Você está na página 1de 8

Mengapa Korupsi Begitu Merajalela?

JANGAN MENERIMA SUAP, SEBAB SUAP MEMBUTAKAN ORANG


YANG BERPENGLIHATAN TERANG DAN DAPAT MEMUTARBALIKKAN
PERKATAAN ORANG YANG ADIL-BENAR.Keluaran 23:8.
TIGA ribu lima ratus tahun yang lalu, Hukum Musa mengutuk penyuapan. Berabad-
abad kemudian, undang-undang antikorupsi dikembangkan di mana-mana. Akan tetapi,
hukum belum juga dapat memberantas korupsi. Jutaan uang suap berpindah tangan
setiap harinya, dan miliaran orang menderita konsekuensinya.
Korupsi bertumbuh sangat subur dan rumit sehingga siap meruntuhkan setiap
struktur masyarakat. Di beberapa negeri, apa saja diselesaikan dengan pelicin. Suap
yang diberikan kepada orang yang tepat memungkinkan seseorang lulus ujian,
mendapatkan SIM, memperoleh tender, atau memenangkan perkara hukum. Korupsi
mirip dengan polusi berat yang membebani semangat orang, keluh Arnaud
Montebourg, seorang pengacara di Paris.
Penyuapan khususnya merajalela di dunia perdagangan. Beberapa perusahaan
mengalokasikan sepertiga dari seluruh keuntungan mereka hanya untuk menyuap para
birokrat pemerintah yang korup. Menurut majalah Inggris The Economist, 10 persen
dari 25 miliar dolar yang dibelanjakan setiap tahun pada perdagangan senjata
internasional dihabiskan untuk menyuap calon pelanggan. Skala korupsi semakin
membengkak, dan akibatnya sungguh tragis. Selama sepuluh tahun terakhir,
kapitalisme kronipraktek bisnis korup yang mementingkan koneksidikabarkan
telah menjatuhkan perekonomian dunia.
Tak pelak lagi, yang paling menderita akibat korupsi dan keruntuhan ekonomi ini
adalah orang-orang miskinorang-orang yang jarang mendapat kesempatan untuk
melakukan penyuapan. Seperti yang dengan tepat dinyatakan oleh The Economist,
korupsi tidak lain adalah suatu bentuk penindasan. Dapatkah penindasan semacam
ini ditanggulangi, atau apakah korupsi memang tak terelakkan? Untuk menjawabnya,
pertama-tama kita harus mengidentifikasi beberapa penyebab dasar korupsi.
Apa Penyebab Korupsi?
Mengapa banyak orang memilih menjadi korup daripada menjadi jujur? Bagi
beberapa orang, kemungkinan ini adalah jalan paling gampangatau bahkan jalan
satu-satunyauntuk memperoleh apa yang mereka inginkan. Kadang-kadang,
penyuapan dapat menjadi sarana yang tepat untuk menghindari hukuman. Banyak
orang sekadar mengikuti yang sudah-sudah, karena melihat bahwa para politisi, polisi,
dan hakim tidak begitu mempedulikan korupsi, atau bahkan ikut melakukannya.

Seraya terus merambah ke mana-mana, korupsi semakin berterima, hingga akhirnya
menjadi gaya hidup masyarakat. Orang yang bergaji rendah mulai merasa tidak punya
pilihan. Mereka harus mau menerima suap kalau ingin hidup layak. Dan, pada
umumnya orang segan memberantas korupsi karena orang yang menerima suap
maupun yang membayar suap tidak dihukum. Karena hukuman atas perbuatan jahat
tidak segera dilaksanakan, itulah sebabnya hati putra-putra manusia berkeras
sepenuhnya untuk melakukan yang buruk, demikian pengamatan Raja Salomo.
Pengkhotbah 8:11.
Ada dua hal yang membuat korupsi terus ada: sifat mementingkan diri dan
ketamakan. Karena mementingkan diri, orang-orang yang korup tutup mata terhadap
akibat perbuatannya, yaitu penderitaan atas orang lain, dan mereka membenarkan
korupsi semata-mata karena mereka mendapat manfaat darinya. Semakin banyak
keuntungan materi yang mereka timbun, semakin tamaklah para koruptor ini. Orang
yang mencintai perak tidak akan dipuaskan dengan perak, kata Salomo, demikian
pula orang yang mencintai kekayaan tidak akan dipuaskan dengan penghasilan.
(Pengkhotbah 5:10) Memang, ketamakan boleh jadi bagus untuk mencari uang, namun
ketamakan selalu bermain mata dengan korupsi dan pelanggaran hukum.
Faktor lain yang hendaknya tidak dikesampingkan adalah peran sang penguasa
yang tidak kelihatan dari dunia ini, yang Alkitab sebut sebagai Setan si Iblis. (1 Yohanes
5:19; Penyingkapan 12:9) Setan secara aktif mengembangkan korupsi. Suap terbesar
yang dicatat di Alkitab adalah yang pernah Setan tawarkan kepada Kristus. Aku akan
memberikan kepadamu semua kerajaan dunia jika engkau sujud dan melakukan suatu
tindakan penyembahan kepadaku.Matius 4:8, 9.
Akan tetapi, Yesus tidak korup, dan ia mengajar pengikutnya untuk memiliki sikap
yang sama. Dapatkah ajaran Kristus menjadi sarana yang efektif untuk memerangi
korupsi dewasa ini?
Melawan Korupsi dengan Pedang Roh
KENAKANLAH KEPRIBADIAN BARU YANG DICIPTAKAN MENURUT
KEHENDAK ALLAH, DENGAN KEADILBENARAN YANG SEJATI DAN
LOYALITAS.Efesus 4:24.
PADA masa kejayaannya, Imperium Romawi adalah pemerintahan manusia terbesar
sepanjang sejarah dunia. Perundang-undangan Romawi sangat efektif sampai-sampai
menjadi dasar kaidah hukum di banyak negeri hingga sekarang. Akan tetapi, meskipun
Romawi memiliki segudang prestasi, legiun-legiunnya tidak sanggup menaklukkan
suatu musuh dalam selimut: korupsi. Akhirnya, korupsi mempercepat keruntuhan
Roma.
Rasul Paulus sempat menderita di tangan para pejabat Romawi yang korup. Feliks,
gubernur Romawi yang menginterogasinya, tampaknya menyadari bahwa Paulus tidak
bersalah. Akan tetapi, Felix, seorang gubernur yang paling korup kala itu, menunda
persidangan, berharap agar Paulus memberinya uang pelicin agar dapat dibebaskan.
Kisah 24:22-26.

Sebaliknya daripada menyuap Feliks, Paulus berbicara terus terang kepadanya
tentang keadilbenaran dan pengendalian diri. Feliks tidak mau mendengar, dan
Paulus memilih tetap dipenjara daripada mencoba mengelak dari proses hukum melalui
suap. Ia menyampaikan berita kebenaran dan kejujuran, serta hidup sesuai dengannya.
Kami percaya bahwa kami mempunyai hati nurani yang jujur, tulisnya kepada orang-
orang Kristen Yahudi, karena kami ingin bertingkah laku jujur dalam segala perkara.
Ibrani 13:18.
Pendirian demikian sangat bertentangan dengan moral pada waktu itu. Palas,
saudara laki-laki Feliks, adalah salah seorang terkaya di zaman dahulu, dan
kekayaannyadiperkirakan berjumlah 45 juta dolar AShampir semuanya
dikumpulkan lewat penyuapan dan pemerasan. Tetapi, kekayaannya itu tidak ada
artinya jika dibandingkan dengan miliaran dolar uang yang disembunyikan dalam
rekening bank rahasia oleh para penguasa abad ke-20 yang korup. Jelaslah, hanya
orang naif saja yang percaya bahwa pemerintah dewasa ini telah menaklukkan korupsi.
Karena telah berurat-berakar sedemikian lama, haruskah kita menyimpulkan bahwa
korupsi hanyalah bagian dari pembawaan manusia. Atau, adakah sesuatu yang dapat
dilakukan untuk menekan korupsi?
Cara Menekan Korupsi
Langkah pertama dalam menekan korupsi tentunya adalah menyadari bahwa korupsi
itu bersifat merusak dan salah, karena korupsi, secara tidak bermoral, mengambil
keuntungan dari kerugian orang lain. Tidak diragukan, memang ada kemajuan dalam
melaksanakan langkah pertama ini. James Foley, wakil sekretaris negara AS,
mengatakan, Kita semua mengetahui tingginya biaya penyuapan. Suap melemahkan
pemerintahan yang baik, merusak efisiensi dan perkembangan ekonomi,
menyimpangkan perdagangan, dan sangat merugikan warga dunia. Pasti, banyak
yang sependapat dengannya. Pada tanggal 17 Desember 1997, 34 negara maju
menandatangani konvensi penyuapan, yang dirancang guna menghasilkan pengaruh
besar terhadap perjuangan global melawan korupsi. Konvensi itu melarang
menawarkan, menjanjikan, atau memberikan suap kepada pejabat publik asing guna
memperoleh atau mempertahankan hubungan bisnis internasional.
Tetapi, di negara-negara lain, suap untuk memenangkan tender hanyalah sebagian
kecil dari korupsi. Menghapuskan korupsi dalam segala bidang dan tingkatan menuntut
langkah kedua, yang jauh lebih sulit: perubahan hati atau, lebih tepat, perubahan hati
banyak orang. Di mana saja, orang-orang harus belajar membenci penyuapan dan
korupsi. Hanya dengan cara inilah penyuapan dapat benar-benar dihilangkan. Untuk itu,
majalah Newsweek mengatakan bahwa beberapa orang merasa pemerintah harus
memasyarakatkan makna umum dari kebajikan bermasyarakat. Transparency
International, sebuah kelompok pelobi antikorupsi, juga menyarankan para
pendukungnya agar menyuntikkan benih integritas ke tempat kerja.
Perjuangan melawan korupsi merupakan perjuangan moral yang tidak dapat
dimenangkan hanya melalui undang-undang atau melalui pedang sanksi hukum.
(Roma 13:4, 5) Benih kebajikan dan integritas harus ditabur ke dalam hati orang-orang.
Demi hasil terbaik, Alkitab, Firman Allah, atau yang Paulus lukiskan sebagai pedang
roh, harus digunakan.Efesus 6:17.
Alkitab Mengutuk Korupsi
Mengapa Paulus tidak mau kompromi dengan korupsi? Karena ia ingin melakukan
kehendak Allah, yang tidak berlaku berat sebelah terhadap siapa pun atau menerima
suap. (Ulangan 10:17) Lagi pula, Paulus pasti mengingat instruksi spesifik yang
terdapat dalam Hukum Musa, Jangan berlaku berat sebelah atau menerima suap,
sebab suap membutakan mata orang yang berhikmat dan memutarbalikkan perkataan
orang yang adil-benar. (Ulangan 16:19) Raja Daud juga memahami bahwa Tuhan
membenci korupsi, dan ia meminta agar Allah tidak menganggapnya sebagai pedosa,
yang tangan kanannya penuh dengan penyuapan.Mazmur 26:10.
Mereka yang dengan tulus menyembah Allah memiliki alasan tambahan untuk
menolak korupsi. Dengan keadilan seorang raja mendatangkan stabilitas atas
negerinya, tulis Salomo, tetapi orang yang tamak akan suap meruntuhkannya. (Amsal
29:4, New International Version) Keadilankhususnya bila dipraktekkan oleh pejabat
tertinggi sampai terendahmenghasilkan stabilitas, sedangkan korupsi membuat suatu
negara jatuh melarat. Menarik sekali, Newsweek menandaskan, Dalam suatu sistem
yang di dalamnya setiap orang ingin mendapat bagian dari hasil korupsi dan tahu
caranya, ekonomi dapat langsung runtuh.
Kalaupun perekonomian tidak runtuh seluruhnya, para pencinta keadilan tetap
merasa frustrasi bila korupsi tumbuh subur tanpa terkontrol. (Mazmur 73:3, 13)
Pencipta kita, yang memberi kita hasrat bawaan akan keadilan, juga dirugikan. Dahulu,
Tuhan turun tangan dalam memberantas korupsi yang terang-terangan. Misalnya, Ia
secara terus terang memberitahukan penduduk Yerusalem mengapa Ia akan
menyerahkan mereka kepada musuh.
Melalui nabi-Nya, Mikha, Allah mengatakan, Dengarlah kiranya hal ini, hai, para
kepala keturunan Yakub dan hai, para komandan keturunan Israel, orang-orang yang
sangat membenci keadilan dan orang-orang yang membengkokkan segala sesuatu
yang lurus. Para kepalanya menghakimi demi suap semata-mata, dan imam-imamnya
mengajar hanya demi upah, dan nabi-nabinya mempraktekkan tenung hanya demi
uang . . . Sebab itu, oleh karena kamu sekalian Zion akan dibajak seperti ladang, dan
Yerusalem akan menjadi timbunan puing, dan gunung rumah itu akan menjadi seperti
tempat-tempat tinggi yang berhutan. Korupsi telah menghancurkan masyarakat Israel,
sebagaimana hal itu mengikis Romawi berabad-abad kemudian. Seperti apa yang
diperingatkan Allah, sekitar satu abad setelah Mikha menulis kata-kata itu, Yerusalem
dihancurkan dan ditelantarkan.Mikha 3:9, 11, 12.
Akan tetapi, tidak ada orang atau bangsa yang perlu menjadi korup. Allah
menganjurkan orang-orang fasik untuk meninggalkan jalan hidup mereka dan
mengubah cara berpikir mereka. (Yesaya 55:7) Allah ingin setiap orang mengganti
ketamakan dengan sifat tidak mementingkan diri, dan mengganti korupsi dengan
keadilbenaran. Tuhan mengingatkan kita, Ia yang mencurangi orang kecil mencela
Pembuatnya, tetapi orang yang mengasihani orang miskin memuliakan Dia.Amsal
14:31.

Siapa Membenci Suap Akan Hidup
Kebenaran Alkitab dapat menggerakkan seseorang untuk mengalahkan korupsi.
Membuat perubahan-perubahan selaras dengan kata-kata rasul Paulus dalam suratnya
kepada sidang Efesus, Kamu harus menyingkirkan kepribadian lama yang sesuai
dengan haluan tingkah lakumu yang dahulu dan yang dirusak menurut keinginannya
yang menyesatkan; . . . kamu harus diperbarui dalam hal kekuatan yang menggerakkan
pikiranmu, dan mengenakan kepribadian baru yang diciptakan menurut kehendak Allah,
dengan keadilbenaran yang sejati dan loyalitas. Itu sebabnya, setelah kamu
menyingkirkan dusta, katakanlah kebenaran, masing-masing kepada sesamanya,
karena kita adalah anggota seorang terhadap yang lain. Biarlah orang yang mencuri
tidak mencuri lagi, tetapi sebaliknya biarlah ia bekerja keras, melakukan pekerjaan yang
baik dengan tangannya, agar ia memiliki sesuatu untuk dibagikan kepada orang yang
membutuhkan. (Efesus 4:22-25, 28) Masa depan umat manusia sangat bergantung
pada transformasi itu.
Jika dibiarkan saja, ketamakan dan korupsi dapat membinasakan bumi, seperti yang
terjadi pada Imperium Romawi. Namun, syukurlah, sang Pencipta umat manusia tidak
berencana untuk memberikan kesempatan bagi hal-hal demikian. Dia telah bertekad
untuk membinasakan orang-orang yang sedang membinasakan bumi. (Penyingkapan
11:18) Dan, Tuhan berjanji kepada orang-orang yang menanti-nantikan dunia yang
bebas korupsi bahwa tidak lama lagi akan datang langit baru dan bumi baru . . . dan
keadilbenaran akan tinggal di dalamnya.2 Petrus 3:13.
Memang, tidaklah mudah menjalani standar kejujuran dewasa ini. Meskipun
demikian, Tuhan meyakinkan kita bahwa pada akhirnya, orang yang tamak
mendatangkan kesusahan atas keluarganya sendiri, tetapi siapa membenci suap akan
hidup. (Amsal 15:27, NIV) Dengan meninggalkan korupsi sekarang, berarti kita
mempertunjukkan ketulusan sewaktu berdoa, Biarlah kerajaanmu datang. Biarlah
kehendakmu terjadi, seperti di surga, demikian pula di atas bumi.Matius 6:10.
Seraya menunggu Kerajaan itu beraksi, kita masing-masing dapat menabur benih
dalam keadilbenaran, dengan tidak berkompromi atau mempraktekkan korupsi. (Hosea
10:12) Jika kita menolak korupsi, kehidupan kita akan menjadi kesaksian tentang kuasa
dari Firman Allah yang terilham. Pedang roh dapat menaklukkan korupsi.

Janji tentang Suatu Dunia tanpa Korupsi
KORUPSI telah menembus segala lapisan masyarakat. Entah itu pemerintah, sains,
olahraga, agama, atau bisnis, korupsi tampaknya sudah di luar kendali.
Di setiap negara, berita yang menyedihkan berkenaan skandal korupsi menjadi
berita utama di banyak media. Banyak orang yang telah membuat komitmen untuk
melayani kepentingan masyarakat diekspos sebagai orang yang melayani kepentingan
mereka sendiri dengan menerima suap dan sogok. Para pelaku kejahatan kerah putih
begitu merajalela. Semakin banyak orang dari status sosial atau ekonomi yang tinggi
dinyatakan bersalah karena pelanggaran etika dan kejahatan yang serius yang
berhubungan dengan pekerjaan mereka sehari-hari.
Keprihatinan semakin berkembang berkenaan apa yang dilukiskan sebuah jurnal
Eropa sebagai korupsi tingkat tinggipraktek yang dilakukan oleh para pejabat
senior, para menteri dan, sering kali, para kepala negara untuk menuntut uang pelicin
sebelum menyetujui suatu pembelian atau suatu proyek besar. Di salah satu negara
dua tahun penyelidikan polisi dan penahanan yang dilakukan hampir tiap hari masih
tidak juga mencegah orang-orang yang korup yang tidak dapat diperbaiki, demikian
bunyi majalah Inggris The Economist.
Karena korupsi yang meluas demikian, banyak orang dewasa ini merasa bahwa tidak
ada orang yang dapat mereka percaya. Mereka menggemakan sentimen dari Daud,
seorang penulis Alkitab, sewaktu ia mengatakan, Mereka semua telah menyeleweng,
semuanya telah bejat; tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak.Mazmur 14:3.
Bagaimana saudara mengatasi kenyataan dari korupsi yang meluas? Kebanyakan
orang dewasa ini hanya bersikap masa bodoh. Tetapi meskipun saudara bersikap masa
bodoh terhadap korupsi, hal itu masih akan menyakitkan saudara. Bagaimana?
Korupsi Mempengaruhi Saudara
Korupsi tingkat tinggi maupun korupsi kecil-kecilan meningkatkan biaya hidup,
mengurangi kualitas produk, dan menyebabkan pekerjaan yang lebih sedikit dan upah
yang lebih rendah. Misalnya, diperkirakan bahwa kerugian akibat kejahatan seperti
penggelapan dan penipuan setidak-tidaknya sepuluh kali lebih banyak dari korban
perampokan, perampasan, dan pencurian bila digabungkan. The New Encyclopdia
Britannica (1992) menyatakan bahwa kerugian akibat kejahatan bisnis besar di
Amerika Serikat telah diperkirakan mencapai 200.000.000.000 dolar AS setahuntiga
kali kerugian akibat kejahatan yang terorganisasi. Sumber ini menjelaskan bahwa
sementara efeknya mungkin tidak secara langsung dapat dideteksi, kejahatan-
kejahatan demikian mempunyai pengaruh yang besar atas keselamatan para pekerja,
konsumen, dan lingkungan.
Buah-buah yang pahit dari korupsi mengingatkan kita kepada kata-kata Raja
Salomo, Aku melihat segala penindasan yang terjadi di bawah matahari, dan lihatlah,
air mata orang-orang yang ditindas dan tak ada yang menghibur mereka, karena di
fihak orang-orang yang menindas ada kekuasaan.Pengkhotbah 4:1.
Kalau begitu, apakah kita harus menyerah kepada korupsi? Apakah itu tidak dapat
dihindari? Apakah dunia tanpa korupsi merupakan impian yang mustahil? Untunglah,
tidak! Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa ketidakadilan dan pelanggaran hukum
akan segera disingkirkan.

Apa yang Diberitahukan Alkitab kepada Kita
Alkitab memberi tahu kita bahwa korupsi dimulai sewaktu seorang malaikat yang
berkuasa memberontak melawan Allah dan menggoda pasangan manusia pertama
untuk bergabung dengannya. (Kejadian 3:1-6) Tidak ada sesuatu yang baik yang
dihasilkan dari haluan mereka yang berdosa. Sebaliknya, sejak hari Adam dan Hawa
berdosa melawan Allah, mereka mulai mengalami akibat-akibat yang buruk dari
korupsi. Tubuh mereka mulai mengalami proses memburuk secara perlahan-lahan,
menuju kematian yang tidak dapat dihindari. (Kejadian 3:16-19) Sejak itu, sejarah
dipenuhi dengan contoh-contoh penyuapan, penipuan, dan pemalsuan. Namun,
kebanyakan pelaku kejahatan tampaknya lolos dari ganjarannya yang setimpal.
Tidak seperti halnya para pelaku kejahatan biasa, para eksekutif dan politikus yang
korup jarang dipenjara atau membuat ganti rugi atas keuntungan mereka yang tidak
halal. Karena sifat yang rahasia dari penyuapan, penyogokan, dan pelicin, hal ini sering
kali sulit untuk mengekspos korupsi tingkat atas. Tetapi ini tidak berarti bahwa suatu
dunia tanpa korupsi merupakan impian yang mustahil.
Pembebasan dari korupsi akan datang dari Pencipta manusia, Allah. Campur tangan
ilahi adalah satu-satunya jalan keluar. Mengapa? Karena musuh yang tidak kelihatan
dari umat manusia, Setan si Iblis, terus menyesatkan umat manusia. Sebagaimana
yang kita baca di 1 Yohanes 5:19, seluruh dunia terletak dalam kuasa si fasik. Apa
lagi yang dapat menjelaskan meningkatnya korupsibanyak dari hal itu dilakukan
tanpa adanya hukuman?
Tidak ada upaya manusia yang dapat menandingi Setan dan hantu-hantunya. Hanya
campur tangan ilahi yang dapat menjamin kemerdekaan yang mulia sebagai anak-
anak Allah bagi umat manusia yang taat. (Roma 8:21) Allah berjanji bahwa Setan akan
segera dibatasi sehingga ia tidak dapat mempengaruhi umat manusia lagi.
(Penyingkapan 20:3) Sementara ini, jika kita ingin hidup di dalam dunia baru Allah yang
bebas korupsi, kita harus menolak cara-cara yang korup dari dunia ini.
Orang Dapat Berubah
Di zaman Yesus Kristus, ada orang-orang yang menyalahgunakan kekuasaan
mereka dan menindas sesama mereka. Misalnya, para pemungut cukai terkenal akan
praktek mereka yang korup. Hal itu dilakukan meskipun adanya hukum Allah yang terus
terang mengatakan, Suap janganlah kauterima, sebab suap membuat buta mata
orang-orang yang melihat dan memutarbalikkan perkara orang-orang yang benar.
(Keluaran 23:8) Zakheus, seorang kepala pemungut cukai, mengakui bahwa ia pernah
melakukan pemerasan melalui tuduhan palsu. Tetapi sebaliknya daripada
mempromosikan perbaikan sosial pada skala yang luas, Yesus memohon dengan
sangat agar orang-orang demikian bertobat dan meninggalkan cara-cara mereka yang
korup. Sebagai hasilnya, pemungut cukai yang dikenal korup seperti Matius dan
Zakheus meninggalkan gaya hidup mereka yang dahulu.Matius 4:17; 9:9-13; Lukas
19:1-10.

Demikian pula, orang-orang yang terlibat dalam praktek ketidakjujuran dewasa ini
dapat menolak korupsi dengan mengenakan kepribadian baru yang diciptakan menurut
kehendak Allah dalam keadilbenaran yang benar dan loyalitas. (Efesus 4:24) Halnya
mungkin tidak mudah untuk membayar pajak secara jujur atau tidak lagi melakukan
perbuatan yang diragukan. Akan tetapi, manfaatnya pantas diperjuangkan melalui
upaya yang gigih.
Tidak lagi ditentukan oleh dunia yang korup ini, orang-orang yang prihatin akan
kesejahteraan orang lain menikmati kedamaian batin. Tidak ada kekhawatiran karena
kedapatan dalam melakukan perbuatan salah. Sebaliknya, mereka mempunyai hati
nurani yang baik. Mereka meniru teladan Daniel sang nabi dari Alkitab. Catatan Alkitab
mengatakan bahwa para pejabat tinggi terus-menerus berupaya mencari alasan
melawan Daniel. Tetapi mereka tidak mendapat alasan apapun atau sesuatu
kesalahan, sebab ia setia dan tidak ada didapati sesuatu kelalaian atau sesuatu
kesalahan padanya.Daniel 6:5.
Janji Allah
Allah berjanji bahwa walaupun orang yang berdosa dan yang berbuat jahat seratus
kali hidup lama, namun aku tahu, bahwa orang yang takut akan Allah akan beroleh
kebahagiaan, sebab mereka takut terhadap hadirat-Nya. Tetapi orang yang fasik tidak
akan beroleh kebahagiaan dan seperti bayang-bayang ia tidak akan panjang umur,
karena ia tidak takut terhadap hadirat Allah.Pengkhotbah 8:12, 13.
Sungguh suatu kelegaan sewaktu korupsi tidak lagi menyebabkan ketidakbahagiaan!
Sungguh suatu berkat untuk hidup selama-lamanya dalam suatu dunia tanpa korupsi!
Hal ini tidak mustahil. Alkitab berbicara tentang harapan kehidupan abadi sebagaimana
Allah, yang tidak dapat berdusta, telah janjikan sebelum zaman yang sangat lama.
(Titus 1:2) Jika saudara membenci korupsi dan mengasihi keadilbenaran, kemungkinan
besar saudara akan melihat penggenapan dari janji Allah sehubungan suatu dunia
tanpa korupsi.

Você também pode gostar