abortion atau procured abortion3 pengguguran kandungan yang disengaja.
0ermasuk di dalamnya adalah3
o Therapeutic abortion3 pengguguran yang dilakukan karena kehamilan tersebut
mengan&am kesehatan jasmani atau rohani sang ibu, kadang"kadang dilakukan
sesudah pemerkosaan.
o Eugenic abortion3 pengguguran yang dilakukan terhadap janin yang &a&at.
o Elective abortion3 pengguguran yang dilakukan untuk alasan"alasan lain.
3
2.2 Klasifikasi
Ada beberapa jenis abortus atau keguguran, yaitu3
2.2., A!"rtus s#"ntanea merupakan abortus yang berlangsung tanpa tindakan, dalam
hal ini dibedakan sebagai berikut3
a. Abortus imminen adalah perdarahan ber&ak yang menunjukkan an&aman
terhadap kelangsungan sauatu kehamilan. Dalam kondisi seperti ini kehamilan
masih mungkin berlanjut atau dipertahankan. 1%yai)udin. (ari Abdul, 20004.
Ditandai dengan perdarahan pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu, ibu
mungkin mengalami mulas atau tidak sama sekali. Pada abortus jenis ini, hasil
konsepsi atau janin masih berada di dalam, dan tidak disertai pembukaan
1dilatasi serviks4.
b. Abortus insipiens adalah perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20
minggu dan disertai mulas yang sering dan kuat. Pada abortus jenis ini terjadi
pembukaan atau dilatasi serviks tetapi hasil konsepsi masih di dalam rahim
atau uterus.
&. Abortus inkompletus adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada
kehamilan sebelum 20 minggu. %ementara sebagian masih berada di dalam
rahim. 0erjadi dilatasi serviks atau pembukaan, jaringan janin dapat diraba
dalam rongga uterus atau sudah menonjol dari os uteri eksternum. Perdarahan
tidak akan berhenti sebelum sisa hasil konsepsi dikeluarkan, sehingga harus
dikuret.
d. Abortus kompletus Pada abortus jenis ini, se$ua %asil k"nse#si ikeluarkan
sehingga rahim kosong. (iasanya terjadi pada aal kehamilan saat plasenta
belum terbentuk. Perdarahan mungkin sedikit dan os uteri menutup dan rahim
menge&il. Pada anita yang mengalami abortus ini, umumnya tidak dilakukan
tindakan apa"apa, ke&uali jika datang ke rumah sakit masih mengalami
perdarahan dan masih ada sisa jaringan yang tertinggal, harus dikeluarkan
dengan &ara dikuret.
e. Abortus Servikalis adalah pengeluaran hasil konsepsi terhalang oleh os uteri
eksternum yang tidak membuka, sehingga mengumpul di dalam kanalis
4
servikalis 1rongga serviks4 dan uterus membesar, berbentuk bundar, dan
dindingnya menipis.
8b. , abortus spontanea
2.2.2 A!"rtus #r"&"katus
A!"rtus #r"&"katus merupakan jenis abortus yang sengaja dibuat9dilakukan,
yaitu dengan &ara menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar tubuh
ibu. Pada umumnya bayi dianggap belum dapat hidup diluar kandungan apabila usia
kehamilan belum men&apai 2# minggu, atau berat badan bayi kurang dari ,000 gram,
alaupun terdapat beberapa kasus bayi dengan berat dibaah ,000 gram dapat terus
hidup.
Pengelompokan Abortus provokatus se&ara lebih spesi)ik3
a. Abortus Provokatus Medisinalis/Artificialis/Therapeuticus, abortus yang
dilakukan dengan disertai indikasi medik. Di +ndonesia yang dimaksud dengan
indikasi medik adalah demi menyelamatkan nyaa ibu. %yarat"syaratnya3
,4 Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki keahlian dan keenangan
untuk melakukannya 1yaitu seorang dokter ahli kebidanan dan penyakit
kandungan4 sesuai dengan tanggung jaab pro)esi.
5
24 :arus meminta pertimbangan tim ahli 1ahli medis lain, agama, hukum,
psikologi4.
/4 :arus ada persetujuan tertulis dari penderita atau suaminya atau keluarga
terdekat.
;4 Dilakukan di sarana kesehatan yang memiliki tenaga9peralatan yang memadai,
yang ditunjuk oleh pemerintah.
54 Prosedur tidak dirahasiakan.
<4 Dokumen medik harus lengkap.
b. Abortus Provokatus Kriminalis, aborsi yang sengaja dilakukan tanpa adanya
indikasi medik 1ilegal4. (iasanya pengguguran dilakukan dengan menggunakan
alat"alat atau obat"obat tertentu.
2.' Eti"l"gi
Penyebab = penyebab terjadinya abosrtus spontanea adalah 3
,. 'sia di baah 20 tahun, ibu yang terlalu muda sering kali se&ara )isik maupun
emosional belum matang. selain pendidikan pada umumnya rendah, ibu yang
masih muda masih tergantung pada orang lain. Keguguran sebagian dilakukan
dengan sengaja untuk menghilangkan kehamilan remaja yang tidak dikehendaki.
2. Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat Jarak kehamilan kurang dari 2 tahun dapat
menimbulkan pertumbuhan janin kurang baik, persalinan lama dan perdarahan
pada saat persalinan karena keadaan rahim belum pulih dengan baik. +bu yang
melahirkan anak dengan jarak yang sangat berdekatan 1di baah dua tahun4 akan
mengalami peningkatan resiko terhadap terjadinya perdarahan pada trimester +++,
termasuk karena alasan plasenta previa, anemia dan ketuban pe&ah dini serta
dapat melahirkan bayi dengan berat lahir rendah.
/. Paritas ibu Anak lebih dari ; dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan janin
dan perdarahan saat persalinan karena keadaan rahim biasanya sudah lemah.
6
Paritas 2"/ merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal.
Paritas , dan paritas tinggi 1lebih dari /4 mempunyai angka kematian maternal
lebih tinggi. *isiko pada paritas , dapat ditangani dengan asuhan obstetrik lebih
baik, sedangkan risiko pada paritas tinggi dapat dikurangi atau di&egah dengan
keluarga beren&ana. %ebagian kehamilan pada paritas tinggi adalah tidak
diren&anakan..
Penyebab se&ara umum3
Penyebab dari segi martenal :
+n)eksi akut
,. virus, misalnya &a&ar, rubella, hepatitis.
2. +n)eksi bakteri, misalnya streptokokus.
3. Parasit, misalnya malaria.
+n)eksi kronis
,. %i)ilis, biasanya menyebabkan abortus pada trimester kedua.
2. 0uberkulosis paru akti).
/. Kera&unan, misalnya kera&unan tembaga, timah, air raksa, dll.
;. Penyakit kronis, misalnya 3
a4 hipertensi
b4 nephritis
&4 diabetes
d4 anemia berat
e4 penyakit jantung
f) to>emia gravidarum
5. 8angguan )isiologis, misalnya %yok, ketakutan, dll.
7
<. 0rauma )isik.
Penyebab yang bersi)at lokal3
,. ?ibroid, inkompetensia serviks.
2. *adang pelvis kronis, endometrtis.
/. *etroversi kronis.
4. :ubungan seksual yang berlebihan seaktu hamil, sehingga menyebabkan hiperemia
dan abortus.
Penyebab dari segi anin
Kematian janin akibat kelainan baaan.
-ola hidatidosa
Penyakit plasenta dan desidua, misalnya in)lamasi dan degenerasi
Adapun etiologi dari abortus prokatus adalah 3
A!"rtus Pr"&"katus (eisinalis
Abortus yang mengan&am 1threatened abortion4 disertai dengan perdarahan yang terus
menerus, atau jika janin telah meninggal 1missed abortion4.
-ola :idatidosa atau hidramnion akut.
+n)eksi uterus akibat tindakan abortus kriminalis.
Penyakit keganasan pada saluran jalan lahir, misalnya kanker serviks atau jika dengan
adanya kehamilan akan menghalangi pengobatan untuk penyakit keganasan lainnya
pada tubuh seperti kanker payudara.
Prolaps uterus gravid yang tidak bisa diatasi.
0elah berulang kali mengalami operasi &aesar.
Penyakit"penyakit dari ibu yang sedang mengandung, misalnya penyakit jantung
organik dengan kegagalan jantung, hipertensi, nephritis, tuberkulosis paru akti),
toksemia gravidarum yang berat.
8
Penyakit"penyakit metabolik, misalnya diabetes yang tidak terkontrol yang disertai
komplikasi vaskuler, hipertiroid, dan lain"lain.
@pilepsi, sklerosis yang luas dan berat.
:iperemesis gravidarum yang berat, dan &horea gravidarum.
8angguan jia, disertai dengan ke&enderungan untuk bunuh diri. Pada kasus seperti
ini, sebelum melakukan tindakan abortus harus dikonsultasikan dengan psikiater.
A!"rtus Pr"&"katus Kri$inalis
Abortus provokatus kriminalis sering terjadi pada kehamilan yang tidak dikehendaki. Ada
beberapa alasan anita tidak menginginkan kehamilannya3
Alasan kesehatan, di mana ibu tidak &ukup sehat untuk hamil.
Alasan psikososial, di mana ibu sendiri sudah enggan9tidak mau untuk punya anak
lagi.
Kehamilan di luar nikah.
-asalah ekonomi, menambah anak berarti akan menambah beban ekonomi keluarga.
-asalah sosial, misalnya khaatir adanya penyakit turunan, janin &a&at.
Kehamilan yang terjadi akibat perkosaan atau akibat in&est 1hubungan antar keluarga4.
%elain itu tidak bisa dilupakan juga baha kegagalan kontrasepsi juga termasuk
tindakan kehamilan yang tidak diinginkan.
2. ) Pat"fisi"l"gi
Pada aal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis, diikuti dengan nerkrosis
jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing
dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut.
Pada kehamilan kurang dari # minggu, villi korialis belum menembus desidua se&ara
dalam jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan # sampai ,;
minggu, penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna dan
menimbulkan banyak perdarahan. Pada kehamilan lebih dari ,; minggu janin dikeluarkan
terlebih dahulu daripada plasenta hasil konsepsi keluar dalam bentuk seperti kantong
9
kosong amnion atau benda ke&il yang tidak jelas bentuknya 1blightes ovum4,janin lahir
mati, janin masih hidup, mola kruenta, )etus kompresus, maserasi atau )etus papiraseus.
2.* (anifestasi Klinis
,. 0erlambat haid atau amenorhe kurang dari 20 minggu.
2. Pada pemeriksaan )isik 3 keadaan umum tampak lemah kesadaran menurun, tekanan
darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau &epat dan ke&il, suhu badan
normal atau meningkat.
/. Perdarahan pervaginam mungkin disertai dengan keluarnya jaringan hasil konsepsi.
;. *asa mulas atau kram perut, didaerah atas sim)isis, sering nyeri pingang akibat
kontraksi uterus.
2.+ Pe$eriksaan Diagn"stik
,. 0es kehamilan positi) jika janin masih hidup dan negati) bila janin sudah mati
2. pemeriksaan Dopler atau '%8 untuk menentukan apakah janin masih hidup
/. pemeriksaan )ibrinogen dalam darah pada missed abortion Data laboratorium tes urine,
hemoglobin dan hematokrit, menghitung trombosit ;. kultur darah dan urine
;. Pemeriksaan 8inekologi3
a. +nspeksi vulva
Perdarahan pervaginam sedikit atau banyak
Adakah disertai bekuan darah
Adakah jaringan yang keluar utuh atau sebagian
Adakah ter&ium bau busuk dari vulva
b. Pemeriksaan dalam spe&ulum
Apakah perdarahan berasal dari &avum uteri
Apakah ostium uteri masih tertutup 9 sudah terbuka
10
Apakah tampak jaringan keluar ostium
Adakah &airan9jaringan yang berbau busuk dari ostium.
&. Pemeriksaan dalam9 Aolok vagina
Apakah portio masih terbuka atau sudah tertutup
Apakah teraba jaringan dalam &avum uteri
Apakah besar uterus sesuai, lebih besar atau lebih ke&il dari usia kehamilan
Adakah nyeri pada saat porsio digoyang
Adakah rasa nyeri pada perabaan adneksa
Adakah terasa tumor atau tidak
Apakah &avum douglasi menonjol, nyeri atau tidak
2., Penatalaksanaan
,. Abortus +minens
a. +stirahat baring
-erupakan unsur penting dalam pengobatan, karena &ara ini menyebabkan
bertambahnya aliran darah ke uterus dan berkurangnya rangsangan mekanis.
b. -enerangkan pasien agar tidak gelisah dan khaatir
&. %emua pengeluaran dari vagina, pembalut anita, kain yang terkena darah harus
diperhatikan kepada dokter atau petugas kesehatan untuk mengetahui apakah ada
jaringan yang keluar dari vagina,
d. -embersihkan vulva minimal 2 > sehari dengan &airan antisepti& untuk men&egah
in)eksi.
11
e. -emberikan obat penenang biasanya / > /0 mg sehari dan preparat hernatinik misalnya
sul)as )arosus <00 = ,000 mg sehari.
). 0est kehamilan dapat dilakukan, bila negati) mungkin janin sudah mati.
g. Jangan melakukan klisma karena dapat merangsang kontraksi uterus. Apabila terjadi
obstipasi dapat diberikan laksan ringan dapat juga berbentuk %upositoria. Dianjurkan
untuk menunggu ;# jam setelah pasien membaik, baru merangsang peristalti& usus.
h. Denyut nadi dan suhu badan diperiksa 2 > sehari bila tidak panas, tiap ; jam sekali jika
pasien panas.
i. Dianjurkan untuk istirahat se&ara )isik dan mental dengan istirahat baring sampai 29/ hari
setelah perdarahan berhenti.
J. Pemeriksaan dalam spekulum perlu untuk melihat kemungkinan adanya lesi &erviks.
k. Diet tinggi protein dan tambahan Bat besi dan vitamin 8.
,. %etelah lepas dari peraatan, pasien harus banyak istirahat, mengurangi kegiatan )isik,
jangan dulu mengangkat beban berat, menghindari kelelahan dan ketegangan jia, 2"/
minggu setelah lepas peraatan jangan melakukan senggama. (ila terjadi perdarahan
ulang, segera istirahat baring dan lapor segera ke petugas kesehatan.
2. Abortus +n&omplete
a. (ila disertai syok karena perdarahan segera berikan in)use CaAl atau &airan ringer
dilanjutkan dengan trans)useD
b. %etelah syok teratasi lakukan kerokan untuk mengeluarkan sisa konsepsi.
&. Pas&a tindakan diberi suntikan ergometrin <,2 mg +ntra muskuler,
d. (ila pasien dalam keadaan anemi beri obat hematinik, sul)as )erros&us dan vitamin A.
12
e. Diberikan antibiotik untuk men&egah in)eksi.
/. Abortus kompletus
a. (ila kondisi baik berikan ergometrin /E, tablet selama /"5 hari.
b. (ila pasien anemi berikan hematinik, jika terlalu anemi bisa dipertimbangkan trans)use.
&. Antibiotik untuk &egah in)eksi.
d. Dianjurkan makan makanan tinggi protein, vitamin, mineral.
;. Abortus in&ipiens .
a. %ebelum dokter mendiagnosis sebagai abortus +n&ipiens, maka harus ditangani sebagai
abortus +minens, ke&uali bila perdarahan banyak suntikan ergometrin 0,5 mg +ntra
muskuler, dan apapun yang keluar dari vagina ditunjukkan pada dokter.
b. Apabila perdarahan tidak banyak dapat ditunggu terjadinya abortus spontan, pertolongan
dalam keadaan ini berlangsung dalam /< jam. -or)in sangat berguna disamping
menghilangkan rasa sakit dapat merelaksasi &erviks sehingga memudahkan ekspulsinya
hasil konsepsi.
&. Pada kehamilan kurang dari ,2 minggu adalah dengan segera melakukan pengosongan
uterus.
d. Pemberian in)us oksitosin dapat memper&epat proses abortus. Digunakan pada
kehamilan lebih dari ,2 minggu karena biasanya perdarahan tidak banyak dan bahaya
per)orasi pada saat kerokan lebih besar. Pemberian oksitosin ,0 unti dalam 500 ml
dekstrose 5 $ dimulai # tetes9 menit dinaikkan sesuai kontraksi uterus sampai terjadi
abortus komplit. (ila janin sudah keluar tetapi pla&enta masih tertinggal sebaiknya
pengeluaran pla&enta se&ara digital.
e. (ila perdarahan banyak dan pasien harus segera mendapatkan pertolongan dapat
dilakukan pengeluaran jaringan se&ara digital,
13
). (ila dengan demikian masih tertinggal, harus dirujuk ke rumah sakit untuk tindakan
pengosongan uteri,
g. Pengosongan kavum uteri dapat dilakukan dengan kuret vakum 9 &unam abortus,
h. %untikan ergometrin 0,5 mg +ntra muskuler diberikan jika pengosongan uterus sudah
selesai dilakukan untuk mempertahankan kontraksi uterus.
5. Abortus in)eksiosus dan abortus septi&
a. (ila perdarahan banyak berikan trans)usi dan &airan yang &ukup.
b. (erikan antibiotik yang &ukup dan tepat 1buat pemeriksaan pembiakan dan uji kepekaan
obat4. (erikan suntikan penisillin , juta tiap < jam berikan suntikan streptomy&in 500
mg setiap ,2 jam atau antibiotik spe&trum luas lainnya.
&. 2; sampai ;# jam setelah dilindungi dengan antibiotik atau lebih &epat bila terjadi
perdarahan banyak lakukan dilatasi dan kuretase untuk mengeluarkan hasil konsepsi.
d. +n)use dan pemberian antibiotik diteruskan menurut kebutuhan dan kemajuan penderita.
e. Pada abortus septi& terapi sama saja hanya dosis dan jenis antibiotik ditinggikan dan
dipilih jenis yang tepat sesuai dengan hasil pembiakan dan uji kepekaan kuman.
). 0indakan operati), melihat jenis komplikasi dan banyaknya perdarahan dilakukan bila
keadaan umum membaik dan panas reda.
Penatalaksanaan #as-a keguguran
%emua anita yang mengalami abortus, baik spontan maupun buatan, memerlukan asuhan
pas&akeguguran. Asuhan pas&akeguguran terdiri dari3
1. Tindakan pengobatan abortus inkomplit
14
%etiap )asilitas kesehatan seyogyanya menyediakan dan mampu melakukan
tindakan pengobatan abortus inkomplit sesuai dengan kemampuannya. (iasanya
tindakan evakuasi9kuretase hanya tersedia di *umah %akit Kabupaten. :al ini
merupakan kendala yang dapat berakibat )atal, bila *umah %akit tersebut sulit di&apai
dengan kendaraan umum. %ehingga peningkatan kemampuan melakukan tindakan
pengobatan abortus inkomplit di setiap tingkat jaringan pelayanan sesuai dengan
kemampuannya akan mengurangi risiko kematian dan kesakitan.
0indakan pengobatan abortus inkomplit meliputi 3
-embuat diagnosis abortus inkomplit
. -elakukan konseling tentang keadaan abortus dan ren&ana
pengobatan.
-enilai keadaan pasien termasuk perlu atau tidak dirujuk.
-engobati keadaan darurat serta komplikasi sebelum dan setelah
tindakan.
-elakukan evakuasi sisa jaringan dari rongga rahim.
%eminar
!" Konseling dan pelayanan kontrasepsi Pasca keguguran
Kesuburan segera kembali setelah ,2 hari pas&aabortus. 'ntuk itu pelayanan
kontrasepsi hendaknya merupakan bagian dari pelayanan Asuhan Pas&akeguguran.
%e&ara praktek hampir semua jenis kontrasepsi dapat dipakai pas&aabortus.
#" Pelayanan Kesehatan $eproduksi Terpadu
Kejadian abortus hendaknya dijadikan kesempatan untuk memperhatikan segi
lain dari Kesehatan *eproduksi. -isalnya masalah Penyakit -enular %eksual 1P-%4
dan skrining kanker ginekologik termasuk kanker payudara.
2.. Pen-ega%an
Adapun upaya = upaya pen&eghan terjadinya abrtus ialah 3
,. Yaitu melakukan making pregnancy safer (MS! dengan " pesan kunci yaitu3
a. %etiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih
b. %emua komplikasi obstetrik dan neonatal mendapat pelayanan adekuat
&. Pen&egahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan
komplikasi abortus yang aman.
15
2. Penuhi AD+K 1asam )olat, dua asam amino, iron dan kalsium4
Pen&egahan abortus provakatus dapat dilakukan dengan &ara 3
%uatu kehamilan yang tidak dikehendaki dapat di&egah seandainya pasangan
menggunakan kontrasepsi darurat. Fang dimaksud kontrasepsi darurat adalah kontrasepsi
yang dapat men&egah kehamilan bila digunakan setelah hubungan seksual. :al ini sering
disebut GKontrasepsi pas&a senggamaH atau Gmorning after pillH atau Gmorning after
treatment G. lstilah Gkontrasepsi sekunderH atIu Gkontrasepsi daruratH asalnya untuk
menepis anggapan obat tersebut harus segera dipakai9 digunakan setelah hubungan
seksual atau harus menunggu hingga keesokan harinya dan bila tidak, berarti sudah
terlambat sehingga tidak dapat berbuat apa"apa lagi. %ebutan kontrasepsi darurat juga
menekankan baha dalam &ara K( ini lebih baik dari pada tidak ada sama sekali. Camun
tetap kurang e)ekti) dibandingkan dengan &ara K( yang sudah ada.
2./ K"$#likasi
Ada pun komplikasi medis yang dapat timbul pada ibu 3
1. Perforasi
Dalam melakukan dilatasi dan kerokan harus diingat baha selalu ada
kemungkinan terjadinya per)orasi dinding uterus, yang dapat menjurus ke rongga
peritoneum, ke ligamentum latum, atau ke kandung ken&ing. 5leh sebab itu, letak
uterus harus ditetapkan lebih dahulu dengan seksama pada aal tindakan, dan pada
dilatasi serviks tidak boleh digunakan tekanan berlebihan. Kerokan kuret
dimasukkan dengan hati"hati, akan tetapi penarikan kuret ke luar dapat dilakukan
dengan tekanan yang lebih besar. (ahaya per)orasi ialah perdarahan dan peritonitis.
Apabila terjadi per)orasi atau diduga terjadi peristia itu, penderita harus diaasi
dengan seksama dengan mengamati keadaan umum, nadi, tekanan darah, kenaikan
suhu, turunnya hemoglobin, dan keadaan perut baah. Jika keadaan meragukan atau
ada tanda"tanda bahaya, sebaiknya dilakukan laparatomi per&obaan dengan segera.
16
2. %uka pada serviks uteri
Apabila jaringan serviks keras dan dilatasi dipaksakan maka dapat timbul
sobekan pada serviks uteri yang perlu dijahit. Apabila terjadi luka pada ostium uteri
internum, maka akibat yang segera timbul ialah perdarahan yang memerlukan
pemasangan tampon pada serviks dan vagina. Akibat jangka panjang ialah
kemungkinan timbulnya in&ompetent &erviks.
3. Pelekatan pada kavum uteri
%isa"sisa hasil konsepsi harus dikeluarkan, tetapi jaringan miometrium jangan
sampai terkerok, karena hal itu dapat mengakibatkan terjadinya perlekatan dinding
kavum uteri di beberapa tempat. %ebaiknya kerokan dihentikan pada suatu tempat
apabila pada suatu tempat tersebut dirasakan baha jaringan tidak begitu lembut lagi.
4. Perdarahan
Kerokan pada kehamilan yang sudah agak tua atau pada mola hidatidosa
terdapat bahaya perdarahan. 5leh sebab itu, jika perlu hendaknya dilakukan trans)usi
darah dan sesudah itu, dimasukkan tampon kasa ke dalam uterus dan vagina.
5. &nfeksi
Apabila syarat asepsis dan antisepsis tidak diindahkan, maka bahaya in)eksi
sangat besar. +n)eksi kandungan yang terjadi dapat menyebar ke seluruh peredaran
darah, sehingga menyebabkan kematian. (ahaya lain yang ditimbulkan abortus
kriminalis antara lain in)eksi pada saluran telur. Akibatnya, sangat mungkin tidak bisa
terjadi kehamilan lagi.
6. %ain'lain
Komplikasi yang dapat timbul dengan segera pada pemberian CaAl hipertonik
adalah apabila larutan garam masuk ke dalam rongga peritoneum atau ke dalam
pembuluh darah dan menimbulkan gejala"gejala konvulsi, penghentian kerja jantung,
penghentian pernapasan, atau hipo)ibrinogenemia. %edangkan komplikasi yang dapat
ditimbulkan pada pemberian prostaglandin antara lain panas, rasa enek, muntah, dan
diare.
17
Komplikasi yang dapat timbul pada janin
%esuai dengan tujuan dari abortus itu sendiri yaitu ingin mengakhiri kehamilan, maka
nasib janin pada kasus abortus provokatus kriminalis sebagian besar meninggal. Kalaupun
bisa hidup, itu berarti tindakan abortus gagal dilakukan dan janin kemungkinan besar
mengalami &a&at )isik.
2.10 Pr"gn"sis
-enurut -alpas dan @astman kemungkinan terjadinya abortus lagi pada seorang
anita ialah !/$ dan #/,<$. %edangkan, Jarton dan ?raser dan 2leellyn " Jones memberi
prognosis yang lebih baik, yaitu 25,6$ dan /6$ 1Jiknjosastro, 200!4.
18
19
20
BAB '
ASUHAN KEPE1A2ATAN
'.1 Pengka3ian
a. (iodata3
-engkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi K nama, umur, agama, suku
bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkainan, perkainan ke" , lamanya perkainan
dan alamat
b. Keluhan utama3
Kaji adanya menstruasi tidak lan&ar dan adanya perdarahan pervaginam berulang
&. *iayat Kesehatan3
,4 *iayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat klien pergi ke *umah %akit
atau pada saat pengkajian seperti perdarahan pervaginam di luar siklus haid, pembesaran
uterus lebih besar dari usia kehamilan.
24 *iayat kesehatan masa lalu &. *iayat kesehatan3
d. *iayat pembedahan3
Kaji adanya pembedahan yang pernah dialami oleh klien, jenis pembedahan , kapan ,
oleh siapa dan di mana tindakan tersebut berlangsung.
e. *iayat penyakit yang pernah dialami3
Kaji adanya penyakit yang pernah dialami oleh klien misalnya D- , jantung , hipertensi ,
masalah ginekologi9urinary , penyakit endokrin , dan penyakit"penyakit lainnya.
). *iayat kesehatan keluarga3
Fang dapat dikaji melalui genogram dan dari genogram tersebut dapat diidenti)ikasi
mengenai penyakit turunan dan penyakit menular yang terdapat dalam keluarga.
g. *iayat kesehatan reproduksi3
Kaji tentang mennorhoe, siklus menstruasi, lamanya, banyaknya, si)at darah, bau, arna
dan adanya dismenorhoe serta kaji kapan menopause terjadi, gejala serta keluahan yang
menyertainya
h. *iayat kehamilan , persalinan dan ni)as3
Kaji bagaimana keadaan anak klien mulai dari dalam kandungan hingga saat ini,
bagaimana keadaan kesehatan anaknya.
i. *iayat seksual3
21
Kaji mengenai aktivitas seksual klien, jenis kontrasepsi yang digunakan serta keluahn
yang menyertainya.
j. *iayat pemakaian obat3
Kaji riayat pemakaian obat"obatankontrasepsi oral, obat digitalis dan jenis obat lainnya.
k. Pola aktivitas sehari"hari3
Kaji mengenai nutrisi, &airan dan elektrolit, eliminasi 1(A( dan (AK4, istirahat tidur,
hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan saat sakit.
2. Pemeriksaan )isik, 1Johnson 7 0aylor, 2005 3 /64 meliputi 3
a. +nspeksi3
-engobservasi kulit terhadap arna, perubahan arna, laserasi, lesi terhadap drainase,
pola perna)asan terhadap kedalaman dan kesimetrisan, bahasa tubuh, pergerakan dan
postur, penggunaan ekstremitas, adanya keterbatasan )i)ik, dan seterusnya
b. Palpasi 3
,4 %entuhan 3 merasakan suatu pembengkakan, men&atat suhu, derajat kelembaban dan
tekstur kulit atau menentukan kekuatan kontraksi uterus.
24 0ekanan 3 menentukan karakter nadi, mengevaluasi edema, memperhatikan posisi
janin atau men&ubit kulit untuk mengamati turgor.
/4 Pemeriksaan dalam 3 menentukan tegangan9tonus otot atau respon nyeri yang abnormal
&. Perkusi3
,4 -enggunakan jari 3 ketuk lutut dan dada dan dengarkan bunyi yang menunjukkan ada
tidaknya &airan , massa atau konsolidasi.
24 -enggunakan palu perkusi 3 ketuk lutut dan amati ada tidaknya re)leks9gerakan pada
kaki baah, memeriksa re)leks kulit perut apakah ada kontraksi dinding perut atau tidak
d. Auskultasi3
mendengarkan di ruang antekubiti untuk tekanan darah, dada untuk bunyi jantung9paru
abdomen untuk bising usus atau denyut jantung janin.
/. Pemeriksaan laboratorium3
a. Darah dan urine serta pemeriksaan penunjang 3 rontgen, '%8, biopsi, pap smear.
b. Keluarga beren&ana 3 Kaji mengenai pengetahuan klien tentang K(, apakah klien
setuju, apakah klien menggunakan kontrasepsi, dan menggunakan K( jenis apa.
22
'.2 Diagn"sa Ke#era4atan
,. Devisit Lolume Aairan s.d perdarahan pervagina
2. 8angguan rasa nyaman3 Cyeri s.d kontraksi uterus
/. Aemas s.d kurang pengetahuan tentang abortus
;. (erduka b.d kehilangan
5. *esiko tinggi syok hipovolemik b.d perdarahan pervagina
'.' Inter&ensi Ke#era4atan
,. Devisit Lolume Aairan s.d Perdarahan
0ujuan 3 Dalam ,>2; jam tidak terjadi devisit volume &airan, seimbang antara intake dan
output baik jumlah maupun kualitas.
Kriteria hasil3 0idak ada perdarahan, intake dan output dalam rentan normal
Co +ntervensi *asional
, Kaji kondisi status hemodinamika Pengeluaran &airan pervaginal sebagai akibat
abortus memiliki karekteristik bervariasi
2 'kur pengeluaran harian Jumlah &airan ditentukan dari jumlah
kebutuhan harian ditambah dengan jumlah
&airan yang hilang pervaginal
/ (erikan sejumlah &airan pengganti
harian
0ran)usi mungkin diperlukan pada kondisi
perdarahan massi)
; @valuasi status hemodinamika Penilaian dapat dilakukan se&ara harian
melalui pemeriksaan )isik
/. 8angguan rasa nyaman 3 Cyeri s.d Kerusakan jaringan intrauteri
0ujuan 3 Dalam peraatan ,>2;, nyeri klien dapat berkurang atau hilang
Kriteria hasil3 Klien tidak meringis kesakitan, klien menyatakan nyerinya
berkurang
23
Co +ntervensi *asional
, Kaji kondisi nyeri yang dialami klien Pengukuran nilai ambang nyeri dapat
dilakukan dengan skala maupun dsekripsi.
2 0erangkan nyeri yang diderita klien
dan penyebabnya
-eningkatkan koping klien dalam melakukan
guidan&e mengatasi nyeri
/ Kolaborasi pemberian analgetika -engurangi onset terjadinya nyeri dapat
dilakukan dengan pemberian analgetika oral
maupun sistemik dalam spe&trum
luas9spesi)ik
/. Aemas b.d kurang pengetahuan tentang abortus
0ujuan 3
0idak terjadi ke&emasan, pengetahuan klien dan keluarga terhadap penyakit meningkat
Kriteria hasil3 ** dalam rentan normal, klien tidak gelisah
Co +ntervensi *asional
, Kaji tingkat pengetahuan9persepsi
klien dan keluarga terhadap penyakit
Ketidaktahuan dapat menjadi dasar
peningkatan rasa &emas
2 Kaji derajat ke&emasan yang dialami
klien
Ke&emasan yang tinggi dapat menyebabkan
penurunan penialaian objekti) klien tentang
penyakit
/ (antu klien mengidenti)ikasi
penyebab ke&emasan
Pelibatan klien se&ara akti) dalam tindakan
keperaatan merupakan support yang
mungkin berguna bagi klien dan
meningkatkan kesadaran diri klien
; Asistensi klien menentukan tujuan
peraatan bersama
Peningkatan nilai objekti) terhadap masalah
berkontibusi menurunkan ke&emasan
5 0erangkan hal"hal seputar aborsi yang
perlu diketahui oleh klien dan
keluarga
Konseling bagi klien sangat diperlukan bagi
klien untuk meningkatkan pengetahuan dan
membangun support system keluargaK untuk
mengurangi ke&emasan klien dan keluarga.
;. (erduka bd kehilangan
24
0ujuan 3 Dalam peraatan ,>2; jam, klien dapat mengatasi rasa berdukanya
Kriteria :asil3 Klien tidak marah, menangis, dan menyesali rasa berduka terlalu larut.
Co +ntervensi *asional
, Kembangkan hubungan saling per&aya
dengan pasien. Perlihatkan empati dan
perhatian. Jujur dan tepati semua janji
*asa per&aya merupakan dasar unutk suatu
kebutuhan yang terapeutik.
2 Perlihatkan sikap menerima dan
membolehkan pasien untuk
mengekspresikan perasaannya se&ara
terbuka
%ikap menerima menunjukkan kepada pasien
baha anda yakin baha ia merupakan
seseorang pribadi yang bermakna. *asa
per&aya meningkat.
/ (antu pasien untuk mengerti baha
perasaan seperti rasa bersalah dan
marah terhadap konsep kehilangan
adalah perasaan yang ajar dan dapat
diterima selama proses berduka.
Pengetahuan tentang perasaan"perasaan yang
ajar yang berhubungan dengan berduka
yang normal dapat menolong mengurangi
beberapa perasaan bersalah menyebabkan
timbulnya respon"respon ini.
; (antu pasien menentukan metoda"
metoda koping yang lebih adapti)
terhadap pengalaman kehilangan.
(erikan umpan balik positi) untuk
identi)ikasi strategi dan membuat
keputusan.
'mpan balik positi) meningkatkan harga diri
dan mendorong pengulangan perilaku yang
diharapkan.
5 Dorong pasien untuk menjangkau
dukungan spiritual selama aktu ini
dalam bentuk apapun yang diinginkan
untuknya.
-enguatkan keimanan dan mohon kekuatan
kepada sang Pen&ipta agar diberi kekuatan
menghadapi masalahnya
5. *esiko tinggi syok hipovolemik b.d perdarahan pervagina
0ujuan3 Dalam ,>2; jam peraatan, tidak terjadi syok hipovolemik
Kriteria hasil3 0anda vital 1nadi, suhu, tensi, **4 dalam rentan normal.
Co +ntervensi *asional
, -onitor keadaan umum pasien 'ntuk memonitor kondisi pasien selama
peraatan terutama saat terjadi perdarahan.
Peraat segera mengetahui tanda"tanda
25
presyok 9syok.
2 5bservasi vital sign setiap / jam atau
lebih
Peraat perlu terus mengobaservasi vital sign
untuk memastikan tidak terjadi presyok 9
syok.
/ Jelaskan pada pasien dan keluarga
tanda perdarahan, dan segera laporkan
jika terjadi perdarahan
Dengan melibatkan pasien dan keluarga maka
tanda"tanda perdarahan dapat segera
diketahui dan tindakan yang &epat dan tepat
dapat segera diberikan.
; Kolaborasi 3 Pemberian &airan
intravena
Aairan intravena diperlukan untuk mengatasi
kehilangan &airan tubuh se&ara hebat.
5 Kaji tanda"tanda dehidrasi Dehidrasi merupakan salah satu tanda syok
hipovolemik
26
BAB )
PENUTUP
'.1 Kesi$#ulan
Abortus atau lebih dikenal dengan istilah keguguran adalah pengeluaran hasil konsepsi
sebelum janin dapat hidup di luar rahim. Penyebab dari keguguran adalah multi)aktor, salah
satunya kelainan sel telur pada aal kehamilan.
'.2 Saran
%emua anita yang mengalami abortus, baik spontan maupun buatan, memerlukan
asuhan pas&akeguguran. Asuhan pas&akeguguran terdiri dari3
,. 0indakan pengobatan abortus inkomplit dengan segala kemungkinan komplikasinya.
2. Konseling dan pelayanan kontrasepsi pas&akeguguran.
". Pelayanan Kesehatan *eproduksi 0erpadu
27
DA5TA1 PUSTAKA
http399pastakyu.ordpress.&om920,090,92,9asuhan"keperaatan"kehilangan"dan"berduka9
http399yoedhasflyingdutchman.blogspot.com
28

Você também pode gostar