penurunan absolute atau relatif dari kadar insulin
yang mengakibatkan kegagalan metabolisme glukosa. Pembedahan dentoalveolar yang dilakukan pada pasien DM tipe II dengan menggunakan anestesi lokal biasanya tidak memerlukan tambahan insulin atau hipoglikemik oral. Pasien DM tipe I yang terkontrol harus mendapat pemberian insulin seperti biasanya sebelum dilakukan pembedahan.
Diabetes yang terkontrol dengan baik tidak memerlukan terapi antibiotik profilaktik untuk pembedahan rongga mulut. Pasien dengan DM tidak terkontrol akan mengalami penyembuhan yang lebih lambat dan cenderung mengalami infeksi, sehingga memerlukan pemberian antibiotik profilaktik. Respon terhadap infeksi tersebut diduga keras akibat defisiensi leukosit polimorfonuklear dan menurunnya atau terganggunya fagositosis, diapedesis, dan khemotaksis karena hiperglikemi. EFEK PEMBEDAHAN PADA METABOLISME
Kadar gula darah tergantung dari produksi dan penggunaan gula darah tubuh. Selama pembedahan atau sakit/stres terjadi respon katabolik dimana terjadi peningkatan sekresi katekolamin, glukagon, korfisol, tetapi di sana juga terjadi penurunan sekresi insulin. Jadi pembedahan menyebabkan hiperglikemia, penurunan penggunaan gula darah, peningkatan glukoneogenesis, dan katabolisme protein. Respon tersebut dipacu tidak hanya oleh nyeri tetapi juga oleh sekresi, peptida seperti interleukin I dan berbagai hormon termasuk growth hormon dan prolaktin.