Você está na página 1de 9

AKUT MIOKARD INFARK

I. KONSEP DASAR

A.Pengertian
Infark miokard akut adalah kematian jaringan miokard akibat oklusi akut pembuluh darah
koroner (Suryono, Bambang dkk. 2005: 120).
Infark miokard adalah kematian sel-sel miokardium yang terjadi akibat kekurangan oksigen
oksiggeen beerkepanjangan (Corwin, E. 2000: 367).
Infark miokard akut adalah nekrosis miokard akibat gangguan aliran darah ke otot jantung (Arif,
Mansjoer. 1999: 437)
Infark Miokard akut ialah nekrosis sebagian otot jantung akibat berkurangnya suplai darah
kebagian otot tersebut karena oklusi atau trombosis arteria koronaria, dapat juga akibat
keadaan syok atau anemia akut (Purwadianto, Agus dan Sampurna, Budi dkk, 1998:33).
Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud
dengan Infark Miokard akut (IMA) adalah suatu keadaan kematian jaringan pada otot jantung
yang diakibatkan oleh karena berkurangnya suplai oksigen kejaringan tersebut.

B. Penyebab
Pada Infark Miokard akut dapat ditemukan beberapa penyebab yang dapat menimbulkan
keadaan tersebut antara lain:
-Atherosklerosis arteri koroner
-Spasme arteri koroner
-Stenosis aorta/aorta inufisiensi
-Hipertensi -
-Lesi trombotik
-Hipertrafi ruang jantung

C. Patofisiologi
Infark miokardium mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibat suplai darah yg tdk
adekuat shg aliran darah koroner berkurang. Penyebab penurunan suplai darah mungkin akibat
penyempitan kritis arteri koroner karona arteros klerosis atau penyumbatan total arteri oleh
emboli/thrombus. Penurunan aliran darah koroner jg bs diakibatkan oleh syok/pendarahan.
Pd stiap kasus ini slalu tjadi ketdkseimbangan antara suplai & kbutuhan oksigen jantung.
Nyeri dada yg bkaitan dgn infarktus miokardium akut mirip angina pectoris namun khas lebih
lama&parah serta tdk sembuh dgn istirahat/pd pmberian nitroglyserin. Infarktus miokardium
akut dpt timbul tnpa dsertai nyeri dada trutama pd pasien pasca op, berusia lanjut&pasien-
pasien dgn diabetes mellitus atau hipertensi dmana gejala-gejalanya dpt berupa hny sesak
nafas, kegagalan jantung atau kebingungan akut.


Infark Miokard adalah kematian sel-sel miokardium yang terjadi akibat kekurangan oksigen
berkepanjangan. Hal ini adalah respons letal terakhir terhadap iskemia miokardium yang tidak
teratasi. Sel-sel miokardium mulai mati setelah sekitar 20 menit mengalami kekurangan
oksigen. Setelah periode ini, kemampuan sel untuk menghasilkan ATP secara aerobis lenyap,
dan sel tidak dapat memenuhi kebutuhan energinya.
Tanpa ATP, pompa natrium-kalium berhenti dan sel terisi ion natrium dan air yang akhirnya
menyebabkan sel pecah (lisis). Dengan lisis, sel mencederai sel-sel disekitarnya.
Protein-protein introsel, yang mencederai sel-sel disekitarnya mulai mendapat akses kesirkulasi
sistematik dan ruang intersfitium dan ikut menyebabkan edema dan pembengkakan intersfitium
disekitar sel miokardium. Akibat kematian sel, tercetus reaksi peradangan. Di tempat
peradangan,terjadi penimbunan trombosit dan pelepasan faktor-faktor pembekuan. Terjadi
degranulasi sel mast yang menyebabkan pelepasan histamin dan berbagai prostagtandin.
Sebagian bersifat yasokonstriktif dan sebagian merangsang pembekuan (tromboksan).
Efek Infark Miokard pada depolarisasi jantung. Dengan dilepaskannya berbagai enzim intrasel
dan ion kalium serta penimbunan asam laktat, jalur-jalur hantaran listrik jantung terganggu. Hal
ini dapat menyebabkan hambatan depolatisasi atrium atau ventrikel, atau timbulnya suatu
disritmia.
Efek Infark Miokard pada kontraktilitas jantung dan tekanan darah. Dengan matinya sel-sel otot,
dan karena pola listrik jantung berubah, maka pemompaan jantung menjadi kurang
terkoordinasi sehingga kontraktilitasnya menurun. Volume sekuncup menurun sehingga terjadi
penurunan tekanan darah sitemik.
Walaupun sebagian individu tidak memperlihatkan tanda-tanda jelas Infark Miokard, biasanya
pasien yang terkena AMI akan merasakan nyeri dengan awitan yang mendadak, timbul mual
yang berkaitan dengan nyeri yang hebat, perasaan lemas yang berkaitan dengan penurunan
aliran darah ke otot otot rangka. Kulit yang dingin dan pucat akibat vasokonstriksi sipatis,
pengeluaran urine berkurang karena penurunan aliran darah ginjal serta peningkatan
aldosteron dan ADH, Takikardi akibat dari peningkatan stimulasi simpatis jantung, serta
keadaan mental berupa rasa cemas bear disertai perasaan mendekati kematian.

D. Manifestasi Klinis
Walaupun sebagian individu tidak memperlihatkan tanda-tanda jelas Infark Miokard, biasanya
timbul manifestasi klinis antara lain:
-Nyeri dada mendadak
-Mual dan muntah
-Perasaan lemas
-Kulit dingin dan pucat
-Penurunan pengeluaran urine




-Takikardia akibat peningkatan stimulasi simpatis jantung
-Cemas
-Diaforesis
-Disphea
-Perubahan EKG
-Peningkatan enzim spesifik miokardium

E. Komplikasi
a. Gagal ginjal kongestif
b. Syok kardiogenik
c. Disfungsi otot papilaris
d. Depek septum ventrikel
e. Rupture jantung
f. Tromboembolisme
g. Perikarditis
h. Sindrom Dressler
i. Aritmia

F. Pemeriksaan Penunjang
Elektrokardiografi (EKG) :
Laboratorium :
-Creatin fosfakinase (CPK)
-SGOT (Serum Glutamic Oxalotransaminase Test)
-LDH (Lactic De-hydroginase).
Kateterisasi: Angiografi koroner
Radiologi

G. Penatalaksanaan
1. Upaya pembatasan perluasan Infark Miokard
2. Pemberian obat-obat trombolitik (streptokinase/urokinase) dengan atau tanpa disusul
angioplasti (perkutaneus transluminal koroner angioplasty)
3. Pemberian obat penghambat adrenoreseptor-beta untuk pencegahan sekunder pasca infark.





II. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas
Nama, umur, jenis kelamin, agama , suku dana kebangsaan, pendidikan, pekerjaan,
alamat, nomor register, tanggal Masuk Rumah Sakit , diagnosa medis
b. Keluhan Utama
Keluhan yang paling dirasakan adalah nafas sesak dan nyeri dada
c. Riwayat penyakit sekarang
Alasan Masuk RS
Menjelaskan riwayat penyakit yang dialami adalah pasien mengeluh sesak dan nyeri
dada, sesak bertambah jika aktifitas, keadaan lemah dan nafsu makana menurun
Keluhan waktu didata
Dilakukan pada waktu melakukan pengkajian yaitu keluhan bisa visus menurun
sehingga aktivitas menjadi terbatas
d. Riwayat kesehatan Dahulu
Mempunyai riwayat vaskuler : hipertensi
Mempunyai riwyat penyakit jantung
Mempunyai riwayat penyakit DM
e. Riwayat kesehatan keluarga
Terdapat riwayat pada keluarga dengan penyekit vaskuler : HT, DM
f. Aktifitas
Gejala :
- Kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur
- Pola hidup menetap, jadwal olahraga tak teratur
Tanda :
- Takhicardi, dipsnea pada istirahat atau aktifitas
g. Sirkulasi
Gejala :
- Riwayat IM sebelumnya, penyakit arteri koroner, GJK, masalah TD,Diabetes militus.
- TD : dapat normal atau naik atau turun, perubahan postural dicatat daritidur sampai duduk
atau berdiri.




- Nadi: dapat normal ; penuh atau tak kuat, atau lemah atau kuat kualitasnya dengan pengisian
kapiler lambat ; tidak teratur(disritmia) mungkin terjadi.
- Bunyi jantung : bunyi jantung ekstra : S3/S4 mungkin menunjukkan gagal jantung atau
penurunan kontraktilitas atau komplain ventrikel
- Murmur : bila menunjukkan gagal katup atau disfungsi otot papiler.
- Friksi : dicurigai perikarditis
- Irama jantung : dapat teratur atau tak teratur
- Edema : distensi vena jugular, edema dependen atau perifer, edema umum, krekels mungkun
ada dengan gagal jantung atau ventrikel
- Warna : pucat atau sianosis/kulit abu-abu, kuku datar, pada membran mukosa dan bibir.
h. ADL
Nutrisi : Perlu dikaji keadaan makan dan minum pasien meliputi : porsi yang dihabiskan
susunan menu, keluhan mual dan muntah, sebelum atau pada waktu MRS, dan yang
trpenting adalah perubahan pola makan setelah sakit
Istirahat tidur : dikaji kebiasaan tidur siang dan malam, berapa jam sehari dan apakan
ada kesulitan waktu tidur dan bagaimana perunbahannya setelah sakit klien dengan
HHF + PJK sering terbangun dan susah tidur klarena nyeri dada dan sesak nafas
Aktifitas : Aktifitas dirumah ataua dirumah sakit apakah ada kesenjangan yang berarti
misalnya pembatasan aktifitas, pada klien ini biasanya terjadi perubahan aktifitas
karena sesak nafas saat aktifitas
Eliminasi : Mengkaji kebiasaan eliminasi alvi dan uri meliputi jumlah, warna, apakah ada
gangguan.
Personal Hygiene : mengkaji kebersihan personal Hygienemeliputi mandi, kebersihan
badan, gigi dan mulut, rambut, kuku dan pakaian dan kemampuan serta kemandirian
dalam melakukan kebersihan diri
i. Pemeriksaan Fisik
Secara umum
Meliputi keadaan pasien
Kesadaran pasien
Observasi tanda tanda vital : tensi, nadi, suhu dan respirasi
TB dan BB untuk mengetahui keadaan nutrisi
Secara khusus :
Dilakukan secara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi yamh meliputi dari chepalo
kearah kauda terhadap semua organ tubuh antara lain
Rambut
Mata telinga
Hidung mulut


Tenggorokan
Telinga
Leher
Dada adalah bagian terpenting pada klien dengan HHF dan PJK terutama pada organ
yang menyangkut jantung dan paru
Abdomen
Genetalia
Muskuloskeletal
Dan integumen
Untuk pemeriksaaan mata lebih specifik, yaitu :
j. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium. EKG, Rontgen thoraks

2. Diagnosa Keperawatan yang muncul :
1. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri koroner
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbanmgan antara suplai oksigen miokard
dengan kebutuhan.
3. Resiko tinggi menurunnya curah jantung berhubungan dengan perubahan frekuenasi, irama,
konduksilektrikal





















3.Rencana Keperawatan
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasinal
Nyeri akut b/d
iskemia jaringan
sekunder terhadap
sumbatan arteri
koroner.
Tujuan :
Nyeri dada
hilang/terkontrol
Kriteria:
-Klien menyatakan
nyeri dada hilang
/berkurang
-
Mendemonstrasikan
tehnik penggunaan
relaksasi.
-Klien terlihat rileks.
-Catat karakteristik
nyeri, lokasi, intensitas,
lamanya dan
penyebaran.

-Anjurkan kepada klien
untuk melaporkan nyeri
dengan segera
-Berikan lingkungan
yang tenang, aktivitas
perlahan dan tindakan
nyaman, dekati pasien,
berikan sentuhan.

-Bantu melakukan
tehnik relaksasi.

-Berikan oksigen
tambahan dengan
kanula nasal atau
masker sesuai dengan
indikasi

Kolaborasi :
Berikan obat sesuai
dengan indikasi
Analgesik, contoh
morphin meperidin =
demerol


-Variasi pemampilan
dan perilaku pasien
karena nyeri terjadi
sebagai temuan
pengkajian.

-Nyeri berat dapat
menyebabkan syok.
-Menurunkan rangsang
eksternal,



-Membantu dalam
penurunan persepsi
respon nyeri
-Meningkatkan jumlah
oksigen yang ada
untuk pemakaian
miokard sekaligus
mengurangi
ketidaknyamanan s/d
iskemia.


Menurunkan nyeri
hebat, memberikan
sedasi, dan
mengurangi kerja
miokard.
Intoleransi aktivitas
b/d
ketidakseimbanmga
n antara suplai
oksigen miokard dan
kebutuhan
Tujuan :
Meningkatkan
toleransi aktiviitas
Kriteria ;
-Frekuensi jantung,
irama dan tekanan
darah dalam batas
normal
-Kulit hangat, merah
muda dan kering.
-Catat frekuensi
jantung, irama dan
perubahan TD., selama
dan sesudah aktivitas

-Tingkatkan istirahat,
batasi aktivitas , dan
berikan aktivitas
senggang yang tidak
berat.
-Anjurkan menghindari
peningkatan tekanan
abdomen misal,
mengejan saat
defekasi



-Respon pasien
terhadap aktivitas
dapat mengindikasikan
penurunan oksigen
miokard.
-Menurunkan kerja
miokard/konsumsi
oksigen


-Dengan mengejan
dapat mengakibatkan
bradikardi,
menurunkan curah
jantung, dan takikardi
serta peningkatan TD

-Aktivitas yang maju
-Jelaskan pola
peningkatan bertahap
dari tingkat aktivitas ,
contoh bangun dari
kursi, bila tak ada
nyeri, ambulasi, dan
istirahat selama 1 jam
setelah makan.
memberikan kontrol
jantung, meningkatkan
regangan dan
mencegah aktivitas
berlebihan.



Resiko tinggi
terhadap penurunan
curah jantung b/d
perubahan
frekuensi, irama dan
konduksi elektrikel.
Tujuan :
Penurunan curah
jantung tidak terjadi.




Kriteria :
Stabilitas
hemodinamik baik
(tekanan darah dbn.,
curah jantung
drn.intake dan
output sesuai, tidak
menunjukan tanda
tanda disritmia)
-Auskultasi TD.
Bandingkan kedua
lengan, ukur dalam
keadaan berbaring,
duduk, atau berdiri bila
memungkinkan.



-Evaluasi kualitas dan
kesamaan nadi.


-Catat terjadinya
S3/S4.



-Catat Murmur




-Pantau frekuensi
jantung dan irama

-Berikan makanan kecil
/ mudah dikunyah,
batasi asupan kafein.



-Berikan O tambahan
sesuai indikasi
-Pantau data
laboratorium enzim
jantung, GDA. Dan
elektrolit.
-Hipotensi dapat terjadi
s/d disfungsi ventrikel,
hipertensi juga
fenomena umum b/d
nyeri cemas
pengeluaran
katekolamin


-Penurunan curah
jantung mengakibatkan
menurunnya kekuatan
nadi.

-S3 b/d gjk atau gagal
mitral yang disertai
infark berat.
S4 b/d iskemia,
kekakuan ventrikel
atau hypertensi
pulmonal.
-Menunjukan
gangguan aliran darah
dalam
jantung,(kelainan
katup, kerusakan
septum, atau vibrasi
otot papilar
-Perubahan frekuensi
dan irama jantung
menunjukan komplikasi
disritmia.
-Makanan besar dapat
meningkatkan kerja
miokard..Kafein dapat
merangsang langsung
ke jantung sehingga
meningkatkan
frekuensi jantung.
-Meningkatkan
kebutuhan miokard
-Enzim memantau
perluasan infark,
elektrolit berpengaruh
terhadap irama
jantung.


DAFTAR PUSTAKA

Doenges, ME. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC
Arief, Mansjoer. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius FKUI
Corwin,J Elizabet. 2000. Patofisiologi. Jakarta: FKUI
Wahidi, Kemala Rita dan Aryati. 1993. Standar Asuhan Keperawatan. Nursing Care
Emergency. Jakarta: FKU

Você também pode gostar