Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
LANGKAH-LANGKAH OPERASIONAL
ANALISIS DAMPAK KESEHATAN LINGKUNGAN
(AKDL)
KATA PENGANTAR
Pencemaran lingkungan adalah masalah lingkungan yang penting yang
sering menimbulkan dampak kesehatan masyarakat. Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 872/Menkes/SK/III/1997 tentang pedoman teknis analisis
Dampak
Kesehatan
Lingkungan
(AKDL)
dilaksanakan
dalam
lingkup
pembangunan
sebelum
pembangunan
tersebut
dilaksanakan
dan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
Hal
BAB 1
BATASAN
1-1
BAB 2
2-1
BAB 3
3-1
3-3
3-4
BAB 5
KEPEDULIAN MASYARAKAT
4.5 Sebelum Kunjungan Lapangan
4-1
4-5
4-6
4.8 Laporan
4-7
5-1
5-2
5-3
5-4
5-4
5-5
BAB 6
5-8
5-8
6-1
6-2
6-3
6-9
6-10
6-12
6-15
6.9 Pemajanan
6-17
7-1
7-1
7-8
7-13
8-1
8-1
8-3
8-6
9-1
9-1
9-5
9-6
9-7
9-7
BAB 10 LAPORAN
10.1 Pendahuluan
10-1
10.2 Ringkasan
10-3
10-3
10-5
10-6
10-8
10-11
10.8 Kesimpulan
10-15
10-15
10-17
10-17
10.11 Apendiks
10-17
DAFTAR BOKS
BOKS 2.1
Langkah-langkah ADKL
2-2
BOKS 2.2
2-3
BOKS 2.3
2-4
BOKS 2.4
2-5
BOKS 5.1
5-1
BOKS 9.1
9-2
BOKS 9.2
Peran Universitas
9-3
BOKS 10.1
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.1 Isi Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan
1-5
3-9
5-9
6-20
6-21
6-22
6-23
8-9
8-14
8-15
Populasi lain
Kematian
Kesakitan
Kasus kanker
Kelahiran
Lahir cacat
10
Gangguan sosial
11
BAB 1
BATASAN
1.1 Ada dua pengertian yang sering diartikan sama dalam lingkup analisis
dampak kesehatan, yaitu Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL) dan
Analisis Resiko Kesehatan Lingkungan (ARKL). Dua pengertian itu memang
berbeda, paling tidak pada tingkat aplikasinya, yaitu :
(a) Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL) menggunakan suatu
rencana
ARKL
berupaya
untuk
mempelajari
factor
12
1.4
Langkah kedua
Langkah ketiga
Exposure
Assesment
(Pengukuran
Pemajanan)
Langkah keempat
1.5
1.5.1
buruk kesehatan yang terjadi dalam tubuh manusia sebagai hasil dari kontak
dengan bahan berbahaya dari luar tubuh. Daya racun ini hendaknya dibedakan
13
dengan daya racun local yang diartikan sebagai dampak buruk kesehatan pada
bagian tubuh yang kontak langsung dengan bahan (Bagian ini tidak akan
dibahas lebih lanjut). Tergantung pada dosis, pemajanan oleh bahan dapat
menimbulkan berbagai dampak toksik semacam ini dari kematian atau
timbulnya penyakit serius seperti kanker keperubahan minor pada biokimia,
fisiologi ataupun patologi tubuh. Bahan kimia yang menimbulkan toksisitas
selain kanker disebut bahan beracun sistemik karena dapat mempengaruhi
fungsi berbagai sisitem organ. Perhatian kesehatan lingkungan biasanya juga
diarahkan pada dampak toksik yang terjadi pada dosis yang lebih rendah.
Dampak toksik semacam ini dikenal sebagai critical effect. Di bawah
tingkat critical effect diasumsikan semua dampak toksik tidak terjadi.
1.5.2
14
untuk evaluasi efek sistemik dengan penerapan asumsi dan criteria yang lebih
ketat.
1.7
1.8
Penetapan resiko merupakan langkah akhir dari analisis resiko dalam mana
informasi tentang daya racun dan pemajanan diintegrasikan ke dalam
Perkiraan Batas Atas dari resiko kesehatan yang terkandung dalam suatu
senyawa. Bataa atas cenderung digunakan untuk tujuan melindungi kesehatan
masyaraka, apakah batas atas suatu bahaya, dosis, dan/atau pemajanan.
Analisis resiko biasa menghasilkan upper bound estimate of risk, sehingga
resiko sebenarnya tidak akan lebih besar dari resiko yang diperkirakan. Untuk
daya racun yang bersifat sistemik, penetapan resiko melibatkan penetapan
apakah perkiraan rata-rata dosisi harian pada terpajan (ditetapkan dalam
pengukuran pemajanan) lebih besar dari dosis referensi (dosis tanpa resiko).
Sementara untuk kanker, penetapan resiko melibatkan pekerjaan penetapan
batas atas resiko kanker seumur hidup bagi individu yang terpajan dengan
mengalikan resiko yang ditetapkan dalam evaluasi dose-respons dengan dosis
harian rata-rata seumur hidup dari suau karsinogen.
15
1.9
1.9.1
Masyarakat
seringkali
berharap
bahwa
kondisi
lingkungan
bias
Apabila keputusan telah dibuat tentang bahaya atau resiko yang ingin
dikendalikan,
maka
pilihan
pengendalian
resiko
perlu
dirumuskan.
16
BAB 2
KERANGKA DAN LANGKAH-LANGKAH ADKL
2.1.
Merujuk
pada
Keputusan
Menteri
Keshatan
Nomor
2.3.
2.4.
Untuk dapat melakukan kajian maka bahan dasar yang perlu tersedia
tentunya adalah data dan informasi. Data dan informasi tersebut mungkin
akan digunakan secara langsung dan beberapa mungkin perlu dilakukan
manipulasi dengan memanfaatkan teknik-teknik tertentu. Data dan
informasi ini bisa diambil dari sumber manapun apakah dalam sektor
17
kesehatan ataupun instansi lain. Secara umum data dan informasi itu
mencakup data dan informasi yang relevan untuk mencermati:
(a) Ciri tipe dampak kesehatan yang timbul
(b) Ciri pemajanan dan hubungan dose-respons. Dengan mengetahui
cirri-ciri tersebut akan dapat dilakukan
(c) Perkiraan resiko kesehatan
(d) Perumusan saran-saran tentang bahan pencemar yang diperkenankan
ada dalam media lingkungan (udara, air, makanan) dan tindakan
terbaik untuk melakukan pengelolaan lingkungan
2.5.
Salah satu focus ADKL dalam pedoman ini adalah untuk mencermati
apakah bahan pencemar dimaksd telah memajani penduduk. Mencermati
cirri pemajanan ini cukup rumit dan untuk itu memerlukan data dan
informasi tentang:
(a) Lokasi sumber pencemar (selanjutnya akan disebut lokasi),
(b) Nasib dan perjalanan bahan pencemar di media lingkungan,
(c) Sifat dan kondisi media lingkungan, deskripsi demografik penduduk
terpajan, dan
(d) Peristiwa pemajanan pada manusia.
2.6.
Idealnya, kajian itu dilakukan sampai tuntas tetapi karena data dan
informasi yang kurang memadai atau bahkan tidak tersedia, maka kajian
ini dikategorikan sebagai kajian sementara (ADKL pendahuluan) dan perlu
dilanjutkan bila data dan informasi yang diperlukan telah diperoleh.
ADKL pendahuluan itu bias saja berupa ringkasan data yang dapat
diperoleh sampai saat itu. Langkah selanjutnya adalah pengumpulan data
tambahan dan atau pengamatan langsung terhadap lokasi kasus untuk
bahan melanjutkan kajian yang belum tuntas.
2.7.
18
2.8.
LANGKAH-LANGKAH
BOKS
mengenal lebih baik hal-hal yang berkaitan dengan kejadian dimaksud. Merujuk
pada paradigm kesehatan lingkungan, evaluasi diarahkan kepada 4 simpul
sebagaimana yang diuraikan pada BOKS 2.2. tidak semua informasi diperlukan
untuk kegiatan pengkajian, namun makin lengkap informasi yang tersedia maka
akan memberikan hasil kajian yang lebih baik. Data informasi dijelaskan lebih
lanjut pada BAB 3.
2.9.
Langkah 2 lebih lanjut, perlu juga ditangkap suasana dan respons yang
tentang dampaknya pada kesehatan. Penetapan ini mungkin tidak cukup dilakukan
sekali tetapi perlu berulang sehingga diperoleh keyakinan bahwa bahan tersebut
19
BOKS 2.2
yang
diduga
sumber
pencemar
lokasi
yang
atau sampah,
bekas
bahan pencemar
Media lingkungan
tanah,
BOKS 2.2
udara,
tanah,
air
manusia
pada
pemajanan
terkontaminasi, dll
Dampak kesehatan yang Misalnya:
keracunan
timbul akibat kontak atau pestisida,
terpajan
oleh
pencemar hipertensi,
20
bronchiale, dll
kanker,
asma
BOKS 2.3
1.
2.
3.
MEDIA
LINGKUNGAN
DAN
MEKANISME
TITIK
media
lingkungan
(timbunan
sampah)
Adalah lingkungan dimana pencemar
dilepaskan: air,tanah,udara, dan biota
yang
kemudian
disebarkan
dengan
4.
5.
CARA
PENDUDUK
media
lingkungan
tercemar,
atau
kontak
tertelan,
dengan
pernapasan
tubuh
atau
kontak kulit
Adalah orang-orang yang terpajan atau
berpotensi terpajan oleh pencemar pada
titik-titik pemajanan
2.12
perkiraan apakah pencemaran yang lepas dan/ atau berada di media lingkungan
berpotensi atau telah menimbulkan dampak kesehatan. Karena demikian banyak
dampak pencemaran yang ada di media lingkungan, maka kemungkinan dampak
kesehatan juga banyak. Karena itu perlu dicari untuk mempersempit analisis. Ada
21
3 cara yang dapat dilakukan, yaitu: (a) evaluasi toksikologi, (b) evaluasi jenis
dampak, dan (c) evaluasi kepedulian masyarakat. Ketiga cara tersebut lebih
lengkap dijelaskan pada BAB 7.
2.13.
22
mengandung risiko yang diketahui dari hasil analisis risiko sebelumnya. Banyak
hal
perlu
memperoleh
pertimbangan
secara
proporsional
mengingat
diatas kedalam suatu format yang mudah diikuti dan dicerna namun menyajikan
data dan informasi yang lengkap. Laporan disarankan untuk dikelompokkan
kedalam 4 bagian pertama : (a) pengumpulan informasi yang relevan, (b)
dokumentasi kepedulian masyarakat, (c) identifikasi pencemaran, dan (d) evaluasi
penyebaran pencemaran dan proses pemajanan. Kemudian dilanjutkan pada (e)
dampak kesehatan berdasarkan hasil kajian terhadap data jenis dampak dan
toksikologi. Bagian terakhir (f) adalah kesimpulan dan rekomendasi. Materi dan
format laporan disajikan pada BAB 10.
2.16.
ADKL. Data tersebut tidak selalu tersedia, oleh karenanya perlu dicari.
Sebagaimana dijelaskan di depan, maka kebutuhan data juga diklasifikasikan
kedalam 4 simpul. Kategori data dan kegunaannya disajikan dalam lampiran 3.1.
3.2.
Data dan informasi sebagaimana pada butir 3.1 perlu dicari dengan
23
3.3.
24
3.3.3
Pengamatan
terhadap
subyek-dilakukan
untuk
dapat
mengetahui
25
lebih obyektif
26
27