Você está na página 1de 9

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Industri Minyak dan Gas Bumi merupakan sektor penting di dalam
pembangunan nasional baik dalam hal pemenuhan kebutuhan energi dan bahan
baku industri di dalam negeri maupun sebagai penghasil devisa negara sehingga
pengelolaannya perlu dilakukan seoptimal mungkin. Dalam upaya menciptakan
kegiatan usaha minyak dan gas bumi yang mandiri, andal, transparan, berdaya
saing, efisien, dan berwawasan pelestarian fungsi lingkungan serta mendorong
perkembangan potensi dan peranan nasional sehingga mampu mendukung
kesinambungan pembangunan nasional guna mewujudkan peningkatan
kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, telah ditetapkan Undang-undang Nomor
22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.
Undang-Undang No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi
berpotensi mengubah banyak hal mengenai pengelolaan industri minyak dan gas
bumi Indonesia. UU 22/2001 dimaksudkan untuk menciptakan kegiatan usaha
minyak dan gas bumi yang mandiri, transparan, berdaya saing, berwawasan
pelestarian lingkungan, serta mendorong perkembangan potensi dan peranan
nasional. Beberapa ciri yang dapat dikemukakan dari UU 22/2001 tersebut adalah
pembagian yang lebih tegas antara fungsi-fungsi pemerintah, pengatur dan pelaku
usaha, pemecahan rantai usaha ke dalam beberapa kegiatan utama (unbundling)
serta penekanan pada liberalisasi sektor hilir.


2

Sebagai halnya pada minyak bumi, kegiatan industri gas bumi dapat
dibedakan ke dalam dua kelompok utama: kegiatan hulu (upstream) dan hilir
(downstream). Di antara kedua kelompok kegiatan itu, kadang ditambahkan
kegiatan antara (midstream). Gambar di bawah ini memperlihatkan diagram rantai
nilai industri gas bumi.

Sumber: Hanan (2004)
Gambar 1.1 Rantai Nilai Gas Bumi

Sebagai perusahaan yang baru berdiri pada 23 Februari 2007, dan dalam
perkembangan awalnya mengalami pasang surut seperti layaknya suatu
perusahaan yang sedang tumbuh untuk mencari tema perusahaannya namun
kinerja perusahaan yang baru berusia empat tahun ini sudah cemerlang.
Pada akhir tahun 2010, secara signifikan PT Pertamina Gas telah
menghasilkan revenue sebesar Rp 2 triliun dan menghasilkan keuntungan di atas
Rp 500 miliar. Baik angka pendapatan maupun keuntungan, keduanya telah
berhasil melampaui pencapaian tahun sebelumnya, juga berhasil melewati target
Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2010 dengan peningkatan yang
cukup berarti.


3

PT Pertamina Gas berada di midstream dan hilir bisnis gas. Maka tidak
ada pilihan lain, PT Pertamina Gas harus mampu mengelola customer satisfaction
dari dua sisi itu dengan sama baiknya, sehingga perusahaan akan memperoleh
keuntungan yang optimal dari kedua sisi tersebut.
Peluang usaha PT Pertamina Gas ke depan sangat terbuka lebar dengan
melihat kondisi pasokan gas saat ini yang sangat terbatas. Permintaan gas
domestik sampai tahun 2020 diperkirakan tumbuh berkisar pada 6-8%. Hal ini
jelas menunjukkan bahwa ada satu kebutuhan yang tinggi terhadap komoditas ini.
Prospek bisnis produk turunan gas dan petrokimia serta pembangkit listrik juga
sangat menjanjikan pada tahun-tahun mendatang. Potensinya luar biasa asalkan
mampu memberikan nilai tambah pada setiap prosesnya.
Selama tahun 2010 Pertamina Gas berhasil membukukan Pendapatan
Usaha sebesar Rp 2,02 triliun, meningkat 36,05% dari tahun 2009. Pendapatan ini
berasal dari tiga bisnis utama yakni Niaga Gas Bumi, Transmisi Gas, dan J asa
Pemasaran. Pendapatan Usaha tersebut berhasil melebihi target Rencana Kerja
Anggaran Perusahaan (RKAP) 2010.
Perkembangan di sisi Niaga Gas, pada 2010 bisnis ini mendapatkan
momentum luar biasa dengan adanya permintaan dari Perusahaan Listrik Negara
(PLN) akan gas sebesar 200 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) yang akan
dipenuhi dengan membangun FSRU di Semarang, Jawa Tengah. Hal ini
merupakan peluang bisnis luar biasa dan harus bisa dimanfaatkan dengan baik.


4


Sumber: Hanan (2004)
Gambar 1.2 Grafik Supply dan Demand Gas Indonesia
Selama tahun 2010 Pertamina Gas berhasil membukukan Pendapatan
Usaha sebesar Rp 2,02 triliun, meningkat 36,05% dari tahun 2009. Pendapatan ini
berasal dari tiga bisnis utama yakni Niaga Gas Bumi, Transmisi Gas, dan J asa
Pemasaran. Pendapatan Usaha tersebut berhasil melebihi target Rencana Kerja
Anggaran Perusahaan (RKAP) 2010.
Perkembangan di sisi Niaga Gas, pada 2010 bisnis ini mendapatkan
momentum luar biasa dengan adanya permintaan dari Perusahaan Listrik Negara
(PLN) akan gas sebesar 200 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) yang akan
dipenuhi dengan membangun FSRU di Semarang, Jawa Tengah. Hal ini
merupakan peluang bisnis luar biasa dan harus bisa dimanfaatkan dengan baik.
Kontribusi pendapatan perusahaan masih di dominasi usaha transportasi
sebesar 85%, usaha niaga 10%, dan 5% dari usaha lain, seperti marketing fee,


5

pengusahaan elpiji dan lainnya. PT Pertamina Gas mempunyai target ada
peningkatan peran niaga hingga di atas 10% tahun 2011 dan terus meningkat
menggantikan bisnis transportasi di tahun 2015.
Untuk meraih target yang telah ditetapkan perusahaan, maka dibangun
arahan strategis perusahaan ke depan. Langkah-langkah awal yang akan ditempuh
adalah mengeluarkan Letter of Intent (LOI) ke berbagai operator lapangan yang
menghasilkan gas untuk menjalin aliansi dan kerjasama, yang ditembuskan ke BP
Migas sebagai regulator industri migas. Tujuan dilakukannya LOI adalah untuk
mendapatkan privilege untuk menyamai harga penawar terbaik. Karena kerjasama
yang terjadi terkait pengusahaan bisnis niaga gas mendapat pengaruh dari
peraturan yang dikeluarkan oleh BP MIGAS yang dirangkum dalam Pedoman
Tata Kerja No. 029/PTK/VII/2009 tentang Penunjukan dan Penjualan Gas
Bumi/LNG/LPG Bagian Negara yang disusun BP Migas. Selain itu PTK ini
digunakan sebagai pedoman dalam melancarkan dan memudahkan proses
penjualan gas bumi/LNG/LPG bagian negara. Hal ini berdampak pada dominasi
Pertamina sebagai perusahaan negara yang tadinya mendapat privilege dalam
penguasaan lahan sumber gas berkurang bahkan ditiadakan dan diberlakukan
sama dengan perusahaan swasta. PT Pertamina Gas harus ikut tender atau lelang
dan bersaing dengan perusahaan swasta untuk mendapatkan tender gas.
Sebagai salah satu strategi perkembangan dan perluasan bisnis, PT
Pertamina gas menjalin kerjasama dengan BUMD sebagai operator gas atau
penguasa sumber gas. Kerjasama paling terbaru adalah dengan BUMD kabupaten
Raja Ampat, Papua Barat dalam bentuk (KB) Kesepakatan Bersama. Tujuan


6

kerjasama ini adalah untuk mengoptimalkan pemanfaatan produksi gas J OB PHE-
Petrochina Salawati. Kemudian kerjasama lain yaitu dengan BUMD PT Trang
Bumi Nanggroe Aceh. Kesepakatan yang dibentuk adalah untuk pengembangan
Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) di daerah Aceh. Kedua perusahaan akan
melaksanakan studi kelayakan ekonomis pengembangan PLTG, termasuk
pemakaian listrik tenaga gas untuk kebutuhan daya listrik guna mengoperasikan
LPG storage dan sarana pendukungnya.
Kerjasama dengan BUMD merupakan bentuk kerjasama yang unik
dibandingkan dengan perusahaan profesional karena biasanya BUMD menunjuk
satu perusahaan lokal dan investor selain PT Pertamina Gas yang nantinya akan
membuat Joint Venture (JV). Umumnya perusahaan lokal yang ditunjuk BUMD
umurnya masih muda dengan pengalaman dan sumberdaya yang masih terbatas.
Meskipun BUMD tidak ikut campur dalam jalannya JV ini namun mempunyai
peran dominan secara politik dalam menentukan kebijakan dan arahan kerjasama.

1.2. Perumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas oleh penulis adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi proses aliansi dan pertimbangan ekonomis PT Pertamina
Gas terkait dengan aliansi strategi
2. Potensi masalah apa yang mungkin terjadi terkait dengan aliansi
tersebut serta langkah-langkah apa saja yang sebaiknya dipilih untuk
mengatasinya.



7

1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tesis ini ditulis dengan tujuan:
1. Untuk melakukan identifikasi proses dan pertimbangan ekonomis PT
Pertamina Gas terkait aliansi strategi yang dilakukan.
2. Untuk menganalisis potensi masalah yang timbul dari aliansi strategi
dan langkah pencegahannya.

1.4. Manfaat Penelitian
Berikut manfaat yang diharapkan dapat memberi kontribusi pada:
1. Peneliti:
Dapat memberikan nilai tambah pada pengetahuan yang diperoleh,
terutama dalam perumusan tanggung jawab sosial yang terarah dan
memberikan keunggulan kompetitif.
2. Bagi perusahaan:
penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil evaluasi dari
pengaruh implementasi strategi aliansi pada PT Pertamina Gas
sehingga memberikan informasi untuk dijadikan keunggulan
kompetitif dan profitabilitas.
3. Untuk pihak lain:
Penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan dalam aplikasi dan
pengembangan konsep manajemen strategi. Khususnya pada pilihan
strategi aliansi sesuai kebutuhan strategisnya.



8

1.5. Sistematika Pembahasan
Penulis membagi tulisan ini menjadi beberapa bagian dengan alur penulisan
sebagai berikut:
a. BAB I : PENDAHULUAN
Penulisan ini dimulai dengan latar belakang permasalahan
sehingga mengarahkan pada pemilihan judul yang tepat.
Kemudian pada bab ini juga dijelaskan mengenai tujuan dan
manfaat dari penelitian ini.
b. BAB II: LANDASAN TEORI
Bab ini membahas mengenai teori yang terkait dengan penelitian.
Sebagai dasar penelitian dan alat analisis yang digunakan dalam
penelitian. Teori ini dapat ditinjau atau diambil dari buku, artikel,
dan sumber teori lainnya yang bisa dipertanggung jawabkan
kevaliditasnya.
c. BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan teknik yang akan dilakukan penulis dalam
penyusunan laporan ini dan penyampaian data yang akurat
mengenai perusahaan.
d. BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini membahas secara lengkap dan mendalam mengenai
profil perusahaan dan sekilas mengenai sejarah perusahaan
Pertamina khususunya PT Pertamina Gas.



9

e. BAB V : ANALISIS DATA
Bab ini membahas mengenai analisis data penelitian. Pada bab
ini akan memberikan gambaran teori yang berhubungan dengan
topik penelitian, kemudian dikaitkan dengan permasalahan yang
diangkat oleh penulis. Nantinya diharapkan akan memberikan
hasil yang memberikan manfaat kepada perusahaan dan penulis.
f. BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan bab terakhir dari penelitian yang akan
memberikan kesimpulan dan saran hasil penelitian secara detail
sehingga mampu memberikan nilai tambah kepada perusahaan.

Você também pode gostar