Você está na página 1de 13

ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA KUALITATIF SERTA PEMERIKSAAN KEABSAHAN DATA

Pendahuluan
Dalam penelitian kualitatif proses analisis dan interpretasi data memerlukan cara
berfikir kreatif, kritis dan sangat hati-hati. Kedua proses tersebut merupakan proses
yang saling terkait dan sangat erat hubungannya. Analisis data merupakan proses
untuk pengorganisasian data dalam rangka mendapatkan pola-pola atau bentuk-bentuk
keteraturan. Sedangkan interpretasi data adalah proses pemberian makna terhadap
pola-pola atau keteraturan-keteraturan yang ditemukan dalam sebuah penelitian.
Data yang terkumpul diharapkan dapat merupakan jawaban dari pertanyaan penelitian
yang telah dirumuskan. Proses penyusunan data dapat berbeda-beda antar peneliti
tergantung selera, pengalaman dan kreatifitas berfikir sehingga data yang terkumpul
dapat mempengaruhi pemilihan alat analisis data. Dalam penelitian kualitatif tidak ada
formula yang pasti untuk menganalisis data seperti formula yang dipakai dalam
penelitian kuantitatif.
Namun, pada dasarnya terdapat beberapa kesamaan langkah yang ditempuh untuk
menganalisis dan interpretasi data. Proses analisis data diawali dengan menelaah
seluruh data yang berhasil dihimpun dari berbagai sumber yaitu wawancara,
pengamatan lapangan, dan kajian dokumen (pustaka). Langkah berikutnya reduksi
data yang dilakukan dengan cara abstraksi. Abstraksi merupakan upaya membuat
rangkuman dari segala data yang ada. Kemudian, menyusunnya dalam satuan-satuan.
Satuan-satuan ini dikategorisasikan pada langkah berikutnya. Pengkategorian ini
dilakukan dengan cara koding. Selanjutnya adalah melakukan pemeriksaan keabsahan
data. Langkah terakhir, penafsiran data yang telah untuk diuji (verifikasi) untuk
dijadikan teori substansif dengan menggunakan beberapa metode tertentu.
Taylor dan Bogdan berpendapat bahwa analisis data dalam penelitian kualitatif adalah
sebuah proses yang terus menerus. Pengumpulan data dan analisis data berjalan
bersamaan (hand in hand).

Ii. Pembahasan
A. Analisis dan Interpretasi Data
1. Robert C. Bogdan & Sari Knopp Biklen (2007) Coding
Analisis data kualitatif adalah proses secara sistematis mencari dan mengolah
berbagai data yang bersumber dari wawancara, pengamatan lapangan, dan kajian
dokumen (pustaka) untuk menghasilkan suatu laporan temuan penelitian. Sedangkan
interpretasi data merujuk pada pengembangan ide-ide atas hasil penemuan untuk
kemudian direlasikan dengan kajian teoretik (teori yang telah ada) untuk
menghasilkan konsep-konsep atau teori-teori substansif yang baru dalam rangka
memperkaya khazanah ilmu.
Berikut ini merupakan beberapa saran dalam penganalisisan dan interpretasi data
menurut Bogdan dan Biklen .
1. Pastikan ranah penelitian yang dipilih dapat dilakukan sesuai dengan kemampuan
peneliti. Hal ini meliputi pemilihan topik yang sesuai minat, kebermanfaatan hasil
penelitian, subjek serta latar penelitian yang jelas dan dapat digapai.
2. Tentukan metode penelitian yang sesuai dengan topik yang dipilih.
3. Bangun pertanyaan analitik. Terdapat dua macam pertanyaan, yakni pertanyaan
teoretikal substantif (substantive theoretical questions) (fokus pada subjek dan latar
khusus penelitian yang tengah dilakukan) dan pertanyaan teoretikal formal (formal
theoretical questions) (tidak berfokus pada subjek dan latar khusus penelitian yang
tengah dilakukan, namun bersifat lebih umum).
4. Rencanakan sesi pengumpulan data dengan cermat.
5. Tulis sebanyak mungkin komentar informan atas ide yang peneliti hasilkan
berdasarkan temuan penelitian.
6. Catat segala hal yang berhubungan dengan ranah penelitian sebagai hal-hal yang
dapat dipelajari lebih lanjut untuk perkembangan topik penelitian baik aspek teori,
metode maupun isu substantif.
7. Nilai seberapa akurat dan objektif data yang diambil dari para informan.
8. Mulai bereksplor pada kajian literatur ketika peneliti berada di lapangan.
9. Bermain dengan metafora, analogi dan konsep.
10. Gunakan alat-alat visual seperti grafik dan chart misalnya tabel, matrik dan
diagram.
Tahap selanjutnya setelah hal-hal yang disebutkan di atas adalah analisis dan
interpretasi setelah pengumpulan data. Bogdan dan Biklen menyebutnya dengan
aktivitas membangun kategori data (developing coding categories).
1. Setting/context codes. Kode yang berisi informasi-informasi yang masih umum
tentang latar, topik dan subjek penelitian.
2. Definition of the situation codes. Penempatan unit-unit data yang dapat
menunjukkan bagaimana subjek menggambarkan latar dan topik penelitian.
3. Perspectives held by subjects. Kode yang dibentuk berdasarkan alur berpikir subjek
terhadap latar dan topik penelitian.
4. Subjects ways of thinking about people and objects. Kode yang dibentuk
berdasarkan pemahaman subjek terhadap subjek lainnya, subjek terhadap orang luar,
dan subjek terhadap objek yang dapat membangun dunia mereka.
5. Process codes. Kata atau frasa yang memfasilitasi pengkategorian urutan kejadian,
perubahan dari waktu ke waktu.
6. Activity codes. Kode yang berisi berbagai catatan perilaku dan tindakan yang
konstan terjadi.
7. Event codes. Kode yang berisi catatan aktivitas khusus yang terjadi pada latar atau
kehidupan subjek penelitian.
8. Stategy codes. Kode yang berisi berbagai strategi yang merujuk pada taktik,
metode, manuver, dan sejenisnya yang digunakan oleh subjek.
9. Relationship and social structure codes. Pola-pola perilaku subjek yang tidak
ditunjukkan di muka umum yang bersifat hubungan (persahabatan, permusuhan,
percintaan).
10. Narrative codes. Berisi struktur dan isi pembicaraan yang dikemas menurut versi
subjek sendiri yang juga menggambarkan nilai dan kepercayaan sujek.
11. Methods codes. Kode yang berisi prosedur penelitian, masalah-masalah serta
suka-dukanya.
Setelah analisis data dilakukan melalui pengkodean, selanjutnya adalah interpretasi
data. Dalam hal ini Bogdan dan Biklen menawarkan beberapa saran, antara lain:
1. Mengulas hasil analisis data. Hal ini dapat dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan misalnya apa asumsi dasar interaksi simbolik?, bagaimana
temuan data dikorelasikan dengan premis yang telah dirumuskan? apakah cara berfikir
peneliti merefleksikan ide-ide tersebut? Atau peneliti mencoba menggunakan
kerangka teoretik yang lain? Kerangka apa yang digunakan?
2. Membaca hasil penelitian serupa. Mempelajari bagaimana peneliti lain menggagas
konsep, ide dan teorinya, membingkai data-data mereka, apakah perbedaan dan
persamaan data yang dihimpun, apa yang terlewat dari temuan penelitian maupun
analisis data?
3. Berusaha evaluatif terhadap subjek dan situasi penelitian .
4. Mengajukan beberapa pertanyaan dasar, seperti: apa implikasi temuan penelitian
bagi kehidupan sehari-hari peneliti? Bagi orang lain?
5. Berspekulasi terhadap asumsi yang dimiliki oleh subjek, berstrategi bagaimana
menginterpretasi temuan.
6. Kemukakan cerita yang mungkin ada untuk menghasilkan pemahaman yang
maksimal atas penelitian yang dilakukan.
7. Buatlah laporan penelitian sejelas mungkin.
2. Barney G. Glaser dan Anselm L. Strauss (1990)
Constant Comparative Method
Penyusunan teori yang berasal dari data dapat dilakukan melalui analisis komparatif
seperti yang dikemukakan oleh Glaser dan Strauss, meskipun pada awalnya metode
ini dikenalkan oleh Weber, Durkheim dan Mannheim. Terdapat empat tahap dalam
metode komparatif konstan, yakni 1) membandingkan kejadian yang aplikatif
terhadap setiap kategori, 2) mengintegrasi kategori beserta kawasannya, 3)
memutuskan batasan teori, dan 4) menulis teori.
Ada beberapa saran yang dapat dilakukan jika menggunakan metode ini untuk
menganalisis data penelitian.
1. Mengkaji seluruh data yang terhimpun dengan melihat sumber data yakni
wawancara, pengamatan dan dokumen.
2. Menelaah semua indikator dari kategori-kategori yang sedang diamati dalam
dokumen dan memberinya kode.
3. Membandingkan kode-kode yang sejenis untuk melihat persamaan dan perbedaan
yang muncul antar data yang berkode sama.
4. Kesamaan yang muncul antar kode merupakan bentuk keteraturan yang nantinya
dapat diklasifikasikan ke dalam sebuah kategori.
5. Perbedaan yang ada merupakan indikasi bahwa data tersebut terkelompokkan ke
dalam kategori yang berbeda.
6. Proses pengkategorian data selesai bila semua data sudah diberi kode dan semua
kode sudah dikelompokan ke dalam kategori.
7. Proses analisis data berakhir bila telah ditentukan kategori-kategori tertentu yang
merupakan kategori penting (esensial) sedangkan kategori yang lain sebagai kategori
penunjang dan menyimpulkan hubungan dari semua ketegori yang ada.





3. Anselm L. Strauss dan Juliet Corbin (1990) Grounded Theory
Berikut adalah proses analisis data menurut Strauss dan Corbin yang terdiri dari tiga
tahap yakni open coding, axial coding dan selective coding yang menghasilkan
matriks kondisional, kemudian diakhiri dengan penyusunan teori substantif
berdasarkan matriks yang telah disusun dan temuan penelitian.
1. Open Coding
Pada proses open coding (pengkodean terbuka), peneliti membentuk kategori awal
dari informasi tentang fenomena yang dikaji dengan pemisahan informasi menjadi
beberapa kategori (segmen). Di dalam setiap segmen, peneliti berupaya menemukan
subsegmen (propertics) dan mencari data untuk membuat dimensi atau
memperlihatkan kemungkinan ekstrim pada kontinum subsegmen tersebut.
2. Axial Coding
Dalam axial coding (pengkodean poros), peneliti menyusun data dengan cara baru
setelah open coding. Rangkaian data ini disajikan dengan menggunakan paradigma
pengkodean atau diagram logika melalui beberapa langkah yakni mengidentifikasi
fenomena sentral, menjajaki kondisi kausal (kategori yang memengaruhi fenomena),
menspesifikasi strategi-strategi (tindakan atau interaksi yang dihasilkan fenomena
sentral), mengidentifikasi konteks dan kondisi yang menengahinya (luas dan
sempitnya kondisi yang memengaruhi strategi), dan menggambarkan konsekuensi
(hasil strategi).
3. Selective Coding
Pada proses selective coding (pengkodean terpilih), peneliti mengidentifikasi alur
cerita kemudian mencatatkannya berdasarkan pengintegrasian kategori-kategori yang
telah dilakukan pada axial coding. Dalam fase ini proposisi bersyarat (conditional
proposition) atau hipotesis dapat dibangun.
4. Pengembangan dan penggambaran secara visual matrik kondisional yang
menjelaskan kondisi-kondisi yang memengaruhi fenomena sentral.
Hasil pengumpulan dan analisis data adalah pembentukan teori substantif atas ranah
atau bidang yang diteliti. Sampai pada tahap inilah yang disebut sebagai (metode
penelitian) grounded theory meskipun kemudian dapat saja dilakukan uji empiris
karena variabel atau kategori yang berhasil dihimpun dari data di lapangan
memungkinkan untuk dilakukan hal yang demikian. Namun, Creswell mengatakan
bahwa penurunan (grounded) suatu teori merupakan studi yang terlegitimasi.

4. James P. Spradley (1980) Analysis: Ethnography
Pada dasarnya, menurut Spradley, penelitian etnografi menawarkan strategi yang jitu
untuk menemukan teori dari dasar berdasarkan data empiris deskripsi budaya danhal
ini sejalan dengan temuan Glaser dan Strauss pada 1967 yakni grounded theory.
Dalam penelitian etnografi, analisis merupakan suatu proses penemuan pertanyaan.
Penganalisisan catatan lapangan perlu dilakukan pada setiap kali data terhimpun. Hal
ini dilakukan untuk menentukan langkah maupun data lainnya yang masih diperlukan.
Terdapat empat jenis analisis, yakni analisis domain, analisis taksonomi, analisis
komponen, dan analisis tema.
1. Domain Analysis (Analisis Domain)
Untuk memperoleh gambaran umum dan menyeluruh dari subjek penelitian atau
situasi sosial. Melalui pertanyaan umum dan rinci peneliti menemukan berbagai
kategori atau domain tertentu sebagai pijakan penelitian selanjutnya. Semakin banyak
domain yang dipilih, semakin banyak waktu penelitian.
2. Taxonomic Analysis (Analisis Taksonomi)
Menjabarkan domain-domain yang dipilih menjadi lebih rinci untuk mengetahui
struktur internalnya. Hal ini dilakukan dengan pengamatan yang terfokus.
3. Componential Analysis (Analisis Komponensial)
Mencari ciri spesifik pada setiap struktur internal dengan cara mengontraskan antar
elemen. Hal ini dilakukan melalui observasi dan wawancara terseleksi melalui
pertanyaan yang mengontraskan.
4. Discovering Cultural themes (Analisis Tema Budaya)
Mencari hubungan di antara domain dan hubungan dengan keseluruhan yang
selanjutnya dinyatakan ke dalam tema-tema sesuai dengan fokus dan subfokus
penelitian.
Proses analisis dan interpretasi melibatkan pengujian disiplin, pemahaman kreatif, dan
perhatian cermat pada tujuan penelitian. Dua langkah ini secara konseptual
merupakan proses yang terpisah. Proses analisis dimulai dengan perakitan materi-
materi mentah dan pengambilan suatu tinjauan mendalam atau gambaran totaldari
proses keseluruhan. Analisis adalah proses pengurutan data, penyusunan data ke
dalam pola-pola, kategori, dan satuan deskriptif dasar. Strategi reduksi data
merupakan hal yang amat penting dalam hal ini. Sementara, interpretasi data
melibatkan pengikatan makna dan signifikansi kepada analisis, penjelasan pola
deskriptif, melihat pada hubungan dan keterkaitan di antara dimensi-dimensi
deskriptif.

5. Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman (1984) Matrix
Menurut Miles dan Huberman, terdapat enam metode utama yang berguna untuk
menganalisis data pada saat pengumpulan data, yakni:
1. Contact Summary Sheet
Suatu kertas kerja yang berisi serangkaian fokus penelitian atau pertanyaan-
pertanyaan penelitian. Peneliti mengulas kembali hasil catatan lapangan dan mencoba
menjawabnya dengan singkat untuk mengembangkan kesimpulan secara keseluruhan.
2. Codes and Coding
Pengkodean seluruh catatan lapangan yang telah disusun (kategorisasi). Pengkodean
ini didasarkan atas pertanyaan penelitian yang muncul, hipotesis, konsep kunci, dan
tema-tema penting atau esensial Kode-kode tersebut diorganisasi sedemikian rupa
agar dapat dikelompokkan berdasarkan segmen-segmen yang berhubungan dengan
pertanyaan yang telah dirumuskan. Pengelompokkan ini erat kaitannya dengan
tahapan analisis.
3. Pattern Coding
Disebut juga dengan pengkodean inferensial atau penjelasan (explanatory) yakni
merupakan cara mengelompokkan kesimpulan-kesimpulan ke dalam bentuk-bentuk
yang lebih kecil berupa tema atau konstruk. Setelah tema, pola dan penjelasan dari
latar telah diidentifikasi, peneliti mengumpulkan data untuk dimasukkan kedalam
satuan-satuan analisis yang esensial dan bermakna (meta-code). Langkah pertama
pengkodean adalah sebagai alat menyimpulkan segmen-segmen data.
4. Memoing
Memo dalam hal ini bukan hanya merupakan data yang terhimpun dari penelitian ,
namun mereka merupakan satu kesatuan yang saling terkait yang merepresentasikan
suatu konsep yang utuh.
5. Site Analysis Meeting
Peneliti berupaya melakukan pertemuan dengan informan dan anggota lainnya untuk
menyimpulkan kondisi dan keadaan lapangan. Pertemuan ini diarahkan oleh
serangkaian pertanyaan yang diajukan kemudian dijawab dan dicatat selama
pertemuan berlangsung.
6. Interim Site Summary
Berisi sintesis atas pengetahuan yang berhasil didapat oleh peneliti di lapangan.
Aktivitas dalam analisis model ini antara lain memeriksa hal-hal yang mungkin luput
dari penelitian, kilas balik temuan dan menentukan langkah penelitian selanjutnya.
Secara umum analisis data dan interpretasi data dengan cara matrik dapat dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu deskripsi tunggal dan deskripsi ganda. Deskripsi tunggal
digunakan untuk menganalisis dan menginterpretasi data yang berasal dari suatu hasil
pengamatan, baik berupa individu, kelas atau kelompok, sedangkan deskripsi ganda
digunakan untuk menganalisis pengamatan ganda dan mencoba membandingkan
antara hasil pengamatan yang sama dengan lainnya. Tidak ada patokan yang pasti
dalam pembuatan matrik, peneliti dapat membuat matrik sendiri sesuai dengan tujuan
penelitiannya. Berikut ini beberapa yang dapat dipertimbangkan untuk membangun
tampilan matrik .
a. Matriks deskripsi
Matrik di bawah ini berisi deskripsi pengamatan. Sebuah matrik mungkin juga berisi
penjelasan data bila matrik tersebut memuat ide-ide peneliti termasuk interpretasi
peneliti terhadap suatu kejadian. Jenis matrik semacam itu disebut matrik deskripsi.
b. Matriks perbandingan
Matrik perbandingan berisi data pengamatan ganda atau perbandingan berdasarkan
dua hal, dapat berupa metode, motivasi, atau aspek lain yang sengaja dikontraskan
oleh peneliti. Untuk membandingkan kedua metode, misalnya, peneliti dapat
menggunakan ranah jenis kelamin, cara koreksi atau ranah yang lain.
c. Matriks pola atau matrik aspek
Matrik pola atau matrik aspek menggambarkan data yang tersusun berdasarkan pola-
pola atau aspek-aspek yang diperoleh berdasarkan data yang diperoleh di lapangan.
d. Matriks pola kronologis
Matrik menggambarkan data yang tersusun berdasarkan urutan waktu (kronologis).

6. John W. Creswell (2008)
Sebelum data dianalisis, peneliti melakukan pengorganisasian data yang dapat
ditempuh melalui beberapa cara yaitu: 1) membangun sebuah matrik atau tabel
sumber. 2) mengorganisasikan materi/data berdasarkan tipe data misalnya
pengamatan, wawancara, dokumen dan data visual (foto, video). Hal ini juga dapat
dilakukan berdasarkan partisipan (informan) dan latar penelitian. 3) menyimpan
salinan seluruh data.
Setelah data diorganisasikan dan ditranskrip (proses pengalihan data mentah ke dalam
bentuk narasi/teks data), selanjutnya peneliti mengeksplorasi data yakni upaya untuk
mendapatkan gambaran umum, ide dan pemikiran yang lebih dalam untuk
menentukan apakah data telah memadai dan tepat.
Pengkodean data merupakan langkah penting lainnya. Secara garis besar proses
pengkodean menurut Creswell yakni: 1) membaca data secara keseluruhan. 2)
membagi/memilah data ke dalam segmen-segmen. 3) menamai segmen dengan kode.
4) mengurangi tumpang tindih kode dan kode yang tidak penting. 5) menurunkan
kode ke dalam tema-tema.
Creswell serta Bogdan dan Biklen memaparkan contoh-contoh kode yang berisi
berbagai topik antara lain: latar dan konteks, perspektif partisipan, cara berfikir
partisipan tentang objek dan orang, proses, aktivitas, strategi, hubungan dan struktur
sosial.
Interpretasi data adalah upaya peneliti memaknai data yang dapat ditempuh dengan
cara meninjau kembali gejala-gejala berdasarkan sudut pandangnya, perbandingan
dengan penelitian yang pernah dilakukan (misanya oleh peneliti lain). Kajian
interpretasi ini melibatkan beberapa hal yang penting dalam sebuah penelitian yaitu
berupa diskusi, kesimpulan, dan implikasi seperti: kilas balik temuan utama dan
bagaimana pertanyaan penelitian terjawab, refleksi peneliti terhadap makna data,
pandangan peneliti yang dikontraskan dengan kajian literatur (teoretik), batasan
penelitian, dan saran untuk penelitian selanjutnya.

7. John W. Creswell dan Vicky L. Plano Clark (2007)
Mixed Method Research
Analisis data dalam mixed method research dilakukan berdasarkan metode penelitian
yang digabungkan, yakni metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Ini untuk
menjawab pertanyaan penelitian dalam mix method resesearch. Sehingga pertanyaan
yang ada berhubungan dengan tipe desain yang digunakan yang tentu saja dalam
menganalisis juga berbeda berdasarkan desain penelitiannya.
Selanjutnya prosedur analisis data dalam mixed method research sebagai berikut:
1. Menyiapkan data
Langkah ini dimulai dengan memindahkan data mentah kedalam format yang dipakai
baik itu untuk penelitian kuantitatif, maupun kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif
berarti scoring data dengan mengkuantifikasi nilai numerik setiap jawaban,
meniadakan data yang eror dalam database, menciptakan variabel baru yang
diperlukan.
Sedangkan untuk penelitian kualitatif, langkahnya adalah dengan mengorganisasi
data/dokumen/data visual untuk dianalisis, lalu mentranskripsikan data/teks/hasil
interview setelah wawancara atau observasi kedalam word-processing untuk
selanjutnya dianalisis. Selama proses ini peneliti mengecek transkrip untuk akurasi
data, kemudian mengi-inputnya kedalam program software seperti MAXqda, Atlas.ti,
NVivo atau HyperRESEARCH.
2. Mengeksplorasi data
Untuk eksplorasi data, data yang diperoleh dalam penelitian kuantitatif dianalisa
secara deskriptif. Misalnya, menghitung median, deviasi standar, dan varian jawaban
tiap nomor yang muncul dalam instrument atau checklist agar dapat ditentukan
trendnya, juga agar peneliti dapat menentukan normal tidaknya distribusi data.
Sementara dalam penelitian kualitatif, langkahnya adalah membaca dengan lebih teliti
data yang ada, dengan menulis memo pendek di margin tiap transkrip wawancara,
catatan lapangan, jurnal, minutes of meetings, atau gambar. Pada tahap ini pula,
codebook kualitatif dapat dikembangkan.
3. Menganalisis data
Dalam penelitian kuantitatif, langkah pertama dalam menganalisis data adalah
memilih uji statistik yang tepat. Pemilihan uji statistik sangat ditentukan oleh
pertanyaan penelitian dan hipotesis peneliti, misalnya, apakah menggambarkan tren,
membandingkan, atau mengkorelasikan. Uji statistik juga ditentukan dari jumlah
variabel bebas dan terikat, tipe skala yang digunakan mengukur variabel, dan apakah
populasinya telah terdistribusi secara normal atau tidak.
Sedangkan prosedur dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan coding/pengkodean
data, membagi teks ke dalam unit kecil seperti frasa, kalimat dan paragraph, lalu
memberi label ke tiap unit kecil tadi. Setelah itu mengelompokkan kode ke dalam
tema atau kategori, lalu menghubungkan tema atau kategori tersebut atau
mengabstraksikannya ke dalam tema yang lebih kecil. Terakhir adalah koding data
yang dapat dilakukan dengan program analisis data untuk kualitatif.
4. Mempresentasikan analisis data
Langkah yang dilakukan dalam penelitian kuantitatif adalah dengan
mempresentasikan temuan penelitian dalam bentuk ringkasan yaitu berupa pernyataan
temuan, dan menyediakan temuan dalam bentuk tabel dan gambar.
Namun dalam penelitian kualitatif, presentasi temuan penelitian dilakukan dalam
bentuk mendiskusikan tema atau kategori yang dipakai, kemudian juga
menyiapkannya secara visual dalam bentuk model, gambar dan tabel.
5. Memvalidasi data
Validasi data dilakukan dengan memakai standar external, lalu memvalidasi dan
memeriksa reliabilitas skor dari instrument yang lama, kemudian menentukan
validitas dan reliabilitas data. Walaupun validasi data berbeda dalam kedua penelitian,
tetapi tujuan keduanya adalah sama yakni memeriksa kualitas data dan temuannya.
Dalam penelitian kuantitatif, validitas berarti bahwa peneliti mampu menyimpulkan
hasil yang berdasarkan temuan ke populasi, dan reliabilitas bermakna skor dari
partisipan selalu bersifat konsisten dan stabil.
Dalam penelitian kualitatif, vaidasi data dilakukan dari hasil analisis peneliti dan
informasi partisipan di lapangan dan juga penguji luar. Reliabilitas berperan kecil
dalam penelitian kualitatif dan sangat tergantung pada reliabilitas pemberi kode dalam
menganalisis kode teks yang diteliti. Sehingga, dalam langkah selanjutnya, validasi
data dilakukan dengan memakai pendekatan member checking, triangulasi, dan peer
review.

B. Kriteria dan Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Data (Trustworthiness)
1. Kriteria Keterpercayaan Data
Setelah menganalisis data, peneliti harus memastikan apakah interpretasi dan temuan
penelitian akurat. Validasi temuan dalam penelitian kualitatif menurut Guba dalam
Mills meliputi beberapa kriteria, yakni: Credibility, Transferability, Dependability dan
Cofirmability.
Credibility (kredibilitas) digunakan untuk mengatasi kompleksitas data yang tidak
mudah untuk dijelaskan oleh sumber data, peneliti harus berpartisipasi aktif dalam
melakukan tindakan, berada di latar penelitian sepanjang waktu penelitian (prolonged
participation at study site), guna menghindari adanya bias dan persepsi yang salah.
Hal ini dilakukan dengan cara melakukan tindakan secara aktif (pada Metode
Penelitian Tindakan (MPT) misalnya mengajar), Dengan demikian semua masalah
dapat diatasi langsung di lapangan. Melakukan observasi yang cermat (persistent
observation) untuk mengamati perilaku informan (siswa dan guru selama proses
pembelajaran berlangsung), diskusi dengan sejawat selama proses penelitian
berlangsung (peer debriefing).
Transferability (keteralihan) merupakan konsep validitas yang menyatakan bahwa
generalisasi suatu penemuan penelitian dapat berlaku atau diterapkan pada konteks
lain yang berkarakteristik sama (representatif). Hal ini juga dilakukan untuk
membuktikan bahwa setiap data sesuai konteks artinya peneliti membuat deskripsi
data secara detail dan mengembangkannya sesuai konteks.
Dependability (kebergantungan) untuk menunjukkan stabilitas data, peneliti
memeriksa data dari beberapa metode yang digunakan sehingga tidak terjadi
perbedaan antara data yang satu dengan yang lain.
Confirmability (kepastian) untuk menunjukkan netralitas dan objektivitas data,
peneliti dapat menggunakan jurnal guna melakukan refleksi terhadap data yang
dikumpulkan.

b. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Data
Setelah menganalisis data, peneliti harus memastikan apakah interpretasi dan temuan
penelitian akurat. Validasi temuan menurut Creswell berarti bahwa peneliti
menentukan keakuratan dan kredibilitas temuan melalui beberapa strategi, antara lain
member checking. triangulasi dan auditing.
1. Member checking
Peneliti perlu mengecek temuannya dengan partisipan demi keakuratan temuan.
Member checking adalah proses peneliti mengajukan pertanyaan pada satu atau lebih
partisipan untuk tujuan seperti yang telah dijelaskan di atas. Aktivitas ini juga
dilakukan untuk mengambil temuan kembali pada partisipan dan menanyakan pada
mereka baik lisan maupun tertulis tentang keakuratan laporan penelitian. Pertanyaan
dapat meliputi berbagai aspek dalam penelitian tersebut, misalnya apakah deskripsi
data telah lengkap, apakah interpretasi bersifat representatif dan dilakukan tanpa
kecenderungan.
2. Triangulasi
Merupakan proses penyokongan bukti terhadap temuan, analisis dan interpretasi data
yang telah dilakukan peneliti yang berasal dari: 1) individu (informan) yang berbeda
(guru dan murid), 2) tipe atau sumber data (wawancara, pengamatan dan dokumen),
serta 3) metode pengumpulan data (wawancara, pengamatan dan dokumen).
3. External Audit
Untuk menghindari bias atas hasil temuan penelitian, peneliti perlu melakukan cek
silang dengan seseorang di luar penelitian. Seseorang tersebut dapat berupa pakar
yang dapat memberikan penilaian imbang dalam bentuk pemeriksaan laporan
penelitian yang akurat. Hal ini menyangkut deskripsi kelemahan dan kekuatan
penelitian serta kajian aspek yang berbeda dari hasil temuan penelitian. Schwandt dan
Halpern memberikan gambaran pertanyaan yang dapat diajukan oleh auditor, antara
lain:
1. Apakah temuan berdasarkan data?
2. Apakah simpulan yang dihasilkan logis?
3. Apakah tema tepat?
4. Sejauhmana peneliti melakukan bias?
5. Strategi apa yang digunakan untuk meningkatkan kredibilitas?
Sementara itu, Michael Quinn Patton mengajukan beberapa teknik pemeriksaan
keterpercayaan data yang lebih bervariasi, antara lain:
1. Perpanjangan keikutsertaan
Hal ini berarti bahwa peneliti berada pada latar penelitian pada kurun waktu yang
dianggap cukup hingga mencapai titik jenuh atas pengumpulan data di lapangan.
Waktu akan berpengaruh pada temuan penelitian baik pada kualitas maupun
kuantitasnya. Terdapat beberapa alasan dilakukannya teknik ini, yaitu untuk
membangun kepercayaan informan/subjek dan kepercayaan peneliti sendiri,
menghindari distorsi (kesalahan) dan bias, serta mempelajari lebih dalam tentang latar
dan subjek penelitian.
2. Ketekunan pengamatan
Mengandung makna mencari secara konsisten dengan berbagai cara dalam kaitan
dengan proses analisis yang konstan atau tentatif dan menemukan ciri-ciri dan unsur
yang relevan dengan fokus penelitian untuk lebih dicermati. Hal ini dilakukan untuk
menghasilkan kedalaman penelitian yang maksimal.
3. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap temuan data. Denzin dalam Moleong
mengajukan empat macam triangulasi: sumber, metode, penyidik dan teori.
4. Pengecekan sejawat
Mengekspos hasil penelitian kepada sejawat dalam bentuk diskusi untuk
menghasilkan pemahaman yang lebih luas, komprehensif, dan menyeluruh. Hal ini
perlu dilakukan agar peneliti tetap mempertahankan sikap terbuka dan jujur atas
temuan, dapat menguji hipotesis kerja yang telah dirumuskan, menggunakannya
sebagai alat pemgembangan langkah penelitian selanjutnya serta sebagai pembanding.
5. Kajian kasus negatif
Dilakukan dengan cara mengumpulkan contoh dan kasus yang tidak sesuai dengan
pola dan kecenderungan informasi yang telah dikumpulkan dan digunakan sebagai
pembanding.


7. Uraian rinci
Teknik ini berkaitan erat dengan kriteria keteralihan, yakni peneliti dapat menuliskan
interpretasi data atau laporan temuan sejelas dan secermat mungkin sehingga dapat
menggambarkan konteks yang sesungguhnya agar pada gilirannya dapat digunakan
pada konteks lain yang sejenis (berkarakteristik sama)
8. Auditing
Teknik ini berkaitan erat dengan kriteria kebergantungan dan kepastian data. Hal itu
dilakukan terhadap proses dan hasil penelitian. Proses auditing terdiri dari: pra-entri,
penetapan hal-hal yang dapat diaudit, kesepakatan formal dan penentuan keabsahan
data.

Você também pode gostar