ANGKATAN 2011 JAKARTA & BANDUNG , 26 FEBRUARI 28 FEBRUARI 2014
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kuliah Kerja Lapangan Oleh: NAJIBUL FUAD AGUSTIAN 12030111130092
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2014 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Di dalam perkuliahan, mahasiswa jurusan Akuntansi telah banyak mendapatkan teori seputar Akuntansi yang merupakan bekal baginya untuk dapat bersaing di dunia kerja. Agar bekal yang telah di peorleh dapat di aplikasikan dengan baik, efektif, efisien dan kompeten maka diperlukan suatu kegiatan yang dapat menggambarkan secara signifikan bagaimana dunia kerja jurusan Akuntansi nantinya. Kegiatan tersebut adalah kuliah kerja lapangan. Kuliah kerja lapangan (KKL) Universitas Diponegoro merupakan agenda rutin yang di laksanakan atas kerjasama antara pihak kampus dan mahasiswa jurusan Akuntansi yang telah menyelesaikan semester 5 dan diikuti oleh seluruh mahasiswa jurusan Akuntansi. KKL ini bertujuan untuk mengembangkan materi dan kemampuan serta menambah wawasan dan pengetahuan yang didapatkan sebagai pelengkap materi kegiatan dalam perkuliahan. Dalam kegiatan KKL ini mahasiswa diajak untuk melihat secara langsung pekerjaan dalam lapangan dan apa yang nantinya di butuhkan dalam lapangan untuk menambah wawasan tentang pekerjaan yang terkait dengan jurusan Akuntansi. KKL tahun ini memiliki daftar kunjungan ke beberapa instansi dan tempat hiburan. Instansi yang menjadi tujuan KKL tahun ini adalah PT. BTN, PPATK, Kementerian Keuangan, PT. PERTAMINA, Bursa Efek Indonesia, DJP, KAP Grant Thornton, KAP Mazars dan BPK. Dan tempat hiburan yang dikunjungi adalah Trans Studio Bandung. Sebagai hasil dari KKL, diperlukan suatu laporan yang menggambarkan informasi apa saja yang telah di peroleh selama KKL. Dan dijadikan sebagai pertanggungjawaban kepada mahasiswa atas kegiatan KKL yang telah diselenggarakan. Dengan adanya KKL ini mahasiswa di harapkan lebih mengerti tentang pekerjaan yang akan di lakukannya kelak yang terkait dengan Akuntansi dan menambah pengentahuan tentang informasi-informasi terkait perusahaan-perusahaan yang telah di kunjungi tersebut.
1.2 Tujuan
Kuliah kerja lapangan (KKL) ini bertujuan untuk mengembangkan materi dan kemampuan yang telah dimiliki selama menjalani perkuliahan di kampus serta menambah wawasan dan pengetahuan bagi para mahasiswa yang nantinya akan menghadapi dunia kerja yaitu menjadi seseorang yang berkerja di bidang Akuntansi. Adapun tujuan KKL,lainya adalah : 1. Mengembangkan wawasan dan pengetahuan secara langsung tentang dunia pekerjaan terkait bidang Akuntansi 2. Mahasiswa dapat mengetahui informasi dari beberapa perusahaan yang di kunjungi secara terperinci 3. Mahasiswa dapat mengetahui gambaran pekerjaannya di lapangan secara riil
1.3 Manfaat
Kegiatan KKL Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro angkatan 2010 dan transfer ini mempunyai manfaat, antara lain : 1. Menambah wawasan mengenai pekerjaan Akuntansi di instansi pemerintahan dan instansi lainnya 2. Mengetahui informasi-informasi terkait perusahaan-perusahaan yang dikunjungi (PT. BTN, PT. BEI, KAP Grant Thornton dan Direktorat Jenderal Pajak)
1.4 Pelaksanaan
Pelaksanaan KKL dilaksanakan pada: Hari : Rabu Jumat Tanggal : 26 28 Februari 2014 Tempat : Jakarta dan Bandung
1.5 Obyek KKL Obyek Kuliah Kerja Lapangan adalah melakukan mengunjungi beberapa perusahan, antara lain : 1. Bank Tabungan Negara (BTN) 2. Bursa Efek Indonesia (BEI) 3. KAP Grant Thornton 4. Direktorat Jenderal Pajak (DJP)
1.6 Peserta KKL Peserta dari Kuliah Kerja Lapangan (KKL) adalah mahasiswa dan mahasiswi dari jurusan Akuntansi (S1) angkatan 2011 Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro
BAB II GAMBARAN UMUM
2.1 Kunjungan ke PT. BTN Di dalam kunjungan pertama pada kuliah kerja lapangan ( KKL ) Jurusan Akuntansi berkesempatan mengunjungi PT. BTN. BTN memiliki visi dan misi sebagai berikut : Visi : Menjadi bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan. Misi : Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan industri terkait, pembiayaan konsumsi dan usaha kecil menengah. Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi pengembangan produk, jasa dan jaringan strategis berbasis teknologi terkini. Menyiapkan dan mengembangkan Human Capital yang berkualitas, profesional dan memiliki integritas tinggi. Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan good corporate governance untuk meningkatkan Shareholder Value Mempedulikan kepentingan masyarakat dan lingkungannya.
PT. Bank Tabungan Negara (Persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berpengalaman di bidang pembiayaan perumahaan dan industri ikutannya telah mampu mengembang tugas negara untuk mensejahterahkan masyarakat Indonesia melalui kegiatan usaha yang dilakukannya dengan menyalurkan KPR dan kredit lainnya serta menghipun dana masyarakat melalui tabungan deposito dan giro. PT. Bank Tabungan Negara (Persero) selanjutnya di sebut Bank BTN sebagai salah satu bank BUMN yang mengembangkan tugas Negara dalam membantu mendorong pertumbungan ekonomi terutama di sektor perumahan rakyat. PT. BTN merupakan bank yang berfokus dengan KPR (kredit kepemilikan rumah) yang merupakan program kerjasama dengan Kementerian Perumahan Rakyat bagaimana menyediakan rumah rakyat yang murah yang di beri subsidi oleh pemerintah. Selain berfokus dengan KPR, BTN juga telah mengembangkan sektor bisnisnya di bidang syariah dengan mendirikan BTN syariah. BTN mempertanggung jawabkan laporan keuangannya kepada pemerintah dengan mengeluarkan beberapa laporan keuangan, beberapa laporan keuangan dapat bersifat rutin yaitu laporan keuangan harian, bulanan dan tahunan. Pada Laporan keuangannya, BTN juga telah menghitung beberapa hal berikut : Penyesuaian pada Bank Menghitung aktiva tetap dan BPD ( Biaya Dibayar Dimuka) Menghitung kerugian penurunan nilai Pijaman yang diterima Biaya terkait PSAK 24
Pada perhitungan laporan keuangan dan akun akun terkait, BTN juga telah menggunakan basis akrual sebagai standar dari pelaporan keuangannya. Serta BTN dalam menjalankan perusahaannya menerapkan budaya perusahaan berupa POLA PRIMA, yaitu : 1. Pelayanan prima (Service Excellence) 2. InOvasi (Innovation) 3. KeteLAdanan (Role Model) 4. PRofesionalisme (Profesionalism) 5. Integritas (Integrity) 6. KerjasaMA (Teamwork)
BTN merupakan perusahaan berbasis perbankan yang mengkonsentrasikan dirinya pada produk KPR. Sebesar 80% dari produk BTN yang merupakan KPR. Dari prosentase tersebut, BTN berhasil menempati posisi pertama sebagai bank yang memiliki omset tersbesar dalam bidang KPR dibanding dengan bank-bank yang lainnya. Hal ini dipilih BTN karena menurutnya KPR merupakan Industri yang sangat menjanjikan. Ketika perusahaan perbankan yang lain menawarkan produknya terutama pada kredit kepada masyarakat, kredit tersebut mengandunga agunan yang nilainya terus menurun. Sebagai contoh ketika seseorang mengajukan kredit untuk mendirikan usaha, maka cukup dengan surat-surat kendaraan yang bisa diagunkan untuk mendapatkan pinjaman kredit. Kendaraan bermotor yang menjadi agunan tadi semakin lama waktu pelunasan utang, maka semakin menurun pula nilai ekonomis dari agunan kendaraan bermotor tersebut. Berbeda dengan KPR yang memiliki nilai agunan yang terus meningkat, dimana tanah yang merupakan modal dasar dari KPR dalam peraturan pencatatan akuntansi tidak akan pernah disusutkan berdasarkan waktu. Bahkan nilai dari tanah akan terus meningkat seiring berjalannya waktu. Jadi ketika terjadi kredit yang macaet, BTN dapat melelang agunannya berupa rumah yang dapat menutupi kerugian yang ditanggung BTN ketika mengalami kredit macet. Pemateri inti kunjungan kami ke BTN adalah seseorang dari divisi akuntansi Bank BTN. Beliau menjelaskan mengenai siklus akuntansi perbankan yang dijalankan oleh Bank BTN. Beliau juga menyampaikan mengenai karakteristik perusahaan perbankan yang memiliki risiko yang baik atau masih mampu bertahan.
2.2 Kunjugan ke Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada kunjungan kedua, kami megunjungi PT. BEI (Bursa Efek Indonesia) yang berada di jalan Jenderal Sudirman yang memiliki visi dan misi sebagai berikut : Visi Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia. Misi Menciptakan daya saing untuk menarik investor dan emiten, melalui pemberdayaan Anggota Bursa dan Partisipan, penciptaan nilai tambah, efisiensi biaya serta penerapan good governance. Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagimana mestinya. Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah. Perkembangan pasar modal di Indonesia [Desember 1912] Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda [1914 1918] Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I [1925 1942] Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya [Awal tahun 1939] Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang dan Surabaya ditutup [1942 1952] Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II [1956] Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin tidak aktif [1956 1977] Perdagangan di Bursa Efek vakum [10 Agustus 1977] Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara [1977 1987] Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal
[1987] Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia [1988 1990] Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat [2 Juni 1988] Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer [Desember 1988] Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal [16 Juni 1989] Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya [13 Juli 1992] Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ [22 Mei 1995] Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems) [10 November 1995] Pemerintah mengeluarkan Undang Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996 [1995] Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya [2000] Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia [2002] BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading) [2007] Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) [02 Maret 2009]
Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru PT Bursa Efek Indonesia: JATS-NextG
Proses Perdagangan Saham di Bursa
Pelaksanaan perdagangan Efek di Bursa dilakukan dengan menggunakan fasilitas JATS. Perdagangan Efek di Bursa hanya dapat dilakukan oleh Anggota Bursa (AB) yang juga menjadi Anggota Kliring KPEI. Anggota Bursa Efek bertanggung jawab terhadap seluruh transaksi yang dilakukan di Bursa baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah. Anggota Bursa Efek bertanggung jawab terhadap penyelesaian seluruh Transaksi Bursa atas nama Anggota Bursa Efek yang bersangkutan sebagaimana tercantum dalam Daftar Transaksi Bursa (DTB), termasuk Transaksi Bursa yang terjadi antara lain karena: Kesalahan Peralatan Penunjang dan atau aplikasi Anggota Bursa Efek dalam rangka Remote Trading kecuali kesalahan perangkat lunak JONEC yang disediakan oleh Bursa; dan atau Kelalaian atau kesalahan PJPP dalam melaksanakan penawaran jual dan atau permintaan beli ke JATS; dan atau Kelalaian atau kesalahan IT Officer Remote Trading dalam pengoperasian Peralatan Penunjang dan atau aplikasi Anggota Bursa Efek; dan atau Adanya akses yang tidak sah yang dilakukan melalui Peralatan Penunjang dan atau aplikasi Anggota Bursa Efek.
Materi yang disampaikan di Bursa efek adalah mengenai investasi. Pada bagian awal, pemateri menyampaikan beberapa pemikiran tradisional dari para orang tua yang pada zaman sekarang ini sudah dianggap tidak relevan. Ilustrasi yan disampaikan oleh pemateri adalah dimana ketika seseorang yang mempunyai sisa uang dari konsumsi maka orang tersebut cenderung akan mengalokasikannya untuk berinvestasi pada pembelian tanah dan tanah, ilustrasi tersebut digunakan karena pandangan orang-orang terdahulu beranggapan bahwa barangbarang tersebut merupakan barang-barang yang sangat menguntungkan karena harganya yang dianggap selalu meningkat. Pandangan tersebut akhirnya dipatahkan oleh pemateri dengan membandingkannya dengan kisah dari saudara kia yang berada di Nusa Tenggara Barat. Cerita tersebut berawal ketika ada seseorang dari Nusa Tenggara yang datang ke Bursa Efek untuk menanyakan mengenai sebendel surat yang dibawanya. Setelah diidentifikasi oleh manajer pemasaran, ternyata surat tersebut merupakan surat bukti kepemilikan saham unilever yang dibeli dengan jumah nominal 11.800.000 tertanggal pada tahun 1992. Setelah dilihat mengenai petumbuhan saham unilever mulai tahunn 1992 sampai tahun 2014 ternyata saham tersebut sudah bernilai lebih dari 1,7 Milyar. Dari nominal yang terlihat, jelas bahwa selang waktu 20 tahun investasi pada saham unilever mampu memberikan tambahan atau return lebih dari 10 kali lipat. Hal tersebut tentunya belum tentu dapat dirasakan ketika berinvestasi untuk membeli tanah atau emas. Pemateri memberikan pemahaman mengenai cara berinvestasi di pasar modal. Berikut ini merupakan tahapan-tahapan yang dapat dilakukan : 1. Datang ke perusahaan yang menjadi perusahaan broker dalam pasar modal (contoh : IPOT) 2. Membawa kelengkapan berkas untuk pembuatan rekening efek y ang biasanya berupa fotoocopy KTP dan NPWP. 3. Membayar uang untuk setoran minimal 100.000 yang mana selanjutnya setoran tersebut digunakan untuk transaksi jual beli surat-surart berharga. 4. Pulang, dan selanjutnya mengamati laju pertumbuhan saham untuk kemudian memilik perusahaan yang dianggap memiliki kinerja yang paling baik dengan harapan memberikan return yang tinggi. BEI dalam satu hari mampu menangani kurang lebih sekitar dua juta transaksi dengan omset per hari mampu mencapai enam trilliun. BEI mendapatkan pemasukan atau income yaitu sebesar 0,0001 dari omset BEI. Namun demikian, BEI bersifat hampir sejalan dengan perusahaan non profit. Hal ini karena setiap pendapatan yang diterima oleh BEI sebagian besar digunakan untuk dikembalikan ke masyarakat umum terutama untuk meningkatkan pemahaman dan minat terhadap investasi.
2.3 Kunjungan Ke KAP Grant Thornton
Kunjungan kami yang ketiga adalah Kantor Akuntan Publik Grant Thornton. KAP Grant Thornton merupakan salah satu KAP besar yang mana tergabung dalam the big 4 plus. Grant Thornton memiliki moto dan berusaha memegangnya sekuat tenaga yaitu an instinc for growth yang berarti dorongan untuk selalu bertumbuh. Moto ini digunakan karena Grant Thornton yang merupakan Kantor Akuntan Publik berusaha memposisikan dirinya dalam industi akuntansi sebagai perusahaan yang berbeda dengan yang lainnya. Hal ini dapat dilihat dari cara pelayanan yang diberikan oleh GT kepada para klien mereka. Salah satu bentuk pelayanan yang berbeda dari KAP yang lain adalah GT selalu berusaha mencari dan menemukan potensi-potensi yang terdapat dalam perusahaan klien dan kemudian menggalinya untuk dikaji oleh perusahaan klien dengan tujuan agar klien dapat tumbuh bersama menjadi perusahaan yang lebih baika. Kedinamisan dalam organisasi juga menyebabkan GT dapat diterima di semua negara yang masing-masing memiliki budaya yang berbeda. GT sampai saat ini sudah berrada di 131 negara dengan staff mencapai 25.000 orang.
2.4 Kunjungan ke Direktorat Jenderal Pajak
Kunjungan instansi yang terakhir adalah mengunjungi Dirjen Pajak. Direktorat Jenderal Pajak adalah sebuah direktorat jenderal di bawah Kementerian Keuangan Indonesia yang mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang perpajakan. Pada kunjungan tersebut di jelaskan mengenai banyaknya jumlah penduduk Indonesia yang telah menjadi wajib pajak dan telah membayar pajak serta yang belum membayar pajak. Pada tahun ini, target penerimaan pajak dalam APBN 2014 dipatok diatas seribu triliun atau mencapai Rp1.110,2 triliun. Angka ini naik sebesar Rp115 triliun atau tumbuh sekitar 11,6% dibandingkan dengan target pajak dalam APBN-P 2013 sebesar Rp995,2 triliun. Peran penerimaan pajak ini adalah sebesar 66,6% dari total pendapatan negara sebesar Rp1.667.1 triliun. Tentunya, untuk mengamankan agar target penerimaan pajak tersebut tercapai, maka Direktorat Jenderal Pajak telah menyusun langkah optimalisasi penerimaan pajak yang dijabarkan dalam bentuk program kerja strategis. Dirjen pajak memiliki visi untuk menjadi institusi pemerintah penghimpun pajak negara yang terbaik di wilayah Asia Tenggara. Dan memiliki misi menyelenggarakan fungsi administrasi perpajakan dengan menerapkan Undang-Undang Perpajakan secara adil dalam rangka membiayai penyelenggaraan negara demi kemakmuran rakyat. Kunjungan tersebut telah memberikan gambaran bahwa Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak penduduk dan banyak sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan sebagai pemasukan negara masih belum bisa mandiri. Karena Indonesia masih memerlukan pasokan beberapa kebutuhan pokok dari negara lain. Pajak yang merupakan salah satu sumber pemasukan Indonesia masih belum dapat dipatuhi dan di mengerti oleh penduduknya. Dengan alasan masyarakat enggan membayar pajak karena takut uangnya di selewengkan terkait denga kasus Gayus Tambunan, seorang pegawai pajak yang diketahui mempunyai uang Rp 25 miliar di rekeningnya plus uang asing senilai 60 miliar dan perhiasan senilai 14 miliar di brankas bank. Serta masih banyaknya masyarakat yang belum mengetahui fungsi dari pajak itu sendiri dan masih banyaknya masyarakat berpenghasilan menengah ke atas menggunakan subsidi dari pemerintah.
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan Program KKL yang merupakan kegiatan rutin dari jurusan akuntasi fakultas ekonomika dan bisnis Universitas Diponegoro yang nantinya di harapkan mahasiswa bisa mengetahui profesi yang berkaitan tentang Akuntansi di dunia kerja. Kegiatan KKL yang di laksanakan tanggal 26 Februari sampai dengan 28 Februari memberikan telah memberikan gambaran gambaran profesi di bidang Akuntansi di antara di perusahaan perusahaan BUMN dan persiapan perisapa yang di hadapi mahasiswa jika ingin bergabung dengan perusahaan BUMN tersebut. Gambaran selanjutnya adalah bahwa setiap BUMN dan Instansi pemerintah mempunyai tugas sendiri sendiri untuk mendukung kebijakan pemerintah yang melatarbelakanginya. 3.2 Saran Program KKL di harapkan untuk kedepannya agar kegiatan rutin ini tetap di lakukan dan tidak terbatas hanya pada instansi pemerintahan dan perusahaan BUMN, atau KAP saja, tetapi juga pada perusahaan-perusahaan yang memiliki industri yang berbeda dan peran Akuntansi di pada perusahaan perusahaan manufaktur dan jasa di lapangan seperti apa agar maha siswa dapat memahami bahwa perbedaan lingkungan juga berpengaruh terhadap akuntansi. Pengenalan terhadap oil Accounting atau Akuntansi di bidang perminyakan dan gas harus di kenalkan kepada mahasiswa sehingga nantinya mahasiswa sudah mempunyai gambaran tentang Akuntansi perminyakan jika ingin bergabung ke perusahaan yang bergerak di bidang minyak dan gas.