Você está na página 1de 2

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..

Innal hamda lillah, sesungguhnya segala puja dan puji hanya bagi Allah semata. Nahmaduhu, kita
akan senantiasa memuji Allah. Wa nastainuhu, dan kita juga senantiasa memohon pertolongan
kepada Allah. Wa nastagfiruhu, dan kita juga senantiasa memohon ampun atas segala dosa-dosa
kita hanya kepada Allah. Wa naudzubillahi min syururi anfusina, dan senantiasa kita jadi kan
Allah sebagai pelindung dari keburukan nafsu yang ada di dalam diri kita. Wa min sayyi ati
amalina, dan dari segala amal perbuatan kita yang buruk.

Allahumma shalli wa sallim wa barik wa karim ala sayyidina wahabibina wasyafiina wa maulana
muhammad wa ala alihi wa ashabihi ajmain amma badu.

Kali ini, kita akan membahas salah satu rezeki yang terbesar. Apa itu? Jodoh. Inilah yang
membuat orang menuggu-nunggu, galau, dan berbagai macam perasaanlah yang muncul. Kita
akan membahas bagaimana menjumput rezeki yang satu ini, menjemput jodoh.

Ada yang mengatakan, Belum ada jodohnya, bukan apa-apa. Sebenarnya, jodoh itu ada atau
tidak? Yang sebenarnya, jodoh itu sudah ada, persis seperti rezeki, rezeki itu sudah ada, tinggal
bagaimana kita menjemputnya saja. Nah, jika kita jemputnya nggk tau caranya, terlalu cepat,
terlalu lambat, atau nggk tau gimana, nggk ketemu tuh. Tapi kalau kita tau dimana, kapan, tepat
waktunya, ketemu itu. Rezeki seperti itu, jodoh pun seperti itu.

Ada lagi yang mengatakan, Jodoh itu di tangan Tuhan. Ya iya, jodoh itu memang di tangan
Tuhan, makanya kita ambil, kalau ngga, ya di tangan Tuhan terus jadinya.


Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah
untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk
wanita yang baik. (Qs. An Nur:26)

Ada sebuah ayat, yang essensinya seperti ini, yang baik-baik untuk yang baik-baik, yang keji
untuk yang keji. Artinya gimana? Kalau kita ingin jodoh kita yang baik-baik, kita perbaiki diri kita,
kita pantaskan diri kita. Dimana? Ya, dihadapan yang Maha Kuasa. Bukan dihadapan manusia.
Dan kebanyakan kita memantaskan diri dihadapan orang, jika hal itu terjadi, maka kita juga akan
menemukan jodoh yang juga sibuk memantaskan diri dihadapan orang. Tapi jika kita
memantaskan diri dihadapan Allah, insya Allah kita juga akan bertemu dengan jodoh kita yang
memantaskan diri dihadapan Allah juga.

Simplenya gini, ada jodoh nilainya 8, ada jodoh nilainya 9, ya pasti semua orang milihnya yang 9.
9 atau 9,5 ? ya 9,5. Nah, gitu. Kalau kita pengen yang 9,5 pastikan diri kita juga 9,5. Karena yang
baik-baik untuk yang baik-baik, dan yang keji untuk yang keji. Jadi ya, misalnya jodoh kita 7,
bukan mustahil kita juga 7. Allah itu hanya memberi orang yang pantas untuk kita. Bahkan kalau
kita tarik dalam konsep yang lebih luas, dalam pergaulan, organisasi, dst. Biasanya, teman kita,
tim kita, adalah refleksi, cerminan dari kita. Jadi kalau kita mau memperbaiki teman kita, tim kita,
ya simple aja, kita perbaiki diri kita. Kalau ingin mereka baik, kita perbaiki diri, kita pantaskan diri.

Ada cerita, suatu saat Ia sedang mencari jodoh. Karena ngga tau ilmunya, ya, cari cari cari.
Ketemu orang ini orang itu, guru ini guru itu, minta di jodohin. Ya alhamdulillah, ngga ketemu.
Cari yang cocok, ngga ketemu. Akhirnya udah setahun, barulah, ngga ketemu juga.

Ternyata suatu malam Ia tersadar. Ia ingin jodohnya melakuan ibadah A, ibadah, B, ibadah C,
ibadah D. ia lihat dirinya apakah Ia melakukan ibadah itu. Ibadah A ngga, ibadah B ngga, ibadah
C ngga, dan ibadah D sesekali. Setelah menyadari itu, Ia lakukan itu ibadah A, B, C, dan
meningkatkat ibadah D. Subhanallah, 3 bulan saja, setelah melakukan itu, ketemu tuh jodoh. Dan
6 bulan kemudian Ia menikah. Ngga ribet, ngga rame-rame. Karena yang dianjurkan, itu adalah
menikahnya, dan memberitahukannya.

Jadi ternyata, mungkin selama ini nilainya masih 6, sementara jodohnya itu sudah 8. Jadi Ia ngga
ketemu, karena menurut Allah Ia belum pantas untuk jodohnya itu. Begitu Ia memperbaiki diri,
akhirnya Ia dipertemukan juga dengan jodohnya. Kenapa? Karena sudah pantas.

Dalam pergaulan misalnya, kita punya 10 teman, semuanya kacau, kemungkinan besar kitanya
kacau. Karena biasanya, lingkungan kita adalah cerminan dari diri kita. Jadi kalau kita ingin
memperbaiki mereka, perbaiki diri kita. Tapi kalau misalnya punya 10 teman, 1 nya kacau. Nah,
mungkin ini ujian.

Allah memang akan memberi sesuai kepantasan kita, bukan kita mengaku diri kita baik, tidak,
tapi disini kita berusaha, insya Allah Allah akan memberi orang yang kurang lebih seperti kita.
Jadi, bukan Allah ngga memberi jodoh itu, mungkin kitanya belum pantas dapet yang baik itu.

Mudah-mudahan Allah subhanahu wataala memudahkan segala urusan-urusan kita. Semoga
bermanfaat.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..
n

Você também pode gostar