Você está na página 1de 23

Annual Report Suaka Elang 2009

1
ANNUAL REPORT
PERKUMPULAN SUAKA ELANG
2009

Balai TN Gunung Halimun-Salak
Puslit Biologi LIPI
Puslitbanghut KA
Bidang Wilayah I Balai Besar KSDA Jawa Barat,
Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango
Yayasan Cikananga
Raptor Indonesia (RAIN)
PILI-NGO Movement
Raptor Conservation Society
IAR Indonesia
MataELANG
Chevron Geothermal Salak


Annual Report Suaka Elang 2009
2
Pengurus
Ketua Dewan
Dr. Ir. Bambang Supriyanto M.Sc.
Wakil Ketua Dewan
Usep Suparman, SE.
Ketua Pelaksana Perkumpulan
Gunawan S.Si.
Bendahara
Annisa Yuniar S.Hut.
Sekretaris
Sri Mulyati S.Hut., M.Laws.
Koordinator Divisi Pengelolaan Satwa dan Program
Eddi Suryanto S.Hut.
Koordinator Divisi Fundraising dan Keanggotaan/kerja sama
Usep Suparman S.E.
Alamat
Kantor
Perkumpulan Suaka Elang
Komplek Gedung PHKA Bogor (Sebelah pintu utama Kebun Raya Bogor)
Jl. Ir. H.Juanda No.15, Bogor, Jawa Barat
Email : raptorsanctuary@gmail.com
Telp.
Lokasi
Suaka Elang
Jl. Kiara Jingkrang, Kampung Loji RT 02/09, Desa Pasir jaya, Kecamatan Cigombong, Bogor, Jawa Barat
Telp.
Annual Report Suaka Elang 2009
3
Pendahuluan
1. Latar belakang
Keragaman Raptor & status. Keberadaan burung pemangsa (raptor) dalam suatu ekosistem sangat
penting, karena posisinya sebagai pemngsa puncak dalam piramida makanan. Benua Asia dihuni oleh
sekitar 90 jenis raptor dan sekitar 75 jenis raptor diurnal ini bisa ditemukan di Indonesia (ed Colijn; 2000)
dan sekitar, 15 jenis merupakan jenis yang endemik di Indonesia bahkan beberapa jenis adalah endemik
pulau, seperti Elang Jawa (Nisaetus bartelsi). Semua jenis raptor diurnal dilindungi peraturan negara,
misalnya oleh undang-undang No. 5 tahun 1990, tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya, serta PP 7 dan 8 tahun 1999.
Salah satu jenis raptor endemik Indonesia adalah Elang jawa (Andrew 1992, Ferguson-Lees & Christie
2001). Jenis ini hanya ditemukan secara alami di pulau Jawa. Sebagai jenis yang endemik dan sangat
tergantung kepada keberadaan hutan alami di pulau Jawa, elang ini menghadapi risiko kepunahan
karena berkurangnya habitat dan maraknya perdagangan liar (Szer et al. 1998). Di habitat alaminya,
spesies burung ini masih dapat dijumpai di blok-blok hutan yang masih tersisa di daerah pegunungan.
Secara global spesies ini dikategorikan ke dalam satwa terancam punah di Buku Data Merah (BirdLife
International 2001).
Penggunaan jenis raptor sebagai flagship species untuk suatu strategi konservasi yang efektif di suatu
kawasan adalah ecologically justifeable (Newton et al. 2006). Umumnya, spesies raptor terkenal sangat
karismatik dan dapat mewakili contoh sehatnya suatu habitat dan ekosistem hutan serta mengindikasikan
adanya nilai penting keanekaragaman hayati di dalamnya. Karena penting dan strategis secara ekologis
semua jenis raptor diurnal dilindungi undang-undang, di antaranya dengan perlindungan melalui
Peraturan Pemerintah No. 421/Kpts/Um/8/8/1970. Peraturan ini diperkuat dengan adanya Undang-
undang terhadap perlindungan satwa terancam kepunahan pada Pasal 21 ayat (2) Undang-undang RI
No. 5 tahun 1990. Satwa ini dianggap identik dengan lambang negara Republik Indonesia, yaitu Garuda
sehingga pada tanggal 10 Januari 1993, di era pemerintahan Soeharto, pemerintah mengeluarkan
Peraturan Pemerintah No. 4/1993 yang menetapkan Elang Jawa sebagai simbol nasional (Widyastuti
1993, Szer et al. 1998). Khusus Elang Jawa, satwa ini juga masuk daftar Appendik II CITES, yang
berarti larangan untuk diperdagangkan secara lokal maupun internasional tanpa adanya ijin khusus.
Ancaman dan Antisipasi. Ancaman utama kepada jenis ini adalah hilangnya habitat dan perdagangan
liar (Birdlife International 2006). Kedua faktor yang mengancam itu di samping disebabkan oleh desakan
populasi manusia juga oleh tingkat kesadaran dan penegakan hukum yang lemah. Kecenderungan
kepemilikan dan perdagangan satwa yang dilindungi termasuk burung pemangsa masih berlangsung.
Keadaan ini membuat prihatin banyak pihak dan semakin mengancam populasi raptor di habitat
alaminya.
Keberadaan sejumlah Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) dan gencarnya BKSDA melakukan penyitaan
telah memberikan suasana yang kondusif, seperti kesadaran beberapa anggota masyarakat untuk
menyerahkan raptor yang mereka pelihara untuk dilepasliarkan kembali. Oleh sebab itu, Keberadaan
PPS dan giatnya BKSDA melakukan penegakan hukum perlu dipertahankan dan terus didorong semua
Annual Report Suaka Elang 2009
4
pihak. Namun, mengingat sumber daya dan dana yang sengaja dialokasikan untuk upaya ini sangat
terbatas perlu juga dicari cara dan strategi lain untuk memperkuat kondisi-kondisi yang sudahkondusif
tersebut. Strategi kemitraanpun dipilih beberapa pemangku kepentingan di sekitar TNGHS untuk
memperkuat dan mengantisipasi berbagai kemungkinan dinamika upaya konservasi raptor ini.
Selanjutnya, Taman Nasional Gunung Halimun-Salak (TNGHS) disepakati sebagai tempat untuk
menyediakan suatu Suaka bagi jenis-jenis raptor hasil sitaan yang mungkin tidak bisa dilepaskan
kembali ke alam tetapi masih bisa dimanfaatkan untuk tujuan pendidikan dan wisata sangat terbatas.
Aksi Konservasi. Upaya penting yang perlu menjadi bagian dari kegiatan konservasi raptor adalah
membangun kesadaran semua pihak dan masyarakat umum tentang arti penting konservasi raptor yang
merupakan flagship species dan entry point yang strategis untuk kegiatan konservasi keragaman hayati
secara keseluruhan. Upaya membangun kesadaran ini bisa dilakukan dengan berbagai cara dan
pendekatan, diantaranya melalui kegiatan rehabilitasi dan pelepasliaran spesies yang sudah direhabilitasi
dan pendidikan lingkungan serta wisata terbatas melalui pengembangan Suaka elang (raptor sanctuary)
ini. Suaka elang ini diharapkan bisa berkontribusi langsung, khususnya pada upaya konservasi raptor
dan umumnya semua potensi keragaman hayati yang ada di kawasan TNGHS.
Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS). TNGHS merupakan salah satu taman nasional
yang memiliki ekosistem hutan hujan tropis pegunungan terluas di Jawa. Berdasarkan SK Menteri
Kehutanan No.175/Kpts-II/2003, yang merupakan perubahan fungsi kawasan eks Perum Perhutani atau
eks hutan lindung dan hutan produksi terbatas di sekitar TNGH menjadi satu kesatuan kawasan
konservasi Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) dengan 113,357 ha. TNGHS terletak di
Propinsi Jawa Barat dan Banten meliputi Kabupaten Sukabumi, Bogor dan Lebak. Potensi
keanekaragaman hayati di kawasan ini sangat tinggi serta memiliki populasi Elang jawa (Nisaetus
bartelsi) terbesar di pulau Jawa, bahkan di dunia yaitu sekitar 25-30 pasang, dan hampir semua jenis
raptor yang ada di pulau Jawa dan Bali bisa ditemui di kawasan ini.
Suaka elang & Kemitraan. BTNGHS adalah untuk kawasan perlindungan (save it), kajian ilmiah (study
it) dan pemanfaatan yang lestari (use it). Pengembangan suaka elang di kawasan ini sebagai bentuk
realisasi program kemitraan berbagai lembaga pemerintah dan LSM serta korporasi, disamping
mendorong Permenhut No. P.19/Menhut-II/2004 tentang Kolaborasi Pengelolaan Kawasan Suaka
Alam dan Kawasan Pelestarian Alam tanggal 19 Oktober 2004 dan SK Menhut No. 390/KPTS-
II/2003 serta Nota Kesepahaman Kemitraan Suaka elang tahun 2007. Suaka elang merupakan salah
satu bentuk usaha menjaga dan melindungi keanekaragaman hayati yang ada, bertujuan untuk
memperkenalkan masyarakat kepada alam dan meningkatkan kesadaran akan nilai penting sumber daya
alam yang beragam dalam sebuah ekosistem kehidupan. Pengembangan Suaka elang ini juga
merupakan sebuah cara dalam menyebarkan informasi tentang usaha pelestarian dan perlindungan
raptor pada suatu kawasan yang dilindungi atau kawasan-kawasan yang perlu dilindungi dengan
menggunakan pendekatan pendidikan lingkungan dan wisata terbatas yang terintegrasi. Pendidikan
lingkungan di Suaka elang merupakan proses pembelajaran yang langsung dan berbasis pengalaman
sehingga diharapkan bisa:
Annual Report Suaka Elang 2009
5
1. mendukung kepedulian dan perhatian terhadap ekonomi, sosial dan keterkaitannya terhadap
lingkungan ekologis;
2. belajar dan mendapatkan pengetahuan, nilai, perilaku, komitmen, kemampuan yang diperlukan
untuk menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup
3. mendorong sikap hidup positif baik dari tingkat individu, kelompok, dan masyarakat secara
keseluruhan terhadap lingkungan alamnya.
2. Tujuan Suaka elang
Suaka elang ini dikembangkan oleh suatu kemitraan berbagai bentuk lembaga, yaitu lembaga
pemerintah, LSM, dan korporasi. Tingkat kemitraan yang dikembangkan adalah kolaborasi yang
mengutamakan nilai-nilai partisipasi, kesetaraan, dan transparansi.
Visi & Misi
Suaka elang ini diharapkan bisa berkontribusi maksimal untuk kelestarian keragaman hayati terutama
spesies-spesies ternancam kepunahan dan dilindungi negara dan dunia seperti jenis raptor. Untuk
mewujudkan visi itu Suaka elang akan memfokuskan pencapaian kepada misi berikut:
1) melakukan upaya perawatan, rehabilitasi dan pelepasliaran satwa negara (raptor) hasil sitaan yang
sesuai dengan standar IUCN dan peraturan resmi yang berlaku di Indonesia, dan
2) melakukan upaya penyadartahuan masyarakat melalui upaya pendidikan lingkungan dan wisata
terbatas berbasis burung pemangsa yang dituangkan dalam konsep Sanctuary untuk masyarakat
umum
Target & Keluaran Stratejik
Tahap awal dari penjabaran visi dan misi Suaka elang dilakukan dalam janga waktu lima tahun (2008
2012). Tahun pertama program akan difokuskan untuk membangun dialog dan konsultasi publik dengan
pihak-pihak terkait guna memperkuat basis kegiatan program pada implementasi di tahun ke-2 hingga
tahun ke-5. Kegiatan pada tahun pertama ini akan difokuskan pada beberapa kegiatan yang akan
menghasilkan keluaran strategis berikut ini:
1. Sarana dan prasarana Suaka elang (Pusat Pendidikan dan Konservasi Raptor);
2. Dukungan dan kemitraan yang efektif dengan masyarakat di sekitar kawasan Suaka elang dan
kawasan BTNGHS umumnya;
3. Program dan kegiatan rehabilitasi dan pelepasliaran raptor di habitatnya;
4. Tersedia sumber daya dan dana untuk menunjang operasionalisasi Suaka Raptor
Annual Report Suaka Elang 2009
6
Fasilitas suaka elang
1. Visitor Center
Bangunan yang dibangun sebagai salah satu kontribusi dari Taman Nasional Gunung Halimun Salak
ini berukuran 7 x 10 m. Bangunan ini berfungsi sebagai kantor utama pengelola Suaka Elang dan
tempat penyampaian segala informasi yang berkaitan dengan Suaka Elang.

2. Kandang-kandang
Kandang kandang yang ada merupakan donasi dari PT. Chevron Geothermal Salak sebagai salah
satu anggota dari Perkumpulan Suaka Elang. Ada 3 jenis kandang yang ada di Suaka Elang, yaitu:
2.1. Kandang Transit
Bangunan kandang berukuran 3 x 2 x 2 meter ini berguna untuk menampung sementara raptor
yang berasal dari rescue dan penyerahan langsung dari masyarakat. Penempatan satwa di
kandang ini hanya bersifat sementara sebelum disalurkan kepada lembaga lain yang mempunyai
fasilitas kesehatan dan melakukan program rehabilitasi.
Komplek kandang ini bersifat tertutup untuk akses pengunjung karena satwa yang ada di
kandang ini belum diketahui status kesehatannya.

Foto: Dok. Suaka Elang
Foto: Dok. Suaka Elang
Annual Report Suaka Elang 2009
7
2.2. Kandang Sanctuary
Kandang sanctuary berukuran 4 x 6 x 3 meter dan berfungsi untuk menempatkan satwayang
tidak mungkin lagi bisa dilepasliarkan. Misalnya adalah satwa yang telah mengalami cacat
permanen, terlalu tua ataupun permasalahan lainnya. Komplek kandang ini adalah satu-satunya
yang bisa diakses oleh para pengunjung. Untuk mengurangi stres akibat pengunjung yang ingin
melihat raptor di dalam kandang sanctuary maka pada salah satu sisi kandang ditutup
menggunakan papan/ triplek sehingga tidak terjadi kontak langsung antara satwa dan manusia.

2.3. Kandang Pre release
Kandang berukuran 8 x 20 meter dengan ketinggian 2,5 8 meter ini digunakan untuk satwa
yang telah melalui tahap-tahap rehabilitasi di pusat rehabilitasi. Kandang ini merupakan kandang
pelatihan tahap akhir bagi satwa yang siap dilepaskan.

Foto: Dok. Suaka Elang
Foto: Dok. Suaka Elang
Annual Report Suaka Elang 2009
8
2.4. Kandang Habituasi
Kandang habituasi adalah kandang yang berguna untuk menempatkan satwa sementara
sebelum dilepasliarkan. Kandang ini berukuran 3 x 4 x 2 meter dan bersifat dapat dibongkar
pasang (portable). Kandang ini ditempatkan di lokasi dimana satwa akan dilepasliarkan.
Penempatan satwa pada kandang ini berguna untuk memulihkan kondisii satwa setelah
perjalanan dan mengenalkan satwa dengan kondisi lingkungan barunya.

3. Jembatan Gantung
Jembatan yang panjangnya sekitar 75 meter ini merupakan donasi dari PT.ANTAM. Selain dapat menjadi
sarana penunjang untuk memperlancar kegiatan di Suaka Elang, jembatan ini diharapkan juga dapat
menjadi salah satu daya tarik bagi pengunjung wisata terbatas di kawasan Suaka Elang.

Foto: Dok. Suaka Elang
Foto: Dok. Suaka Elang
Annual Report Suaka Elang 2009
9

Keorganisasian dan Management Satwa
Kesepakatan pembentukan Kemitraan Suaka Elang yang ditandai dengan penandatanganan MoU oleh
12 lembaga anggota kemitraan merupakan dasar lahirnya Perkumpulan Suaka Elang. Perkumpulan
Suaka Elang diharapkan dapat menjadi pelaksana harian dan bertanggung jawab terhadap jalannya
program Suaka Elang terhadap 12 lembaga pendirinya. Oleh karena itu, kemudian dibangun sebuah
organisasi baru berbentuk perkumpulan dengan struktur kepengurusan sebagai berikut:
Struktur organisasi dan lingkup kegiatan suaka elang








Catatan: Keterbatasan sumber dana dan sumber daya menyebabkan harus digabungnya divisi divisi
yang ada menjadi Divisi Program dan Pengelolaan Satwa dan Divisi keanggotaan dan
Fundraising
Ketua
Sekretaris Bendahara
Divisi
Pengelolaan
Satwa
Divisi
Keanggotaan/Kerja
sama
Divisi
Fundraising
Divisi
Program
Foto: Dok. Suaka Elang
Annual Report Suaka Elang 2009
10
Sedangkan untuk melaksanakan program kerjanya sebagai salah satu lembaga yang bergerak dalam
penyelamatan dan rehabilitasi burung pemangsa, Perkumpulan Suaka Elang membuat sebuah bagan
alur pengelolaan satwa satwa yang ada. Adapun bagan alur tersebut adalah sebagai berikut:
Management Raptor dan Kandang di suaka elang






























Gambar 1. Bagan Alur Pengelolaan Satwa Suaka Elang
Satwa masuk:
1. PPS
2. Raptor Center
3. Serahan Masyarakat
4 P
Kandang Display
Kandang Transit
Kandang Pre Release
Untuk:
1. Pendidikan lingkungan
2. Penelitian
3. Show (falconry)
Translokasi:
1. PPS
2. Raptor Center
Release
Habituasi
Monitoring
Pelatihan:
1. Berburu
2. Pengenalan pakan alami
3 Ad t i d i
Kajian pre release:
1. Penilaian spesies
b. Kesehatan
c. Perilaku
2. Penilaian habitat
a. Ketersediaan ruang
b. Ketersediaan pakan
c. Kompetisi
d A b
Annual Report Suaka Elang 2009
11
Raptor yang ada di kandang kandang Suaka Elang
Berikut ini adalah daftar raptor yang ada dan pernah ada di kandang kandang Suaka Elang:
Tanggal
No Nama Lokal Nama Ilmiah Asal
Masuk Keluar
Keterangan
1 Elang jawa Nisaetus bartelsi PPSC 22 Nov 08 18 Agt 09 Rilis di Tapos
2 Elang jawa Nisaetus bartelsi PPSC 22 Nop 08
3 Elang jawa Nisaetus bartelsi PPSC 22 Nov 08
4 Elang brontok Nisaetus cirrhatus PPSC 22 Nov 08 Mati (22 Jan 09)
5 Elang brontok Nisaetus cirrhatus PPSC 22 Nov 08 Mati (23 Jan 09)
6 Elang brontok Nisaetus cirrhatus PPSC 22 Nov 08 Mati (1 Apr 09)
7 Elang ular bido Spilornis cheela PPSC 22 Nov 08
8 Elang ular bido Spilornis cheela PPSC 22 Nov 08 Mati (22 Jan 09)
9 Elang ular bido Spilornis cheela PPSC 22 Nov 08 Mati (1 Apr 09)
10 Elang ular bido Spilornis cheela PPSC 22 Nov 08 Mati (1 Apr 09)
11 Elang ular hitam Ichtinaetus malayanus PPSC 22 Nov 08 Mati (1 Apr 09)
12 Elang paria Milvus migrans PPSC 22 Nov 08
13 Elang brontok Nisaetus cirrhatus Panaruban 9 Agt 09
14 Elang brontok Nisaetus cirrhatus Panaruban 9 Agt 09
15 Elang alap jambul Accipiter trivirgatus Kabandungan 10 Sept 09 17 Okt 09 Rilis di Loji
Kasus kematian elang di Suaka Elang
Kematian elang yang terjadi di Suaka Elang pada awalnya bisa dibilang cukup banyak, yaitu 7 dari 12
ekor elang yang ada. Selain design kandang yang kurang tepat dari sisi keamanan satwa, faktor perawat
yang tidak melaksanakan tugasnya dengan baik adalah penyebab terjadinya kasus kematian yang terjadi
beruntun.
Pada kasus kematian yang pertama (3 ekor) kemungkinan terjadi karena kesalahan design kandang
karena jaring bagian atas kandang tidak dijahit sehingga elang bisa menyeberang dari satu kandang ke
kandang lain. Selain itu, terjadinya kasus penyeberangan ini disebabkan juga oleh kondisi elang yang
mungkin terlalu lapar.
Sedangkan pada kasus kematian yang kedua (4 ekor) masih sukar diperkirakan penyebabnya, karena
tidak terjadi penyeberangan antar kandang seperti sebelumnya. Melihat kondisi elang yang mati dalam
keadaan kakinya patah dan tersangkut jaring kandang, maka ada beberapa kemungkinan penyebabnya,
yaitu:
- Elang menyerang antar kandang tanpa terjadi penyeberangan, karena sifat elang yang teritorial
- Elang berusaha menyerang sesuatu yang ada di luar kandang, yang kemungkinan disebabkan
karena lapar akibat pakan yang terlambat
- Elang panik karena ada sesuatu di luar kandang yang berusaha menyerangnya karena terdapat
sisa-sisa bangkai marmut
Annual Report Suaka Elang 2009
12
Beberapa kegiatan yang telah dilakukan Suaka Elang di antaranya adalah:
1. Penyediaan pakan dan perawatan raptor yang ada di kandang kandang Suaka Elang
Kegiatan ini adalah kegiatan rutin yang dilakukan di Suaka Elang. Pakan yang diberikan setiap
hari di antaranya adalah marmut, daging sapi dan daging ayam. Pakan yang dibutuhkan adalah
30 ekor/minggu (6 elang x 5 marmut/minggu), atau sekitar 120 ekor/bulan.
Perawatan yang dilakukan selain pemberian pakan adalah pembersihan dan perbaikan kandang
serta pengamatan perilaku satwa.
2. Penyelesaian kontrak kerja tenaga perawat
Tenaga perawat yang berasal dari kampung setempat sudah bekerja di Suaka Elang sejak awal
tahun 2009, namun karena banyak hal, kontrak kerjanya baru bisa diselesaikan pada bulan
September 2009.
Berikut ini adalah surat kontrak kerja tenaga perawat satwa di Suaka Elang

Annual Report Suaka Elang 2009
13
3. Pembuatan akta Perkumpulan Suaka Elang dan account bank atas nama Perkumpulan Suaka
Elang
Berdasarkan hasil pertemuan anggota Kemitraan Suaka Elang, diputuskan untuk membuat
lembaga baru sebagai pelaksana dan penanggung jawab harian di Suaka Elang. Oleh karena itu
dibutuhkan sebuah legalitas agar lembaga ini bisa membuat account atas nama lembaga itu
sendiri.
Berikut ini adalah NPWP dan account bank atas nama Perkumpulan Suaka Elang:
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) : 21.106.780.6-434.000
Nomor Rekening : Rekening Bank Mandiri Nomor 1330007968092 atas
nama Perkumpulan Suaka Elang
4. Pelatihan handling, morfometri, marking, monitoring dan analisis data pasca release pada
tanggal 14 Juni 2009 di Suaka Elang bekerja sama dengan RAIN, Chevron dan TNGHS
Pelatihan ini merupakan rangkaian kegiatan pelepasliaran Elang jawa yang dilaksanakan di
Tapos, Kawasan TN Gunung Gede Pangrango. Kegiatan ini bertujuan untuk
- meningkatkan sumber daya manusia yang lebih professional dalam upaya penelitian dan
konservasi raptor di Indonesia.
- menggalang partisipasi dari berbagai kalangan yang konsen terhadap isu perlindungan dan
upaya konservasi raptor khususnya
- menarik minat para pemerhati burung dan para komunitas pecinta burung
- menggalang Sumber Daya Manusia terutama dikalangan akademisi dalam kegiatan Species
asessment sebagai proses awal sebelum pelepasliaran dan monitoring paska pelepasliaran.
Pelatihan dengan materi tentang handling, morfometri, marking dan monitoring ini diikuti oleh 32
orang peserta dari berbagai daerah dan kalangan.

Foto: Dok. Suaka Elang
Annual Report Suaka Elang 2009
14
5. Pendidikan konservasi untuk pengunjung bekerja sama dengan TNGHS
Program ini adalah satu program unggulan dari Suaka Elang yang didukung penuh oleh TN
Gunung Halimun Salak. Walaupun belum berjalan dengan maksimal, kegiatan ini sudah berjalan
beberapa kali, yaitu Pamuka dari SMA Cigombong, Kelompok Pecinta Alam SMA Taman Sari
dan Rombongan dari Perusahaan Jalan Lingkar Luar Jakarta.

6. Pelepasliaran Elang Jawa di Kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan Elang
Alap Jambul di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak bekerja sama dengan RAIN,
PILI, RCS, TNGGP, TNGHS, Chevron, IAR Indonesia, dan Peternakan/perkebunan Tapos, pada
tanggal 18 Agustus 2009
Kegiatan ini dilaksanakan di Kawasan TN Gunung Gede Pangrango sebagai bukti bahwa Suaka
Elang adalah sebuah lembaga yang berjalan atas kerja sama banyak lembaga. Hampir semua
anggota kemitraan Suaka Elang yang menandatangani MoU tanggal 27 Nopember 2009
Foto: Dok.Suaka Elang
Annual Report Suaka Elang 2009
15
mengambil bagian dalam kegiatan ini. Pelepasliaran dilakukan oleh Dirjen PHKA dan dihadiri
oleh Direktur KKH dan wakil dari lembaga lembaga anggota kemitraan.


7. Monitoring paska release Elang Jawa di Tapos bekerja sama dengan RCS, MataELANG, RAIN
dan TNGGP
Kegiatan ini jugamerupakan kegiatan yang tidak kalah penting dari kegiatan sebelumnya, yaitu
pelepasliran, untuk melihat kemampuan satwa yang dilepasliarkan bertahan hidup di alam.
Berdasarkan hasil monitoring selama 2 minggu diketahui bahwa daerah jelajah Elang Jawa yang
dirilis adalah sebagai berikut:

Foto: Agus W
Annual Report Suaka Elang 2009
16
Kemudian pada tanggal 15 Oktober 2009 diperoleh informasi bahwa elang jawa yang dirilis pada
tanggal 18 Agustus 2009 telah ditangkap oleh salah seorang warga kampung Gadog (Ciawi)
saat sedang bertarung dengan mangsanya. Setelah dipastikan kebenaran iformasi tersebut,
kemudian pada tanggal 16 Oktober 2009 elang tersebut diambil kembali oleh petugas TN
Gunung Gede Pangrango dan langsung dilepaskan kembali ke Tapos. Saat ditangkap radio
transmitter masih terpasang, namun wing marker telah dipotong.
8. Pengamatan burung bekerja sama dengan TNGHS, RAIN dan Sahabat Burung Indonesia (SBI-
Info).
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu dan Minggu , tanggal 4-5 Juli 2009, dan di ikuti 11
anggota Millist SBI dan beberapa staff Balai TNGHS. Dari pengamatan yang dilakukan selama
dua hari tersebut berhasil dicatat 33 jenis burung yang ada disekitar suaka elang.


9. Translokasi 2 Ekor Elang Brontok dari Panaruban, Bandung
Pengiriman satwa dari Panaruban Raptor Center ini dilakukan karena kesulitan pendanaan yang
dialami. Menurut informasi yang diterima dari pihak Panaruban Raptor Center, dikatakan bahwa
2 eor elang brontok yang dikirim ke Suaka Elang tidak bisa untuk dilepasliarkan.
Elang ini diharapkan dapat dijadikan satwa falconry dan menjadi media dan daya tarik tambahan
dalam penyampaian pendidikan konservasi berbasis raptor.


Foto: Iwan Londo
Foto: Chepi
Annual Report Suaka Elang 2009
17
10. Pelatihan pemasangan cincin pada burung liar di sekitar Suaka Elang bekerja sama dengan
TNGHS dan WCS-IP
Pelatihan ini dilakukan untuk melengkapi data burung yang ada di Suaka Elang. Selain untuk
meningkatkan kemampuan, dari pelatihan ini diharapkan juga dapat menumbuhkan minat
pemasangan cincin pada burung liar.
Pada masa mendatang, diharapkan Suaka Elang diharapkan dapat menjadi salah satu pusat
pelatihan dan kegiatan pencincinan burung liar.


11. Kemah konservasi untuk siswa sekolah bekerja sama dengan PT.ANTAM, TNGHS dan UKF IPB
Kegiatan yang disponsori oleh PT ANTAM ini merupakan salah satu bentuk pendidikan
konservasi yang dilakukan Suaka Elang. Sebagai pelaksana kegiatan, Suaka Elang bekerja
sama dengan Unit Konservasi Fauna (IPB). Sedianya kegiatan ini diikuti oleh 50 peserta dari
berbagai SMU di Bogor, namun pada pelaksanaannya hanya diikuti sekitar 20 orang peserta.
Rangkaian kegiatan selama 2 hari ini diantarnya adalah pengenalan tentang Suaka Elang,
pengamatan burung, dan permainan.
Foto: Dok WCS-IP
Annual Report Suaka Elang 2009
18

12. Peresmian jembatan gantung bekerja sama dengan PT.ANTAM dan TNGHS
Jembatan gantung yang pembangunannya sempat tertunda karena kesalahan pengukuran ini
akhirnya selesai dikerjakan pada bulan September 2009. Jembatan yang menghubungkan dua
sisi sungai di Suaka Elang ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung Suaka Elang,
karena keindahan pemandangan yang bisa dilihat dari atasnya.
Jembatan gantung ini panjangnya sekitar 75 meter dan ketinggian sekitar 8 meter dari
permukaan sungai. Kapasitas maksimal dari jembatan ini adalah 5 orang, terbuat dari kayu dan
tali baja. Peresmian penggunaan jembatan ini dilakukan oleh Vice Presiden PT ANTAM pada
tanggal 17 Oktober 2009 yang ditandai dengan pemotongan pita di depan pintu jembatan.

Foto: Sri Mulyati
Foto: Sri Mulyati
Annual Report Suaka Elang 2009
19
13. Peliputan tentang aktivitas Suaka Elang oleh Metro TV.
Pada tanggal 17 Oktober 2009 Suaka Elang mendapat kesempatan untuk diliput oleh Metro TV
untuk acara Expediton. Liputan yang berkaitan dengan Elang jawa ini membutuhkan waktu 3
hari. Hasil liputan kemudian ditayangkan di Metro TV pada tanggal 7 Nopember 2009 pukul
17.05 wib dengan judul Harmoni Kaki Salak.
14. Pengusahaan kantor di Bogor dibantu TNGHS
Setelah menjadi lembaga baru dengan manajemen baru, maka dibutuhkan sekretariat/kantor
guna mempermudah berbagai keperluan mengingat letak Suaka Elang yang cukup jauh dari
kota. Misalnya untuk kebutuhan rapat dan surat menyurat. Dengan dibantu TNGHS maka
diperoleh sebuah ruang dalam lingkungan PHKA di Ruang no.55 Gedung PHKA, Jl. Ir. H.
Juanda No:15, Bogor.
15. Berikut ini adalah pemberitaan media yang berkaitan dengan Suaka Elang dan kegiatannya.
- http://www.beritalingkungan.com/berita/2009-09/menyelamatkan-elang-
di-alamnya/
- http://www.jurnalbogor.com/?p=57998 (Elang Alap Jambul
Diliarkan/Jurnal Bogor, 18 October 2009)
- http://sains.kompas.com/read/2009/08/20/02160465/elang.jawa.dilepasliar
kan.di.gunung.gede.pangrango/all
- http://sains.kompas.com/read/2008/11/23/16251578/12.Ekor.Elang.Jawa.
Dipindahkan.ke.TN.Gunung.Halimun.Salak
- http://www.antara.co.id/view/?i=1227428638&c=WBM&s=(12 Elang
Jawa Dipindah dari Cikananga Sukabumi/Minggu, 23 November 2008
15:23 WIB | Warta Bumi | | Dibaca 264 kali)
- http://www.radar-bogor.co.id/?ar_id=MjI0OTc=&click=Ng== (27-11-
2008 14:36 WIB Mengunjungi Suaka Elang di Resort Loji Gunung
Halimun (1) Berupaya Mengkonservasi Spesies Raptor yang Terancam
Punah)
- http://www.burung.org/detail_txt.php?op=news&id=274 (Taman
Nasional Gunung Halimun Salak Resmikan Suaka Elang/26 November
2008)
- http://www.gatra.com/2009-01-01/artikel.php?id=120536 (TNGHS
Resmikan Suaka Elang/25 november 2008)
- http://www.thejakartapost.com/news/2008/07/18/sanctuary-harbors-
eagles-educates-public-conservancy.html
- http://www.thejakartapost.com/news/2009/09/18/caged-wings.html
Annual Report Suaka Elang 2009
20
Berikut ini hasil rapat evaluasi Perkumpulan Suaka Elang tanggal 14
Desember 2009:
Rapat dihadiri oleh 16 anggota perkumpulan, yang 9 di antaranya mewakili masing-masing mitra
perkumpulan Suaka Elang (daftar hadir terlampir).
Rapat diawali dengan presentasi laporan kinerja Suaka Elang hingga Desember 2009, oleh Ketua Suaka
Elang: Gunawan S.Si.
1. Laporan Kinerja Suaka Elang hingga Desember 2009 oleh Ketua Suaka Elang (Gunawan, S.Si):
21 November 2007 MoU Kemitraan Suaka Elang yang ditandatangani oleh 12 lembaga;
28 November 2008 Launching komplek Suaka Elang sebagai lokasi rehabilitasi dan
pendidikan konservasi berbasis burung pemangsa;
Juli 2009 Akta lembaga Perkumpulan Suaka Elang sebagai pelaksana harian Kemitraan
Suaka Elang dan pembukaan rekening bank atas nama Perkumpulan Suaka Elang
Struktur Organisasi Suaka Elang:
Manajemen Pengelolaan Satwa:
Kegiatan-kegiatan Suaka Elang pada tahun 2009 yang telah dilaksanakan:
1. Pembuatan Akta organisasi dan rekening perkumpulan;
2. Pembuatan kontrak kerja tenaga perawat satwa di Suaka Elang;
3. Pelatihan handling, morfometri, marking, monitoring dan analisis data pasca release;
4. Pendidikan konservasi bagi siswa sekolah;
5. Pelepasliaran Elang Jawa di Tapos (BBTNGGP) dan Elang Alap Jambul di Suaka Elang
(BTNGHS);
6. Monitoring pasca release Elang Jawa di Tapos;
7. Pengamatan burung di sekitar Suaka Elang;
8. Pemasangan cincin pada burung liar;
9. Kemah konservasi bagi siswa SMU;
10. Peresmian jembatan gantung di Suaka Elang;
11. Pengusahaan kantor Suaka Elang di Bogor (Lantai 2, gedung PHKA Bogor);
12. Translokasi dua ekor Elang Brontok;
13. Peliputan aktivitas Suaka Elang oleh media elektronik;
14. Membantu penyelamatan Elang Ular Bido di Pekalongan, Jateng;
2. Laporan Keuangan:
Dana Suaka Elang per Desember 2009 = Rp. 3.648.626,-
cukup untuk biaya pakan elang dan perawat satwa sampai dengan Januari 2010,
jadi perlu segera diupayakan penambahan dana melalui fundraising atau lainnya
(misalnya: penggalangan dana dari mitra yang tergabung dalam SE).
3. Ringkasan Diskusi:
Kelembagaan Suaka Elang, komitmen dan peran anggota kemitraan, rencana strategis SE
tahun 2010
Annual Report Suaka Elang 2009
21
a. Untuk penguatan dukungan bagi kelembagaan Suaka Elang, ada usulan untuk
mempertimbangkan bentuknya sebagai sebuah Yayasan, namun dengan situasi dan
kondisi permasalahan yang ada, bentuk Perkumpulan dirasa masih mengakomodir
kebutuhan kelembagaan Suaka Elang saat ini.
b. Untuk mempertahankan komitmen masing-masing anggota kemitraan Suaka Elang,
memang tidak mudah dan jangan hanya diukur dari kontribusi finansial, namun komitmen
dan kontribusi masing-masing pihak dapat diberikan dalam berbagai bentuk mulai dari
sumbangan ide dan pemikiran, materi, program/kegiatan, sumberdaya manusia, dll.
c. Meskipun peran dan komitmen para mitra Suaka Elang dirasa tidak maksimal, namun
kemitraan SE jangan bubar, bahan ke-12 lembaga menjadi lembaga pendiri yang bersifat
selamanya, meskipun anggota mitra dapat bertambah.
d. Pada akhirnya, kelembagaan kolaborasi tersebut akan menjadi beban bagi TN dan
masyarakat, namun justru tujuan dari adanya kemitraan Suaka Elang ini adalah untuk
memperkuat TN dan masyarakat sehingga bisa mandiri dari sisi pendanaan dan
kelembagaan.
e. Kelembagaan kolaborasi perlu operator di lapangan. Ketika operator tersebut sudah
mandiri dan berjalan dengan baik, maka peran mitra bisa saja tidak perlu se-intensif pada
tahap awal ini.
f. TNGHS selaku mitra yang menjadi lokasi bagi Suaka Elang, harus mau dan mampu
berinvestasi secara maksimal dalam kemitraan Suaka Elang ini.
g. Perlu di-review kembali peran setiap mitra Suaka Elang, sebab jika semua peran tersebut
berjalan dengan baik, maka Suaka Elang juga akan berjalan dengan baik.
h. Perlu review dan update komitmen para mitra untuk disesuaikan dengan kondisi dan
situasi serta kebutuhan terkini, sehingga rencana program/kegiatan masing-masing mitra
dapat mengakomodir target-target Suaka Elang. Untuk jangka pendek ke depan, perlu
dibuat suatu form isian update komitmen dan peran para mitra untuk tahun 2010.
i. Perlu dibuat rencana strategis Suaka Elang dan memetakan mitra strategis SE.
j. Struktur organisasi bersifat progresif saja dengan melihat kondisi dan kebutuhan saat ini
sehingga target yang realistis dapat tercapai.
Fundraising
a. Divisi Fundraising sebaiknya diperkuat oleh sumberdaya manusia yang memiliki
kapasitas baik dalam menyusun proposal program/kegiatan dan memiliki kapasitas
membuat jaringan sosial yang baik. Dengan perkembangan Suaka Elang saat ini, dirasa
sudah bisa untuk mencari funding di tingkat internasional melalui pengajuan proposal
kepada lembaga-lembaga semisal USAID, dll. Ada peluang untuk pendanaan dari USAID
dengan mengemukakan isu jasa lingkungan.
b. Untuk pengembangan pendanaan Suaka Elang secara mandiri, perlu dianalisa potensi
wisata di lokasi Suaka Elang. Pengembangan wisata terbatas di sana dapat mendukung
Annual Report Suaka Elang 2009
22
pendanaan Suaka Elang, namun memerlukan semacam perjanjian kerjasama dengan
pihak pengelola kawasan (TNGHS) untuk pengelolaan wisata tersebut (peluang: Suaka
Elang bisa berperan sebagai operator kegiatan ekowisata/wisata terbatas). Koperasi TN
bisa membuat MoU dengan Suaka Elang.
c. Alternatif fundraising: bird race photography, survei sarang dan media fotografi.
d. Perlu di-review lagi mengenai komitmen Chevron dalam program pemberdayaan
masyarakat terkait penyediaan pakan elang di Suaka Elang.
e. Suaka Elang diharapkan tetap menjalin hubungan baik dengan para mitra dan para
pendukung utama program-program Suaka Elang selama ini (misalnya PT Antam dan
Chevron).
Publikasi, diseminasi, dukungan publik, penelitian, pengumpulan data
a. Perlu adanya publikasi dan diseminasi hasil-hasil kegiatan Suaka Elang untuk
meningkatkan dukungan publik terhadap konservasi burung pemangsa dan dukungan
terhadap keberadaan Suaka Elang sendiri.
b. Suaka Elang perlu melakukan promosi kepada para peneliti, mahasiswa, dll untuk menarik
minat mereka melakukan kerjasama penelitian di Suaka Elang dan hasilnya dapat
dipublikasikan.
c. Chevron telah menyetujui proposal yang diajukan PILI untuk membiayai kegiatan
penelitian mahasiswa di Suaka Elang selama kurang lebih 3 bulan, Ibu Dewi MP akan
membantu untuk pemilihan topik-topiknya.
Peran animal keeper, pengelolaan satwa
a. Perlu di-review lagi peran dan fungsi animal keeper di Suaka Elang, idealnya tidak hanya
sebagai pemberi pakan, tetapi juga mampu mengambil data dan analisa kondisi elang di
SE.
b. Segala sesuatu terkait kegiatan pelepasliaran elang di Suaka Elang juga merupakan
bahan pelaporan PPS Cikananga terhadap publik karena hampir semua elang yang
berada di Suaka Elang berasal dari PPSC.
c. Terkait dengan pengelolaan satwa di Suaka Elang, ada pertanyaan mengenai desain
kandang yang lebih sesuai, terkait dengan kesehatan satwa. Juga pertanyaan mengenai
perlakuan terhadap elang yang sudah sakit atau cacat, apakah sesuai aturan boleh di-
euthanasia? atau dibiarkan tetap hidup hingga mati?
Peluang-peluang bagi Perkumpulan Suaka Elang dalam jangka dekat
a. Suaka Elang diharapkan mampu menghasilkan suatu protokol pelepasliaran khususnya
burung pemangsa. Pusat Litbang Kehutanan dan LIPI bisa menjadi fasilitator untuk tahap
konsultasi publik sebelum menuju legalisasi protokol ini, yang ke depan menjadi panduan
resmi untuk kegiatan pelepasliaran burung pemangsa di Indonesia. Saat ini draft awal
sudah mulai disusun oleh Suaka Elang. Untuk penyusunannya lebih lengkap, diperlukan
tenaga-tenaga sukarelawan. Peluang ini perlu ditangkap oleh Suaka Elang mengingat
Annual Report Suaka Elang 2009
23
bahwa dukungan baik dari pemerintah (KKAH Dephut) dan LIPI cukup kuat, begitu juga
dari pihak-pihak terkait lainnya.
b. Ada peluang Suaka Elang menjadi pusat kegiatan pencincinan burung di Indonesia.
c. Mengundang anggota RAIN yang pernah dikirim mengikuti pelatihan di Hawk-Sanctuary di
Amerika Serikat untuk sharing experience dan knowledge bagi SE.
d. Diharapkan Suaka Elang tetap konsisten dalam mendukung upaya konservasi burung
pemangsa di Indonesia (dan dunia) dan melakukan aksi-aksi nyata sebagai kontribusi
dalam mencapai tujuan tersebut (misalnya peran serta dalam penanggulangan hunting
dan illegal trading burung pemangsa).
4. Kesimpulan Evaluasi dan Diskusi:
a. cukup banyak yang sudah dilakukan oleh SE dengan berbagai dinamika naik-turunnya semangat
kemitraan.
b. terkait dengan masukan-masukan untuk fundraising dan program-program strategis untuk tahun
depan, maka para pengurus dan para mitra diharapkan akan membuat rencana program untuk
tahun 2010 dan rencana strategis lima tahun, yang kemudian akan diberitahukan kepada
seluruh anggota mitra SE.
c. Suaka Elang masih memiliki komitmen yang kuat untuk konservasi dan penyelamatan burung
pemangsa.
d. Laporan tahunan Suaka Elang tengah disusun dan akan dibagikan kepada para mitra.

Você também pode gostar