Você está na página 1de 5

ASKEP APENDISITIS ( USUS BUNTU )

A. Definisi.a. Appendiks adalah organ tambahan kecil yang menyerupai jari, melekat pada
sekum tepat dibawah katup ileocecal ( Brunner dan Sudarth, 22 hal !"# $.
b. Appendicitis adalah peradangan dari appendiks %ermiformis, dan merupakan penyebab
abdomen akut yang paling sering. (Arif &ansjoer ddk 2 hal '# $.
c. Apendisitis adalah kondisi di mana infeksi terjadi di umbai cacing. Dalam kasus ringan dapat
sembuh tanpa perawatan, tetapi banyak kasus memerlukan laparotomi dengan penyingkiran
umbai cacing yang terinfeksi. Bila tidak terawat, angka kematian cukup tinggi, dikarenakan oleh
peritonitis dan shock ketika umbai cacing yang terinfeksi hancur. (Anonim, Apendisitis, 2#$
B. (tiologi.
Appendicitis belum ada penyebab yang pasti atau spesifik tetapi ada factor)faktor prediposisi
yang menyertai. *actor tersering yang muncul adalah obtruksi lumen.
!. +ada umumnya obstruksi ini terjadi karena ,
a. -iperplasia dari folikel limfoid, ini merupakan penyebab terbanyak.
b. Adanya faekolit dalam lumen appendiks.
c. Adanya benda asing seperti biji . bijian. Seperti biji /ombok, biji jeruk dll.
d. Striktura lumen karena fibrosa akibat peradangan sebelumnya
2. 0nfeksi kuman dari colon yang paling sering adalah (. 1oli dan streptococcus
'. /aki . laki lebih banyak dari wanita. 2ang terbanyak pada umur !3 . ' tahun (remaja
dewasa$. 0ni disebabkan oleh karena peningkatan jaringan limpoid pada masa tersebut.
4. 5ergantung pada bentuk appendiks
3. Appendik yang terlalu panjang.
6. &esso appendiks yang pendek.
#. +enonjolan jaringan limpoid dalam lumen appendiks.
7. 8elainan katup di pangkal appendiks.
1. 8lasifikasi
8lasifikasi Apendisitis ada 2 ,
a. Apendisitis akut, dibagi atas, Apendisitis akut fokalis atau segmentalis, yaitu setelah sembuh
akan timbul striktur lokal. Appendisitis purulenta difusi, yaitu sudah bertumpuk nanah.
b. Apendisitis kronis, dibagi atas, Apendisitis kronis fokalis atau parsial, setelah sembuh akan
timbul striktur lokal. Apendisitis kronis obliteriti%a yaitu appendiks miring, biasanya ditemukan
pada usia tua.
D. +atofisiologi
Apendiks terinflamasi dan mengalami edema sebagai akibat terlipat atau tersumbat kemungkinan
oleh fekolit (massa keras dari faeces$ atau benda asing. +roses inflamasi meningkatkan tekanan
intraluminal, menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat secara progresif, dalam
beberapa jam terlokalisasi dalam kuadran kanan bawah dari abdomen. Akhirnya apendiks yang
terinflamasi berisi pus.
(. &anifestasi 8linis
9ntuk menegakkan diagnosa pada apendisitis didasarkan atas anamnese ditambah dengan
pemeriksaan laboratorium serta pemeriksaan penunjang lainnya.
:ejala apendisitis ditegakkan dengan anamnese, ada 4 hal yang penting adalah, ;yeri mula)mula
di epigastrium (nyeri %iseral$ yang beberapa waktu kemudian menjalar ke perut kanan bawah.
&untah oleh karena nyeri %iseral. +anas (karena kuman yang menetap di dinding usus$. :ejala
lain adalah badan lemah dan kurang nafsu makan, penderita nampak sakit, menghindarkan
pergerakan, di perut terasa nyeri.
5anda dan gejala ,
!. Anoreksia biasanya tanda pertama.
2. ;yeri, permulaan nyeri timbul pada daerah sentral (%iseral$ lalu kemudian menjalar ketempat
appendics yang meradang (parietal$. <etrosekal=nyeri punggung=pinggang. +ostekal=nyeri
terbuka.
'. Diare, &untah, demam derajat rendah, kecuali ada perforasi.
*. +enatalaksanaan
5idak ada penatalaksanaan appendicsitis, sampai pembedahan dapat di lakukan. 1airan intra
%ena dan antibiotik diberikan inter%ensi bedah meliputi pengangkatan appendics dalam 24 jam
sampai 47 jam awitan manifestasi. +embedahan dapat dilakukan melalui insisi kecil=laparoskop.
Bila operasi dilakukan pada waktunya laju mortalitas kurang dari ,3>. +enundaan selalu
menyebabkan ruptur organ dan akhirnya peritonitis. +embedahan sering ditunda namun karena
dianggap sulit dibuat dan klien sering mencari bantuan medis tapi lambat. Bila terjadi perforasi
klien memerlukan antibiotik dan drainase.
:. 8omplikasi
!. +erforasi dengan pembentukan abses.
2. +eritonitis generalisata
'. +ieloflebitis dan abses hati, tapi jarang.
-. +rognosis.
0. ?eb @f 1aution (?@1
BAB 000
AS9-A; 8(+(<A?A5A;
+(;:8AA0A;
A. Anamnesa
!. Data demografi.
;ama, 9mur , sering terjadi pada usia tertentu dengan range 2)' tahun, Aenis kelamin, Status
perkawinan, Agama, Suku=bangsa, +endidikan, +ekerjaan, +endapatan, Alamat, ;omor register.
2. 8eluhan utama.
8lien akan mendapatkan nyeri di sekitar epigastrium menjalar ke perut kanan bawah. 5imbul
keluhan ;yeri perut kanan bawah mungkin beberapa jam kemudian setelah nyeri di pusat atau di
epigastrium dirasakan dalam beberapa waktu lalu. ;yeri dirasakan terus)menerus. 8eluhan yang
menyertai antara lain rasa mual dan muntah, panas.
'. <iwayat penyakit dahulu.
Biasanya berhubungan dengan masalah kesehatan klien sekarang.
4. <iwayat penyakit sekarang
B. +emeriksaan *isik.
B! (Breathing$ , Ada perubahan denyut nadi dan pernapasan. <espirasi , 5akipnoe, pernapasan
dangkal.
B2 (Blood$ , Sirkulasi , 8lien mungkin takikardia.
B' (Brain$ , Ada perasaan takut. +enampilan yang tidak tenang. Data psikologis 8lien nampak
gelisah.
B4 (Bladder$ , )
B3 (Bowel$ , Distensi abdomen, nyeri tekan=nyeri lepas, kekakuan, penurunan atau tidak ada
bising usus. ;yeri=kenyamanan nyeri abdomen sekitar epigastrium dan umbilicus, yang
meningkat berat dan terlokalisasi pada titik &c. Burney. Berat badan sebagai indikator untuk
menentukan pemberian obat. Akti%itas=istirahat , &alaise. (liminasi 8onstipasi pada awitan awal
dan kadang)kadang terjadi diare
B6 (Bone$ , ;yeri pada kuadran kanan bawah karena posisi ekstensi kaki kanan=posisi duduk
tegak.
B. Analisis Data
;o. Data (tiologi &asalah 8eperawatan
!. DS , &ual, &untah
D@ , BB B, anoreCia 0nfeksi epigastrium
0nflamasi dinding usus
&ual dan muntah ;utrisi kurang dari kebutuhan
2 DS , +asien mengeluh nyeri, rasa sakit di bag. +erut sebelah kanan bawah.
D@ , nyeri tekan titik &1 Burney ;yeri
' DS , &ual, muntah
D@ , BB menurun, intake cairan menurun, Dolume cairan kurang dari kebutuhan
-ipertermi
0ntoleran Aktifitas
8urang pengetahuan
Data Subyektif
a. <asa sakit di epigastrium atau daerah periumbilikus kemudian menjalar ke bagian perut bawa
b. <asa sakit hilang timbul
c. &ual, muntah
d. Diare atau konstipasi
e. 5ungkai kanan tidak dapat diluruskan
f. <ewel dan menangis
g. /emah dan lesu
h. Suhu tubuh meningkat
3. Data @byektif
a. ;yeri tekan titik &1.Burney
b. Bising usus meningkat, perut kembung
c. Suhu meningkat, nadi cepat
d. -asil leukosit meningkat !. . !2. =ui dan !'.=ui bila sudah terjadi perforasi
Diagnosa keperawatan
!. <esiko tinggi terhadap infeksi behubungan dengan perforasi pada Apendiks dan tidak
adekuatnya pertahanan utama.
2. Dolume cairan kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual dan muntah.
'. ;utrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan terjadinya mual dan muntah.
4. ;yeri berhubungan dengan anatomi ureter yang berdekatan dengan apendiks oleh inflamasi.
3. 8urang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi yang ditandai
dengan anCietas.
6. 0ntoleransi Aktifitas berhubungan dengan keadaan nyeri yang mengakibatkan terjadinya
penurunan pergerakan akibat nyeri akut.
0nter%ensi dan <asional
!. <esiko terjadinya infeksi berhubungan dengan dengan perforasi pada Apendiks dan tidak
adekuatnya pertahanan utama.
5ujuan ,
8riteria -asil , &eningkatkan penyembuhan luka dengan benar, bebas tanda infeksi atau
inflamasi
;o. 0nter%ensi <asional
!. a. Awasi tanda %ital. +erhatikan demam, menggigil, berkeringat, perubahan mental,
meningkatnya nyeri abdomen.
b. /akukan pencucian tangan yang baik dan perawatn luka aseptic. Berika perawatan paripurna.
c. /ihan insisi dan balutan. 1atat karakteristik drainase luka, adanya eritema.
d. Beriakn informasi yang tepat dan jujur pada pasien
e. Ambil contoh drainage bila diindikasikan.
f. Berikan antibiotic sesuai indikasi= a. Dugaan adanya infeksi=terjadinya sepsis, abses,
peritonitis.
b. &enurunkan resiko penyebaran bakteri.
c. &emberikan deteksi dini terjainya proses infeksi, dan atau pengawasan penyembuhan
peritonitis yang telah ada sebelumnya.
d. +enetahuan tenteng kemajuan situasi memberikan dukungan emosi, membantu menurunkan
anCietas.
e. 8ultur pewarnaan gram dan sensitifias berguna untuk mengidentifikasi organism penyebab
dan pilihan terapi.
f. &ungkin diberikan secara profilaktik atau menurunkan jumlah organism (pada innfeksi yang
telah ada sebelumnya$ utuk menurunkan penyebaran dan pertumbuhannya pada rongga abdomen
2. <esiko berkurangnya %olume cairan berhubungan dengan adanya mual muntah.
5ujuan ,
8riteria -asil , &empertahankan keseimbangan cairan dibuktikan oleh kelembaban membrane
mukosa, turgor kulit baik, tanda)tanda %ital stabil, dan secara indi%idual haluaran urine adekuat.
;o. 0nter%ensi <asional
!. a. Awasi 5D dan nadi
b. /ihat membrane mukosa, kaji turgor ulit dan pengisian kapiler
c. Awasi masuk dan haluaran, catat warna urine, konsentrasi, berat jenis.
d. Auskultasi bising usus. 1ata kelancaran flatus, gerakan usus.
e. Berikan sejumlah kecil minuman jernih bila pemasukan oral dimulai dan lanjutkan dengan diet
sesuai toleransi.
f. +ertahankan penghisapan gaster=usus
g. Beriakn cairan 0D dan elektrolit a. 5anda yang membantu mengidentifikasi fluktuasi %olume
intra%askuler.
b. 0ndikator keadekuatan sirkulasi perifer dan hidrasi seluler
c. +enurunan haluaran urine pekat dengan peningkatan berat jenis diduga dehidrasi cairan.
d. 0ndikator kembalinya peristaltic, kesiapan untuk pemasukan per oral.
e. &enurunkan muntah untuk meminimalkan kehilangan cairan.
f. Dekompresi usus, meningkatnya istirahat usus, mencegah muntah
g. +eritonium bereaksiterhadap infeksi dengan menghasilkan sejumlah besar cairan yang dapat
menurunkan %olume sirkulasi darah, mengakibatkan hipo%olemia. Dehidrasi dan dapat terjadi
ketidakseimbangan elektrolit.
'. ;utrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan terjadinya mual dan muntah.
8riteria -asil , BB normal,
;o. 0nter%ensi <asional
!. Berikan nutrisi 0D &emenuhi kebutuhan nutrisi klien.
2.
4. ;yeri berhubungan dengan anatomi ureter yang berdekatan dengan apendiks oleh inflamasi.
5ujuan ,
8riteria hasil , +asien tampak rileks mampu tidur= istirahat dengan tepat.
;o. 0nter%ensi <asional
!. +ertahankan istirahat dengan posisi semi)fowler :ra%itasi melokalisasi eksudat inflamasi
dalam abdomen bawah atau pel%is, menghilangkan tegangan abdomen yang bertambah dengan
posisi terlentang (supine$
2. Berikan akti%itas hiburan *ocus perhatian kembali, meningkatkan relaksasi dan dapat
meningkatkan kemampuan koping.
'. Berikan anlgesik sesuai indikasi. Analgesic dapat menghilangkan nyeri yang diderita pasien.
4. Berikan kantong es pada abdomen &enghilangkan dan mengurangi nyeri melalui
penghilangan rasa ujung saraf.

Você também pode gostar