Você está na página 1de 7

1

PENGERTIAN PANCASILA

Hakikat Pancasila
Kedudukan dan fungsi Pancasila bilamana dikaji secara ilmiah memliki
pengertian pengertian yang luas, baik dalam kedudukannya sebagai dasar Negara,
sebagai pandangan hidup bangsa, sebagai ideologi bangsa dan Negara, sabagai
kepribadian bangsa bahkan dalam proses terjadinya terdapat berbagai macam
terminologi yang harus didesktipsikan secara objektif. Selain itu, pancasila secara
kedudukan dan fungsinya juga harus dipahami secara kronologis.
Pancasila merupakan ideologi dasar bagi negara Indonesia yang berasal dari
ajaran budha dalam kitab tripitaka dua kata: panca yang berarti lima dan syila
yang berarti dasar. Jadi secara leksikal Pancasia bermakna lima aturan tingkah
laku yang penting.
Pengertian Pancasila menurut Ir.Soekarno, Pancasila adalah jiwa bangsa
Indonesia yang turun-temurun sekian lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan
barat. Dengan demikian, Pancasila tidak hanya falsafah bangsa tetapi lebih luas
lagi yakni falsafah bangsa Indonesia.

Pancasila merupakan hasil perenungan jiwa yang dalam, yang kemudian
dituangkan dalam suatu sistem yang tepat. Sedangkan Notonagoro (Ruyadi,
2003:16) menyatakan, Filsafat Pancasila memberi pengetahuan dan pengertian
ilmiah yaitu tentang hakekat dari Pancasila.

Pancasila sebagai suatu sistem filsafat, memiliki dasar ontologis, dasar
epistemologis dan dasar aksiologis tersendiri, yang membedakannya dengan
sistem filsafat lain.

2


Oleh karena itu, untuk memahami Pancasila secara kronologis baik menyangkut
rumusannya maupun peristilahannya maka pengertian Pancasila tersebut meliputi
lingkup pengertian sebagai berikut :

3


A. Pengertian Pancasila secara etimologis
Secara etimologis istilah Pancasila berasal dari Sansekerta dari India
(bahasa kasta Brahmana) adapun bahasa rakyat biasa adalah bahasa Prakerta.
Menurut Muhammad Yamin, dalam bahasa sansekerta perkataan Pancasila
memilki dua macam arti secara leksikal yaitu :
panca artinya lima
syila vokal I pendek artinya batu sendi, alas, atau dasar
syiila vokal i pendek artinya peraturan tingkah laku yang baik, yang
penting atau yang senonoh
Kata-kata tersebut kemudian dalam bahasa Indonesia terutama bahasa Jawa
diartikan susila yang memilki hubungan dengan moralitas. Oleh karena itu
secara etimologis kata Pancasila yang dimaksudkan adalah adalah istilah
Panca Syilla dengan vokal i pendek yang memilki makna leksikal berbatu
sendi lima atau secara harfiah dasar yang memiliki lima unsur. Adapun
istilah Panca Syiila dengan huruf Dewanagari i bermakna 5 aturan tingkah
laku yang penting.

B. Pengertian Pancasila secara Historis
Proses perumusan Pancasila diawali ketika dalam sidang BPUPKI pertama dr.
Radjiman Widyodiningrat, mengajukan suatu masalah, khususnya akan
dibahas pada sidang tersebut. Masalah tersebut adalah tentang suatu calon
rumusan dasar negara Indonesia yang akan dibentuk. Kemudian tampilah pada
sidang tersebut tiga orang pembicara yaitu Mohammad Yamin, Soepomo dan
Soekarno.

Pada tanggal 1 Juni 1945 di dalam sidang tersebut Ir. Soekarno berpidato
secara lisan (tanpa teks) mengenai calon rumusan dasar negara Indonesia.
Kemudian untuk memberikan nama Pancasila yang artinya lima dasar, hal
4


ini menurut Soekarno atas saran dari salah seorang temannya yaitu seorang
ahli bahasa yang tidak disebutkan namanya.
Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya,
kemudian keesokan harinya tanggal 18 Agustus 1945 disahkannya Undang-
Undang Dasar 1945 termasuk Pembukaan UUD 1945 di mana didalamnya
termuat isi rumusan lima prinsip atau lima prinsip sebagai satu dasar negara
yang diberi nama Pancasila.

Sejak saat itulah perkataan Pancasila menjadi bahasa Indonesia dan
merupakan istilah umum. Walaupun dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945
tidak termuat istilah Pancasila, namun yang dimaksudkan Dasar Negara
Republik Indonesia adalah disebut dengan istilah Pancasila. Hal ini
didasarkan atas interpretasi historis terutama dalam rangka pembentukan calon
rumusan dasar negara, yang secara spontan diterima oleh peserta sidang secara
bulat.

C. Pengertian Pancasila secara Terminologis
Proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 itu telah melahirkan negara
Republik Indonesia. Untuk melengkapi alat-alat perlengkapan negara
sebagaimana lazimnya negara-negara yang merdeka, maka panitia Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) segera mengadakan sidang. Dalam
sidangnya tanggal 18 Agustus 1945 telah berhasil mengesahkan UUD negara
Republik Indonesia yang dikenal dengan UUD 1945. Adapun UUD 1945
terdiri atas dua bagian yaitu Pembukaan UUD 1945 dan pasal-pasal UUD
1945 yang berisi 37 pasal, 1 aturan Aturan Peralihan yang terdiri atas 4 pasal
dan 1 Aturan Tambahan terdiri atas 2 ayat.

Dalam bagian pembukaan UUD 1945 yang terdiri atas empat alinea tersebut
tercantum rumusan Pancasila sebagai berikut :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
5


3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia
Rumusan Pancasila sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945
inilah yang secara konstisional sah dan benar sebagai dasar negara Republik
Indonesia, yang disahkan oleh PPKI yang mewakili seluruh rakyat Indonesia.

D. Pengertian Pancasila secara Ontologis
Secara ontologis, kajian Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya
untuk mengetahui hakekat dasar dari sila-sila Pancasila. Notonagoro
(Ganeswara, 2007:7) menyatakan bahwa hakekat dasar ontologis Pancasila
adalah manusia, sebab manusia merupakan subjek hukum pokok
dari Pancasila. Selanjutnya hakekat manusia itu adalah semua kompleksitas
makhluk hidup baik sebagai makhluk individu sekaligus sebagai makhluk
sosial.

Secara lebih lanjut hal ini bisa dijelaskan, bahwa yang berkeTuhanan Yang
Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan
Indonesia, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan serta yang berkeadilan sosial adalah
manusia.








6


E. Pengertian Pancasila secara Epistemologis
Kajian epistemologis filsafat Pancasila, dimaksudkan sebagai upaya untuk
mencari hakekat Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan. Menurut Titus
(Kaelan, 2007:15) terdapat tiga persoalan mendasar dalam epistemologi yaitu:

1. Stentang sumber pengetahuan manusia;
2. tentang teori kebenaran pengetahuan manusia ;dan
3. tentang watak pengetahuan manusia.

Tentang sumber pengetahuan Pancasila, sebagaimana diketahui bahwa
Pancasila digali dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia sendiri serta
dirumuskan secara bersama-sama oleh The Founding Fathers kita. Jadi
bangsa Indonesia merupakan Kausa Materialis-nya Pancasila.
Selanjutnya, Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan memiliki susunan
yang bersifat formal logis, baik dalam arti susunan sila-silanya maupun isi arti
dari sila-silanya. Susunan sila-sila Pancasila bersifat hierarkhis piramidal.
Selanjutnya, sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat juga memiliki satu
kesatuan dasar aksiologinya yaitu nilai- nilai yang terkandung dalam Pancasila
pada hakekatnya juga merupakan suatu kesatuan.

7


DAFTAR PUSTAKA

http://pancasila2013.weebly.com/pengertian-pancasila.html
http://sistempemerintahan-indonesia.blogspot.com/2013/07/pancasila-sejarah-
dasar-negara-pengertian-makna-lambang-nilai-ideologi.html

Você também pode gostar