Você está na página 1de 14

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


ANGKATAN 2011
JAKARTA & BANDUNG , 26 FEBRUARI 28 FEBRUARI 2014


Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Kuliah Kerja Lapangan
Oleh:
NAJIBUL FUAD AGUSTIAN
12030111130092

PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Di dalam perkuliahan, mahasiswa jurusan Akuntansi telah banyak mendapatkan teori
seputar Akuntansi yang merupakan bekal baginya untuk dapat bersaing di dunia kerja.
Agar bekal yang telah di peorleh dapat di aplikasikan dengan baik, efektif, efisien dan
kompeten maka diperlukan suatu kegiatan yang dapat menggambarkan secara signifikan
bagaimana dunia kerja jurusan Akuntansi nantinya. Kegiatan tersebut adalah kuliah kerja
lapangan.
Kuliah kerja lapangan (KKL) Universitas Diponegoro merupakan agenda rutin yang
di laksanakan atas kerjasama antara pihak kampus dan mahasiswa jurusan Akuntansi yang
telah menyelesaikan semester 5 dan diikuti oleh seluruh mahasiswa jurusan Akuntansi.
KKL ini bertujuan untuk mengembangkan materi dan kemampuan serta menambah
wawasan dan pengetahuan yang didapatkan sebagai pelengkap materi kegiatan dalam
perkuliahan. Dalam kegiatan KKL ini mahasiswa diajak untuk melihat secara langsung
pekerjaan dalam lapangan dan apa yang nantinya di butuhkan dalam lapangan untuk
menambah wawasan tentang pekerjaan yang terkait dengan jurusan Akuntansi.
KKL tahun ini memiliki daftar kunjungan ke beberapa instansi dan tempat hiburan.
Instansi yang menjadi tujuan KKL tahun ini adalah PT. BTN, PPATK, Kementerian
Keuangan, PT. PERTAMINA, Bursa Efek Indonesia, DJP, KAP Grant Thornton, KAP
Mazars dan BPK. Dan tempat hiburan yang dikunjungi adalah Trans Studio Bandung.
Sebagai hasil dari KKL, diperlukan suatu laporan yang menggambarkan informasi apa saja
yang telah di peroleh selama KKL. Dan dijadikan sebagai pertanggungjawaban kepada
mahasiswa atas kegiatan KKL yang telah diselenggarakan. Dengan adanya KKL ini
mahasiswa di harapkan lebih mengerti tentang pekerjaan yang akan di lakukannya kelak
yang terkait dengan Akuntansi dan menambah pengentahuan tentang informasi-informasi
terkait perusahaan-perusahaan yang telah di kunjungi tersebut.

1.2 Tujuan

Kuliah kerja lapangan (KKL) ini bertujuan untuk mengembangkan materi dan
kemampuan yang telah dimiliki selama menjalani perkuliahan di kampus serta menambah
wawasan dan pengetahuan bagi para mahasiswa yang nantinya akan menghadapi dunia
kerja yaitu menjadi seseorang yang berkerja di bidang Akuntansi. Adapun tujuan
KKL,lainya adalah :
1. Mengembangkan wawasan dan pengetahuan secara langsung tentang dunia pekerjaan
terkait bidang Akuntansi
2. Mahasiswa dapat mengetahui informasi dari beberapa perusahaan yang di kunjungi
secara terperinci
3. Mahasiswa dapat mengetahui gambaran pekerjaannya di lapangan secara riil

1.3 Manfaat

Kegiatan KKL Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Diponegoro angkatan 2010 dan transfer ini mempunyai manfaat, antara lain :
1. Menambah wawasan mengenai pekerjaan Akuntansi di instansi pemerintahan dan
instansi lainnya
2. Mengetahui informasi-informasi terkait perusahaan-perusahaan yang dikunjungi (PT.
BTN, PT. BEI, KAP Grant Thornton dan Direktorat Jenderal Pajak)

1.4 Pelaksanaan

Pelaksanaan KKL dilaksanakan pada:
Hari : Rabu Jumat
Tanggal : 26 28 Februari 2014
Tempat : Jakarta dan Bandung



1.5 Obyek KKL
Obyek Kuliah Kerja Lapangan adalah melakukan mengunjungi beberapa perusahan,
antara lain :
1. Bank Tabungan Negara (BTN)
2. Bursa Efek Indonesia (BEI)
3. KAP Grant Thornton
4. Direktorat Jenderal Pajak (DJP)

1.6 Peserta KKL
Peserta dari Kuliah Kerja Lapangan (KKL) adalah mahasiswa dan mahasiswi dari
jurusan Akuntansi (S1) angkatan 2011 Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas
Diponegoro














BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1 Kunjungan ke PT. BTN
Di dalam kunjungan pertama pada kuliah kerja lapangan ( KKL ) Jurusan Akuntansi
berkesempatan mengunjungi PT. BTN. BTN memiliki visi dan misi sebagai berikut :
Visi : Menjadi bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan.
Misi :
Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan industri terkait,
pembiayaan konsumsi dan usaha kecil menengah.
Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi pengembangan produk, jasa
dan jaringan strategis berbasis teknologi terkini.
Menyiapkan dan mengembangkan Human Capital yang berkualitas, profesional dan
memiliki integritas tinggi.
Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan
good corporate governance untuk meningkatkan Shareholder Value
Mempedulikan kepentingan masyarakat dan lingkungannya.

PT. Bank Tabungan Negara (Persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
yang berpengalaman di bidang pembiayaan perumahaan dan industri ikutannya telah
mampu mengembang tugas negara untuk mensejahterahkan masyarakat Indonesia melalui
kegiatan usaha yang dilakukannya dengan menyalurkan KPR dan kredit lainnya serta
menghipun dana masyarakat melalui tabungan deposito dan giro.
PT. Bank Tabungan Negara (Persero) selanjutnya di sebut Bank BTN sebagai salah
satu bank BUMN yang mengembangkan tugas Negara dalam membantu mendorong
pertumbungan ekonomi terutama di sektor perumahan rakyat.
PT. BTN merupakan bank yang berfokus dengan KPR (kredit kepemilikan rumah)
yang merupakan program kerjasama dengan Kementerian Perumahan Rakyat bagaimana
menyediakan rumah rakyat yang murah yang di beri subsidi oleh pemerintah. Selain
berfokus dengan KPR, BTN juga telah mengembangkan sektor bisnisnya di bidang syariah
dengan mendirikan BTN syariah.
BTN mempertanggung jawabkan laporan keuangannya kepada pemerintah dengan
mengeluarkan beberapa laporan keuangan, beberapa laporan keuangan dapat bersifat rutin
yaitu laporan keuangan harian, bulanan dan tahunan.
Pada Laporan keuangannya, BTN juga telah menghitung beberapa hal berikut :
Penyesuaian pada Bank
Menghitung aktiva tetap dan BPD ( Biaya Dibayar Dimuka)
Menghitung kerugian penurunan nilai
Pijaman yang diterima
Biaya terkait PSAK 24

Pada perhitungan laporan keuangan dan akun akun terkait, BTN juga telah
menggunakan basis akrual sebagai standar dari pelaporan keuangannya. Serta BTN dalam
menjalankan perusahaannya menerapkan budaya perusahaan berupa POLA PRIMA, yaitu :
1. Pelayanan prima (Service Excellence)
2. InOvasi (Innovation)
3. KeteLAdanan (Role Model)
4. PRofesionalisme (Profesionalism)
5. Integritas (Integrity)
6. KerjasaMA (Teamwork)

BTN merupakan perusahaan berbasis perbankan yang mengkonsentrasikan dirinya
pada produk KPR. Sebesar 80% dari produk BTN yang merupakan KPR. Dari prosentase
tersebut, BTN berhasil menempati posisi pertama sebagai bank yang memiliki omset
tersbesar dalam bidang KPR dibanding dengan bank-bank yang lainnya. Hal ini dipilih
BTN karena menurutnya KPR merupakan Industri yang sangat menjanjikan. Ketika
perusahaan perbankan yang lain menawarkan produknya terutama pada kredit kepada
masyarakat, kredit tersebut mengandunga agunan yang nilainya terus menurun. Sebagai
contoh ketika seseorang mengajukan kredit untuk mendirikan usaha, maka cukup dengan
surat-surat kendaraan yang bisa diagunkan untuk mendapatkan pinjaman kredit. Kendaraan
bermotor yang menjadi agunan tadi semakin lama waktu pelunasan utang, maka semakin
menurun pula nilai ekonomis dari agunan kendaraan bermotor tersebut. Berbeda dengan
KPR yang memiliki nilai agunan yang terus meningkat, dimana tanah yang merupakan
modal dasar dari KPR dalam peraturan pencatatan akuntansi tidak akan pernah disusutkan
berdasarkan waktu. Bahkan nilai dari tanah akan terus meningkat seiring berjalannya
waktu. Jadi ketika terjadi kredit yang macaet, BTN dapat melelang agunannya berupa
rumah yang dapat menutupi kerugian yang ditanggung BTN ketika mengalami kredit
macet.
Pemateri inti kunjungan kami ke BTN adalah seseorang dari divisi akuntansi Bank
BTN. Beliau menjelaskan mengenai siklus akuntansi perbankan yang dijalankan oleh Bank
BTN. Beliau juga menyampaikan mengenai karakteristik perusahaan perbankan yang
memiliki risiko yang baik atau masih mampu bertahan.

2.2 Kunjugan ke Bursa Efek Indonesia (BEI)
Pada kunjungan kedua, kami megunjungi PT. BEI (Bursa Efek Indonesia) yang
berada di jalan Jenderal Sudirman yang memiliki visi dan misi sebagai berikut :
Visi
Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia.
Misi
Menciptakan daya saing untuk menarik investor dan emiten, melalui pemberdayaan
Anggota Bursa dan Partisipan, penciptaan nilai tambah, efisiensi biaya serta
penerapan good governance.
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar
modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun
1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk
kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.
Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan
pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode
kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor
seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada
pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa
efek tidak dapat berjalan sebagimana mestinya.
Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977,
dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan
berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah.
Perkembangan pasar modal di Indonesia
[Desember
1912]
Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda
[1914 1918] Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I
[1925 1942] Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek di Semarang dan
Surabaya
[Awal tahun
1939]
Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang dan Surabaya ditutup
[1942 1952] Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II
[1956] Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin tidak aktif
[1956 1977] Perdagangan di Bursa Efek vakum
[10 Agustus
1977]
Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ dijalankan dibawah
BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai
HUT Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public
PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga
Syariah Negara
[1977 1987] Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987 baru mencapai 24.
Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal



[1987] Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang memberikan
kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum dan investor asing
menanamkan modal di Indonesia
[1988 1990] Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka
untuk asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat
[2 Juni 1988] Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh Persatuan Perdagangan
Uang dan Efek (PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer
[Desember
1988]
Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88) yang memberikan
kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi
pertumbuhan pasar modal
[16 Juni 1989] Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh Perseroan Terbatas milik
swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya
[13 Juli 1992] Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal
ini diperingati sebagai HUT BEJ
[22 Mei 1995] Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem computer JATS
(Jakarta Automated Trading Systems)
[10 November
1995]
Pemerintah mengeluarkan Undang Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996
[1995] Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya
[2000] Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai diaplikasikan di pasar modal
Indonesia
[2002] BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading)
[2007] Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah
nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI)
[02 Maret 2009]

Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru PT Bursa Efek Indonesia: JATS-NextG

Proses Perdagangan Saham di Bursa










Pelaksanaan perdagangan Efek di Bursa dilakukan dengan menggunakan fasilitas
JATS. Perdagangan Efek di Bursa hanya dapat dilakukan oleh Anggota Bursa (AB) yang
juga menjadi Anggota Kliring KPEI. Anggota Bursa Efek bertanggung jawab terhadap
seluruh transaksi yang dilakukan di Bursa baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan nasabah.
Anggota Bursa Efek bertanggung jawab terhadap penyelesaian seluruh Transaksi
Bursa atas nama Anggota Bursa Efek yang bersangkutan sebagaimana tercantum dalam
Daftar Transaksi Bursa (DTB), termasuk Transaksi Bursa yang terjadi antara lain karena:
Kesalahan Peralatan Penunjang dan atau aplikasi Anggota Bursa Efek dalam rangka
Remote Trading kecuali kesalahan perangkat lunak JONEC yang disediakan oleh
Bursa; dan atau
Kelalaian atau kesalahan PJPP dalam melaksanakan penawaran jual dan atau
permintaan beli ke JATS; dan atau
Kelalaian atau kesalahan IT Officer Remote Trading dalam pengoperasian Peralatan
Penunjang dan atau aplikasi Anggota Bursa Efek; dan atau
Adanya akses yang tidak sah yang dilakukan melalui Peralatan Penunjang dan atau
aplikasi Anggota Bursa Efek.

Materi yang disampaikan di Bursa efek adalah mengenai investasi. Pada bagian awal,
pemateri menyampaikan beberapa pemikiran tradisional dari para orang tua yang pada
zaman sekarang ini sudah dianggap tidak relevan. Ilustrasi yan disampaikan oleh pemateri
adalah dimana ketika seseorang yang mempunyai sisa uang dari konsumsi maka orang
tersebut cenderung akan mengalokasikannya untuk berinvestasi pada pembelian tanah dan
tanah, ilustrasi tersebut digunakan karena pandangan orang-orang terdahulu beranggapan
bahwa barangbarang tersebut merupakan barang-barang yang sangat menguntungkan
karena harganya yang dianggap selalu meningkat. Pandangan tersebut akhirnya dipatahkan
oleh pemateri dengan membandingkannya dengan kisah dari saudara kia yang berada di
Nusa Tenggara Barat.
Cerita tersebut berawal ketika ada seseorang dari Nusa Tenggara yang datang ke
Bursa Efek untuk menanyakan mengenai sebendel surat yang dibawanya. Setelah
diidentifikasi oleh manajer pemasaran, ternyata surat tersebut merupakan surat bukti
kepemilikan saham unilever yang dibeli dengan jumah nominal 11.800.000 tertanggal pada
tahun 1992. Setelah dilihat mengenai petumbuhan saham unilever mulai tahunn 1992
sampai tahun 2014 ternyata saham tersebut sudah bernilai lebih dari 1,7 Milyar. Dari
nominal yang terlihat, jelas bahwa selang waktu 20 tahun investasi pada saham unilever
mampu memberikan tambahan atau return lebih dari 10 kali lipat. Hal tersebut tentunya
belum tentu dapat dirasakan ketika berinvestasi untuk membeli tanah atau emas.
Pemateri memberikan pemahaman mengenai cara berinvestasi di pasar modal.
Berikut ini merupakan tahapan-tahapan yang dapat dilakukan :
1. Datang ke perusahaan yang menjadi perusahaan broker dalam pasar modal
(contoh : IPOT)
2. Membawa kelengkapan berkas untuk pembuatan rekening efek y ang biasanya
berupa fotoocopy KTP dan NPWP.
3. Membayar uang untuk setoran minimal 100.000 yang mana selanjutnya setoran
tersebut digunakan untuk transaksi jual beli surat-surart berharga.
4. Pulang, dan selanjutnya mengamati laju pertumbuhan saham untuk kemudian
memilik perusahaan yang dianggap memiliki kinerja yang paling baik dengan
harapan memberikan return yang tinggi.
BEI dalam satu hari mampu menangani kurang lebih sekitar dua juta transaksi
dengan omset per hari mampu mencapai enam trilliun. BEI mendapatkan pemasukan atau
income yaitu sebesar 0,0001 dari omset BEI. Namun demikian, BEI bersifat hampir sejalan
dengan perusahaan non profit. Hal ini karena setiap pendapatan yang diterima oleh BEI
sebagian besar digunakan untuk dikembalikan ke masyarakat umum terutama untuk
meningkatkan pemahaman dan minat terhadap investasi.

2.3 Kunjungan Ke KAP Grant Thornton

Kunjungan kami yang ketiga adalah Kantor Akuntan Publik Grant Thornton. KAP
Grant Thornton merupakan salah satu KAP besar yang mana tergabung dalam the big 4
plus. Grant Thornton memiliki moto dan berusaha memegangnya sekuat tenaga yaitu an
instinc for growth yang berarti dorongan untuk selalu bertumbuh. Moto ini digunakan
karena Grant Thornton yang merupakan Kantor Akuntan Publik berusaha memposisikan
dirinya dalam industi akuntansi sebagai perusahaan yang berbeda dengan yang lainnya.
Hal ini dapat dilihat dari cara pelayanan yang diberikan oleh GT kepada para klien mereka.
Salah satu bentuk pelayanan yang berbeda dari KAP yang lain adalah GT selalu
berusaha mencari dan menemukan potensi-potensi yang terdapat dalam perusahaan klien
dan kemudian menggalinya untuk dikaji oleh perusahaan klien dengan tujuan agar klien
dapat tumbuh bersama menjadi perusahaan yang lebih baika. Kedinamisan dalam
organisasi juga menyebabkan GT dapat diterima di semua negara yang masing-masing
memiliki budaya yang berbeda. GT sampai saat ini sudah berrada di 131 negara dengan
staff mencapai 25.000 orang.

2.4 Kunjungan ke Direktorat Jenderal Pajak

Kunjungan instansi yang terakhir adalah mengunjungi Dirjen Pajak. Direktorat
Jenderal Pajak adalah sebuah direktorat jenderal di bawah Kementerian Keuangan
Indonesia yang mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan
standarisasi teknis di bidang perpajakan. Pada kunjungan tersebut di jelaskan mengenai
banyaknya jumlah penduduk Indonesia yang telah menjadi wajib pajak dan telah
membayar pajak serta yang belum membayar pajak.
Pada tahun ini, target penerimaan pajak dalam APBN 2014 dipatok diatas seribu
triliun atau mencapai Rp1.110,2 triliun. Angka ini naik sebesar Rp115 triliun atau tumbuh
sekitar 11,6% dibandingkan dengan target pajak dalam APBN-P 2013 sebesar Rp995,2
triliun. Peran penerimaan pajak ini adalah sebesar 66,6% dari total pendapatan negara
sebesar Rp1.667.1 triliun. Tentunya, untuk mengamankan agar target penerimaan pajak
tersebut tercapai, maka Direktorat Jenderal Pajak telah menyusun langkah optimalisasi
penerimaan pajak yang dijabarkan dalam bentuk program kerja strategis.
Dirjen pajak memiliki visi untuk menjadi institusi pemerintah penghimpun pajak
negara yang terbaik di wilayah Asia Tenggara. Dan memiliki misi menyelenggarakan
fungsi administrasi perpajakan dengan menerapkan Undang-Undang Perpajakan secara
adil dalam rangka membiayai penyelenggaraan negara demi kemakmuran rakyat.
Kunjungan tersebut telah memberikan gambaran bahwa Indonesia sebagai negara yang
memiliki banyak penduduk dan banyak sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan
sebagai pemasukan negara masih belum bisa mandiri. Karena Indonesia masih
memerlukan pasokan beberapa kebutuhan pokok dari negara lain.
Pajak yang merupakan salah satu sumber pemasukan Indonesia masih belum dapat
dipatuhi dan di mengerti oleh penduduknya. Dengan alasan masyarakat enggan membayar
pajak karena takut uangnya di selewengkan terkait denga kasus Gayus Tambunan, seorang
pegawai pajak yang diketahui mempunyai uang Rp 25 miliar di rekeningnya plus uang
asing senilai 60 miliar dan perhiasan senilai 14 miliar di brankas bank. Serta masih
banyaknya masyarakat yang belum mengetahui fungsi dari pajak itu sendiri dan masih
banyaknya masyarakat berpenghasilan menengah ke atas menggunakan subsidi dari
pemerintah.



BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Program KKL yang merupakan kegiatan rutin dari jurusan akuntasi fakultas
ekonomika dan bisnis Universitas Diponegoro yang nantinya di harapkan mahasiswa bisa
mengetahui profesi yang berkaitan tentang Akuntansi di dunia kerja. Kegiatan KKL yang
di laksanakan tanggal 26 Februari sampai dengan 28 Februari memberikan telah
memberikan gambaran gambaran profesi di bidang Akuntansi di antara di perusahaan
perusahaan BUMN dan persiapan perisapa yang di hadapi mahasiswa jika ingin
bergabung dengan perusahaan BUMN tersebut. Gambaran selanjutnya adalah bahwa
setiap BUMN dan Instansi pemerintah mempunyai tugas sendiri sendiri untuk
mendukung kebijakan pemerintah yang melatarbelakanginya.
3.2 Saran
Program KKL di harapkan untuk kedepannya agar kegiatan rutin ini tetap di lakukan
dan tidak terbatas hanya pada instansi pemerintahan dan perusahaan BUMN, atau KAP
saja, tetapi juga pada perusahaan-perusahaan yang memiliki industri yang berbeda dan
peran Akuntansi di pada perusahaan perusahaan manufaktur dan jasa di lapangan seperti
apa agar maha siswa dapat memahami bahwa perbedaan lingkungan juga berpengaruh
terhadap akuntansi. Pengenalan terhadap oil Accounting atau Akuntansi di bidang
perminyakan dan gas harus di kenalkan kepada mahasiswa sehingga nantinya mahasiswa
sudah mempunyai gambaran tentang Akuntansi perminyakan jika ingin bergabung ke
perusahaan yang bergerak di bidang minyak dan gas.

Você também pode gostar