Você está na página 1de 4

)

6
karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan ; sesungguhnya
sesudah kesulitan ada kemudahan6
1. PENDAHULUAN
Ajaran syariat islam mengajarkan kita untuk tidak boleh berputus asa dan
menganjurkan untuk senantiasa berikhtiar (berusaha) dalam menggapai karunia
Allah SWT. Demikian halnya di antara panca maslahat yang diayomi oleh
maqashid asy-syariah (tujuan filosofis agama islam) adalah hifdz an-nasl
(memelihara fungsi dan kesucian reproduksi) bagi kelangsungan dan
kesinambungan generasi umat manusia. Teknologi bayi tabung dan inseminasi
buatan merupakan hasil terapan sains modern yang pada prinsipnya bersifat netral
sebagai bentuk kemajuan ilmu kedokteran dan biologi. Sehingga meskipun
memiliki daya guna tinggi, namun juga sangat rentan terhadap penyalahgunaan dan
kesalahan etika bila dilakukan oleh orang yang tidak beragama, beriman dan
beretika, sehingga sangat potensial berdampak negative dan fatal. Oleh karena itu
kaedah dan ketentuan syariah merupakan pemandu etika dalam penggunaan
teknologi ini, sebab penggunaan dan penerapan teknologi belum tentu sesuai
menurut agama, etika dan hukum yang berlaku di masyarakat. Dalam tulisan ini
saya akan menjelaskan tentang bagaimana pelaksanaan Bayi Tabung bila dilihat
dari kacamata islam. Apakah Bayi Tabung diperbolehkan dalam ajaran islam atau
malah diharamkan oleh ajaran islam. Oleh karena itu sebelum kita membahas
dalam tentang diahalalkan dan diharamkannya bayi tabung dalam pandangan
islam, kita harus mengetahui terlebih dahulu tentang pengertian bayi tabung itu
sendiri. Semoga isi daripada tulisan ini dapat memberikan sebuah manfaat yang
berguna bagi anda semua dan terpenting segala aktivitas yang dikerjakan semoga
mendapat ridho dan rahmat dari Allah SWT. Amin ya robbalallamin.
2. PEMBAHASAN
a. Pengertian Bayi Tabung/Inseminasi Buatan
Bayi tabung merupakan terjemahan dari artificial insemination. artificial artinya
buatan atau tiruan, sedangkan insemination berasal dari kata latin inseminatus
artinya pemasukan atau penyimpanan. Bayi tabung dikenal juga dengan istilah
pembuahan in vitro atau dalam bahasa inggris dikenal sebagai in vitro fertilitation
ini adalah sebuah teknik pembuahan sel telur (ovum) di luar tubuh wanita tanpa
melalui senggama (sexual intercourse). Bayi Tabung merupakan salah satu metode
untuk mengatasi masalah kesuburan dalam sebuah rumah tangga ketika metode
lainnya tidak berhasil.
b. Bayi Tabung dalam Pandangan Islam
Masalah inseminasi buatan ini menurut pandangan islam termasuk masalah
kontemporer ijtihadiah, karena tidak terdapat hukumnya secara spesifik di dalam
Al-Quran dan As-sunnah bahkan dalam kajian Fiqih klasik sekalipun. Dua tahun
sejak ditemukannya teknologi ini, para ulama di Tanah Air telah menetapkan fatwa
tentang bayi tabung/inseminasi buatan.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam fatwanya menetapkan 4 keputusan
terkait masalah bayi tabung, diantaranya :
1. Bayi tabung dengan sperma dan ovum dari pasangan suami-istri yang sah
hukumnya mubah (boleh), sebab ini termasuk ikhtiar yang berdasarkan
kaidah-kaidah agama.
2. sedangkan para ulama melarang penggunaan teknologi bayi tabung dari
pasangan suami-istri yang dititipkan dirahim perempuan lain dan itu
hukumnya haram, karena dikemudian hari hal itu akan menimbulkan
masalah yang rumit dalam kaitannya dengan warisan.
3. Bayi Tabung dari sperma yang dibekukan dari suami yang telah meninggal
dunia hukumnya haram. Sebab, hal ini akan menimnulkan masalah yang
pelik baik kaitannya dengan penentuan nasab maupun dalam hal kewarisan.
4. Bayi Tabung yang sperma dan ovumnya tak berasal dari pasangan suami-
istri yang sah hal tersebut juga hukumnya haram. Alasannya, statusnya sama
dengan hubungan kelamin antar lawan jenis diluar pernikahan yang sah alias
perzinahan.
Nahdlatul Ulama (NU) juga telah menetapkan fatwa terkait masalah dalam
Forum Munas di Kaliurang, Yogyakarta pada tahun 1981. Ada 3 keputusan
yang ditetapkan ulama NU terkait masalah Bayi Tabung, diantaranya :
1. Apabila mani yang ditabung atau dimasukkan kedalam rahim wanita
tersebut ternyata bukan mani suami-isntri yang sah, maka bayi tabung
hukumnya haram. Hal itu didasarkan pada sebuah hadist yang diriwayatkan
Ibnu Abbas RA, Rosulallah SAW bersabda Tidak ada dosa yang lebih
besar setelah syirik dalam pandangan Allah SWT, dibandingkan dengan
perbuatan seorang lelaki yang meletakkan spermanya (berzina) didalam
rahim perempuan yang tidak halal baginya..
2. Apabila sperma yang ditabung tersebut milik suami-istri, tetapi cara
mengeluarkannya tidak muhtaram, maka hukumnya juga haram. Mani
Muhtaram adalah mani yang keluar/dikeluarkan dengan cara yang tidak
dilarang oleh syara.
3. Apabila mani yang ditabung itu mani suami-istri yang sah dan cara
mengeluarkannya termasuk muhtaram, serta dimasukkan ke dalam rahim
istri sendiri, maka hukum bayi tabung menjadi mubah (boleh).
c. Dalil-dalil syari yang dapat dijadikan landasan menetapkan hukum haram
inseminasi buatan dengan donor, antara lain :
1. Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut
mereka di daratan dan di lautan, kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik
dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas
kebanyakan makhluk yang telah kami ciptakan. QS Al-Israa:70.
2. Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-
baiknya. QS At-tiin:4).
3. Hadist Nabi SAW yang mengatakan : tidak halal bagi seseorang yang
beriman kepada Allah dan Hari Akhir menyiramkan airnya (sperma) pada
tanaman orang lain istri orang lain. HR. Abu Daud, Tirmidzi dan
dipandang shahih oleh Ibnu Hibban).
3. PENUTUP
Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa yang namanya inseminasi
buatan/bayi tabung/athfaalul anaabib itu masih menjadi perdebatan [ublik
khususnya di Negara Indonesia ini, meski kita tahu para pakar islam telah
menetapkan dalam fatwanya mengenai bayi tabung itu diperbolehkan bila sperma-
ovum berasal dari pasangan suami-istri yang sah. Namun alangkah baiknya juga
bila kita senantiasa memelihara dan menjaga kesehatan organ vital/reproduksi kita
masing-masing demi kelangsungan generasi ke depan. Perlu menjadi catatan disin
bahwa bayi tabung tealh berkembang pesat di barat, tetapi bukan untuk mencari
jalan keluar bagi pasangan suami-istri yang tidak bisa mempunyai anak secara
normal, tetapi mereka mengembangkan untuk proyek-proyek maksiat yang
diharamkan didalam islam, bahkan mereka benar-benar telah menghidupkan
kembali pernikahan yang pernah dilakukan orang-orang jahiliah Arab sebelum
kedatangan islam, yaitu para suami menyuruh para istri untuk datang kepada
orang-orang yang dianggap cerdar dan pintar atau pemberani agar mereka mau
menggauli para istri tersebut dengan tujuan anak mereka ikut menjadi cerdas dan
pemberani. Hal sama telah dilakukan di Amerika dimana mereka mengumpulkan
sperma orang-orang pintar dalam bank sperma, kemudian di jual kepada siapa
yang menginginkan anaknya pintar dengan cara bayi tabung/inseminasi buatan.
(DR. Muhammad Ali Bar, At-talqih AS sinai wa athfal Al Anabib dalam Majalah
Al-majma Al-fiqh al-islami, edisi 2 : 1/269). Mudah-mudahan umat islam
dijauhkan dari hal-hal yang diharamkan oleh Allah SWT dan Rosul-Nya dan
memilih cara inseminasi buatan ini hanya dalam keadaan sangat darurat, itu[un
pada bagian yang diperbolehkan saja sebagaimana telah diterangkan di atas.
Wallahu Alam. Dr. Ahmad Zain An Najah. Terima kasih saya ucapkan kepada
Bapak Iyus Yosep selaku salah satu Dosen pembimbing saya dalam Mata Kuliah
Religion of Nursing dan rekan-rekan sekalian yang telah mendukung proses
pembuatan materi ini. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan atau kekeliruan baik
dalam penulisan ataupun penjelasan. Semoga segala aktivitas yang dilakukan
mendapat Ridho dan Rahmat dari Allah SWT. Amiin
Wabilahit taufiq wal Hidayah. Assalamualaikum Wr. Wb.
4. DAFTAR PUSTAKA
http://www.hidayatullah.com/consultasi/fiqih/8695-haramkan-hukum-bayi-
tabung
http://zanikhan.multiply.com/profile
Republika Online >> EnsiklopediaIslam >> Fatwa
http://www.eramuslim.com/kosultasi/fiqih-kontemporer/hukum-bayi-
tabung.htm
http://noorakhamad.blogspot.com/209/03/nimcamg-bincang-surat-al-
insyirah-ayat.html

Você também pode gostar