YANG BERPENGLIHATAN TERANG DAN DAPAT MEMUTARBALIKKAN PERKATAAN ORANG YANG ADIL-BENAR.Keluaran 23:8. TIGA ribu lima ratus tahun yang lalu, Hukum Musa mengutuk penyuapan. Berabad- abad kemudian, undang-undang antikorupsi dikembangkan di mana-mana. Akan tetapi, hukum belum juga dapat memberantas korupsi. Jutaan uang suap berpindah tangan setiap harinya, dan miliaran orang menderita konsekuensinya. Korupsi bertumbuh sangat subur dan rumit sehingga siap meruntuhkan setiap struktur masyarakat. Di beberapa negeri, apa saja diselesaikan dengan pelicin. Suap yang diberikan kepada orang yang tepat memungkinkan seseorang lulus ujian, mendapatkan SIM, memperoleh tender, atau memenangkan perkara hukum. Korupsi mirip dengan polusi berat yang membebani semangat orang, keluh Arnaud Montebourg, seorang pengacara di Paris. Penyuapan khususnya merajalela di dunia perdagangan. Beberapa perusahaan mengalokasikan sepertiga dari seluruh keuntungan mereka hanya untuk menyuap para birokrat pemerintah yang korup. Menurut majalah Inggris The Economist, 10 persen dari 25 miliar dolar yang dibelanjakan setiap tahun pada perdagangan senjata internasional dihabiskan untuk menyuap calon pelanggan. Skala korupsi semakin membengkak, dan akibatnya sungguh tragis. Selama sepuluh tahun terakhir, kapitalisme kronipraktek bisnis korup yang mementingkan koneksidikabarkan telah menjatuhkan perekonomian dunia. Tak pelak lagi, yang paling menderita akibat korupsi dan keruntuhan ekonomi ini adalah orang-orang miskinorang-orang yang jarang mendapat kesempatan untuk melakukan penyuapan. Seperti yang dengan tepat dinyatakan oleh The Economist, korupsi tidak lain adalah suatu bentuk penindasan. Dapatkah penindasan semacam ini ditanggulangi, atau apakah korupsi memang tak terelakkan? Untuk menjawabnya, pertama-tama kita harus mengidentifikasi beberapa penyebab dasar korupsi. Apa Penyebab Korupsi? Mengapa banyak orang memilih menjadi korup daripada menjadi jujur? Bagi beberapa orang, kemungkinan ini adalah jalan paling gampangatau bahkan jalan satu-satunyauntuk memperoleh apa yang mereka inginkan. Kadang-kadang, penyuapan dapat menjadi sarana yang tepat untuk menghindari hukuman. Banyak orang sekadar mengikuti yang sudah-sudah, karena melihat bahwa para politisi, polisi, dan hakim tidak begitu mempedulikan korupsi, atau bahkan ikut melakukannya.
Seraya terus merambah ke mana-mana, korupsi semakin berterima, hingga akhirnya menjadi gaya hidup masyarakat. Orang yang bergaji rendah mulai merasa tidak punya pilihan. Mereka harus mau menerima suap kalau ingin hidup layak. Dan, pada umumnya orang segan memberantas korupsi karena orang yang menerima suap maupun yang membayar suap tidak dihukum. Karena hukuman atas perbuatan jahat tidak segera dilaksanakan, itulah sebabnya hati putra-putra manusia berkeras sepenuhnya untuk melakukan yang buruk, demikian pengamatan Raja Salomo. Pengkhotbah 8:11. Ada dua hal yang membuat korupsi terus ada: sifat mementingkan diri dan ketamakan. Karena mementingkan diri, orang-orang yang korup tutup mata terhadap akibat perbuatannya, yaitu penderitaan atas orang lain, dan mereka membenarkan korupsi semata-mata karena mereka mendapat manfaat darinya. Semakin banyak keuntungan materi yang mereka timbun, semakin tamaklah para koruptor ini. Orang yang mencintai perak tidak akan dipuaskan dengan perak, kata Salomo, demikian pula orang yang mencintai kekayaan tidak akan dipuaskan dengan penghasilan. (Pengkhotbah 5:10) Memang, ketamakan boleh jadi bagus untuk mencari uang, namun ketamakan selalu bermain mata dengan korupsi dan pelanggaran hukum. Faktor lain yang hendaknya tidak dikesampingkan adalah peran sang penguasa yang tidak kelihatan dari dunia ini, yang Alkitab sebut sebagai Setan si Iblis. (1 Yohanes 5:19; Penyingkapan 12:9) Setan secara aktif mengembangkan korupsi. Suap terbesar yang dicatat di Alkitab adalah yang pernah Setan tawarkan kepada Kristus. Aku akan memberikan kepadamu semua kerajaan dunia jika engkau sujud dan melakukan suatu tindakan penyembahan kepadaku.Matius 4:8, 9. Akan tetapi, Yesus tidak korup, dan ia mengajar pengikutnya untuk memiliki sikap yang sama. Dapatkah ajaran Kristus menjadi sarana yang efektif untuk memerangi korupsi dewasa ini? Melawan Korupsi dengan Pedang Roh KENAKANLAH KEPRIBADIAN BARU YANG DICIPTAKAN MENURUT KEHENDAK ALLAH, DENGAN KEADILBENARAN YANG SEJATI DAN LOYALITAS.Efesus 4:24. PADA masa kejayaannya, Imperium Romawi adalah pemerintahan manusia terbesar sepanjang sejarah dunia. Perundang-undangan Romawi sangat efektif sampai-sampai menjadi dasar kaidah hukum di banyak negeri hingga sekarang. Akan tetapi, meskipun Romawi memiliki segudang prestasi, legiun-legiunnya tidak sanggup menaklukkan suatu musuh dalam selimut: korupsi. Akhirnya, korupsi mempercepat keruntuhan Roma. Rasul Paulus sempat menderita di tangan para pejabat Romawi yang korup. Feliks, gubernur Romawi yang menginterogasinya, tampaknya menyadari bahwa Paulus tidak bersalah. Akan tetapi, Felix, seorang gubernur yang paling korup kala itu, menunda persidangan, berharap agar Paulus memberinya uang pelicin agar dapat dibebaskan. Kisah 24:22-26.
Sebaliknya daripada menyuap Feliks, Paulus berbicara terus terang kepadanya tentang keadilbenaran dan pengendalian diri. Feliks tidak mau mendengar, dan Paulus memilih tetap dipenjara daripada mencoba mengelak dari proses hukum melalui suap. Ia menyampaikan berita kebenaran dan kejujuran, serta hidup sesuai dengannya. Kami percaya bahwa kami mempunyai hati nurani yang jujur, tulisnya kepada orang- orang Kristen Yahudi, karena kami ingin bertingkah laku jujur dalam segala perkara. Ibrani 13:18. Pendirian demikian sangat bertentangan dengan moral pada waktu itu. Palas, saudara laki-laki Feliks, adalah salah seorang terkaya di zaman dahulu, dan kekayaannyadiperkirakan berjumlah 45 juta dolar AShampir semuanya dikumpulkan lewat penyuapan dan pemerasan. Tetapi, kekayaannya itu tidak ada artinya jika dibandingkan dengan miliaran dolar uang yang disembunyikan dalam rekening bank rahasia oleh para penguasa abad ke-20 yang korup. Jelaslah, hanya orang naif saja yang percaya bahwa pemerintah dewasa ini telah menaklukkan korupsi. Karena telah berurat-berakar sedemikian lama, haruskah kita menyimpulkan bahwa korupsi hanyalah bagian dari pembawaan manusia. Atau, adakah sesuatu yang dapat dilakukan untuk menekan korupsi? Cara Menekan Korupsi Langkah pertama dalam menekan korupsi tentunya adalah menyadari bahwa korupsi itu bersifat merusak dan salah, karena korupsi, secara tidak bermoral, mengambil keuntungan dari kerugian orang lain. Tidak diragukan, memang ada kemajuan dalam melaksanakan langkah pertama ini. James Foley, wakil sekretaris negara AS, mengatakan, Kita semua mengetahui tingginya biaya penyuapan. Suap melemahkan pemerintahan yang baik, merusak efisiensi dan perkembangan ekonomi, menyimpangkan perdagangan, dan sangat merugikan warga dunia. Pasti, banyak yang sependapat dengannya. Pada tanggal 17 Desember 1997, 34 negara maju menandatangani konvensi penyuapan, yang dirancang guna menghasilkan pengaruh besar terhadap perjuangan global melawan korupsi. Konvensi itu melarang menawarkan, menjanjikan, atau memberikan suap kepada pejabat publik asing guna memperoleh atau mempertahankan hubungan bisnis internasional. Tetapi, di negara-negara lain, suap untuk memenangkan tender hanyalah sebagian kecil dari korupsi. Menghapuskan korupsi dalam segala bidang dan tingkatan menuntut langkah kedua, yang jauh lebih sulit: perubahan hati atau, lebih tepat, perubahan hati banyak orang. Di mana saja, orang-orang harus belajar membenci penyuapan dan korupsi. Hanya dengan cara inilah penyuapan dapat benar-benar dihilangkan. Untuk itu, majalah Newsweek mengatakan bahwa beberapa orang merasa pemerintah harus memasyarakatkan makna umum dari kebajikan bermasyarakat. Transparency International, sebuah kelompok pelobi antikorupsi, juga menyarankan para pendukungnya agar menyuntikkan benih integritas ke tempat kerja. Perjuangan melawan korupsi merupakan perjuangan moral yang tidak dapat dimenangkan hanya melalui undang-undang atau melalui pedang sanksi hukum. (Roma 13:4, 5) Benih kebajikan dan integritas harus ditabur ke dalam hati orang-orang. Demi hasil terbaik, Alkitab, Firman Allah, atau yang Paulus lukiskan sebagai pedang roh, harus digunakan.Efesus 6:17. Alkitab Mengutuk Korupsi Mengapa Paulus tidak mau kompromi dengan korupsi? Karena ia ingin melakukan kehendak Allah, yang tidak berlaku berat sebelah terhadap siapa pun atau menerima suap. (Ulangan 10:17) Lagi pula, Paulus pasti mengingat instruksi spesifik yang terdapat dalam Hukum Musa, Jangan berlaku berat sebelah atau menerima suap, sebab suap membutakan mata orang yang berhikmat dan memutarbalikkan perkataan orang yang adil-benar. (Ulangan 16:19) Raja Daud juga memahami bahwa Tuhan membenci korupsi, dan ia meminta agar Allah tidak menganggapnya sebagai pedosa, yang tangan kanannya penuh dengan penyuapan.Mazmur 26:10. Mereka yang dengan tulus menyembah Allah memiliki alasan tambahan untuk menolak korupsi. Dengan keadilan seorang raja mendatangkan stabilitas atas negerinya, tulis Salomo, tetapi orang yang tamak akan suap meruntuhkannya. (Amsal 29:4, New International Version) Keadilankhususnya bila dipraktekkan oleh pejabat tertinggi sampai terendahmenghasilkan stabilitas, sedangkan korupsi membuat suatu negara jatuh melarat. Menarik sekali, Newsweek menandaskan, Dalam suatu sistem yang di dalamnya setiap orang ingin mendapat bagian dari hasil korupsi dan tahu caranya, ekonomi dapat langsung runtuh. Kalaupun perekonomian tidak runtuh seluruhnya, para pencinta keadilan tetap merasa frustrasi bila korupsi tumbuh subur tanpa terkontrol. (Mazmur 73:3, 13) Pencipta kita, yang memberi kita hasrat bawaan akan keadilan, juga dirugikan. Dahulu, Tuhan turun tangan dalam memberantas korupsi yang terang-terangan. Misalnya, Ia secara terus terang memberitahukan penduduk Yerusalem mengapa Ia akan menyerahkan mereka kepada musuh. Melalui nabi-Nya, Mikha, Allah mengatakan, Dengarlah kiranya hal ini, hai, para kepala keturunan Yakub dan hai, para komandan keturunan Israel, orang-orang yang sangat membenci keadilan dan orang-orang yang membengkokkan segala sesuatu yang lurus. Para kepalanya menghakimi demi suap semata-mata, dan imam-imamnya mengajar hanya demi upah, dan nabi-nabinya mempraktekkan tenung hanya demi uang . . . Sebab itu, oleh karena kamu sekalian Zion akan dibajak seperti ladang, dan Yerusalem akan menjadi timbunan puing, dan gunung rumah itu akan menjadi seperti tempat-tempat tinggi yang berhutan. Korupsi telah menghancurkan masyarakat Israel, sebagaimana hal itu mengikis Romawi berabad-abad kemudian. Seperti apa yang diperingatkan Allah, sekitar satu abad setelah Mikha menulis kata-kata itu, Yerusalem dihancurkan dan ditelantarkan.Mikha 3:9, 11, 12. Akan tetapi, tidak ada orang atau bangsa yang perlu menjadi korup. Allah menganjurkan orang-orang fasik untuk meninggalkan jalan hidup mereka dan mengubah cara berpikir mereka. (Yesaya 55:7) Allah ingin setiap orang mengganti ketamakan dengan sifat tidak mementingkan diri, dan mengganti korupsi dengan keadilbenaran. Tuhan mengingatkan kita, Ia yang mencurangi orang kecil mencela Pembuatnya, tetapi orang yang mengasihani orang miskin memuliakan Dia.Amsal 14:31.
Siapa Membenci Suap Akan Hidup Kebenaran Alkitab dapat menggerakkan seseorang untuk mengalahkan korupsi. Membuat perubahan-perubahan selaras dengan kata-kata rasul Paulus dalam suratnya kepada sidang Efesus, Kamu harus menyingkirkan kepribadian lama yang sesuai dengan haluan tingkah lakumu yang dahulu dan yang dirusak menurut keinginannya yang menyesatkan; . . . kamu harus diperbarui dalam hal kekuatan yang menggerakkan pikiranmu, dan mengenakan kepribadian baru yang diciptakan menurut kehendak Allah, dengan keadilbenaran yang sejati dan loyalitas. Itu sebabnya, setelah kamu menyingkirkan dusta, katakanlah kebenaran, masing-masing kepada sesamanya, karena kita adalah anggota seorang terhadap yang lain. Biarlah orang yang mencuri tidak mencuri lagi, tetapi sebaliknya biarlah ia bekerja keras, melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya, agar ia memiliki sesuatu untuk dibagikan kepada orang yang membutuhkan. (Efesus 4:22-25, 28) Masa depan umat manusia sangat bergantung pada transformasi itu. Jika dibiarkan saja, ketamakan dan korupsi dapat membinasakan bumi, seperti yang terjadi pada Imperium Romawi. Namun, syukurlah, sang Pencipta umat manusia tidak berencana untuk memberikan kesempatan bagi hal-hal demikian. Dia telah bertekad untuk membinasakan orang-orang yang sedang membinasakan bumi. (Penyingkapan 11:18) Dan, Tuhan berjanji kepada orang-orang yang menanti-nantikan dunia yang bebas korupsi bahwa tidak lama lagi akan datang langit baru dan bumi baru . . . dan keadilbenaran akan tinggal di dalamnya.2 Petrus 3:13. Memang, tidaklah mudah menjalani standar kejujuran dewasa ini. Meskipun demikian, Tuhan meyakinkan kita bahwa pada akhirnya, orang yang tamak mendatangkan kesusahan atas keluarganya sendiri, tetapi siapa membenci suap akan hidup. (Amsal 15:27, NIV) Dengan meninggalkan korupsi sekarang, berarti kita mempertunjukkan ketulusan sewaktu berdoa, Biarlah kerajaanmu datang. Biarlah kehendakmu terjadi, seperti di surga, demikian pula di atas bumi.Matius 6:10. Seraya menunggu Kerajaan itu beraksi, kita masing-masing dapat menabur benih dalam keadilbenaran, dengan tidak berkompromi atau mempraktekkan korupsi. (Hosea 10:12) Jika kita menolak korupsi, kehidupan kita akan menjadi kesaksian tentang kuasa dari Firman Allah yang terilham. Pedang roh dapat menaklukkan korupsi.
Janji tentang Suatu Dunia tanpa Korupsi KORUPSI telah menembus segala lapisan masyarakat. Entah itu pemerintah, sains, olahraga, agama, atau bisnis, korupsi tampaknya sudah di luar kendali. Di setiap negara, berita yang menyedihkan berkenaan skandal korupsi menjadi berita utama di banyak media. Banyak orang yang telah membuat komitmen untuk melayani kepentingan masyarakat diekspos sebagai orang yang melayani kepentingan mereka sendiri dengan menerima suap dan sogok. Para pelaku kejahatan kerah putih begitu merajalela. Semakin banyak orang dari status sosial atau ekonomi yang tinggi dinyatakan bersalah karena pelanggaran etika dan kejahatan yang serius yang berhubungan dengan pekerjaan mereka sehari-hari. Keprihatinan semakin berkembang berkenaan apa yang dilukiskan sebuah jurnal Eropa sebagai korupsi tingkat tinggipraktek yang dilakukan oleh para pejabat senior, para menteri dan, sering kali, para kepala negara untuk menuntut uang pelicin sebelum menyetujui suatu pembelian atau suatu proyek besar. Di salah satu negara dua tahun penyelidikan polisi dan penahanan yang dilakukan hampir tiap hari masih tidak juga mencegah orang-orang yang korup yang tidak dapat diperbaiki, demikian bunyi majalah Inggris The Economist. Karena korupsi yang meluas demikian, banyak orang dewasa ini merasa bahwa tidak ada orang yang dapat mereka percaya. Mereka menggemakan sentimen dari Daud, seorang penulis Alkitab, sewaktu ia mengatakan, Mereka semua telah menyeleweng, semuanya telah bejat; tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak.Mazmur 14:3. Bagaimana saudara mengatasi kenyataan dari korupsi yang meluas? Kebanyakan orang dewasa ini hanya bersikap masa bodoh. Tetapi meskipun saudara bersikap masa bodoh terhadap korupsi, hal itu masih akan menyakitkan saudara. Bagaimana? Korupsi Mempengaruhi Saudara Korupsi tingkat tinggi maupun korupsi kecil-kecilan meningkatkan biaya hidup, mengurangi kualitas produk, dan menyebabkan pekerjaan yang lebih sedikit dan upah yang lebih rendah. Misalnya, diperkirakan bahwa kerugian akibat kejahatan seperti penggelapan dan penipuan setidak-tidaknya sepuluh kali lebih banyak dari korban perampokan, perampasan, dan pencurian bila digabungkan. The New Encyclopdia Britannica (1992) menyatakan bahwa kerugian akibat kejahatan bisnis besar di Amerika Serikat telah diperkirakan mencapai 200.000.000.000 dolar AS setahuntiga kali kerugian akibat kejahatan yang terorganisasi. Sumber ini menjelaskan bahwa sementara efeknya mungkin tidak secara langsung dapat dideteksi, kejahatan- kejahatan demikian mempunyai pengaruh yang besar atas keselamatan para pekerja, konsumen, dan lingkungan. Buah-buah yang pahit dari korupsi mengingatkan kita kepada kata-kata Raja Salomo, Aku melihat segala penindasan yang terjadi di bawah matahari, dan lihatlah, air mata orang-orang yang ditindas dan tak ada yang menghibur mereka, karena di fihak orang-orang yang menindas ada kekuasaan.Pengkhotbah 4:1. Kalau begitu, apakah kita harus menyerah kepada korupsi? Apakah itu tidak dapat dihindari? Apakah dunia tanpa korupsi merupakan impian yang mustahil? Untunglah, tidak! Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa ketidakadilan dan pelanggaran hukum akan segera disingkirkan.
Apa yang Diberitahukan Alkitab kepada Kita Alkitab memberi tahu kita bahwa korupsi dimulai sewaktu seorang malaikat yang berkuasa memberontak melawan Allah dan menggoda pasangan manusia pertama untuk bergabung dengannya. (Kejadian 3:1-6) Tidak ada sesuatu yang baik yang dihasilkan dari haluan mereka yang berdosa. Sebaliknya, sejak hari Adam dan Hawa berdosa melawan Allah, mereka mulai mengalami akibat-akibat yang buruk dari korupsi. Tubuh mereka mulai mengalami proses memburuk secara perlahan-lahan, menuju kematian yang tidak dapat dihindari. (Kejadian 3:16-19) Sejak itu, sejarah dipenuhi dengan contoh-contoh penyuapan, penipuan, dan pemalsuan. Namun, kebanyakan pelaku kejahatan tampaknya lolos dari ganjarannya yang setimpal. Tidak seperti halnya para pelaku kejahatan biasa, para eksekutif dan politikus yang korup jarang dipenjara atau membuat ganti rugi atas keuntungan mereka yang tidak halal. Karena sifat yang rahasia dari penyuapan, penyogokan, dan pelicin, hal ini sering kali sulit untuk mengekspos korupsi tingkat atas. Tetapi ini tidak berarti bahwa suatu dunia tanpa korupsi merupakan impian yang mustahil. Pembebasan dari korupsi akan datang dari Pencipta manusia, Allah. Campur tangan ilahi adalah satu-satunya jalan keluar. Mengapa? Karena musuh yang tidak kelihatan dari umat manusia, Setan si Iblis, terus menyesatkan umat manusia. Sebagaimana yang kita baca di 1 Yohanes 5:19, seluruh dunia terletak dalam kuasa si fasik. Apa lagi yang dapat menjelaskan meningkatnya korupsibanyak dari hal itu dilakukan tanpa adanya hukuman? Tidak ada upaya manusia yang dapat menandingi Setan dan hantu-hantunya. Hanya campur tangan ilahi yang dapat menjamin kemerdekaan yang mulia sebagai anak- anak Allah bagi umat manusia yang taat. (Roma 8:21) Allah berjanji bahwa Setan akan segera dibatasi sehingga ia tidak dapat mempengaruhi umat manusia lagi. (Penyingkapan 20:3) Sementara ini, jika kita ingin hidup di dalam dunia baru Allah yang bebas korupsi, kita harus menolak cara-cara yang korup dari dunia ini. Orang Dapat Berubah Di zaman Yesus Kristus, ada orang-orang yang menyalahgunakan kekuasaan mereka dan menindas sesama mereka. Misalnya, para pemungut cukai terkenal akan praktek mereka yang korup. Hal itu dilakukan meskipun adanya hukum Allah yang terus terang mengatakan, Suap janganlah kauterima, sebab suap membuat buta mata orang-orang yang melihat dan memutarbalikkan perkara orang-orang yang benar. (Keluaran 23:8) Zakheus, seorang kepala pemungut cukai, mengakui bahwa ia pernah melakukan pemerasan melalui tuduhan palsu. Tetapi sebaliknya daripada mempromosikan perbaikan sosial pada skala yang luas, Yesus memohon dengan sangat agar orang-orang demikian bertobat dan meninggalkan cara-cara mereka yang korup. Sebagai hasilnya, pemungut cukai yang dikenal korup seperti Matius dan Zakheus meninggalkan gaya hidup mereka yang dahulu.Matius 4:17; 9:9-13; Lukas 19:1-10.
Demikian pula, orang-orang yang terlibat dalam praktek ketidakjujuran dewasa ini dapat menolak korupsi dengan mengenakan kepribadian baru yang diciptakan menurut kehendak Allah dalam keadilbenaran yang benar dan loyalitas. (Efesus 4:24) Halnya mungkin tidak mudah untuk membayar pajak secara jujur atau tidak lagi melakukan perbuatan yang diragukan. Akan tetapi, manfaatnya pantas diperjuangkan melalui upaya yang gigih. Tidak lagi ditentukan oleh dunia yang korup ini, orang-orang yang prihatin akan kesejahteraan orang lain menikmati kedamaian batin. Tidak ada kekhawatiran karena kedapatan dalam melakukan perbuatan salah. Sebaliknya, mereka mempunyai hati nurani yang baik. Mereka meniru teladan Daniel sang nabi dari Alkitab. Catatan Alkitab mengatakan bahwa para pejabat tinggi terus-menerus berupaya mencari alasan melawan Daniel. Tetapi mereka tidak mendapat alasan apapun atau sesuatu kesalahan, sebab ia setia dan tidak ada didapati sesuatu kelalaian atau sesuatu kesalahan padanya.Daniel 6:5. Janji Allah Allah berjanji bahwa walaupun orang yang berdosa dan yang berbuat jahat seratus kali hidup lama, namun aku tahu, bahwa orang yang takut akan Allah akan beroleh kebahagiaan, sebab mereka takut terhadap hadirat-Nya. Tetapi orang yang fasik tidak akan beroleh kebahagiaan dan seperti bayang-bayang ia tidak akan panjang umur, karena ia tidak takut terhadap hadirat Allah.Pengkhotbah 8:12, 13. Sungguh suatu kelegaan sewaktu korupsi tidak lagi menyebabkan ketidakbahagiaan! Sungguh suatu berkat untuk hidup selama-lamanya dalam suatu dunia tanpa korupsi! Hal ini tidak mustahil. Alkitab berbicara tentang harapan kehidupan abadi sebagaimana Allah, yang tidak dapat berdusta, telah janjikan sebelum zaman yang sangat lama. (Titus 1:2) Jika saudara membenci korupsi dan mengasihi keadilbenaran, kemungkinan besar saudara akan melihat penggenapan dari janji Allah sehubungan suatu dunia tanpa korupsi.