Wabah di seluruh dunia : Timur Tengah, Amerika Latin, India, Eropa, Afrika, HK, Jepang, Australia. Quintos (1953) : Haemorrhagic Fever kasus perdarahan dan renjatan di Philipina Indonesia : semua Propinsi (+) DBD. DEMAM BERDARAH DENGUE Vektor Penularan Penyakit Nyamuk Aedes scuttelaris, Ae. albopictus, Ae. aegepty (terbanyak). Warna dasar hitam, sungut bersisik hitam, berbulu pendek, kepala bersisik lebar putih memanjang, paha bersisik putih, tungkai bawah hitam, ekor lingkaran putih segmen 1-4, segmen 5 putih, sayap bersisik hitam. Siklus Nyamuk Aedes Aegepty Nyamuk betina bertelur di dinding tempat air jernih, terlindung matahari. Telur menetas dalam 4 hari, menjadi nyamuk dewasa dalam 9 hari. Setelah menghisap darah 3 hari mampu bertelur 100 butir. Virus berkembang 8-10 hari di tubuh nyamuk, usia nyamuk 10 hari. Cara Terjadinya Penyakit Demam Berdarah Pnyebab: virus Dengue, serotype Den 1-4. Virus menginfeksi makrofag, histiosit, sel Kupffer. Mediator inflamasi menyebabkan permeabilitas PD meningkat, tjd renjatan. Pada infeksi kedua, kompleks virus antibodi mengaktifkan komplemen membentuk anafilatoksin C3a, C5a. Anafilatoksin meningkatkan permeabilitas kapiler, menimbulkan renjatan. Gangguan Pada Sistem Perdarahan Kompleks virus-antibodi agregasi trombosit metamorfosis dimusnahkan RES trombositopenia. Faktor Trombosit 3 mengaktifkan sistem koagulasi pembekuan intravaskuler. Plasmin mengubah fibrin FDP. Menurunnya faktor koagulasi + kerusakan hati perdarahan. Demam Berdarah Dengue : demam tinggi, perdarahan, hepatomegali, hipotensi, trombositopeni, diatesis hemoragik. Permeabilitas pembuluh darah meningkat. Sindrom Syok Dengue : kulit lembab dan dingin, sianosis, nadi cepat dan lembut. Penderita lesu, gelisah, nyeri perut hebat. Perdarahan gastrointestinal : nyeri retrosternal tanpa sebab yang jelas.
Manifestasi Klinis DHF dan DSS dirawat di RS sebagai puncak gunung es di permukaan air. Diperkirakan setiap 1 kasus renjatan di RS terdapat 150-200 infeksi ringan. Demam ringan : trias demam tinggi, nyeri anggota badan, ruam makulopapular. Masa tunas 3-15 hari, rata-rata 8 hari. Ruam muncul H 3-5 berlangsung 3-4 hari. Anoreksi, obstipasi, nyeri epigastrium, kolik, kelenjar limfa leher membesar. Lab : lekopenia, trombositopeni, hitung jenis bergeser ke kiri selama demam.
Kriteria Klinis Demam Dengue (DF) 1. Suhu badan yang tiba-tiba meninggi. 2. Demam yg blangsung hanya beberapa hari. 3. Kurva demam yg menyerupai pelana kuda. 4. Nyeri tekan terutama di otot-otot & persendian. 5. Adanya ruam-ruam pada kulit. 6. Leukopenia. Diagnosis DHF WHO Demam tinggi mendadak 2-7 hari. Manifestasi perdarahan : uji torniket (+), ptekie, purpura, ekimosis, epistaksis,dll. Pembesaran hati. Renjatan : nadi cepat, lemah, tekanan nadi < 20 mmHg, sistolik < 80 mmHg. Trombosit < 100.000/ul. Hematokrit > 20% dibanding hematokrit masa konvalesen. Derajat Penyakit DHF WHO Derajat I : Demam, uji torniket (+). Derajat II : Derajat I + perdarahan spontan. Derajat III : Kegagalan sirkulasi, nadi cepat, lembut, tekanan nadi < 20 mmHg, hipotensi, kulit dingin, lembab, gelisah. Derajat IV : Renjatan berat, nadi tidak teraba, tekanan darah tidak dapat diukur. Pemeriksaan Uji Serologi Uji lab Hemaglutination Inhibition(HI). Infeksi primer : titer < 1:20, naik 4x tidak melebihi 1:1280. Infeksi sekunder : titer < 1:20, meningkat > 1:2560, atau titer > 1:20 meningkat > 4x. Infeksi sekunder baru terjadi (presumptive diagnosis) : titer > 1:1280, tidak perlu naik > 4x masa konvalesen. Rapid test anti dengue IgM dan IgG metode imunokromatografi. Infeksi primer : IgM (+), IgG (-). Infeksi sekunder : IgG (+), dengan atau tanpa IgM (+). Pemeriksaan cepat + 15 menit. Mendeteksi antibodi 4 serotype dengue.
Terapi Demam Berdarah Dengue DBD tanpa syok (derajat I dan II). Antipiretik parasetamol, bukan aspirin. Obat tidak diperlukan tidak diberikan. Antibiotik dan kortikosteroid diberikan pada ensefalopati dengue. Cairan intravena jika : muntah, tidak mau minum, demam tinggi, dehidrasi, atau hematokrit cenderung meningkat. DBD Disertai Syok (Derajat 3 & 4) RL 10-20 ml/kgBB 30 menit, syok (+) RL 20 ml/kgBB + koloid 20-30 ml/kgBB maksimal 1.500 ml/hari. Pasca syok cairan 10 ml/kgBB 24 jam, diturunkan 7-5-3 ml/kgBB jika membaik. Tanda membaik : urin > 1 ml/kgBB/jam. Cairan tidak perlu stlh 48 jam syok (-). Oksigen 2-4 L/m, koreksi asidosis metab. Indikasi Pemberian Darah Perdarahan secara klinis. Syok menetap, hematokrit menurun, berikan darah segar 10 ml/kgBB. Plasma segar beku + suspensi trombosit untuk koreksi gangguan koagulopati. Ensefalopati edem + alkalosis, cairan diganti bebas HCO3- dan dikurangi. RL diganti NaCl 0,9% : Glukosa 5% : 3:1. Pencegahan Demam Berdarah Dengue Plindungn prorangn:kasa nyamuk, klmbu, mosquito repellent, insektisida. Pberantasan vektor : kaleng,botol, ban, dikubur, vas bunga diganti air seminggu sekali, bak air digosok seminggu sekali. Bahan kimia abate 10 gr/100 liter air diulang 2-3 bulan. Fogging malathion 438 gr/Ha larutan solar 4 %, 2 x jarak 10 hr dirmh penderita &100m sekitarnya Ovitrap : kaleng dicat hitam bagian luar dan dalam, diisi air kran bagian, taruh selembar kardus di dalamnya, pasang di rumah dan sekitar terlindung matahari. Seminggu 2x air dibersihkan dan diganti baru.
Singapura : 1 tahun ovitrap, bebas Aedes aegepty. Diagnosa keperawatan / data penunjang Tujuan/kriteria Rencana tindakan 1. Gangguan keseimbangan cairan tubuh: kurang dari kebutuhan tubuh b/d peningkatan permebilitas dinding pembuluh darah yg menyebabkan keluarnya plasma dari pembuluh darah.
Kriteria: turgor baik, rasa haus hilang, trombosit 200.000- 300.000/mm3, nadi 60-100 X permenit, pernapasan 16-24 X permenit, produksi urine 30-50 cc/jam Obs. warna kulit, membran mukosa & turgor kulit. Obs. vital sign setiap 1-2 jam. Obs. tanda2 syok lainnya (keringat dingin, pucat, penurunan kesadaran). Awasi ketat jumlah cairan yg masuk & keluar. Anjurkan pasien unuk minum 2-2,5 l/hari. Obs, adanya perdarahan pada gusi, epitaksis, petechie & echomosis. Kerja sama dg tim kesehatan: Pemberian cairan RL parenteral. Pemeriksaan Hb, Ht, trombosit setiap 3-4 jam. Pemeriksaa hemostase bila terjai perdarhan. Diagnosa keperawatan / data penunjang Tujuan/kriteria Rencana tindakan 2. Kurang pengetahuan ttg proses penyakit & pengobatan b/d kurangnya informasi.
Data penunjang: pasien menyatakan belum memahami ttg pengobatannya, pasien selalu menanyakan ttg tindakan yang dilakukan, pasien kurang kooperatif dlm program pengobatan Tujuan: pengetahuan pasien ttg proses penyakit & pengobatan meningkat.
Kriteria: pasien menyatakan telah memahami penyebab penyakit & pengobatannya, pasien dapat mendemonstrasikan kembali cara2 perawatan diri & cara menjaga kebersihan lingkungan, pasien kooperatif dlm pengobatan Kaji tingkat pengetahuan pasien ttg proses penyakit/pengobatan. Diskusikan/jelaskan penyabab penyakit cara penularan, kebersihan lingkungan, diet, pemeriksaan & pengobatan yg harus dilakukan. Gerikan kesempatan pasien utk menanyakan hal yg belum dipahaminya. Berikan penjelasan ttg alasan dari pada setiap tindakan keperawatan yg dilakukan. Berikan penjelasan ttg komplikasi yg dpt timbul & hal2 yg harus segera dilakukan bila terjadi perdarahan segera ke RS