Você está na página 1de 27

PELATIHAN PEMBUATAN MINYAK ANTI NYAMUK

DARI BAHAN ALAM












O l e h :

Moch. Amrun Hidayat, S.Si., Apt., M.Farm
Siti Muslichah, S.Si., M.Sc., Apt
Endah Puspitasari, S. Farm., M.Sc., Apt






i

RINGKASAN


Obat herbal telah diterima secara luas di Negara berkembang maupun
Negara maju.Bahkan WHO merekomendasikan penggunaan obat tradisional
termasuk herbal dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan, dan
pengobatan penyakit, terutama untuk penyakit kronis, penyakit degeneratif dan
kanker.Hal ini menunjukkan dukungan WHO untuk back to nature.
Ada salah satu kelompok bahan yang selalu ada di setiap rumah namun
tidak disadari manfaatnya dalam pemeliharaan kesehatan mapun pengobatan yaitu
bumbudapur.Bahan-bahan tersebut sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk pengobatan,
terutama saat mengalami rasa sakit yang mendadak pada waktu malam dan tidak
tersedia obat dirumah, baik untuk pengobatan pada bayi, anak-anak maupun orang
dewasa.Dalam rangka mendorong para ibu, yang merupakan anggota masyarakat
yang selalu menyediakan bahan-bahan tersebut di rumah, agar mengetahui manfaat
dan penggunaan bumbu dapur untuk kesehatan keluarga, maka perlu diadakan
kegiatan penyuluhan terkait penggunaan bumbu dapur untuk tujuan pengobatan.
Penyuluhan yang dilakukan memperoleh tanggapan yang luar biasa dari
peserta. Banyak peserta yang antusias dalam menyimak maupun memberikan umpan
balik berupa pertanyaan-pertanyaan hingga waktu penyuluhan ditambah 30 menit.
Secara keseluruhan, tidak ada hambatan dalam penyuluhan yang terjadi. Masyarakat
sasaran, dalam hal ini adalah ibu-ibu anggota pengajian di Perum Bumi Wirolegi
Permai, Jember, merasa puas akan tambahan pengetahuan yang diperoleh.



ii


PRAKATA

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan pengabdian pada masyarakat dengan
judul Pelatihan pembuatan minyak anti nyamuk dari bahan alam
Kegiatan ini dilaksanakan dengan sumber dana mandiri. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada Rektor Universitas Jember, Ketua LPM
Universitas Jember, Dekan Fakultas Farmasi Univesitas Jember, Ketua PKK di
Perum Mastrip Jember,dan semua pihak yang telah membantu dalam kegiatan ini.
Laporan ini telah kami susun secara optimal, namun tidak menutup
kemungkinan masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun. Semoga laporan ini
dapat bermanfaat untuk kami dan terutama bagi pembaca serta semuanya yang
berminat dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat.



Tim Penulis

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN .................................... Error! Bookmark not defined.
RINGKASAN ............................................................................................................... i
TIM PELAKSANA .................................................... Error! Bookmark not defined.
PRAKATA ................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii
BAB 1. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Analisis Situasi ................................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................................ 2
BAB 2. TUJUAN DAN MANFAAT ......................................................................... 3
A. Tujuan ................................................................................................................. 3
B. Manfaat ............................................................................................................... 3
BAB 3. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH ............................................. 4
A. Dasar Pemikiran ................................................................................................. 4
B. Kerangka Penyelesaian Masalah ........................................................................ 4
BAB 4. PELAKSANAAN KEGIATAN .................................................................... 5
A. Realisasi Penyelesaian Masalah ......................................................................... 5
B. Khalayak Sasaran ............................................................................................... 5
C. Metode yang Digunakan .................................................................................... 5
BAB 5. HASIL KEGIATAN ...................................................................................... 6
A. Analisis dan Hasilnya ......................................................................................... 6
B. Faktor Pendorong ............................................................................................... 6
C. Faktor Penghambat ............................................................................................. 6
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 7
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 7
B. Saran ................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 8
LAMPIRAN ................................................................................................................. 9
Lampiran 1. Surat Tugas kegiatan pengabdian masyarakat. ............................... 9
Lampiran 2. Daftar hadir peserta. ..................................................................... 10
Lampiran 3. Daftar Riwayat Hidup Pelaksana .................................................. 11

iv

Lampiran 4. Foto Kegiatan ............................................................................... 12
Lampiran 5. Materi Penyuluhan ........................................................................ 15


1

BAB 1. PENDAHULUAN

A. Analisis Situasi
Nyamuk merupakan serangga yang dapat menjadi vektor penyakit
berbahaya, di antaranya adalah malaria dan demam berdarah.Penyakit malaria
menjadi salah satu pembunuh terbesar terutama pada kelompok dengan faktor
risiko tinggi, misalnya bayi, balita dan ibu hamil.Penyakit ini secara langsung
dapat menyebabkan anemia dan menurunkan tingkat produktivitas. Sedangkan
penyakit demam berdarah merupakan penyakit endemis di Indonesia, dengan
peningkatan angka kejadian sekitar 3,5 kali lipat pada tahun 2000-2008
dibandingkan tahun 1990-1999 (Susilo, 2011). Penyakit demam berdarah
memiliki kecenderungan untuk menyebar dengan cepat dan cukup sulit untuk
diberantas.
Saat ini, pengobatan terhadap penyakit malaria sering menemui kendala
karena timbulnya resistensi plasmodium terhadap obat-obat antimalaria.Selain
itu, hingga sejauh ini, tidak ada vaksin atau obat-obatan khusus untuk demam
berdarah. Oleh karena itu, upaya kesehatan difokuskan untuk membantu
masyarakat agar sadar akan bahaya penyakit-penyakit tersebut dan melakukan
langkah-langkah pencegahan agar terhindar dari infeksi penyakit ini.
Perkembangbiakan nyamuk sangat dipengaruhi oleh keberadaan genangan
air, termasuk genangan bersih di lingkungan, pasca turunnya hujan.
Ketidakteraturan musim yang saat ini terjadi membuat nyamuk cepat sekali
berkembang biak. Hal ini tentu akan meningkatkan risiko penularan penyakit
malaria dan demam berdarah di masyarakat (Susilo, 2011).
Upaya pencegahan penularan penyakit dengan vektor nyamuk dapat
dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk.Pengusir nyamuk (orang awam
menyebutnya obat nyamuk) yang beredar di pasaran saat ini memang cukup
efektif untuk mencapai tujuan tersebut. Namun demikian, pengusir nyamuk
berbasis senyawa kimia seringkali memberikan efek samping seperti ruam kulit,
bengkak, iritasi mata, hingga efek samping yang berat seperti pembengkakan
otak pada anak, anaphylactic shock dan penurunan tekanan darah (Phal et al.,
2012; Shasany et al., 2000). Oleh karenanya, pemakaian pengusir nyamuk alami
2



(natural mosquito repellents) lebih disukai daripada pengusir nyamuk kimia
(chemical mosquito repellents) (Rani et al., 2013). Penggunaan bahan alam yang
tepat akan meminimalisir efek samping.
Di sisi lain, Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah dan resep-
resep tradisional warisan leluhur yang patut dilestarikan. Salah satunya adalah
resep minyak anti nyamuk yang berasal dari bahan alam.Selain murah, bahan
alam yang digunakan juga dapat ditemukan dengan mudah di sekitar kita.Bahan-
bahan alam yang banyak digunakan untuk pengusir nyamuk seperti lengkuas
(Alpinia galanga), temu kunci (Boesenbergia pandurata), kunyit (Curcuma
longa), kapulaga (Elettaria cardamomum), mimba (Azadirachta indica), johar
(Cassia siamea) dan serai (Cymbopogon nardus)(Rani et al., 2013) umumnya
beraroma harum rempah; sehingga dapat dibuat dalam bentuk minyak gosok
atau lotion anti nyamuk.Oleh karena itu, perlu dilakukan pelatihan kepada
masyarakat akan pembuatan minyak anti nyamuk dari bahan alam. Langkah ini
ditujukan untuk melestarikan warisan budaya selain juga dimaksudkan sebagai
salah satu cara mencegah tertularnya penyakit infeksi dengan vektor nyamuk.
Kegiatan pelatihan pembuatan minyak anti nyamuk dari bahan alam ini
akan diadakan di kalangan ibu-ibu anggota RT 01 RW XIX Lingkungan Gumuk
Kerang, Kelurahan Sumbersari, Kecamatan Sumbersari, Jember. Dengan
diadakannya pelatihan ini, diharapkan ibu-ibu anggota PKK tersebut akan
menjadi pioner dalam menyebarluaskan informasi dan cara pembuatan minyak
anti nyamuk ini ke masyarakat yang lain.

B. Perumusan Masalah
Masih banyak masyarakat yang belum mengerti bagaimana cara
membuat minyak anti nyamuk dari bahan alam. Sementara, penggunaan obat dan
lotion anti nyamuk komersial banyak memiliki efek samping, terutama jika
digunakan dalam jangka panjang.Padahal dibutuhkan langkah-langkah yang
efektif untuk menghindari gigitan nyamuk untuk mencegah penyebaran infeksi
penyakit malaria dan demam berdarah.Oleh karena itu, diperlukan pelatihan
pembuatan minyak anti nyamuk dari bahan alam kepada masyarakat.

3

BAB 2. TUJUAN DAN MANFAAT

A. Tujuan
Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat akan efek samping obat dan lotion anti nyamuk komersial,
bahan alam yang dapat digunakan sebagai anti nyamuk, dan kemampuan masyarakat
dalam pembuatan minyak anti nyamuk dari bahan alam.

B. Manfaat
Manfaat dari kegiatan inimeningkatnyapengetahuan peserta pelatihan dalam
bidang bahan alami yang dapat dimanfaatkan untuk membuat minyak anti nyamuk
alami secara mandiri.


4

BAB 3. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH

A. Dasar Pemikiran
Pengetahuan mengenai manfaat bumbu dapur untuk menjaga kesehatan
keluarga masih belum dimiliki oleh masyarakat, sehingga masyarakat perlu
memperoleh informasi yang benar mengenai bumbu dapur baik mengenai khasiat
dan kontraindikasinya, dosis penggunaan, serta cara penggunaannya untuk
pengobatan. Informasi yang benar ini akan bermanfaat dalam peningkatan kesehatan
keluarga. Sehingga diperlukan metode penyampaian informasi yang efektif agar
pesan dapat tersampaikan dengan benar.

B. Kerangka Penyelesaian Masalah
Metode penyampaian informasi yang dipilih adalah penyuluhan dilanjutkan
dengan tanya jawab. Materi penyuluhan disampaikan dengan menggunakan bantuan
in focus dengan disertai gambar dan warna agar peserta tertarik untuk menyimak
lebih lanjut. Sesi tanya jawab akan memberikan kesempatan kepada peserta untuk
memperjelas informasi yang disampaikan, maupun memberikan kesempatan untuk
berdiskusi mengenai kasus-kasus di lapangan yang dialami dalam kehidupan sehari-
hari. Sasaran kegiatan pengabdian kali ini adalah ibu-ibu yang tergabung dalam
forum pengajian Perum Bumi Wirolegi Permai, Jember. Hal ini didasarkan oleh
pemikiran bahwa ibu merupakan sosok yang berperan penting dalam menjaga
kesehatan keluarga. Sehingga diharapkan informasi yang diperoleh dapat diterapkan
secara riil dalam kehidupan sehari-hari.

5

BAB 4. PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Realisasi Penyelesaian Masalah
Kegiatan penyuluhan dilakukan di Perumahan Mastrip, Lingkungan Gumuk
Kerang, Kelurahan Sumbersari, Kecamatan Sumbersari, Jember. Penyuluhan
dilakukan setelah kegiatan arisan.

B. Khalayak Sasaran
Khalayak sasaran untuk pengabdian ini adalah ibu-ibu anggota RT 01 RW
XIX Perumahan Mastrip, Lingkungan Gumuk Kerang, Kelurahan Sumbersari,
Kecamatan Sumbersari, Jember.

C. Metode yang Digunakan
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dengan cara
melakukan kegiatan penyuluhan, tanya jawab, pemutaran video cara pembuatan
minyak anti nyamuk dari bahan alam, sekaligus pelatihan (praktek) pembuatan
minyak anti nyamuk dari bahan alam secara langsung. Kegiatan tersebut
dilaksanakan pada hari Kamis, 6 Februari 2014 dari pukul 15.30 17.30 WIB.

6

BAB 5. HASIL KEGIATAN

A. Analisis dan Hasilnya
Kegiatan penyuluhan ini berjalan dengan baik dan lancar. Seluruh peserta
menyimak dengan seksama informasi yang disampaikan. Saat sesi tanya jawab
berlangsung, hampir semua peserta antusias menanyakan masalah seputar kesehatan
yang dialami dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan ini juga menjadi ajang
konsultasi kesehatan dan pengobatannya menggunakan bumbu yang selalu tersedia
di dapur setiap keluarga.

B. Faktor Pendorong
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan mengenai pemanfaatan bahan alam untuk
antinyamuk ini didukung oleh antusiasme ibu-ibu anggota pengajian Perum Mastrip,
Jember. Peserta kegiatan memiliki semangat yang tinggi untuk belajar, sehingga sesi
penyuluhan, pelatihan dan tanya jawab berlangsung dengan lancar.

C. Faktor Penghambat
Kegiatan ini berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan yang berarti.
Bahkan, pelaksanaan peserta meminta tambahan waktu 30 menit karena sesi tanya
jawab dirasa masih kurang waktunya.

7

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Kegiatan pengabdian pada masyarakat kali ini berjalan dengan baik dan
lancar, penuh dengan dukungan dari peserta. Peserta sangat antusias dalam
menyimak informasi yang disampaikan dan terlibat secara aktif dalam sesi tanya
jawab.

B. Saran
Peserta kegiatan penyuluhan mengenai pemanfaatan bahan alam untuk
kesehatan keluarga menginginkan agar kegiatan penyuluhan seperti ini dilakukan
secara kontinyu dan berkesinambungan agar pengetahuan masyarakat semakin
bertambah dan kesehatan masyarakat dapat terjaga.

8

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2014.The Insect Repellent DEET, US Enviromental Protection
Agency.(http://www.epa.gov/pesticides/factsheets/chemicals/deet.htm)
Juwita, E., 2014. Cermat Memilih Obat Anti Nyamuk yang Aman.
(http://www.ibudanbalita.com/artikel/cermat-memilih-obat-anti-nyamuk-yang-
aman).
Kardinan, A., 2005. Tanaman Pembasmi dan Pengusir Nyamuk, Agromedia Pustaka.
Phal D, Patil S, Naik R et al., 2012. Concentration of d-transallethrin in air after
complete smoldering of mosquitorepellent coil manufactured using different
fillers, Inter J Biol Pharm Allied Sci. 1(9): 1312-1321.
Rani N, Wany A, Vidyarthi AS, Pandey DM, 2013.Study of Citronella leaf based
herbal mosquitorepellents using natural binders, Curr Res Microbiol
Biotechnol. 1(3): 98-103.
Shasany AK, Lal RK, Darokar MP et al. (2000). Phenotypic andRAPD diversity
among Cymbopogon winterianus Jowittaccessions in relation to Cymbopogon
nardus Rendle. Genet Resour Crop Evol. 47: 553559.
Susilo A, 2011. Kewaspadaan terhadap demam berdarah dengue terkait perubahan
cuaca.www.rscm.co.id/index.php?bhs=in&id=KEW0000001, diakses tanggal
17 Januari 2014.

9

LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Tugas kegiatan pengabdian masyarakat.

10



Daftar hadir peserta.

11



Lampiran 2. Daftar Riwayat Hidup Pelaksana

Nama : Moch. Amrun Hidayat, S.Si., Apt., M.Farm
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pangkat/Golongan : Penata Tingkat I/III-d
Jabatan : Lektor
NIP : 197801262001121004
Instansi : Fakultas Farmasi
Bidang Keahlian : Biologi Farmasi
Pendidikan Terakhir : S2 Fakultas Farmasi Universitas Airlangga

Nama : Siti Muslichah, S.Si., M.Sc., Apt
Jenis Kelamin : Perempuan
Pangkat/Golongan : Penata/III-c
Jabatan : Lektor
NIP : 197305132005012001
Instansi : Fakultas Farmasi
Bidang Keahlian : Biologi Farmasi
Pendidikan Terakhir : S2 Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada

Nama : Endah Puspitasari, S.Farm., M.Sc., Apt
Jenis Kelamin : Perempuan
Pangkat/Golongan : Penata/III-c
Jabatan : Lektor
NIP : 198107232006042002
Instansi : Fakultas Farmasi
Bidang Keahlian : Biologi Farmasi
Pendidikan Terakhir : S2 Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada

12



Lampiran 3. Foto Kegiatan



13






14



Lampiran 4.
Lampiran 5.
15



Lampiran 6. Materi Penyuluhan

BAHAYA SENYAWA KIMIA DALAM OBAT NYAMUK
Oleh : Siti Muslichah, S.Si., M.Sc., Apt

Obat nyamuk/anti nyamuk merupakan bahan pestisida, seperti yang kita
ketahui anti nyamuk ada yang berbentuk elektrik, bakar, semprotan, oles, dan
sebagainya. Sebagian orang kadang tidak menyadari bahaya obat nyamuk, pada
umumnya mereka hanya mempertanyakan apakah ampuh mengusir nyamuk, berapa
harganya, merk apa, tanpa mempertanyakan baik tidaknya bagi kesehatan.
Obat antinyamuk semprot
Obat nyamuk cair yang penggunaannya disemprotkan. Saat digunakan zat aktifnya
tidak hilang atau menyatu dengan oksigen karena zat aktif yang disemprotkan lebih
berat dari oksigen. Setelah disemprotkan, zat aktif antinyamuk ini akan berjatuhan di
setiap tempat dan benda yang ada di rungan tersebut lalu menjadi media
penghantarnya masuk ke dalam tubuh.
Obat antinyamuk bakar
Jenis ini mengandung zat kimia sintetik aktif (alletrin, transflutrin,
pralethrin,bioallethrin, esbiothrin, dan lain-lain) yang sudah dibentuk sedemikian
rupa, sehingga mampu dihantarkan asap untuk membunuh nyamuk dan serangga
lainnya. Karena dipanaskan, bahan aktif itu terurai menjadi senyawa-senyawa lain
yang jauh lebih reaktif dari sebelumnya, sehingga jauh lebih berbahaya dampaknya.
Apabila kita membakar obat antinyamuk itu semalaman, selama itu pula kita
memasukan zat berbahaya ke dalam tubuh. Bayangkan berapa banyak zat kimia
berbahaya yang ada dalam tubuh kita. Itu baru satu obat anti nyamuk dalam satu
malam, Apa jadinya bila kita menggunakan lebih dari satu selama bertahun-tahun
pula?
16



Karena bahan kimia sintetik antinyamuk ini dilepas dalam bentuk gas (aerosol), dia
bisa mendesak oksigen sehingga distribusi oksigen dalam ruangan tidak merata. Tak
heran bila kita menggunakan obat antinyamuk bakar dalam ruangan, napas terasa
agak berat. Dari fakta ini,dapat disimpulkan obat antinyamuk bakar bisa mengurangi
proporsi kandungan oksigen dalam ruangan.
Obat antinyamuk listrik (mat)
Obat antinyamuk jenis ini menggunakan juga bahan aktif (seperti alletrin,
transflutrin, atau pralethrin) pada pulpnya, bahan penstabil, dan bahan kimia organik
tertentu yang menguap jika dipanaskan. Fungsi bahan organik ini untuk menguapkan
atau menghantarkan bahan-bahan aktif antinyamuk sehingga dapat bekerja.
Karena jenis ini tidak kasat mata dan sering ditambah wewangian tertentu, pengguna
sering tak sadar bahwa dirinya sedang menghirup senyawa berisiko bagi tubuhnya.
Pada jenis bakar, karena kasat mata dan sangat terasa, si pengguna bisa menghindari
kontak langsung. Juga akan melakukan tindakan melindungi diri, membuka jendela
lebar-lebar atau mematikan obat antinyamuk manakala matanya perih atau napasnya
makin sesak.
Pada obat antinyamuk listrik, gangguan tidak terasa langsung. Sebab, penciuman
tertipu oleh sedapnya wewangian yang dikeluarkan, juga tak menimbulkan iritasi
langsung pada mata. Jadi bisa dibilang obat antinyamuk jenis ini lebih berbahaya dari
obat antinyamuk lainya.
Seperti halnya obat antinyamuk bakar, obat antinyamuk listrik pun bisa membuat
napas kita jadi berat hingga sesak.
Obat antinyamuk OLES
Obat antinyamuk jenis ini menggunakan campuran yang memudahkannya meresap
ke dalam kulit. Mediator antinyamuk jenis ini adalah kulit kita sendiri, bukan
dibakar, dipanaskan atau disemprot. Ini yang harus diwaspadai, karena pastinya,
bahan campuran itu bisa dengan mudah meresap dan kuat menempel di kulit.
Padahal bahan kimia sintetik tidak aman untuk kesehatan.
17



Belum lagi, obat antinyamuk jenis ini ada yang menggunakan campuran
diethyltoluamide (DEET) yang sifatnya korosif. Tentu bukan tak mungkin
keberadaannya bisa mengikis lapisan-lapisan kulit kita. Jangankan kulit manusia,
DEET ini juga sangat mampu mengikis plastik PVC.
Efek yang bisa dirasakan langsung akibat obat antinyamuk akan berbeda-
beda pada tiap orang. Tetapi umumnya, kita merasa sesak napas, alergi dalam bentuk
gangguan di kulit, kulit teriritasi, batuk-batuk, pusing, mual, muntah, bahkan
pingsan. Lebih jauh, mungkin saja perkembangan otak anak akan terhambat jika
terpapar pada anak-anak. Untuk jangka panjang, kontak dengan obat antinyamuk
setiap hari dan kontinyu dapat menyebabkan kanker paru-paru dan kanker kulit (dari
jenis losion) pada 5-10 tahun ke depan. Jangka pendeknya bisa mengiritasi kulit,
kulit terasa panas dan perih.
Meskipun obat nyamuk tidak aman bagi kesehatan, namun faktanya
penggunaannya tidak bisa dihindari. Hal yang bisa dilakukan adalah kita harus
menggunakannya secara hati-hati, diantaranya dengan cara sebagai berikut.
1. Untuk obat antinyamuk semprot, penggunaannya minimal 2 jam sebelum
seseorang masuk ke ruangan. Ruangan ini pun harus berventilasi yang baik.
Selain itu, si penyemprot harus menggunakan masker antipolusi. Idealnya, semua
barang di ruangan yang disemprot setelahnya dilap dengan kain basah.
Sedangkan bahan yang terbuat dari kain atau sejenisnya yang menyerap zat kimia
agar diganti. Bisa juga dengan menutup semua benda yang ada di ruangan
tersebut sebelum disemprot.
2. Untuk obat antinyamuk listrik, 2 jam sebelum penghuni ruangan masuk harus
sudah dinonaktifkan.
3. Obat antinyamuk OLES yang menggunakan bahan kimia sintetik dan bahan aktif
DEET sebaiknya tidak digunakan oleh anak, ibu hamil, dan ibu menyusui karena
kandungannya yang bersifat korosif dapat diserap kulit. Anak balita yang berkulit
sensitif dapat mengalami alergi. Atau anak mungkin keracunan karena ia
memasukkan jari yang diolesi losion antinyamuk itu ke mulutnya. Jika
penggunaan repellent benar-benar dibutuhkan, dapat digunakan
18



produk dengan kadar DEET kurang dari 10% dan oleskan hanya satu
kali sehari
4. Bagi orang dewasa, jika ingin menggunakan losion pengusir nyamuk, maka
gunakanlah sesedikit mungkin. Jika kulit terasa panas, perih, merah, gatal, atau
tidak nyaman segera hentikan, basuh dengan air bersih, dan jangan gunakan lagi.
5. Jangan menggunakan obat antinyamuk setiap hari karena peluangnya makin
besar bagi bahan insektisida untuk masuk ke dalam tubuh. Kalau sudah masuk,
sulit sekali dikeluarkan, dan tentunya akan menjadi racun bagi tubuh.
Sebenarnya banyak cara untuk mengusir nyamuk dengan cara yang aman di
antaranya dengan menggunakan.
Dari pada menggunakan obat antinyamuk sintetik modern, lebih baik kita
menggunakan obat antinyamuk alami yang bahan bakunya diambil dari alam seperti
tanaman. Contoh, minyak kayu putih sejak berabad-abad lalu telah digunakan untuk
membaluri kulit bayi dan orang dewasa agar tidak digigit nyamuk. Tanaman-
tanaman pengusir nyamuk ini, bisa digunakan dengan mengolahnya menjadi suatu
ramuan pembalur ataupun minyak esensial. Tanaman-tanaman yang dimaksud adalah
kemangi, serai, kayu putih dan lavender. Tanaman-tanaman ini mengandung minyak
atsiri yang dapat diborehkan ke kulit sehingga nyamuk tidak mau menggigit. Cukup
dengan meremas-remas atau menumbuk daunnya, lalu dibalurkan ke kulit.



19



PEMBUATAN MINYAK ANTI NYAMUK ALAMI
(Oleh: Moch. Amrun Hidayat, M.Farm., Apt.)

Tidak jelas benar mulai kapan dan dari mana kebiasaan mengoleskan obat
gosok muncul. Hanya ada perkiraan, kita mengadopsinya dari budaya Cina.
Pengobatan tradisional Cina memang mengenal obat gosok hangat, meski mereka
lebih banyak memakai menta sebagai bahan dasar. Ketika sampai di Indonesia,
bahan baku diganti, sesuai dengan kekayaan rempah-rempah dan tanaman obat yang
kita miliki. Terutama yang memiliki efek hangat, seperti cengkeh, sereh, daun lada,
jahe, dan kayu putih. Ternyata sebagian tanaman ini juga bisa digunakan sebagai
bahan pembuatan minyak gosok yang berkhasiat sebagai anti nyamuk herbal. Tulisan
ini akan memaparkan cara pembuatan minyak gosok anti nyamuk herbal dengan
bahan-bahan yang mudah di dapatkan. yaitu sereh, kunyit, herba sambiloto,
brotowali, daun jeruk, minyak zaitun atau VCO atau minyak kelapa.


Gambar. Bahan-bahan yang digunakan untuk obat antinyamuk herbal

Bahan-bahan yang digunakan:
1 genggam sereh
3 ruas kunyit
20



1 genggam herba sambiloto
1 genggam daun jeruk
1/2 genggam brotowali
Minyak zaitun/VCO/minyak kelapa secukupnya sampai bahan terendam.

Alat-alat yang dibutuhkan:
Alu dan lumpang kecil
Panci
Pengaduk
Saringan
Kompor
Botol

Proses pembuatan:
1. Sereh di potong-potong kemudian di masukkan ke dalam lumpang, lalu
ditumbuk kasar. Selanjutnya dimasukkan ke dalam panci.
2. Kunyit di masukkan ke dalam lumpang, ditumbuk kasar lalu di masukkan
juga ke dalam panci.
3. Herba sambiloto dan brotowali juga di masukkan ke dalam panci, jika ada
tambahkan daun jeruk.
4. Masukkan minyak untuk membilas lumpang lalu di masukkan ke dalam
panci.
5. Tambahkan minyak zaitun sampai semua bahan terendam
6. Panaskan di atas kompor dengan api kecil sambil sesekali di aduk sampai
mendidih sekitar 15 menit.
7. Kompor di matikan, campuran di atas dia gojok untuk menghilangkan
buihnya. Setelah cairan minyak cukup hangat di saring untuk memisahkan
minyak dengan ampasnya.
8. Masukkan ke dalam botol kaca, minyak siap digunakan.
21




Gambar. Bahan-bahan ditumbuk

Gambar.. minyak ditambahkan sampai bahan-bahan terendam

22




Gambar...campuran bahan dipanaskan dengan api kecil

Gambar... proses penyaringan

Você também pode gostar