Você está na página 1de 3

Elektrofotometri-UV

Vitamin c atau asam askorbat dapat ditentukan kadarnya dengan spektrofotometer UV. Spektrofotometer UV
merupakan instrument yang menggunakan sumber cahaya, sumber cahaya dapat berupa cahaya tampak ataupun
ultraviolet, cahaya akan ditembakkan pada sampel (kuvet) dan banyaknya cahaya yang diserap sampel dapat
terukut pada detektor. ada praktikum digunakan cahaya ultraviolet. !anyaknya cahaya yang diserap sampel
pada pan"ang gelombang tertentu linear dengan kadarnya, isi sesuai dengan hukum lambert beer. #enurut
$nternational %ournal of !asic & 'pplied Sciences $%!'S-$%E(S Vol) ** (o) +, hal.**+ bah-a penentuan kadar
vitamin c menggunakan metode spektrofotometri sangat sensitive dengan deviasi relatif sebesar +,.*/. 'sam
askorbat0vitamin 1 bersifat tidak stabil terhadap suhu, oksigen, p2 dan "uga keberadaan ion logam seperti 3e,4,
1u,4 atau 1a,4 sehingga perlakuan sampel seharusnya sangat memperhatikan stabilitas asam askorbat tersebut
agar tidak ter"adi degradasi asam askorbat men"adi senya-a asam dehidroskorbat (Selimovi5, 'mra dkk ) ,+**)
Untuk men"aga stabilitas asam askorbat, seharusnya perlu penambahan larutan buffer p2 6,7 pada sampel.
8arena pada p2 tersebut, stabilitias vitamin 1 pada suhu kamar selama 9+ menit. p2 asam "uga akan mencegah
ter"adinya reaksi oksidasi yang "uga dapat mengurangi kadar vitamin c yang terukur. Selain itu suhu pengukuran
asam askorbat di"aga pada suhu kamar, seharusnya tempat sampel ditempatkan di atas es (di"aketi es) untuk
mengurangi suhu yang dapat menyebabkan degradasi asam askorbat. ada pengukuran sampel vitacimin ini,
tidak diperhatikan faktor stabilitas asam askorbatnya, sehingga kadar yang terukur men"adi lebih kecil dari kadar
sesungguhnya. Standar asam askorbat diukur pada pan"ang gelombang maksimum yang telah ditentukan
sebelumnya, pan"ang gelombang maksimum asam askorbat standar pada ,:*nm.
;itrasi asam-basa
Penetapan kadar vitamin dalam suatu bahan dapat dilakukan secara titrasiyodometri atau
yodometri tak langsung dimana penitarnya adalah natrium tiosulfat 0,1N. Larutan natrium tiosulfat
biasanya dibuat dari garam pentahidratnya, Na2S2!."#2. Natrium tiosulfat bersifat kurang
stabil, sehingga perlu distandardisasi terlebih dahulu sebelum digunakan $#ar%adi 1&'(). Pada
percobaan reaksi *odin dengan vitamin + untuk mengu%i kadar vitamin + diperoleh hasil larutan
dengan ,arna hitam permanen. #al ini menun%ukkan bah,a buah yang mempunyai kadar
vitamin + yang tinggi dengan penambahan senya,a lain. -eadaan ini sesuai dengan literatur
Sulaiman $1&&") yang menyatakan bah,a asam askorbat suatu reduktor kuat dan bentuk
teroksidasi mudah direduksi dengan berbagai reduktor.
#PL+
ilihan metode untuk mengukur asam askorbat dalam serum atau plasma sampel adalah
kromatografi cair kiner"a tinggi (2<1)= hanya 6+ u< diperlukan untuk pengukuran. >ari metode
2<1 yang tersedia, deteksi elektrokimia lebih disukai, dengan selektivitas yang tinggi dan
sensitivitas. (amun, metode ini memerlukan suatu instrumen yang berdedikasi dan operator yang
berpengalaman (?ashko et al., *@.@). #etode sederhana lain yaitu menggunakan 2<1 ditambah
dengan detektor ultraviolet, tetapi hal itu memiliki sensitivitas rendah (?ashko et al., *@@,)
'nalisis asam dehidroaskorbat dengan 2<1 lebih sulit, karena deteksi langsung
elektrokimia asam dehidroaskorbat tidak mungkin. Sebaliknya, sampel pertama harus dianalisa
untuk asam askorbat dan kemudian dikurangi untuk pengukuran askorbat ditambah asam
dehidroaskorbat. 'sam dehidroaskorbat kemudian ditentukan oleh pengurangan. Untuk
membedakan asam askorbat dan >-erythorbic (asam isoascorbic) asam (yang epimer asam <-
askorbat tanpa aktivitas antiscorbutic), metode menggunakan sistem 2<1 pendiam-fase dalam
con"uction dengan deteksi amperometri dian"urkan (8utnink et al., *@.6) .

Você também pode gostar