1. Os frontale ( tulang dahi ) : 2 buah 2. Os parietale ( tulang ubun-ubun ) : 2 buah 3. Os temporal ( tulang pelipis ) : 2 buah 4. Os oksipital ( tulang kepala belakang ) : sebuah 5. Os sfenoidale (tulang baji ) : 2 buah 6. Os etmoidale (tulang tapisan) : 2 buah, yang terdapat disebelah dalam dan tidak begitu penting dalam persalinan. Antara tulang-tulang tersebut terdapat sutura, yang memungkinkan pergerseran tulang yang satu dibawah tulang yang lainnya sehingga ukuran kepala menjadi lebih kecil, yang disebut moulage, biasanya os parietale bergeser satu sama lain. Sutura yang sangat penting ialah : 1. Sutura sagitalis, terletak diantara kedua os parietale 2. Sutura koronaria, terletak diantara os frontale dan os parietale 3. Sutura lambdoidea, terletak diantara os parietale dan os oksipitale 4. Sutura frontalis, terletak diantara os frontale kanan kiri Ubun-ubun kecil (frontikulus mayor) yaitu ubun-ubun yang terletak diantara lambdoidea dan sutura sagitalis yang berbentuk segitiga. Ubun-ubun besar (frontikulus minor) yaitu ubun-ubun yang terletak diantara sutura sagitalis, sutura koronaria dan sutura frontalis yang berbentuk segiempat. Sumber : supono, 1985
Prematuritas adalah bayi yang lahir hidup dengan berat badan 2500 gram atau kurang. (American Academy of Pediatrics, 1935) Prematuritas adalah bayi yang lahir pada usia gestasi 37 minggu atau kurang. (WHO, 1961) Mature adalah bayi yang lahir pada usia gestasi 37-42 minggu. (Obstetri William, 2006) Postmature adalah bayi yang lahir pada usia gestasi >42 minggu. (Obstetri William, 2006) Kelahiran preterm yaitu bayi yang dilahirkan sebelum lengkap 37 minggu (American Collage of Obstetricias and Gynecologist, 1995I) Preterm adalah keadaan janin yang usia gestasinya kurang bulan (<37 minggu) dengan berat janin kurang dari 2500 gram, aterm adalah keadaan janin yang usia gestasinya cukup bulan (37-42 minggu), posterm adalah keadaan janin yang usia gestasinya lebih bulan (>42 minggu). (Obstetri William, 2006)
Pemeriksaan Dalam Vaginal Toucher Pelaksanaan: Dilakukan dengan teknik aseptic 1. Tutupi badan ibu sebanyak mungkin dengan sarung atau selimut. 2. Minta ibu berbaring terlentang dengan lutut ditekuk dan paha dibentangkan (mungkin akan membantu jika ibu menempelkan kedua telapak kakinya satu sama lain). 3. Gunakan sarung tangan DTT atau steril saat melakukan pemeriksaan. 4. Gunakan kassa atau gulungan kapas DTT yang dicelupkan ke air DTT/larutan antiseptic, basuh labia secara hati-hati, seka dari bagian depan ke belakang untuk menghindarkan kontaminasi feses (tinja). 5. Periksa genitalia eksterna, perhatikan apakah ada luka atau massa (benjolan)termasuk kondilomata, varikositas vulva atau rectum atau luka parut di perineum. 6. Nilai cairan vagina dan tentukan apakah ada bercak darah, perdarahan pervaginam atau mekonium. 7. Dengan hati-hati pisahkan labius mayus, dengan jari manis dan ibu jari ( gunakansarung tangan periksa). Masukkan ( hati-hati) jari telunjuk yang diikuti oleh jaritengah. 8. Nilai vagina ( ada tidaknya luka parut) 9. Nilai pembukaan dan penipisan serviks. 10. Nilai adanya bagianbagian terkecil janin/ talip pusat 11. Nilai penurunan bagian terbawah janin dan tentukan apakah bagian tersebut telahmasuk ke dalam rongga panggul. 12. Jika bagian terbawah janin adalah kepala, pastikan penunjuknya (ubun-ubun kecil,ubun- ubun besar, frontanella magna) dan sutura sagitalis untuk menilai derajatpenyusupan atau tumpang tindih tulang kepala dan apaka ada kesesuaian ukurankepala bayi dengan panggul ibu. 13. Jika pemeriksaan sudah lengkap, keluarkan kedua jari . Celupkan sarung tangankedalam larutan untuk dekontaminasi, lepaskan kedua sarung tangan secaraterbalik dan rendam dalam larutan dekontaminasi selama 10 menit. 14. Cuci kedua tangan dan segera keringkan dengan handuk yang bersih dan kering. 15. Bantu ibu untuk mengambil posisi yang lebih nyaman. Jelaskan hasil-hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarganya. (http://id.scribd.com/doc/148112470/Vaginal-Toucher)
G : Gestasi = usia kehamilan P : Partus = persalinan A : Abortus = keguguran
Partus kasep Partus kasep adalah suatu keadaan fase akhir dari suatu persalinan yang tidak mengalami kemajuan (kemacetan) yang berlangsung lama sehingga menimbulkan komplikasi terhadap ibu, janin atau keduanya.
Etilogi Faktor panggul : kesempitan panggul Faktor janin : kelainan letak Faktor tenaga : HIS dan tenaga mengejan Faktor penolong : salah pimpin, manipulasi kristeler, pemberian uterotonik yang tidak pada tempatnya.
Patofisiologi Persalinan normal : tidak lebih dari 24 jam dihitung dari awal pembukaan sampai anak lahir. Apabila terjadi perpanjangan pada fase laten dan fase aktif atau kala pengeluaran, maka kemungkinan akan timbul partus kasep.
Partus lama bila tidak dilahirkan : 1. Kelelahan ibu 2. Dehidrasi dan gangguan keseimbangan asam basa atau elektrolit karena intake kurang 3. Infeksi jalan lahir 4. Perlukaan jalan lahir 5. Gawat janin sampai kematian janin
Diagnosis a. Gejala klinik 1. Tanda kelelahan dan intake kurang (dehidrasi, meteorismus, febris, his yang hilang dan melemah) 2. Tanda infeksi intrauterin (air ketuban keruh, hijau, bau, kadang-kadang campur mekonium, suhu>38 ) 3. Tanda ruptur uteri (perdarahan melalui ostium uteri eksternum, his yang hilang, bagian anak mudah diraba, robekan meluas sampe serviks dan vagina) 4. Tanda gawat janin (air ketuban campur mekonium, djj lemah/hilang, tidak teraba gerakan anak)
Terapi 1. Perbaiki keadaan umum a. Pemberian cairan, kalori dan elektrolit b. Koreksi keseimbangan cairan asam basa c. Bila terdapat infeksi beri antibiotik d. Penurun panas e. Koreksi kelainan psikis 2. Pengakhiran persalinan Cara pengakhiran tergantung dari sebab kemacetan dan apakah janin hidup atau mati. 3. Perawatan pasca persalinan a. Mencegah infeksi b. Mencegah fistulasi
Komplikasi 1. Ibu Infeksi sampai sepsis Asidosis sampai gangguan elektrolit Dehidrasi, shock, kegagalan fungsi organ Robekan jalan lahir Fistula 2. Anak Gawat janin sampai meninggal Lahir dengan asfiksia berat Trauma persalinan