Você está na página 1de 13

Konsep Pd.T.xx-xxxx.

A
13 dari 12
Konsep Pd.T.xx-xxxx.A





RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS
BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL






Konsep

Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan

Volume IV: Pengaman Sungai
Bagian 2: Pelindung Tebing dan Talud












ICS 93.010 BIDANG SUMBER DAYA AIR
RPT0
S D A
Konsep Pd.T.xx-xxxx.A
1 dari 12
Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Volume IV: Pengaman Sungai
Bagian-2. Pelindung Tebing dan Talud



1 RUANG LINGKUP
Pedoman ini menetapkan besaran indeks komponen harga satuan pekerjaan yang
meliputi bahan bangunan, indeks tenaga kerja dan peralatan yang dibutuhkan untuk
menghasilkan setiap unit satuan volume pekerjaan pembangunan pengaman sungai,
khususnya pelindung tebing dan talud.
Pedoman ini meliputi analisa biaya perencanaan, desain, konstruksi, operasi dan
pemeliharaan.

2 ACUAN NORMATIF
- Pd. T. xx xxxx.A Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Volume I:
Umum, Bagian 1. Pekerjaan Tanah.
- Pd. T. xx xxxx.A Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Volume I:
Umum, Bagian 2. Pekerjaan Pengukuran Topografi dan
Pemetaan.
- Pd. T. xx xxxx.A Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Volume I:
Umum, Bagian 3. Pekerjaan Geoteknik.
- Pd. T. xx xxxx.A Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Volume I:
Umum, Bagian 4. Pekerjaan Beton dan Bekisting.
- Pd. T. xx xxxx.A Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Volume I:
Umum, Bagian 5. Pekerjaan Pasangan.
- Pd. T. xx xxxx.A Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Volume I:
Umum, Bagian 6. Pekerjaan Pemancangan.
- Pd. T. xx xxxx.A Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Volume IV:
Pengaman Sungai, Bagian 2. Pelindung Tebing dan Talud.

3 ISTILAH DAN DEFINISI

3.1 Angka indeks adalah faktor pengali (koefisien) sebagai dasar perhitungan bahan
baku dan upah kerja.
3.2 Beton adalah suatu bahan bangunan yang dibuat dari campuran semen, pasir,
kerikil (batu pecah ) dan air dengan perbandingan tertentu.
3.3 Biaya bahan adalah jumlah biaya berbagai bahan yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan pekerjaan, didapat dari perkalian harga dasar satuan bahan dengan jumlah
atau volume bahan yang dipakai.
3.4 Bronjong kawat adalah kotak yang dibuat dari anyaman kawat baja berlapis seng
yang pada penggunaannya diisi batu-batu belah.
3.5 Harga satuan pekerjaan (HSP) adalah biaya upah kerja dengan atau tanpa harga
bahan-bahan bangunan untuk satuan pekerjaan tertentu.
3.6 Jumlah pekerja adalah jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menyelesaikan
pekerjaan.
Konsep Pd.T.xx-xxxx.A
2 dari 12
3.7 Pekerjaan manual adalah pekerjaan yang dibuat/dikerjakan dengan peralatan
bukan mesin.
3.8 Satuan pekerjaan adalah satuan jenis kegiatan konstruksi bangunan yang
dinyatakan dalam satuan panjang, luas, volume dan unit.
3.9 Upah kerja adalah biaya untuk upah pekerja yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan, didapat dari hasil perkalian jumlah tenaga manusia yang dibutuhkan dengan
harga dasar satuan upah untuk masing-masing tingkat keahliannya.

4. SINGKATAN ISTILAH
Singkatan Kepanjangan Istilah
cm centimeter Satuan panjang
kg kilogram Satuan berat
m atau m Meter panjang Satuan panjang
m
2
Meter persegi Satuan luas
m
3
Meter kubik Satuan volume
OH Orang hari Satuan tenaga kerja per-hari
OB Orang bulan Satuan tenaga kerja per-bulan
LS Lump sum Satuan volume paket pekerjaan


5 KETENTUAN DAN PERSYARATAN
Beberapa ketentuan dan persyaratan yang bersifat umum dalam pedoman ini adalah :
a) Besaran indeks kebutuhan tenaga kerja, bahan dan peralatan ini berlaku untuk
seluruh Indonesia. Besaran harga satuan pekerjaan mungkin berbeda untuk masing-
masing daerah yang berdasarkan harga satuan dasar bahan dan upah tenaga kerja
sesuai dengan kondisi setempat dan tidak membedakan faktor produktifitas tenaga
kerja serta sistem penghitungan volume bahan yang berlaku di daerah yang
bersangkutan.
b) Besaran indeks dihitung berdasarkan spesifikasi bahan dan cara pengerjaan setiap
jenis pekerjaan sesuai dengan standar atau pedoman yang berlaku di Indonesia.
c) Volume pekerjaan dapat dihitung berdasarkan gambar teknis yang telah disetjui
(misal gambar detail desain atau jika ada gambar hasil shop drawing), atau besaran
volume pekerjaan (BoQ) yang telah tertera pada Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS).
d) J am kerja efektif untuk para pekerja diperhitungkan selama 7(tujuh) jam per hari.
e) Indeks bahan, tenaga kerja dan juga ada yang termasuk peralatannya ini dipakai
untuk menghitung harga satuan pekerjaan.
f) Harga satuan pekerjaan adalah hasil AHSP ditambah maksimum 15%-nya yang
merupakan komponen 5% overhead cost dan keuntungan 10%.


6 INDEKS KOMPONEN HARGA SATUAN PEKERJAAN
Pedoman ini meliputi pelaksanaan kegiatan perencanaan, desain, konstruksi, operasi dan
pemeliharaan dalam pembangunan pengaman sungai untuk jenis konstruksi pelindung
tebing dan talud. Berbagai jenis konstruksi pengaman tebing dan talud dapat terbuat dari
pasangan batu kali, batu kosong, batu kali berusuk beton, cermaton (cerucuk matras
Konsep Pd.T.xx-xxxx.A
3 dari 12
beton), bronjong kawat dan berbagai jenis tersebut dapat pula dikombnasi dengan tiang
pancang beton bertulang.
6.1 Perencanaan dan Desain
Untuk tahap perencanaan yaitu perencanaan awal, para-desain dan studi kelayakan
rencana pengamanan sungai, dan kemudian baru dilanjutkan dengan detail desain
khusus untuk Krib. Besaran biaya perencanaan umumnya dipakai dua cara yaitu cara
prosentase dan cara man month. Kedua cara ini merupakan pendekatan pilihan mana
saja yang penerapannya lebih realitas ataupun dapat lebih terukur untuk mencapai
sasaran hasil perencanaan sesuai dengan Pd. T. xx xxxx.A; Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknis, Volume IV: Pengaman Sungai, Bagian 2. Pelindung Tebing dan
Talud.
Kedua cara tersebut mempunyai keuntungan serta kerugiannya masing-masing, namun
kenyataan dalam penawaran untuk biaya perencanaan atau detail desain jika tidak
ditentukan apakah cara prosentase atau cara man month, biasanya dihitung dua cara
tersebut dan kemudian diambil harga minimumnya.
Khusus pada tahap perencanaan awal dapat dikelompokkan sebagai pekerjaan sangat
kecil s.d sangat besar. Biaya perencanaan dihitung berdasarkan harga satuan dasar
honorarium bulanan (OB) tenaga akhli tingkatan Profesional Utama yang berpendidikan
minimum S1 dengan pengalaman minimum 10 tahun. Maka rentang biaya perencanaan
berkisar antara 2 OB s.d 10 OB, seperti pada Tabel 1.
Tabel 1. Klasifikasi Biaya Perencanaan Pengamanan Sungai
Lebar Bankfull
(m)
Debit Maksimum
(m
3
/s)
Panjang Sungai
(km)
No. Klasifikasi
Bobot 30% Bobot 30%
Bobot 40%
Biaya
(OB)
1. Sangat Kecil
LB <10 Q <100
PS <50
2
2. Kecil
10 <LB <20 100 <Q <200
50 <PS <100
4
3. Menengah
20 <LB <40 200 <Q <500
100 <PS <200
6
4. Besar
40 <LB <80 500 <Q <1.000
200 <PS <300
8
5. Sangat Besar
LB >80 Q >1.000
PS >300
10
Keterangan: * diperkirakan pada tahun 2006
Pada tahap perencanaan awal akan dihitung harga perkiraan sendiri (HPS) bangunan
pengaman sungai atau harga bangunan (HB) dengan kesalahan maksimum 10%. Maka
pada tahapan selanjutnya yaitu pra-desain diharapkan akan didapat HPS dengan
kesalahan maksimum 8% dan kemudian pada tahap studi kelayakan serta detail desain
akan didapat HPS dengan kesalahan maksimum 5%.
6.1.1 Cara Prosentase
Biaya perencanaan atau detail desain ada patokan umum yang merupakan prosentase
terhadap besaran biaya pembangunannya. Umum digunakan pada kisaran 3,5% s.d 12%
dari besaran biaya pembangunannya. Biaya ini umumnya meliputi biaya perencanaan s.d
studi kelayakan (30%), detail desain (40%) dan pengawasan pelaksanaan pembangunan
(30%), dan belum termasuk biaya pengukuran topografi dan pemetaan; investigasi dan
penyelidikan geoteknik. Untuk biaya pengukuran dapat dilihat pada Pd. T. xx xxxx.A:
Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Volume I: Umum, Bagian 2.
Pekerjaan Pengukuran Topografi dan Pemetaan, sedangkan untuk biaya
penyelidikan geoteknik dapat dilihat pada Pd. T. xx xxxx.A: Pedoman Analisa
Harga Satuan Pekerjaan, Volume I: Umum, Bagian 3. Pekerjaan Geoteknik.
Konsep Pd.T.xx-xxxx.A
4 dari 12
Penentuan besaran nilai prosentase untuk harga bangunan (HB) yang besar atau mahal
atau juga tingkat kesulitannya rendah, maka nilai BP diambil yang kecil (3,5%) dan
sebaliknya. Klasifikasi besaran nilai harga bangunan dibagi dalam empat kelas yaitu kecil,
menengah, besar dan sangat besar. Berdasarkan pendekatan ini, klasifikasi besaran nilai
BP diperkirakan seperti pada Tabel 2.
Tabel 2. Klasifikasi Prosentase Biaya Perencanaan dan Detail Desain
Tingkat Kesulitan
No. Klasifikasi Harga Bangunan (HB) * Sangat
Tinggi
Tinggi Sedang Rendah
1. Sangat Kecil HB < Rp 100 jt 12% 11% 9,8% 8%
2. Kecil Rp 100 jt <HB <Rp 500 J uta 10% 8,8% 7,8% 7%
3. Menengah Rp 500 jt <HB <Rp 1 Milyar 8,8% 7,52% 6,45% 5,7%
4. Besar Rp 1 Milyar <HB <Rp 5 Milyar 7,8% 6,45% 5,33% 4,5%
5. Sangat Besar HB > Rp 5 Milyar 7% 5,6% 4,43% 3,5%
Keterangan: * diperkirakan pada tahun 2006
Tabel ini merupakan pedoman yang bersifat umum sekali, namun untuk hal yang khusus
misalnya untuk biaya pembangunan pos duga air AWLR (automatic water level recorder)
yang tentunya harga bangunannya kecil tetapi analisis hidrologinya yaitu menghitung Q
banjir sama dengan untuk mendesain bendung dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Kemungkinan lainnya yaitu bangunan air yang akan direncanakan belum dapat
diperkirakan secara akurat, maka dapat digunakan harga satuan pembangunan, misal
intake penyediaan air baku untuk tingkat kesulitan rendah sampai tinggi dalam kisaran
harga Rp 50.000 s.d Rp 500.000 /m
3
/s (data tahun 2005).
6.1.2 Cara Man Month
Dalam hal cara prosentase masih dinilai kurang akurat, maka melalui pendekatan Man
Month, dengan rincian berbagai tenaga akhli terkait akan lebih jelas besaran volume
pekerjaan yang harus dilaksanakan. Cara ini disajikan dalam bentuk sebagai berikut:
a. Biaya Langsung Personil (Remuneration)
Pelaksanaan kegiatan ini akan melibatkan tenaga akhli/profesional dari berbagai
bidang keakhlian serta tenaga pendukung seperti tercantum dalam Pd. T. xx xxxx.A;
Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Volume IV: Pengaman Sungai, Bagian 2.
Pelindung Tebing dan Talud. J umlah kebutuhan tenaga akhli tersebut untuk
kegiatan perencanaan dan detail desain, seperti terlihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Kebutuhan Rata-rata Tenaga Ahli (KTA)
No.
Panjang
Pelindung
(m)
Bobot 25%
Debit Banjir
(m
3
/s)
Bobot 25%
Kerusakan Morfologi
Sungai
Bobot 25%
KTA *
(OB)
1. PP <100 Q <100 Ringan 20 OB
2. 100 <PP <500 100 <Q <200 Sedang 40 OB
3. 500 <PP <2000 200 <Q <500 Berat 60 OB
4. 2000 <PP <5000 500 <Q <1.000 Sangat berat 80 OB
5. PP >80 Q >1.000 Amat sangat berat 100 OB
Keterangan: * Kebutuhan tenaga ahli total untuk tahap pra-desain (20%) dan studi kelayakan
(30%) dan detail desain (50%) diluar kebutuhan untuk pengukuran & pemetaan
serta penyelidikan geoteknik.

Bidang keakhlian yang harus terlibat tergantung pada kerangka acuan kerja (KAK)
pekerjaan ini atau juga seperti tercantum pada Pd. T. xx xxxx.A; Pedoman
Konsep Pd.T.xx-xxxx.A
5 dari 12
Penyusunan Spesifikasi Teknis, Volume IV: Pengaman Sungai: Bagian 2.
Pelindung Tebing dan Talud.
Untuk kegiatan perencanaan pelindung tebing dan talud (untuk pra-desain 20%
dan untuk studi kelayakan 30% dari Tabel 2), tenaga ahli yang harus terlibat
adalah tim leader, ahli sungai, ahli hidrologi, ahli geoteknik, ahli lingkungan dan
ahli analisis ekonomi (untuk kelayakan finansial dan ekonomi).
Sedangkan untuk tahap detail desain pelindung tebing dan talud (50% dari
Tabel 2), tenaga ahli yang harus terlibat adalah tim leader, ahli hidrologi, ahli
sungai, ahli geoteknik, estimasi biaya. Kebutuhan waktunya masing-masing
tenaga ahli dianalisa dalam Kebutuhan Tenaga Ahli seperti pada contoh di
Lampiran C.
Di dalam tahapan perencanaan dan detail desain disamping tenaga ahli tersebut
diperlukan pula tenaga penunjang yang terdiri tenaga asisten dan pelaksana
kantor. Untuk tenaga asisten dan juru gambar yang mendampingi tenaga ahli
khususnya untuk kegiatan utamanya atau juga lainnya jika diperlukan, misal untuk
perencanaan bendung diperlukan asisten ahli bendung yang lama waktunya
disesuaikan dengan kebutuhan. Sedangkan untuk tenaga operasional kantor
dapat terdiri atas sekretaris, administratur, operator komputer dan
pesuruh/penjaga.
Biaya langsung personal ini disyaratkan harus tidak kurang dari 60% dari biaya
total sebelum ditambah pajak. Besaran billing rate ditentukan berdasarkan basic
price dari daerah setempat (sebagai contoh pada Lampiran A). Billing rate untuk
tenaga akhli ataupun asisten ditentukan oleh tingkat pendidikan dan lamanya
pengalaman kerja efektifnya (bukan lamanya waktu setelah lulus atau tanggal
ijazah), tetapi dihitung waktu efektifnya, sehingga umumnya pengalaman kerja
efektif lebih kecil dari waktu sejak lulus.
b. Biaya Langsung Non-Personil
Komponen biaya langsung non-personil yang nilainya <40% akan meliputi sub-
sub komponen:
1) Alat tulis kantor pakai habis
Pada umumnya biaya alat tulis kantor (ATK) besaran per bulannya disesuaikan
dengan kebutuhan, yang diantaranya: alat tulis, biaya kantor dan bahan
komputer
2) Peralatan Kantor
Biaya peralatan kantor per bulannya disesuaikan dengan kebutuhan
diantaranya sewa komputer, printer, scanner atau juga mesin foto copy.
3) Komunikasi
Yang termasuk biaya komunikasi diantaranya biaya telepon dan e-mail atau
pembayaran biaya bulanan provider e-mail/internet.
4) Sarana Transportasi (jika diperlukan)
Dimaksudkan untuk penyewaan kendaraan operasional baik untuk roda 2 dan
juga roda 4, dapat dihitung berdasarkan harga yang paling murah antara sewa
harian atau bulanan. Namun jika tidak diperlukan, maka tidak perlu diajukan
oleh penyedia jasa.
5) Perjalanan Dinas yang terdiri dari perdiem allowance dan transportasi
Biaya perjalanan dinas dapat terdiri atas perdiem allowance dan biaya
Konsep Pd.T.xx-xxxx.A
6 dari 12
transportasi (charter kendaraan atau tiket KA/pesawat) dari lokasi pekerjaan ke
lokasi tujuan yang diperlukan yang disesuaikan dengan peraturan yang berlaku
pada institusi pengguna jasa.
6) Workshop, Sosialisasi, dan Konsinyasi (jika diperlukan)
Biaya pelaksanaan kegiatan ini dapat terdiri atas biaya transportasi, konsumsi,
honor, akomodasi dan biaya penggandaan material untuk nara sumber yang
diundang. Ketiga tahapan kegiatan ini jika dianggap perlu berbeda
perlakuannya, maka masing-masing dapat dipisah satu sama lain.
7) Pelaporan
Biaya ini dimaksudkan untuk membiayai penggandaan laporannya (tidak
termasuk biaya pembuatan). Biaya ini perlu memperhatikan jumlah halaman
dari tiap tahapan laporannya, ukuran kertas yang digunakan, bentuknya (teks
atau gambar), berwarna atau tidak, bentuk penjilidan, jumlah rekaman/copy
yang harus dipenuhinya sesuai dengan KAK. Tahapan pelaporan atau jenis
laporan dapat berupa laporan pendahuluan, interim, bulanan, konsep dan
Akhir.
8) Lain-lain
Biaya lain-lain adalah biaya yang pada kenyataannya harus disediakan,
diantaranya foto copy data, beli buku data, ataupun biaya final setting dll.
Secara keseluruhan biaya dapat dilihat secara rinci pada Lampiran-B.
6.2 Konstruksi
Pelaksanaan konstruksi dari berbagai jenis krib yang berbeda satu sama lainnya
adalah hanya karena perbedaan bahannya sehingga struktur atau konstruksinya
menjadi berbeda. Sehingga pekerjaan persiapan dan lain-lain untuk keseluruhan
jenis krib masih sama, maka AHSP-nya sebagai berikut:
A. Pekerjaan Persiapan
A.1 Persiapan Umum
Pekerjaan persiapan yang termasuk dalam kegiatan yang bersifat umum yaitu
Moblisasi/demobilisasi peralatan, Pembersihan lapangan, Pemagaran daerah
kerja, Pembuatan direksi keet, los kerja dan gudang; dan Pembuatan Papan
Nama Proyek dapat dilihat pada Pd. T. xx xxxx.A; Pedoman Analisa Harga
Satuan Pekerjaan, Volume I: Umum, Bagian 9. Pekerjaan Lain-lain.
A.2 Pengukuran awal
Pengukuran awal yaitu untuk membuat titik ikat yang AHSP-nya dapat dilihat
pada Pd. T. xx xxxx.A; Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Volume
I: Umum, Bagian 2. Pekerjaan Pengukuran Topografi dan Pemetaan.

B. PEKERJAAN KONSTRUKSI PELINDUNG TEBING DAN TALUD
B.1 Pekerjaan Tanah
Pelaksanaan pekerjaan tanah mengacu pada Pd. T. xx xxxx.A; Pedoman
Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Volume I: Umum, Bagian 1. Pekerjaan
Tanah.
Konsep Pd.T.xx-xxxx.A
7 dari 12
B.2 Pekerjaan Pengukuran atau stick out
Seperti pengukuran awal, pelaksanaan pengukuran untuk chek ketinggian
elevasi dan stick out lokasi komponen bangunan bendung menggunakan
AHSP yang dapat dilihat pada Pd. T. xx xxxx.A; Pedoman Analisa Harga
Satuan Pekerjaan, Volume I: Umum, Bagian 2. Pekerjaan Pengukuran
Topografi dan Pemetaan.
B.3 Pekerjaan Pengujian Geoteknik
Untuk pelaksanaan pengujian geoteknik terkait dengan uji mutu hasil
pekerjaan timbunan tanah dan struktur geoteknik dapat dilihat pada Pd. T. xx
xxxx.A; Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Volume I: Umum,
Bagian 3. Pekerrjaan Geoteknik.
B.4 Pekerjaan Beton
Untuk pelaksanaan pekerjaan beton termasuk pengujian bahan dan uji mutu
campuran beton dapat dilihat pada Pd. T. xx xxxx.A; Pedoman Analisa
Harga Satuan Pekerjaan, Volume I: Umum, Bagian 4. Pekerjaan Beton dan
Bekisting.
B.5 Pekerjaan Pasangan
Untuk pelaksanaan pekerjaan pasangan batu dan mortar adukan semen yang
termasuk pengujian bahan serta uji mutu mortar semen dapat dilihat pada Pd.
T. xx xxxx.A; Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Volume I: Umum,
Bagian 5. Pekerjaan Pasangan.
B.6 Pekerjaan Tiang Pancang
Untuk pelaksanaan pekerjaan pasangan termasuk pengujian bahan dan uji
mutu pelaksanaan konstruksinya dapat dilihat pada Pd. T. xx xxxx.A;
Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Volume I: Umum, Bagian 6.
Pekerjaan Pemancangan.
B.7 Pekerjaan Dewatering
Untuk pelaksanaan pekerjaan pengaman dalam pelaksanaan pekerjaan
khususnya kistdam dapat dilihat pada Pd. T. xx xxxx.A; Pedoman Analisa
Harga Satuan Pekerjaan, Volume I: Umum, Bagian 7; Pekerjaan
Dewatering.
B.8 Pekerjaan Lain-lain
Untuk pelaksanaan pekerjaan lainnya dapat dilihat pada Pd. T. xx xxxx.A;
Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Volume I: Umum, Bagian 9;
Pekerjaan Lain-lain.
Untuk masing-masing jenis krib yang bersifat khusus, maka AHSP-nya adalah
sebagai berikut:
a). Bronjong Kawat
Ukuran krib bronjong kawat sesuai dengan Petunjuk Teknis Perencanaan
Teknik dan Pelaksanaan Krib Bronjong Kawat yang merupakan kelengkapan
dari SNI 03 - 2400 1991, Tata Cara Perencanaan Umum Krib di Sungai, SNI
Konsep Pd.T.xx-xxxx.A
8 dari 12
03 0090 1999, Bronjong kawat, dan Pd T-04-2004-A, Pembuatan Bendung
Bronjong dengan Sekat Semi Kedap Air pada Irigasi Desa maka untuk ini
diambil ukuran B=1,0 m x L=3,0 m x T=0,5 m dan diharapkan dapat berlaku
untuk berbagai ukuran serta tipe dari krib itu sendiri), yang rinciannya dapat
dilihat pada analisa A.9 dari Pd. T. xx xxxx.A; Pedoman Analisa Harga Satuan
Pekerjaan, Volume I: Umum, Bagian 5. Pekerjaan Pasangan.

b). Tiang Pancang Beton
1) Pengaman sungai untuk jenis pelindung tebing dan talud ini dengan tiang
pancang dapat dilihat pada Pd. T. xx xxxx.A Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Volume I: Umum, Bagian 6. Pekerjaan
Pemancangan.dan analisa harga satuannya dapat dilihat pada Pd. T. xx
xxxx.A Pedoman Analisa Harga Satuan, Volume I: Umum, Bagian 6.
Pekerjaan Pemancangan.
2) Balok beton penghubung antara tiang bagian atasnya sesuai gambar dan
spesifikasi teknik desain dari konstruksi pelindung tebing dan talud tiang
pancang ini seperti tercantum pada Pd. T. xx xxxx.A Pedoman
Penyusunan Spesifikasi Teknik, Volume I: Umum, Bagian 4. Pekerjaan
Beton dan Bekisting. Dalam hal ini akan variatif sekali bagian-bagian
analisa yang digunakan misalnya beton dengan berbagai tingkat mutunya,
pembesian, luas bekisting, cara pengecorannya, dan pembongkaran
bekisting.
3) Rincian analisa lainnya yang terkait dengan desain dapat dicari pada
volume I: umum.

c). Tiang Pancang kayu
Pengaman sungai pelindung tebing dan sungai untuk jenis tiang pancang kayu
adalah konstruksi krib dengan menggunakan bahan/material kayu yang
analisanya dapat dilihat pada Pd. T. xx xxxx.A Pedoman Analisa Harga
Satuan, Volume I: Umum, Bagian 6. Pekerjaan Pemancangan.

d).Pasangan Batu Kali
Pengaman sungai pelindung tebing dan talud adalah konstruksi lining dengan tebing
sungai dengan pasangan batu kali. Berbagai jenis material yang digunakan setelah
dihitung volumenya, dan dapat kita gunakan harga satuan sesuai dengan Pedoman
Analisa Harga atuan Pekerjaan, Volume I: Umum diantaranya pekerjaan tanah,
pengukuran dan pemetaan, pekerjaan geoteknik baik di lapangan ataupun di
laboratorium, beton termasuk tulangannya, pasangan batu kali-batu kosong serta
plesteran, Tiang pancang beton, kayu; dan termasuk yang lain-lain yang didalamnya
mengenai pembuatan kistdam.
e).Pasangan Batu Kali berusuk beton
Berbagai pekerjaan menggunakan pasangan batu kali dan beton dapat mengacu
pada Pd. T. xx xxxx.A Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Volume I:
Umum, Bagian 4. Pekerjaan Beton dan Bekisting, dan Pd. T. xx xxxx.A
Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Volume I: Umum, Bagian 5.
Pekerjaan Pasangan
f).Pasangan Batu Kosong
Konsep Pd.T.xx-xxxx.A
9 dari 12
Pekerjaan utamanya menggunakan pasangan batu kosong maka dapat mengacu Pd.
T. xx xxxx.A; Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Volume I: Umum,
Bagian 5. Pekerjaan Pasangan.

f). Urugan tanah diperkuat geotekstil
Pekerjaan terkait dengan jenis pelindung tebing ini yaitu pekerjaan tanah dapat
mengacu pada Pd. T. xx xxxx.A; Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan,
Volume I: Umum, Bagian 1. Pekerjaan Tanah serta dikombinasikan dengan
spesifikasi teknik dari geotekstil yang dideskripsikan pada Pedoman
Spesifikasi Teknik untuk urugan tanah yang diperkuat dengan geotekstil.
g). Cerucuk Matras Beton (Cermaton)
Pekerjaan ini merupakan konstruksi cerucuk yang bagian atasnya dikat satu sama
lain dengan pelat beton. Maka AHSP-nya dapat mengacu pada Pd. T. xx xxxx.A;
Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Volume I: Umum, Bagian 4.
Pekerjaan Beton dan Bekisting, sedangkan cerucuknya dapat mengacu AHSP
pembuatan cerucuk bambu atau kayu.
h). Beronjong kawat
Pekerjaan ini merupakan konstruksi pemasangan beronjong kawat. Untuk setiap
modul beronjong atau tiap m
2
perakitan kawat beronjongnya atau juga pemasangan
sesuai dengan bentuk konstruksinya dapat mengacu kepada pekerjaan beronjong
kawat atau pada Pd. T. xx xxxx.A; Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan,
Volume I: Umum, Bagian 5. Pekerjaan Pasangan
3.1 Operasi dan Pemeliharaan
Pelaksanaan OP konstruksi pengaman sungai untuk jenis krib, dibedakan sesuai
dengan jenis bahan/material yang digunakan. Secara umum pemeliharaan berbagai
bahan sesuai dengan SNI 09-3142-2002, Pemeliharaan Bahan Bangunan untuk jenis
kayu, besi dan beton.
Biaya pemeliharaan pada umumnya dihitung berdasarkan prosentase sebagai
berikut:
a. Beton sebesar 1-2,5% harga konstruksi per tahun
b. Kayu sebesar 2,5 8% harga konstruksi per tahun
c. Baja sebesar 2,5 4% harga konstruksi per-tahun


Konsep Pd.T.xx-xxxx.A
10 dari 12
Lampiran A
(informatif)

Contoh Pelindung Tebing dari Bronjong Kawat

Untuk pelindung tebing menggunakan bronjong kawat yang berukuran B=1,0 m x L=3,0 m
x T=0,5 m berisi batu kali/belah sesuai dengan Pd T-04-2004-A Pembuatan Bendung
Bronjong dengan Sekat Semi Kedap Air pada Irigasi Desa. Kawat bronjong diameter 8
mm anyaman heksagonal, diagonal lubang 15 cm, jenis kawat digalvanis, anyaman tiga
lilitan, menggunakan rangka besi beton diameter 10 - 12 mm. Untuk meningkatkan
kesetabilan konstruksinya diperkuat dengan cerucuk kayu diameter 8 10 cm.
Untuk ini menggunakan analisa A.6 sebagai berikut:
Kebutuhan Satuan Indeks HSD Jml Harga
Bahan Batu kali/belah m
2
1,8 132.000
237.600
Kawat beronjong 8mm kg 7,68 7.500
57.600
Besi beton 12mm kg 35,3 7.500
264.750
Tenaga Kerja Pekerja OH 0,85 25.000 21.250
Tukang batu OH 0,3 35.000 10.500
Kepala Tukang OH 0,06 42.000 2.520
Mandor OH 0,015 50.000 750
Jumlah 594.970

J ika menggunakan konstruksi cerucuk, maka untuk 1 m panjang cerucuk kayu/ bambu
diameter 8 10 cm
Kebutuhan Satuan Indeks HSD Jml Harga
Bahan Kayu/bambu dia. 8 10 cm m 1,15 5.500 6.325
. Laburan meni dan ter m
2
0,02 5.400 108
Tenaga Kerja Pekerja OH 0,03 25.000 750
Tukang batu OH 0,01 35.000 350
Kepala Tukang OH 0,005 42.000 210
Mandor OH 0,001 50.000 50
Peralatan alat pancang manual tripod
tinggi 5m dan berat
penumbuk 5 kg
sewa-
hari
0,01 120.000 1.200
Jumlah 8.993

Pemasangan modul 1 m
3
bronjong kawat menjadi struktur krib
Kebutuhan Satuan Indeks HSD Jml Harga
Bahan Lapisan ijuk 5 cm (hanya
untuk bronjong yang
menempel dengan tanah)
m
2
1,15 3.500 4.025
Tenaga Kerja Pekerja OH 0,12 25.000 3.000
Mandor OH 0,01 50.000 500
Peralatan Crane daya angkat 5 ton,
panjang lengan 15 m
sewa-
hari *
0,01 850.000 8.500
Jumlah 17.025
* harga sewa termasuk bahan bakar dan operator
Konsep Pd.T.xx-xxxx.A
11 dari 12
Lampiran B
(Informatif)

Daftar harga satuan dasar bahan bangunan dan upah kerja

Tabel B.1 Contoh daftar harga dasar bahan bangunan
Tahun 2005, Kota Bandung
No. Nama bahan bangunan Satuan Harga Satuan (Rp)
1. Pasir beton m
3
128.000,-
2. Pasir pasang m
3
108.000,-
3. Batu pecah / Split ukuran 1 2 cm m
3
146.000,-
4. Batu pecah / Split ukuran 2 3 cm m
3
146.000,-
5. Batu kali belah m
3
132.000,-
6. Triplek tebal 4 mm lbr 31.500,-
7. Multiplek tebal 12 mm ukuran 1,22 x 2,44 m lbr 82.000,-
8. Multiplek tebal 18 mm ukuran 1,22 x 2,44 m lbr 182.000,-
9. Papan (2x 20 x 400 ) cm m
3
950.000,-
10. Papan (3x 20 x 400 ) cm m
3
1.250.000,-
11. Kaso (5 x 7 x 400) cm m
3
1.135.000,-
12. Balok kayu Borneo kelas II m
3
1.140.000,-
13. Semen Cibinong / 50 kg zak 34.000,-
14. Semen Tiga Roda / 50 kg zak 36.000,-
15. Baja anyaman 6 mm kg 7.500,-
16. Baja anyaman 8 mm kg 7.500,-
17. Baja anyaman 10 mm kg 7.500,-
18. Kawat beton kg 7.000,-
19. Besi beton bulat polos kg 6.000,-
20. Besi beton bulat berulir kg 6.300,-
21. Paku segala ukuran kg 7.500,-
22. Cat besi / kayu kg 26.000,-
23. Meni besi / kayu 5 kg kg 43.000,-


Tabel B.2 Contoh daftar harga upah pekerja
Tahun 2005, Kota Bandung
No. Nama Pekerja Satuan Upah (Rp)
1. Pekerja / kenek OH 25.000,-
2. Tukang gali
OH
30.000,-
3. Kepala tukang batu
OH
42.000,-
4. Tukang batu
OH
35.000,-
5. Kepala tukang kayu
OH
37.500,-
6. Tukang kayu
OH
35.000,-
7. Kepala tukang besi
OH
40.000,-
8. Tukang besi
OH
35.000,-
9. Kepala tukang cat
OH
40.000,-
10. Tukang cat
OH
35.000,-
11. Mandor / pengawas
OH
50.000,-

Konsep Pd.T.xx-xxxx.A
12 dari 12
Bibliografi
ARS Group, 1982, Analisa Upah dan Bahan BOW (Burgerlijke Openbare Werken),
Bandung.
Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat J enderal Pengairan, 1979, Dokumen tender
Jaringan Irigasi, J akarta.
J un Achmadi Mukomoko, Ir. 1973, Dasar Penyusunan Anggaran Biaya Bangunan, CV.
Gaya Media Pratama, J akarta.
Zainal A. Z, 2001, Analisis bangunan, menghitung anggaran biaya bangunan, Penerbit
PT. Gramedia Pustaka Utama, J akarta.
Ditjen Pengairan, Pedoman Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan dengan menggunakan
Peralatan (P2HSPP) Suplemen P.5, J uli 1999.
Direktorat J enderal Pengairan, Metode Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Konstruksi
Pengairan, Maret 1994.
Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat J enderal Pengairan, 1979, Dokumen tender
Jaringan Irigasi, J akarta.
Departemen Pekerjaan Umum, Badan Pembinaan Konstruksi dan Sumber Daya Manusia,
Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi; Pelatihan Cost
Estimator Pekerjaan Sumber Daya Air; CEW-06: Manajemen Biaya
Pelaksanaan Konsruksi, Desember 2005.
Departemen Pekerjaan Umum, Badan Pembinaan Konstruksi dan Sumber Daya Manusia,
Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi; Pelatihan Cost
Estimator Pekerjaan Sumber Daya Air; CEW-08: Manajemen Logistik dan
Peralatan, Desember 2005.
SNI 03-2636, Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi batu belah untuk
bangunan sederhana
A. Soedradjat S., Analisa Anggaran Biaya Pelaksanaan (Cara Modern). Penerbit
Nova, Bandung, 1994.
A. Soedradjat S., Analisa Anggaran Biaya Pelaksanaan (Cara Modern) Lanjutan.
Penerbit Nova, Bandung, 1994.
SNI 03-2836-2002, Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton
Konstruksi Bangunan Gedung Dan Perumahan
SNI 03-2837-2002, Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Plesteran
Untuk Konstruksi Bangunan Gedung Dan Perumahan
SNI 03-3434-2002, Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Kayu Untuk
Konstruksi Bangunan Gedung Dan Perumahan
Anonimous, Direktorat Penyelidikan Masalah Air, Pengamanan Sungai serta
Pengendalian Aliran, (untuk konstruksi bronjong) Agustus 1978.
Anonimous, Direktorat Penyelidikan Masalah Air,Bronjong, Maret 1973.
Kiyomi Kasama,Groin Works, March 1973.

Você também pode gostar