Você está na página 1de 8

Nama : Kasla Kusnanto

Npm : 01.2012.1.04539
.10 Beton polos pada struktur tahan gempa

1) Struktur yang direncanakan terhadap gaya yang ditimbulkan oleh gempa di wilayah
gempa dengan resiko tinggi atau yang dimaksudkan untuk memiliki kinerja gempa yang
tinggi tidak boleh menggunakan komponen struktur fondasi dari beton polos struktural,
kecuali berikut ini:

(a) Untuk pemukiman satu dan dua keluarga yang terpisah, bertingkat tiga atau lebih
rendah dan dibuat dengan dinding penumpu pakai stud, fondasi telapak beton polos tanpa
tulangan memanjang yang menahan dinding dan fondasi telapak beton polos yang terisolir
yang menyangga kolom atau pedestal boleh digunakan.

(b) Untuk semua struktur lain, fondasi telapak dari beton polos yang menahan dinding
pasangan bertulang atau dinding beton bertulang cor setempat boleh digunakan asalkan
fondasi telapak diperkuat oleh tulangan memanjang yang terdiri dari tidak kurang dari dua
batang tulangan yang menerus. Tulangan tidak boleh lebih kecil dari D-13 dan harus
memiliki luas total tidak kurang dari 0,002 kali luas penampang melintang kotor dari fondasi
telapak. Kontinuitas tulangan harus terjaga di daerah sudut dan di persimpangan.

(c) Untuk pemukiman satu atau dua keluarga yang terpisah, bertingkat tiga atau lebih
rendah dan dibuat dengan dinding penumpu pakai stud, fondasi atau dinding besmen beton
polos boleh digunakan asalkan tebal dinding tidak kurang dari 190 mm dan tidak menahan
urugan yang lebih dari 1,2 m.
25.7 Geser dan puntir

1) Tegangan geser rencana v harus dihitung dengan:

v =
V
(145)
b d


w


dengan V adalah gaya geser rencana pada penampang yang ditinjau.


2) Bila reaksi, yang searah dengan geser yang bekerja, menimbulkan tekan di daerah
ujung komponen struktur, maka penampang-penampang yang berjarak kurang dari d dari
muka tumpuan, boleh direncanakan terhadap geser v yang sama besarnya dengan geser
yang dihitung untuk penampang yang berjarak d dari tumpuan.

3) Bilamana berlaku, pengaruh puntir, sesuai ketentuan dalam pasal 13, harus ditambah-
kan. Kekuatan geser dan momen puntir yang disediakan beton dan batas kekuatan puntir
maksimum harus diambil sebesar 55 % dari nilai yang diberikan pada pasal 13.

4) Tegangan geser yang dipikul beton :
(1) Untuk komponen struktur yang menerima beban geser dan lentur saja, tegangan geser
Nama : Kasla Kusnanto
Npm : 01.2012.1.04539
v
c
yang dipikul oleh beton tidak boleh melebihi (1/ 11) f
c
'
kecuali apabila dilakukan
perhitungan yang lebih rinci menurut 25.7(4(4)).
(2) Untuk komponen struktur yang menerima beban tekan aksial, tegangan geser v
c
yang
dipikul oleh beton tidak boleh diambil melebihi (1/ 11) f
c
'
kecuali apabila dilakukan
perhitungan yang lebih rinci menurut 25.7(4(5)).
(3) Untuk komponen struktur yang menerima beban tarik aksial yang besar, tulangan geser
harus direncanakan untuk memikul geser total, kecuali bila dilakukan perhitungan yang lebih
rinci dengan menggunakan persamaan berikut:


1

N

'


v
c
=

1 + 0,6

(146)
11
fc

A
g


dengan N adalah negatif untuk tarik. Besaran N / A
g
harus dinyatakan dalam MPa.

(4) Untuk komponen struktur yang menerima beban geser dan lentur saja, v
c
dapat dihitung
dengan:
1
'
+ 9
w

Vd
(147) v c =
12
fc
M




tetapi v
c
tidak boleh diambil lebih besar dari (1/ 7) f
c
'
. Besaran Vd/M tidak boleh diambil
lebih besar dari 1,0, dimana M adalah momen rencana yang bekerja secara bersamaan
dengan V pada penampang yang ditinjau.

(5) Untuk komponen struktur yang menerima beban tekan aksial, v
c
dapat dihitung dengan:


1 N

'
(148)

v
c
=



11
1 + fc

11

A
g


dengan besaran N / A
g
harus dinyatakan dalam MPa.

(6) Tegangan geser v
c
yang dipikul oleh beton berlaku untuk beton normal. Bila digunakan
beton dengan agregat ringan, harus diberlakukan salah satu dari modifikasi berikut:

a) Bila f
ct
ditentukan dan beton diproporsikan sesuai dengan 7.2, maka f
c
'
harus diganti
dengan 1,8f
ct
, tetapi nilai 1,8f
ct
tidak boleh melebihi f
c
'
.

b) Bila f
ct
tidak ditentukan, maka nilai f
c
'
harus dikalikan dengan 0,75 untuk beton ringan-

total dan dengan 0,85 untuk beton ringan-pasir. Interpolasi linier diperbolehkan apabila
dilakukan penggantian pasir sebagian.

(7) Dalam menentukan tegangan geser v
c
yang dipikul oleh beton, bilamana berlaku, maka
pengaruh dari gaya tarik aksial akibat rangkak dan susut pada komponen struktur yang terkekang
harus diperhitungkan dan pengaruh dari tekan lentur miring pada komponen struktur yang
tingginya bervariasi dapat pula ikut diperhitungkan.
Nama : Kasla Kusnanto
Npm : 01.2012.1.04539

5) Tegangan geser yang dipikul oleh tulangan geser:

(1) Jenis-jenis tulangan geser

Tulangan geser dapat terdiri dari salah satu berikut ini:

a) Sengkang yang dipasang tegak lurus terhadap sumbu komponen struktur.
b) Jaring kawat las, dengan kawat-kawat yang dipasang tegak lurus terhadap sumbu
komponen, dengan membuat sudut 45 atau lebih terhadap tulangan tarik longitudinal.

c) Tulangan memanjang dengan bagian bengkokan yang membuat sudut 30 atau lebih
terhadap tulangan tarik longitudinal.

d) Kombinasi dari sengkang dan tulangan memanjang yang dibengkokkan.
e) Spiral.
(2) Kuat leleh rencana dari tulangan geser tidak boleh lebih dari 400 MPa.

(3) Sengkang dan batang atau kawat lainnya yang digunakan sebagai tulangan geser harus
diteruskan sejarak d dari serat tekan terluar dan harus diangkur pada kedua ujungnya
menurut 14.13 untuk mengembangkan kuat leleh rencana tulangan.

(4) Batas spasi bagi tulangan geser:

a) Spasi tulangan geser yang dipasang tegak lurus terhadap sumbu komponen struktur
tidak boleh lebih dari d/2, ataupun 600 mm.

b) Sengkang miring dan tulangan longitudinal yang dibengkokkan harus dipasang dengan
spasi yang sedemikian hingga setiap garis miring 45 derajat yang ditarik dari titik tengah
tinggi komponen struktur ke tulangan tarik memanjang dengan arah menuju reaksi tumpuan,
harus dipotong paling tidak oleh satu garis tulangan geser.
c) Bila (v-v
c
) melampaui (1/ 6) f
c
'
, maka spasi maksimum yang diberikan oleh 25.7(5(4a))

dan 25.7(5(4b)) harus dikurangi menjadi setengahnya.

(5) Tulangan geser minimum:

a) Dalam semua komponen struktur lentur yang mempunyai tegangan geser rencana v lebih
besar dari setengah tegangan geser izin beton v
c
, harus dipasang tulangan geser minimum,
kecuali pada:

(a) Pelat dan fondasi telapak.

(b) Konstruksi balok rusuk yang didefinisikan dalam 10.11.

(c) Balok dengan tinggi total tidak lebih dari nilai terbesar dari 250 mm, 2,5 kali tebal sayap,
atau setengah lebar badan penampang.

b) Ketentuan tulangan geser minimum pada 25.7(5(5a)) boleh diabaikan bila dapat
ditunjukkan dengan pengujian bahwa kuat lentur dan geser batas yang diperlukan dapat
dikembangkan walaupun tulangan gesernya dihilangkan.

c) Bila berdasarkan ketentuan 25.7(5(5a)) ataupun berdasarkan perhitungan analisis
diperlukan tulangan geser, maka luas tulangan geser minimum harus dihitung dari

Nama : Kasla Kusnanto
Npm : 01.2012.1.04539
A
v

=
75 f
c
'
b
w
s
(149)
1200 f
y





tapi A
v
tidak boleh kurang dari
1 b
w
s
, dengan b
w
dan s dalam milimeter.

3 f
y



(6) Perencanaan tulangan geser:

a) Bila tegangan geser rencana v lebih besar dari tegangan geser yang dapat dipikul oleh beton
v
c
, maka harus dipasang tulangan geser sesuai dengan 25.7(5(6b)) hingga 25.7(5(6h)).

b) Bila digunakan tulangan geser yang tegak lurus terhadap sumbu komponen struktur, maka:

Av = (v vc )bw/s fs

c) Bila digunakan tulangan sengkang miring, maka:


A
v
=
(v v
c
)b
w
s
f
s
(sin + cos )


d) Bila tulangan geser terdiri dari tulangan tunggal atau satu kumpulan tulangan sejajar yang
semuanya dibengkokkan pada jarak yang sama dari perletakan, maka

A
v
=
(v v
c
)b
w
d
f
s
sin


dengan (v v
c
) tidak boleh melebihi (1/ 8) f
c
'
.



e) Bila tulangan geser terdiri dari suatu kumpulan batang tulangan sejajar yang
dibengkokkan atau kumpulan dari batang tulangan sejajar yang dibengkokkan pada jarak
yang berbeda dari perletakan, maka luas yang dibutuhkan harus dihitung dengan persamaan
151.

f) Pada setiap batang tulangan longitudinal yang dibengkokkan, yang dianggap efektif
dapat menahan geser hanyalah tiga perempat bagian tengah dari bagian yang miring.

g) Bila lebih dari satu jenis tulangan geser digunakan untuk menulangi bagian yang sama
dari suatu komponen struktur, maka luas tulangan yang dibutuhkan harus dihitung sebagai
jumlah dari tiap jenis tulangan secara terpisah. Dalam perhitungan tersebut nilai v
c
hanya
boleh dimasukkan sekali saja.

h) Nilai (v- v
c
) tidak boleh melebihi (3 / 8) f
c
'
.


6) Geser friksi

Nama : Kasla Kusnanto
Npm : 01.2012.1.04539
Bilamana perlu dipertimbangkan perpindahan geser melalui suatu bidang tertentu, misalnya
bidang retak yang telah ada maupun yang mungkin terjadi, bidang muka di antara dua
material yang berbeda atau di antara dua adukan beton yang dicor pada waktu yang
berbeda, maka ketentuan mengenai geser friksi yang terdapat pada 13.7 boleh digunakan,
dengan membatasi tegangan geser maksimum sebesar 55 % dari ketentuan yang diberikan
13.7(5). Tegangan izin pada tulangan geser-friksi harus mengikuti ketentuan 25.3(2).

7) Ketentuan khusus untuk pelat dan fondasi telapak:

(1) Kapasitas geser pelat dan fondasi telapak disekitar beban terpusat atau gaya reaksi
ditentukan oleh kondisi yang terberat dari dua kondisi berikut:

a) Aksi balok pada pelat atau fondasi telapak, dengan penampang kritis yang memanjang
pada suatu bidang yang memotong seluruh lebar dan berjarak d dari muka beban terpusat
atau daerah tumpuan. Untuk kondisi ini, pelat atau fondasi telapak harus direncanakan
berdasarkan 25.7(1) hingga 25.7(5).

b) Aksi dua arah pada pelat dan fondasi telapak, dengan suatu penampang kritis yang
tegak lurus terhadap bidang pelat dan terletak sedemikian hingga perimeternya minimum,
tapi tidak perlu lebih dekat dari d/2 terhadap perimeter beban terpusat atau daerah reaksi.
Untuk kondisi ini, pelat dan fondasi telapak harus direncanakan berdasarkan 25.7(7(2)) dan
25.7(7(3)).

(2) Tegangan geser rencana v harus dihitung dari

v =
V
(153)
b
o
d




dengan V dan b
o
harus diambil pada penampang kritis yang didefinisikan pada 25.7(7(1b)).
(3) Tegangan geser rencana v tidak boleh melebihi v
c
yang diberikan pada persamaan 154
kecuali bila disediakan tulangan geser.

1 2 '


v
c =

1 +

f
c (154)
12

c


tetapi v
c
tidak boleh lebih besar dari (1 / 6 ) f
c
'
.
c
adalah perbandingan antara sisi panjang

terhadap sisi pendek dari beban terpusat atau daerah tumpuan. Bila digunakan beton
agregat ringan, maka modifikasi dari 25.7(4(6)) harus diberlakukan.
(4) Bila tulangan geser terdiri dari batang tulangan atau kawat yang ditentukan berdasarkan

13.12(3), maka nilai v
c
tidak boleh lebih dari (1/ 12) f
c
'
dan v tidak boleh lebih dari

(1/ 4) f
c
'
.

(5) bila tulangan geser terdiri dari penampang baja profil I atau profil kanal (kepala geser) yang
ditentukan berdasarkan 13.12(4), maka nilai v pada penampang kritis yang didefinisikan dalam
25.7(7(1b)) tidak boleh lebih dari 0,3 f
c
'
, dan v pada penampang kritis
Nama : Kasla Kusnanto
Npm : 01.2012.1.04539

yang didefinisikan dalam 13.12(4(7)) tidak boleh melebihi (1/ 6) f
c
'
. Dalam persamaan 82


dan 83, gaya geser rencana V harus dikalikan dengan 2 dan digunakan sebagai pengganti
V
u
.

8) Ketentuan khusus untuk komponen lainnya.

Pada perencanaan komponen struktur lentur tinggi, braket, dan dinding, ketentuan khusus
pada pasal 13 harus digunakan, dengan memperhitungkan kekuatan geser yang diberikan
oleh beton dan membatasi kekuatan geser maksimum sebesar 55 % dari nilai yang
ditentukan oleh pasal 13. Dalam 13.10(6), gaya aksial rencana harus dikalikan dengan 1,2
untuk tekan, dan 2,0 untuk tarik, dan digunakan untuk menggantikan N
u
.

9) Komponen lentur beton komposit.
Pada perencanaan komponen lentur beton komposit, tegangan geser horizontal izin v
h
tidak
boleh melebihi 55% dari kuat geser horizontal yang diberikan pada 19.5(2) dari tata cara ini
Nama : Kasla Kusnanto
Npm : 01.2012.1.04539
Nama : Kasla Kusnanto
Npm : 01.2012.1.04539

Você também pode gostar