Você está na página 1de 12

Askep Appendiksitis

Apendiksitis
A. Pengertian
Apendiksitis adalah peradangan dari apendiks dan merupakan penyebab abdomen akut
yang paling sering (Mansjoer,2000).
Apendiksitis adalah radang apendiks, suatu tambahan seperti kantung yang tak berfungsi
terletak pada bagian inferior dzri sekum. Penyebab yang paling umum dari apendisitis
adalah abstruksi lumen oleh feses yang akhirnya merusak suplai aliran darah dan
mengikis mukosa menyebabkan inflamasi (ilson ! "oldman, #$%$).
Apendiksitis merupakan penyakit prototip yang berlanjut melalui peradangan, obstruksi
dan iskemia di dalam jangka &aktu ber'ariasi ((abiston, #$$)).
Apendiksitis akut adalah penyebab paling umum inflamasi akut pada kuadran ba&ah
kanan rongga abdomen, penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat ((meltzer,
200#).
Askep Appendiksitis
B. Etiologi
#. Menurut (yamsyuhidayat, 200* +
o ,ekalit-massa fekal padat karena konsumsi diet rendah serat.
o .umor apendiks.
o /a0ing as0aris.
o 1rosi mukosa apendiks karena parasit 1. 2istolyti0a.
o 2iperplasia jaringan limfe.
2. Menurut Mansjoer , 2000 +
o 2iperflasia folikel limfoid.
o ,ekalit.
o 3enda asing.
o (triktur karena fibrosis akibat peradangan sebelumnya.
o 4eoplasma.
5. Menurut Markum, #$$6 +
o ,ekolit
o Parasit
o 2iperplasia limfoid
o (tenosis fibrosis akibat radang sebelumnya
o .umor karsinoid
Askep Appendiksitis
C. Patofisiologi
Menurut Mansjoer, 2000+
Apendiksitis biasa disebabkan oleh adanya penyumbatan lumen apendiks oleh
hyperplasia folikel limfoid, fekalit, benda asing, striktur karena fibrosis akibat
peradangan sebelumnya, atau neoplasma. ,eses yang terperangkap dalam lumen apendiks
akan menyebabkan obstruksi dan akan mengalami penyerapan air dan terbentuklah
fekolit yang akhirnya sebagai kausa sumbatan. 7bstruksi yang terjadi tersebut
menyebabkan mukus yang diproduksi mukosa mengalami bendungan. (emakin lama
mukus semakin banyak, namun elastisitas dinding apendiks mempunyai keterbatasan
sehingga menyebabkan peningkatan tekanan intralumen. .ekanan tersebut akan
menghambat aliran limfe yang mengakibatkan edema, diapedesis bakteri, dan ulserasi
mukus. Pada saat ini terjadi apendisitis akut fokal yang ditandai oleh nyeri epigastrium.
(umbatan menyebabkan nyeri sekitar umbili0us dan epigastrium, nausea, muntah. in'asi
kuman 1 /oli dan spesibakteroides dari lumen ke lapisan mukosa, submukosa, lapisan
muskularisa, dan akhirnya ke peritoneum parietalis terjadilah peritonitis lokal kanan
ba&ah.(uhu tubuh mulai naik.3ila sekresi mukus terus berlanjut, tekanan akan terus
meningkat. 2al tersebut akan menyebabkan obstruksi 'ena, edema bertambah, dan
bakteri akan menembus dinding. Peradangan yang timbul meluas dan mengenai
peritoneum setempat sehingga menimbulkan nyeri di area kanan ba&ah. 8eadaan ini
yang kemudian disebut dengan apendisitis supuratif akut.
3ila kemudian aliran arteri terganggu akan terjadi infark diding apendiks yang diikuti
dengan gangren. (tadium ini disebut dengan apendisitis gangrenosa. 3ila dinding yang
telah rapuh pe0ah, akan menyebabkan apendisitis perforasi.
3ila proses tersebut berjalan lambat, omentum dan usus yang berdekatan akan bergerak
ke arah apendiks hingga timbul suatu massa lokal yang disebut infiltrate apendikularis.
Peradangan apendiks tersebut akan menyebabkan abses atau bahkan menghilang.
Pada anak9anak karena omentum lebih pendek dan apendiks lebih panjang, dinding
apendiks lebih tipis. 8eadaan demikian ditambah dengan daya tahan tubuh yang masih
kurang memudahkan terjadinya perforasi. (edangkan pada orang tua perforasi mudah
terjadi karena telah ada gangguan pembuluh darah.
.ahapan Peradangan Apendisitis
#. Apendisitis akuta (sederhana, tanpa perforasi)
2. Apendisitis akuta perforate ( termasuk apendisitis gangrenosa, karena dinding
apendiks sebenarnya sudah terjadi mikroperforasi)
Askep Appendiksitis
D. Manifestasi Klinik
#. Menurut 3etz, /e0ily, 2000 +
o (akit, kram di daerah periumbilikus menjalar ke kuadran kanan ba&ah
o Anoreksia
o Mual
o Muntah,(tanda a&al yang umum, kuramg umum pada anak yang lebih
besar).
o :emam ringan di a&al penyakit dapat naik tajam pada peritonotis.
o 4yeri lepas.
o 3ising usus menurun atau tidak ada sama sekali.
o 8onstipasi.
o :iare.
o :isuria.
o ;ritabilitas.
o "ejala berkembang 0epat, kondisi dapat didiagnosis dalam * sampai 6 jam
setelah mun0ulnya gejala pertama.
2. Manifestasi klinis menurut Mansjoer, 2000 +
8eluhan apendiks biasanya bermula dari nyeri di daerah umbili0us atau
periumbilikus yang berhubungan dengan muntah. :alam 29#2 jam nyeri akan
beralih ke kuadran kanan ba&ah, yang akan menetap dan diperberat bila berjalan
atau batuk. .erdapat juga keluhan anoreksia, malaise, dan demam yang tidak
terlalu tinggi. 3iasanya juga terdapat konstipasi, tetapi kadang9kadang terjadi
diare, mual, dan muntah. Pada permulaan timbulnya penyakit belum ada keluhan
abdomen yang menetap. 4amun dalam beberapa jam nyeri abdomen ba&ah akan
semakin progresif, dan denghan pemeriksaan seksama akan dapat ditunjukkan
satu titik dengan nyeri maksimal. Perkusi ringan pada kuadran kanan ba&ah dapat
membantu menentukan lokasi nyeri. 4yeri lepas dan spasme biasanya juga
mun0ul. 3ila tanda <o'sing, psoas, dan obturatorpositif, akan semakin
meyakinkan diagnosa klinis.
Apendisitis memiliki gejala kombinasi yang khas, yang terdiri dari + Mual,
muntah dan nyeri yang hebat di perut kanan bagian ba&ah. 4yeri bisa se0ara
mendadak dimulai di perut sebelah atas atau di sekitar pusar, lalu timbul mual dan
muntah. (etelah beberapa jam, rasa mual hilang dan nyeri berpindah ke perut
kanan bagian ba&ah. =ika dokter menekan daerah ini, penderita merasakan nyeri
tumpul dan jika penekanan ini dilepaskan, nyeri bisa bertambah tajam. :emam
bisa men0apai 5>,%95%,%? /elsius.
Pada bayi dan anak9anak, nyerinya bersifat menyeluruh, di semua bagian perut.
Pada orang tua dan &anita hamil, nyerinya tidak terlalu berat dan di daerah ini
nyeri tumpulnya tidak terlalu terasa. 3ila usus buntu pe0ah, nyeri dan demam bisa
menjadi berat. ;nfeksi yang bertambah buruk bisa menyebabkan syok.
Askep Appendiksitis
E. Komplikasi
#. Menurut 2artman, dikutip dari 4elson, #$$* +
o Perforasi.
o Peritonitis.
o ;nfeksi luka.
o Abses intra abdomen.
o 7bstruksi intestinum.
2. Menurut Mansjoer, 2000 +
Apendiksitis adalah penyakit yang jarang mereda dengan spontan, tetapi peyakit
ini tidak dapat diramalkan dan mempunyai ke0enderungan menjadi progresif dan
mengalami perforasi. 8arena perforasi jarang terjadi dalam % jam pertama,
obser'asi aman untuk dilakukan dalam masa tersebut.
.anda9tanda perforasi meliputi meningkatnya nyeri, spasme otot dinding perut
kuadran kanan ba&ah dengan tanda peritonitis umum atau abses yang
terlokalisasi, ileus, demam, malaise, leukositosis semakin jelas. 3ila perforasi
dengan peritonitis umum atau pembentukan abses telah terjadi sejak klien pertam
akali datang, diagnosis dapat ditegakkan dengan pasti.
3ila terjadi peritonitis umum terapi spesifik yang dilakukan adalah operasi untuk
menutup asal perforasi. (edangkan tindakan lain sebagai penunjang + tirah baring
dalam posisi fo&ler medium, pemasangan 4"., puasa, koreksi 0airan dan
elektrolit, pemberian penenang, pemberian antibiotik berspektrum luas
dilanjutkan dengan pemberian antibiotik yang sesuai dengan kultur, transfusi
utnuk mengatasi anemia, dan penanganan syok septik se0ara intensif, bila ada.
3ila terbentuk abses apendiks akan teraba massa di kuadran kanan ba&ah yang
0enderung menggelembung ke arah rektum atau 'agina. .erapi dini dapat
diberikan kombinasi antibiotik (misalnya ampisilin, gentamisin, metronidazol,
atau klindamisin). :engan sediaan ini abses akan segera menghilang, dan
apendiktomi dapat dilakaukan 69#2 minggu kemudian. Pada abses yang tetap
progresif harus segera dilakukan drainase. Abses daerah pel'is yang menonjol ke
arah rektum atau 'agina dengan fruktuasi positif juga perlu dibuatkan drainase.
.romboflebitis supuratif dari sistem portal jarang terjadi tetapi merupakan
komplikasi yang letal. 2al ini harus di0urigai bila ditemukan demam sepsis,
menggigil, hepatomegali, dan ikterus setelah terjadi perforasi apendiks. Pada
keadaan ini diindikasikan pemberian antibiotik kombinasi dengan drainase.
8omplikasi lain yang terjadi ialah abses subfrenikus dan fokal sepsis
intraabdominal lain. 7bstruksi intestinal juga dapat terjadi akibat perlengketan.
Askep Appendiksitis
F. Pemeriksaan
Pemeriksaan menurut 3etz(2002), /atzel(#$$)), 2artman(#$$*), antara lain +
#. Anamnesa
"ejala apendisitis ditegakkan dengan anamnese, ada * hal yang penting adalah +
o 4yeri mula9mula di epigastrium (nyeri 'iseral) yang beberapa &aktu
kemudian menjalar ke perut kanan ba&ah.
o Muntah oleh karena nyeri 'iseral.
o Panas (karena kuman yang menetap di dinding usus).
o "ejala lain adalah badan lemah dan kurang nafsu makan, penderita
nampak sakit, menghindarkan pergerakan, di perut terasa nyeri.
2. Pemeriksaan <adiologi
Pemeriksaan radiologi pada foto tidak dapat menolong untuk menegakkan
diagnosa apendisitis akut, ke0uali bila terjadi peritonitis, tapi kadang kala dapat
ditemukan gambaran sebagai berikut+ Adanya sedikit fluid le'el disebabkan
karena adanya udara dan 0airan. 8adang ada fe0olit (sumbatan). pada keadaan
perforasi ditemukan adanya udara bebas dalam diafragma.
5. @aboratorium
Pemeriksaan darah + lekosit ringan umumnya pada apendisitis sederhana lebih
dari #5000-mm5 umumnya pada apendisitis perforasi. .idak adanya lekositosis
tidak menyingkirkan apendisitis. 2itung jenis+ terdapat pergeseran ke kiri.
Pemeriksaan urin + sediment dapat normal atau terdapat lekosit dan eritrosit lebih
dari normal bila apendiks yang meradang menempel pada ureter atau 'esika.
Pemeriksaan laboratorium @eukosit meningkat sebagai respon fisiologis untuk
melindungi tubuh terhadap mikroorganisme yang menyerang.
Pada apendisitis akut dan perforasi akan terjadi lekositosis yang lebih tinggi lagi.
2b (hemoglobin) nampak normal. @aju endap darah (@1:) meningkat pada
keadaan apendisitis infiltrat. Arine rutin penting untuk melihat apa ada infeksi
pada ginjal.
Askep Appendiksitis
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan apendiksitis menurur Mansjoer, 2000 +
#. (ebelum operasi
o Pemasangan sonde lambung untuk dekompresi
o Pemasangan kateter untuk 0ontrol produksi urin.
o <ehidrasi
o Antibioti0 dengan spe0trum luas, dosis tinggi dan diberikan se0ara
intra'ena.
o 7bat9obatan penurun panas, phenergan sebagai anti menggigil, largaktil
untuk membuka pembuluh B pembuluh darah perifer diberikan setelah
rehidrasi ter0apai.
o 3ila demam, harus diturunkan sebelum diberi anestesi.
2. 7perasi
o Apendiktomi.
o Apendiks dibuang, jika apendiks mengalami perforasi bebas,maka
abdomen di0u0i dengan garam fisiologis dan antibiotika.
o Abses apendiks diobati dengan antibiotika ;C,massanya mungkin
menge0il,atau abses mungkin memerlukan drainase dalam jangka &aktu
beberapa hari. Apendiktomi dilakukan bila abses dilakukan operasi elektif
sesudah 6 minggu sampai 5 bulan.
5. Pas0a operasi
o 7bser'asi ..C.
o Angkat sonde lambung bila pasien telah sadar sehingga aspirasi 0airan
lambung dapat di0egah.
o 3aringkan pasien dalam posisi semi fo&ler.
o Pasien dikatakan baik bila dalam #2 jam tidak terjadi gangguan, selama
pasien dipuasakan.
o 3ila tindakan operasilebih besar, misalnya pada perforasi, puasa
dilanjutkan sampai fungsi usus kembali normal.
o 3erikan minum mulai#)ml-jam selama *9) jam lalu naikan menjadi 50
ml-jam. 8eesokan harinya berikan makanan saring dan hari berikutnya
diberikan makanan lunak.
o (atu hari pas0a operasi pasien dianjurkan untuk duduk tegak di tempat
tidur selama 2D50 menit.
o Pada hari kedua pasien dapat berdiri dan duduk di luar kamar.
o 2ari ke9> jahitan dapat diangkat dan pasien diperbolehkan pulang.
Pada keadaan massa apendiks dengan proses radang yang masih aktif yang
ditandai dengan +
o 8eadaan umum klien masih terlihat sakit, suhu tubuh masih tinggi
o Pemeriksaan lokal pada abdomen kuadran kanan ba&ah masih jelas
terdapat tanda9tanda peritonitis
o @aboratorium masih terdapat lekositosis dan pada hitung jenis terdapat
pergeseran ke kiri.
(ebaiknya dilakukan tindakan pembedahan segera setelah klien dipersiapkan,
karena dikuatirkan akan terjadi abses apendiks dan peritonitis umum. Persiapan
dan pembedahan harus dilakukan sebaik9baiknya mengingat penyulit infeksi luka
lebih tiggi daripada pembedahan pada apendisitis sederhana tanpa perforasi.
Pada keadaan massa apendiks dengan proses radang yang telah mereda ditandai
dengan +
o Amumnya klien berusia ) tahun atau lebih.
o 8eadaan umum telah membaik dengan tidak terlihat sakit, suhu tubuh
tidak tinggi lagi.
o Pemeriksaan lokal abdomen tidak terdapat tanda9tanda peritonitis dan
hanya teraba massa dengan jelas dan nyeri tekan ringan.
o @aboratorium hitung lekosit dan hitung jenis normal.
.indakan yang dilakukan sebaiknya konser'atif dengan pemberian antibiotik dan
istirahat di tempat tidur. .indakan bedah apabila dilakukan lebih sulit dan
perdarahan lebih banyak, lebih9lebih bila massa apendiks telah terbentuk lebih
dari satu minggu sejak serangan sakit perut.Pembedahan dilakukan segera bila
dalam pera&atan terjadi abses dengan atau tanpa peritonitis umum.
Askep Appendiksitis
Asuhan Keperawatan Anak dengan Apendiksitis
A. Pengkajian
Pengkajian menurut ong (2005), :oenges (#$$$), /atzel (#$$)), 3etz (2002), antara
lain +
#. a&an0ara
:apatkan ri&ayat kesehatan dengan 0ermat khususnya mengenai +
o 8eluhan utama klien akan mendapatkan nyeri di sekitar epigastrium
menjalar ke perut kanan ba&ah. .imbul keluhan 4yeri perut kanan ba&ah
mungkin beberapa jam kemudian setelah nyeri di pusat atau di epigastrium
dirasakan dalam beberapa &aktu lalu.(ifat keluhan nyeri dirasakan terus9
menerus, dapat hilang atau timbul nyeri dalam &aktu yang lama. 8eluhan
yang menyertai biasanya klien mengeluh rasa mual dan muntah, panas.
o <i&ayat kesehatan masa lalu biasanya berhubungan dengan masalah.
kesehatan klien sekarang ditanyakan kepada orang tua.
o :iet,kebiasaan makan makanan rendah serat.
o 8ebiasaan eliminasi.
2. Pemeriksaan ,isik
o Pemeriksaan fisik keadaan umum klien tampak sakit ringan-sedang-berat.
o (irkulasi + .akikardia.
o <espirasi + .akipnoe, pernapasan dangkal.
o Akti'itas-istirahat + Malaise.
o 1liminasi + 8onstipasi pada a&itan a&al, diare kadang9kadang.
o :istensi abdomen, nyeri tekan-nyeri lepas, kekakuan, penurunan atau
tidak ada bising usus.
o 4yeri-kenyamanan, nyeri abdomen sekitar epigastrium dan umbili0us,
yang meningkat berat dan terlokalisasi pada titik M0. 3urney, meningkat
karena berjalan, bersin, batuk, atau napas dalam. 4yeri pada kuadran
kanan ba&ah karena posisi ekstensi kaki kanan-posisi duduk tegak.
o :emam lebih dari 5%0/.
o :ata psikologis klien nampak gelisah.
o Ada perubahan denyut nadi dan pernapasan.
o Pada pemeriksaan rektal tou0her akan teraba benjolan dan penderita
merasa nyeri pada daerah prolitotomi.
o 3erat badan sebagai indi0ator untuk menentukan pemberian obat.
5. Pemeriksaan Penunjang
o .anda9tanda peritonitis kuadran kanan ba&ah. "ambaran perselubungan
mungkin terlihat Eileal atau 0ae0al ileusF (gambaran garis permukaan
0airan udara di sekum atau ileum).
o @aju endap darah (@1:) meningkat pada keadaan apendisitis infiltrat.
o Arine rutin penting untuk melihat apa ada infeksi pada ginjal.
o Peningkatan leukosit, neutrofilia, tanpa eosinofil.
o Pada enema barium apendiks tidak terisi.
o Altrasound+ fekalit nonkalsifikasi, apendiks nonperforasi, abses apendiks.
B. Diagnosa Keperawatan
:iagnosa yang mun0ul pada anak dengan kasus apendiksitis berdasarkan rumusan
diagnosa kepera&atan menurut 4A4:A (2006) antara lain +
Pre perasi
#. 4yeri akut berhubungan dengan proses penyakit.
2. 8etidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual,muntah, anoreksia.
Post perasi
#. 4yeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan.
2. <esiko kekurangan 'olume 0airan berhubungan dengan asupan 0airan yang tidak
adekuat.
C. !nter"ensi Keperawatan
;nter'ensi menurut M0./loskey (#$$6) 4ursing ;nter'ention /lasssifi0ation (4;/), dan
hasil yang diharapkan menurut =ohnson (2000) 4ursing 7ut0ome /lassifi0ation ( 47/) ,
antara lain +
Pre perasi
D# !. $%eri akut &erhu&ungan dengan proses pen%akit.
'ujuan (4yeri dapat berkurang atau hilang.
Kriteria )asil (
4yeri berkurang
1kspresi nyeri lisan atau pada &ajah
8egelisahan atau keteganganotot
Mempertahankan tingkat nyeri pada skala 09#0.
Menunjukkan teknik relaksasi yang efektif untuk men0apai kenyamanan.
!nter"ensi
@akukan pengkajian nyeri, se0ara komprhensif meliputi lokasi, keparahan, fa0tor
presipitasinya.
7bser'asi ketidaknyamanan non 'erbal.
"unakan pendekatan yang positif terhadap pasien, hadir dekat pasien untuk
memenuhi kebutuhan rasa nyamannya dengan 0ara+ masase, perubahan posisi,
berikan pera&atan yang tidak terburu9buru.
8endalikan fa0tor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap
ketidaknyamanan.
Anjurkan pasien untuk istirahat.
@ibatkan keluarga dalam pengendalian nyeri pada anak.
8olaborasi medis dalam pemberian analgesi0.
D# !!. Ketidakseim&angan nutrisi kurang dari ke&utuhan tu&uh &erhu&ungan
dengan mual*muntah* anoreksia.
'ujuan ( (etelah dilakukan tindakan kepera&atan diharapkan nutrisi pasien adekuat.
Kriteria )asil (
Mempertahankan berat badan.
.oleransi terhadap diet yang dianjurkan.
Menunjukan tingkat keadekuatan tingkat energi.
.urgor kulit baik.
!nter"ensi
.entukan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.
Pantau kandungan nutrisi dan kalori pada 0atatan asupan.
3erikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana
memenuhinya.
Minimalkan faktor yang dapat menimbulkan mual dan muntah.
pertahankan higiene mulut sebelum dan sesudah makan.
Post perasi
D#. !. $%eri &erhu&ungan dengan terputusn%a kontinuitas jaringan.
'ujuan ( (etelah dilakukan tindakan kepera&atan diharapkan nyeri dapat berkurang atau
hilang.
Kriteria )asil (
4yeri berkurang
1kspresi nyeri lisan atau pada &ajah
Mempertahankan tingkat nyeri pada skala 09#0.
Menunjukkan teknik relaksasi yang efektif untuk men0apai kenyamanan.
!nter"ensi
@akukan pengkajian nyeri, se0ara komprhensif meliputi lokasi, keparahan.
7bser'asi ketidaknyamanan non 'erbal
"unakan pendekatan yang positif terhadap pasien, hadir dekat pasien untuk
memenuhi kebutuhan rasa nyamannya dengan 0ara+ masase, perubahan posisi,
berikan pera&atan yang tidak terburu9buru.
8endalikan fa0tor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap
ketidaknyamanan.
Anjurkan pasien untuk istirahat dan menggunakan tenkik relaksai saat nyeri.
@ibatkan keluarga dalam pengendalian nyeri pada anak.
8olaborasi medis dalam pemberian analgesi0.
D# !!. +esiko kekurangan "olume ,airan &erhu&ungan dengan asupan ,airan %ang
tidak adekuat.
'ujuan ( (etelah dilakukan tindakan kepera&atan diharapkan keseimbangan 0airan
pasien normal dan dapat mempertahankan hidrasi yang adekuat.
Kriteria )asil (
Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan 33, 3= urine normal, 2.
normal.
.ekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal.
.idak ada tanda9tanda dehidrasi, elastisitas, turgor kulit, membran mukosa
lembab.
.idak ada rasa haus yang berlebihan.
!nter"ensi
Pertahankan 0atatan intake dan output yang akurat.
Monitor 'ital sign dan status hidrasi.
Monitor status nutrisi
A&asi nilai laboratorium, seperti 2b-2t, 4aG albumin dan &aktu pembekuan.
8olaborasikan pemberian 0airan intra'ena sesuai terapi.
Atur kemungkinan transfusi darah.
Daftar Pustaka
3etz, /e0ily @, dkk. 2002. 3uku (aku 8epera&atan Pediatri, 1disi 5. =akarta+ 1"/
/atzel, Pin0us.#$$). 8apita (elekta Pediatri. =akarta+ 1"/.
:ongoes. Marilyn. 1.dkk #$$$. <en0ana Asuhan 8epera&atan Pedoman Antuk
Peren0ana Pendokumentasian Pera&atan 8lien. =akarta + Penerbit 3uku 8edokteran
1"/.
=ohnson, Marion,dkk. 4ursing 7ut0ome /lassifi0ation (47/). (t. @ouis, Missouri+
Mosby Hearbook,;n0.
Markum.#$$#.;lmu 8esehatan Anak. =akarta+ ,8A;.
Mansjoer. A. :kk. 2000. 8apita (elekta 8edokteran. =ilid 2. 1disi 5. =akarta + Media
Aes0ulapius.
M0. /loskey, =oanne. #$$6. 4ursing ;nter'ention /lasssifi0ation (4;/). (t. @ouis,
Missouri+ Mosby Hearbook,;n0.
4elson.#$$*.;lmu 8esehatan Anak.Col 2.=akarta+ 1"/.
(abiston, :./. #$$). 3uku Ajar 3edah. =akarta + 1"/.
(yamsuhidayat. < ! :e =ong . 200*. 3uku Ajar ;lmu 3edah. 1disi 2 .=akarta + 1"/.
ong, :onna @. 2005. Pedoman 8linis 8epera&tan Pediatrik, 1disi *. =akarta+ 1"/
IIII, 200>, apendisitis, terdapat pada+&&&. harna&atiarj&ordpress.0om diakses tanggal
# =uni 200%.

Você também pode gostar