Você está na página 1de 11

Mico Arisanto (A1C408046) Page 0

ARTIKEL ILMIAH

PENGEMBANGAN MODUL PENGAYAAN MATERI POKOK BAHASAN
ORGAN DAUN UNTUK MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
BIOLOGI PMIPA FKIP UNIVERSITAS JAMBI













OLEH
MICO ARISANTO
NIM A1C408046





FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
SEPTEMBER, 2013




















Mico Arisanto (A1C408046) Page 1

PENGEMBANGAN MODUL PENGAYAAN MATERI POKOK BAHASAN
ORGAN DAUN UNTUK MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
BIOLOGI PMIPA FKIP UNIVERSITAS JAMBI


Oleh:

Mico Arisanto

(Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Jambi)

ABSTRAK

Kebutuhan akan bahan ajar mandiri khususnya pada materi pokok bahasan organ
daun merupakan suatu hal yang harus segera dipenuhi agar dapat terciptanya iklim
belajar mandiri pada mahasiswa. Namun, pada kenyataannya kebutuhan ini belum
terpenuhi dengan baik. Hal ini dikarenakan kurangnya ketersediaan buku referensi dan
kesulitan dalam memahami isi materi pokok bahasan organ daun pada buku teks yang
digunakan selama ini oleh mahasiswa. Kondisi ini tentunya membuat mahasiswa
cenderung bergantung pada materi yang disajikan oleh dosen di dalam perkuliahan tatap
muka. Dengan demikian diperlukan bahan ajar mandiri sebagai suplemen bagi
mahasiswa untuk memahami lebih lanjut materi yang diberikan selama perkuliahan
tatap muka. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka pengembangan modul
pengayaan materi pokok bahasan organ daun perlu dilakukan.
Penelitian ini bertujuan mendapatkan produk akhir berupa modul pengayaan
materi pokok bahasan organ daun. Modul ini dikembangkan berdasarkan model
pengembangan Dick and Carey yang terdiri dari 10 tahapan pengembangan. Modul
yang telah dihasilkan kemudian divalidasi oleh ahli desain modul dan ahli materi untuk
mengetahui kesesuaian atau kelayakan dari produk yang dikembangkan. Modul yang
telah direvisi dan dinyatakan layak oleh para ahli kemudian diujicobakan kepada
mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Jambi.
Berdasarkan hasil validasi yang diperoleh dari para ahli, bahwa aspek desain
modul berada pada kriteria produk yang sangat sesuai dengan rerata persentase
kevalidan desain adalah sebesar 88,6% dan aspek isi/materi pada modul berada pada
kriteria produk yang sangat sesuai dengan rerata persentase kevalidan isi/materi adalah
sebesar 84%. Tanggapan mahasiswa terhadap penggunaan modul berada pada kriteria
baik dengan rerata persentase tanggapan yang diberikan sebesar 77%. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa modul pengayaan materi pokok bahasan organ daun termasuk
dalam kriteria baik, sehingga dapat digunakan sebagai pengayaan bagi mahasiswa
dalam kegiatan belajar mandiri mereka, untuk memahami lebih lanjut materi pokok
bahasan organ daun.

Kata Kunci: Pengembangan, Modul Pengayaan, Organ Daun






Mico Arisanto (A1C408046) Page 2

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Mahasiswa dikatakan telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran, jika tingkat
penguasaan mahasiswa terhadap materi pada bahan ajar yang digunakan telah mencapai
taraf penguasaan penuh (mastery). Hal ini didasari pada tujuan proses belajar mengajar
yang ideal adalah agar bahan ajar yang dipelajari dapat dikuasai sepenuhnya oleh
peserta didik. Berdasarkan temuan kondisi pembelajaran mata kuliah struktur tumbuhan
di lingkungan program studi pendidikan biologi Universitas Jambi, bahwa tidak semua
mahasiswa mampu memahami secara penuh materi pokok bahasan organ daun yang
diberikan kepada mereka selama perkuliahan tatap muka. Hal ini dikarenakan setiap
mahasiswa memiliki kecepatan belajar yang berbeda-beda sesuai dengan waktu yang
dibutuhkan setiap individu untuk memahami materi yang disampaikan dalam satuan
waktu yang telah ditetapkan.
Melihat kondisi tersebut, ini berarti mahasiswa harus belajar mandiri di luar waktu
perkuliahan tatap muka yang disediakan, sesuai dengan kecepatan belajar dan waktu
belajar yang mereka butuhkan untuk memahami lebih lanjut materi pokok bahasan
organ daun. Namun, pada kenyataannya tidak semua mahasiswa memanfaatkan waktu
perkuliahan mandiri dengan optimal dalam mempelajari lebih lanjut materi pokok
bahasan organ daun. Hal ini dikarenakan adanya sifat ketergantungan pada diri
mahasiswa terhadap materi yang disajikan oleh dosen selama perkuliahan tatap muka.
Kurangnya ketersediaan buku referensi dan kesulitan dalam memahami isi materi
pokok bahasan organ daun pada buku teks yang digunakan selama ini oleh mahasiswa,
menjadikan mahasiswa cenderung bersikap pasif dan selalu bergantung terhadap materi
yang disampaikan oleh dosen di dalam perkuliahan tatap muka. Berdasarkan hasil
observasi yang didapatkan, 86% mahasiswa menyatakan bahwa mereka membutuhkan
bimbingan penuh dari dosen untuk memahami materi pokok bahasan organ daun secara
keseluruhan. Dari hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan didapatkan bahwa
materi pokok bahasan organ daun yang dimuat pada buku teks yang digunakan
mahasiswa belum disajikan secara sistematis dan 86,6% mahasiswa menyatakan bahasa
penulisan isi pada buku teks tersebut sulit untuk dimengerti. Kondisi ini tentunya
membuat mahasiswa merasa kesulitan dalam menguasai materi pokok bahasan organ
daun, sehingga mahasiswa membutuhkan penjelasan lebih rinci dari dosen terhadap
materi yang dipelajari di dalam perkuliahan tatap muka.
Berdasarkan hasil temuan kesulitan belajar mahasiswa dalam menguasai materi
pokok bahasan organ daun, dapat disimpulkan bahwa bentuk kesulitan belajar
mahasiswa adalah terletak pada pemahaman tentang karakter mofologi yang dimiliki
organ daun tumbuhan Cormophyta. Pemahaman mahasiswa tentang karakter morfologi
organ daun merupakan kemampuan yang dipersyaratkan dalam mendeskripsikan
struktur morfologi organ daun. Oleh karena itu, Kebutuhan akan bahan ajar mandiri
khususnya pada materi pokok bahasan organ daun merupakan suatu hal yang harus
segera dipenuhi agar dapat memudahkan mahasiswa dalam memahami karakter
morfologi dari organ daun tumbuhan Cormophyta. Untuk memenuhi kebutuhan akan
bahan ajar mandiri pada materi pokok bahasan organ daun, maka pengembangan bahan
ajar dalam bentuk modul pembelajaran perlu dilakukan.
Modul pembelajaran yang dikembangkan diharapkan mampu mengakomodasi
kesulitan belajar mahasiswa dalam menguasai materi pokok bahasan organ daun. Hal
ini dikarenakan modul pembelajaran mampu menyajikan materi pembelajaran dengan
Mico Arisanto (A1C408046) Page 3

baik karena menggunakan bahasa penulisan yang mudah dimengerti dan telah diurutkan
sesuai dengan tingkat kompleksitas berpikir penggunanya, sehingga kesalahan dalam
penafsiran isi atau materi pembelajaran dapat dihindari. Dengan begitu dosen tidak
perlu menjelaskan keseluruhan isi atau materi secara rinci kepada mahasiswa selama
perkuliahan tatap muka.
Kedudukan modul pembelajaran yang dikembangkan bukanlah sebagai bahan ajar
utama yang digunakan dalam perkuliahan tatap muka mata kuliah struktur tumbuhan,
melainkan sebagai bahan ajar pengayaan bagi mahasiswa. Modul pengayaan ini
ditujukan sebagai suplemen bagi mahasiswa untuk memahami lebih lanjut bagian
materi pokok bahasan organ daun yang dianggap sulit oleh mahasiswa, khususnya pada
pemahaman karakter morfologi organ daun tumbuhan Cormophyta. Kelebihan modul
pengayaan materi pokok bahasan organ daun dibandingkan dengan modul pembelajaran
biologi terkait yang sudah ada terletak pada tampilan isi/materi pada modul yang
dikembangkan. Isi atau materi yang disajikan pada modul yang dikembangkan
dilengkapi contoh gambar-gambar yang berwarna dan menarik, serta adanya variasi
pemakaian warna dan format huruf sebagai penekanan terhadap informasi penting yang
disajikan. Disamping itu, isi atau materi ditulis dalam bentuk list atau poin-poin
sehingga dapat meningkatkan daya tarik dan memudahkan mahasiswa untuk memahami
lebih lanjut karakter morfologi organ daun tumbuhan Cormophyta di dalam kegiatan
belajar mandiri mereka.
Melalui modul pengayaan materi pokok bahasan organ daun, mahasiswa
diarahkan untuk melakukan kegiatan belajar mandiri dengan optimal. Hal ini
dikarenakan mahasiswa mendapatkan kesempatan lebih banyak untuk belajar sendiri,
membaca uraian materi dan petunjuk di dalam lembar kegiatan mahasiswa, menjawab
pertanyaan-pertanyaan, serta melaksanakan tugas-tugas atau latihan yang telah disusun
secara terprogram. Dengan demikian penguasaan materi yang diberikan selama
perkuliahan tatap muka dapat tercapai dengan penuh. Oleh karena itu, pengembangan
modul pengayaan materi pokok bahasan organ daun perlu dilakukan untuk
mendapatkan modul pengayaan yang dapat mengakomodasi kesulitan belajar
mahasiswa dalam menguasai materi pokok bahasan organ daun.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang Pengembangan Modul Pengayaan Materi Pokok Bahasan Organ Daun
Untuk Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas
Jambi

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah
dari penelitan ini adalah :
1. Bagaimanakah mendapatkan produk akhir berupa modul pengayaan materi pokok
bahasan organ daun untuk mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA
FKIP Universitas Jambi ?
2. Bagaimanakah tanggapan mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA
FKIP Universitas Jambi terhadap penggunaan modul pengayaan materi pokok
bahasan organ daun?




Mico Arisanto (A1C408046) Page 4

1.3 Tujuan Pengembangan

Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan dilakukannya penelitian ini
adalah :
1. Mendapatkan produk akhir berupa modul pengayaan materi pokok bahasan organ
daun untuk mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP
Universitas Jambi.
2. Mengetahui tanggapan mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA
FKIP Universitas Jambi terhadap penggunaan modul pengayaan materi pokok
bahasan organ daun.

1.4 Spesifikasi produk yang diharapkan

Adapun spesifikasi dari produk yang diharapakan adalah:
1. Modul yang dihasilkan memiliki karakteristik self instructional, dimana modul
pengayaan memuat deskripsi kompetensi pembelajaran, tujuan pembelajaran,
indikator pencapaian tujuan pembelajaran, uraian materi, lembar kegiatan belajar
mahasiswa, tes formatif, kunci jawaban, dan umpan balik.
2. Modul yang dihasilkan memiliki karakteristik self contained, dimana materi
pokok bahasan organ daun disajikan dengan lengkap pada modul. Materi pokok
bahasan organ daun pada modul meliputi karakteristik morfologi organ daun pada
tumbuhan Cormophyta.
3. Modul yang dihasilkan memiliki karakteristik user friendly, dimana modul
tersebut dapat memberikan kemudahan, daya tarik, dan manfaat bagi mahasiswa
yang menggunakannya.

1.5 Pentingnya Pengembangan

Pentingnya pengembangan ini adalah sebagai berikut;
1. Modul pengayaan materi pokok bahasan organ daun yang dihasilkan diharapkan
dapat mengakomodasi kesulitan belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan
Biologi PMIPA FKIP Universitas Jambi dalam menguasai materi pokok bahasan
organ daun.
2. Modul pengayaan materi pokok bahasan organ daun yang dihasilkan diharapkan
dapat digunakan sebagai pengayaan bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan
Biologi PMIPA FKIP Universitas Jambi dalam memahami lebih lanjut tentang
karakter morfologi organ daun dari tumbuhan Cormophyta yang ada di sekitar
lingkungan mahasiswa.

1.6 Definisi Istilah

1. Modul pengayaan materi pokok bahasan organ daun adalah bahan ajar mandiri
cetak yang dirancang secara sistematis berdasarkan prinsip instruksional,
terprogram, dan semenarik mungkin untuk dapat dipelajari sendiri oleh
mahasiswa dalam memahami lebih lanjut tentang karakter morfologi organ daun
dari tumbuhan Cormophyta yang ada di sekitar lingkungan mahasiswa.
2. Tanggapan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah respon mahasiswa
terhadap penggunaan modul pengayaan materi pokok bahasan organ daun.

Mico Arisanto (A1C408046) Page 5

II. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Modul Pengayaan Materi Pokok Bahasan Organ Daun

Modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh dan
sistematis, didalamnya memuat seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan
didesain untuk membantu peserta didik menguasai tujuan belajar yang spesifik.
Prastowo (2011:106) menyatakan bahwa modul pembelajaran, sebagaimana yang
dikembangkan di Indonesia, merupakan suatu paket bahan pembelajaran (learning
materials) yang memuat deskripsi tentang tujuan pembelajaran, lembar petunjuk
pengajar atau instruktur yang menjelaskan cara mengajar yang efisien, bahan bacaan
bagi peserta, dan alat-alat evaluasi pembelajaran.
Modul pengayaan materi pokok bahasan organ daun merupakan bahan ajar
mandiri cetak yang dirancang secara sistematis, terprogram, dan semenarik mungkin
untuk dapat dipelajari sendiri oleh mahasiswa. Modul ini digunakan sebagai pengayaan
dalam kegiatan belajar mandiri mahasiswa untuk memahami lebih lanjut tentang
karakteristik morfologi organ daun pada tumbuhan Cormophyta. Modul ini ditujukan
untuk melengkapi atau memperkaya informasi atau materi yang bersifat umum, yang
diterima atau dipelajari oleh mahasiswa selama perkuliahan tatap muka.

2.2 Fungsi dan tujuan penulisan modul pembelajaran

Adapun fungsi modul dalam pembelajaran menurut Prastowo (2011:107-108)
adalah sebagai berikut ;
1. Meningkatkan kemampuan peserta didik untuk belajar mandiri tanpa harus
bergantung kepada bantuan dari orang lain.
2. Mampu menyajikan materi pembelajaran dengan baik karena menggunakan
bahasa penulisan yang mudah dimengerti dan telah diurutkan sesuai dengan
tingkat kompleksitas berpikir penggunanya, sehingga kesalahan dalam
penafsiran isi atau materi pembelajaran dapat dihindari. Dengan begitu pendidik
tidak perlu menjelaskan keseluruhan isi atau materi secara detail kepada peserta
didik.
3. Modul sebagai alat evaluasi membimbing peserta didik untuk mampu mengukur
dan menilai sendiri tingkat penguasaannya terhadap materi yang telah dipelajari.
4. Modul sebagai bahan rujukan menuntun peserta didik untuk mendalami lebih
lanjut dari materi yang telah dipelajari.

Sementara tujuan penulisan modul pembelajaran menurut Rosyid (2010:3)
adalah sebagai berikut ;
1. Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat
verbal.
2. Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera.
3. Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti untuk meningkatkan
motivasi dan gairah belajar. Selain itu juga dapat mengembangkan kemampuan
dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya yang
memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar mandiri sesuai dengan
kemampuan dan minatnya.
4. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan kondisi
potensial yang dimiliki.
Mico Arisanto (A1C408046) Page 6

III. METODE PENGEMBANGAN

3.1 Model Pengembangan

Model pengembangan yang digunakan dalam pengembangan modul adalah model
pengembangan prosedural. Model prosedural adalah model deskriptif yang
menggambarkan alur atau langkah-langkah prosedural yang harus diikuti untuk
menghasilkan suatu produk tertentu (Setyosari, 2010). Model pengembangan prosedural
yang digunakan dalam pengembangan modul mengacu pada teori model pengembangan
bahan ajar yang dikemukakan Dick and Carey (2005) bahwa pengembangan bahan ajar
secara garis besar terdiri dari 10 tahapan yaitu: (1) mengidentifikasi tujuan umum
pembelajaran, (2) melaksanakan analisis pembelajaran, (3) mengidentifikasi tingkah
laku masukan dan karakteristik siswa, (4) merumuskan tujuan performansi, (5)
mengembangkan butir-butir tes acuan patokan, (6) mengembangkan strategi
pembelajaran, (7) mengembangkan dan memilih materi pembelajaran, (8)
melaksanakan evaluasi formatif, (9) merevisi bahan pembelajaran, dan (10)
melaksanakan evaluasi sumatif.

3.2 Prosedur Pengembangan

Prosedur dalam pengembangan modul merujuk pada model pengembangan yang
digunakan, yaitu model pengembangan Dick and Carey.

3.3 Ujicoba Produk

3.3.1 Desain ujicoba

Ada 2 tahap dalam desain ujicoba produk yaitu:
1) Tahap I adalah tahap validasi oleh para ahli yang terdiri dari ahli desain dan ahli
isi/materi yang dilanjutkan dengan analisis data hasil validasi dan revisi.
2) Tahap II adalah ujicoba kelompok kecil yang terdiri dari 10 mahasiswa, dilanjutkan
dengan analisis data dan revisi.

3.3.2 Subjek ujicoba

Subjek ujicoba penelitian ini terdiri dari mahasiswa Program Studi Pendidikan
Biologi PMIPA FKIP Universitas Jambi, semester IV tahun ajaran 2011/2012, sebanyak
10 mahasiswa sebagai subjek ujicoba kelompok kecil.

3.3.3 Jenis data

Dalam penelitian pengembangan ini, jenis data yang diambil yaitu data kuantitatif
dan data kualitatif. Data kualitatif berupa saran dan pernyataan kesusaian modul
berdasarkan hasil analisis persentase tanggapan dari ahli desain maupun ahli materi.
Data-data ini digunakan sebagai acuan dalam revisi produk berdasarkan penilaian aspek
indikator yang terdapat pada angket ahli isi maupun ahli desain. Data kuantitatif
meliputi hasil penilaian dari para ahli pada angket validasi modul dan isian angket
tanggapan mahasiswa terhadap penggunaan modul pengayaan materi pokok bahasan
organ daun.
Mico Arisanto (A1C408046) Page 7

3.3.4 Instrumen pengumpulan data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket
terbuka dan angket tertutup. Menurut Sukmadinata (2010), angket terbuka merupakan
pernyataan atau saran yang disusun untuk menilai objek yang diukur. Pada tahap ini,
angket terbuka diberikan kepada tim ahli desain dan tim ahli materi yang berisi
pernyataan-pernyataan yang berkenaan dengan kelayakan modul yang dikembangkan.
Angket tertutup merupakan pertanyaan atau pernyataan-pernyataan yang telah memiliki
alternatif jawaban (option) yang tinggal dipilih oleh responden. Dalam penelitian ini
digunakan angket tertutup untuk mengetahui tanggapan mahasiswa terhadap modul
pengayaan materi pokok bahasan organ daun yang digunakan selama ujicoba produk.

3.3.5 Analisis data

Data kualitatif yang meliputi saran atau komentar dari tim ahli maupun subjek
ujicoba, pada setiap aspek indikator maupun deskriptor yang terdapat dalam angket
dianalisis. Hasil analisis data tersebut dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
melakukan revisi produk.
Data kuantitatif yang didapatkan dari hasil penilaian para ahli dianalisis dengan
melakukan uji rating scale untuk mengetahui persentase kevalidan, sehingga didapatkan
ukuran kesesuaian dari modul yang dikembangkan berdasarkan penilaian pada setiap
indikator maupun deskriptor pada angket. Data angket ujicoba modul dianalisis dengan
menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. Teknik ini digunakan untuk
mengetahui kriteria tanggapan mahasiswa terhadap modul yang digunakan.

IV. HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN

Modul pengayaan materi pokok bahasan organ daun yang telah dihasilkan
kemudian divalidasi oleh tim ahli (ahli desain modul dan ahli materi). Berdasarkan
analisis data validasi desain modul dengan menggunakan uji rating scale yang meliputi
tiga indikator penilaian, maka didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Bagian pendahuluan dari modul didapatkan persentase kevalidan sebesar 84%.
Angka ini berada pada rentang 76%-100%, dengan demikian bagian pendahuluan
dari modul pengayaan materi pokok bahasan organ daun berada pada taraf sangat
sesuai.
2. Bagian isi dari modul didapatkan persentase kevalidan sebesar 93%. Angka ini
berada pada rentang 76%-100%, dengan demikian bagian isi dari modul
pengayaan materi pokok bahasan organ daun berada pada taraf sangat sesuai.
3. Bagian penutup dari modul didapatkan persentase kevalidan sebesar 89%. Angka
ini berada pada rentang 76%-100%, dengan demikian bagian penutup dari modul
pengayaan materi pokok bahasan organ daun berada pada taraf sangat sesuai.
Dengan memperhatikan persentase hasil analisis untuk setiap indikator penilaian
tersebut, dapat dinyatakan bahwa desain dari modul pengayaan materi pokok bahasan
organ daun berada pada kriteria sangat sesuai dan dapat disimpulkan bahwa modul
pengayaan materi pokok bahasan organ daun telah memenuhi karakteristik self
instructional. Hal ini dikarenakan bahwa pada desain modul yang dikembangkan
terdapat unsur-unsur/komponen yang dipersyaratkan untuk memenuhi karakteristik self
instructional.

Mico Arisanto (A1C408046) Page 8

Untuk hasil validasi materi pokok bahasan organ daun yang meliputi empat
indikator penilaian, maka dilakukan uji rating scale dengan hasil sebagai berikut:
1. Konstruk isi/materi pada modul didapatkan persentase kevalidan sebesar 87,5%.
Angka ini berada pada rentang 76%-100%, dengan demikian konstruk isi/materi
dari modul pengayaan materi pokok bahasan organ daun berada pada taraf sangat
sesuai.
2. Kemenarikan isi/materi pada modul didapatkan persentase kevalidan sebesar
81,3%. Angka ini berada pada rentang 76%-100%, dengan demikian kemenarikan
isi/materi dari modul pengayaan materi pokok bahasan organ daun berada pada
taraf sangat sesuai.
3. Kelengkapan isi/materi pada modul didapatkan persentase kevalidan sebesar 85%.
Angka ini berada pada rentang 76%-100%, dengan demikian kelengkapan
isi/materi dari modul pengayaan materi pokok bahasan organ daun berada pada
taraf sangat sesuai.
4. Kegrafisan materi pada modul didapatkan persentase kevalidan sebesar 81,3%.
Angka ini berada pada rentang 76%-100%, dengan demikian kegrafisan dari
modul pengayaan materi pokok bahasan organ daun berada pada taraf sangat
sesuai.
Dengan memperhatikan persentase hasil analisis untuk setiap indikator penilaian
tersebut, dapat dinyatakan bahwa materi pokok bahasan organ daun yang dimuat pada
modul berada pada kriteria sangat sesuai dan dapat disimpulkan bahwa modul
pengayaan materi pokok bahasan organ daun telah memenuhi karakteristik self
contained. Hal ini dikarenakan materi pokok bahasan organ daun disajikan dengan
lengkap pada modul, meliputi seluruh ruang lingkup pencapaian kompetensi. Materi
setiap sub-pokok bahasan disajikan per-modul untuk satu sub-pokok bahasan.
Tujuannya adalah untuk memberikan kesempatan mahasiswa mempelajari materi pokok
bahasan organ daun secara tuntas, karena materi dikemas dalam satu-kesatuan yang
utuh.

Modul yang telah divalidasi dan dinyatakan layak oleh tim ahli, kemudian
dilakukan ujicoba kelompok kecil. Berdasarkan hasil isian angket yang diperoleh
selama ujicoba kelompok kecil, maka dapat diketahui persentase tanggapan mahasiswa
terhadap penggunaan modul. Adapun persentase tanggapan mahasiswa untuk setiap
indikator penilaian adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan persentase tanggapan mahasiswa untuk
kemudahan penggunaan modul pengayaan materi pokok bahasan organ daun
adalah sebesar 80,4%. Angka ini berada pada rentang 63%-81%, dengan demikian
tanggapan mahasiswa terhadap kemudahan penggunaan modul pengayaan materi
pokok bahasan organ daun berada pada taraf baik.
2. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan persentase tanggapan mahasiswa untuk
kemenarikan modul adalah sebesar 75%. Angka ini berada pada rentang 63%-
81%, dengan demikian tanggapan mahasiswa terhadap kemenarikan modul
pengayaan materi pokok bahasan organ daun berada pada taraf baik.
3. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan persentase tanggapan mahasiswa untuk
kebermanfaatan modul pengayaan materi pokok bahasan organ daun adalah
sebesar 76%. Angka ini berada pada rentang 63%-81%, dengan demikian
tanggapan mahasiswa terhadap kebermanfaatan penggunaan modul pengayaan
materi pokok bahasan organ daun berada pada taraf baik.
Mico Arisanto (A1C408046) Page 9

Dengan memperhatikan persentase tanggapan mahasiswa terhadap penggunaan
modul pengayaan materi pokok bahasan organ daun, dapat diketahui bahwa tanggapan
mahasiswa terhadap modul yang digunakan berada pada taraf baik dan dapat
disimpulkan bahwa modul pengayaan materi pokok bahasan organ daun telah
memenuhi karakteristik user friendly. Hal ini dikarenakan modul yang digunakan dapat
memberikan kemudahan, daya tarik, dan manfaat bagi mahasiswa dalam memahami
lebih lanjut materi pokok bahasan organ daun secara keseluruhan.

V. PENUTUP

5.1 Kajian Produk Yang Telah Direvisi

Produk modul pengayaan materi pokok bahasan organ daun yang divalidasi dan
diujicobakan telah direvisi berdasarkan data dan saran atau masukan yang diperoleh dari
para ahli dan mahasiswa yang terlibat dalam ujicoba produk. Hasil pengembangan
modul dari keseluruhan rangkaian pengembangan modul dirincikan dari beberapa aspek
sebagai berikut:
1) Berdasarkan hasil analisis uji rating scale yang meliputi tiga indikator penilaian.
Aspek desain modul berada pada kriteria produk yang sangat sesuai dengan rerata
persentase kevalidan desain adalah sebesar 88,6%.
2) Berdasarkan hasil analisis uji rating scale yang meliputi empat indikator
penilaian. Aspek isi/materi pada modul berada pada kriteria produk yang sangat
sesuai dengan rerata persentase kevalidan isi/materi adalah sebesar 84%.
3) Tanggapan mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP
Universitas Jambi terhadap kemudahan, kemenarikan, dan kebermanfaatan yang
diberikan oleh modul pengayaan materi pokok bahasan organ daun berada pada
kriteria baik, dengan rerata persentase tanggapan yang diberikan sebesar 77%.

Setelah memperhatikan aspek-aspek tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa
modul pengayaan materi pokok bahasan organ daun yang dikembangkan termasuk
dalam kriteria baik. Dengan demikian modul pengayaan materi pokok bahasan organ
daun dapat digunakan oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP
Universitas Jambi dalam kegiatan belajar mandiri untuk memahami lebih lanjut materi
pokok bahasan organ daun.

5.2 Saran Pemanfaatan

Produk yang telah dikembangkan ini dapat dimanfaatkan dalam proses
pembelajaran, baik secara individu maupun secara kelompok.
1. Dalam penggunaan modul pengayaan materi pokok bahasan organ daun
diperlukan adanya saran maupun kritikan yang membangun terhadap modul yang
dikembangkan, agar didapatkan kesempurnaan dari modul yang dikembangkan
sehingga dapat digunakan secara kontinu dalam kegiatan belajar mandiri
mahasiswa.
2. Modul pengayaan materi pokok bahasan organ daun bukan untuk digunakan
sebagai bahan ajar utama dalam perkuliahan tatap muka mata kuliah struktur
tumbuhan, melainkan sebagai bahan ajar pengayaaan bagi mahasiswa untuk
memahami lebih lanjut matari pokok bahasan organ daun di dalam kegiatan
belajar mandiri mahasiswa. Disarankan kepada dosen mata kuliah struktur
Mico Arisanto (A1C408046) Page 10

tumbuhan dan mahasiswa hendaknya juga mencari dan menggunakan bahan ajar
lain yang relevan dalam mendukung proses pembelajaran mata kuliah struktur
tumbuhan, khususnya pada materi pokok bahasan organ daun.
3. Disarankan bagi peneliti selanjutnya melakukan penelitian tentang efektivitas
penggunaan modul pengayaan materi pokok bahasan organ daun dalam kegiatan
belajar mandiri mahasiswa.
4. Perlunya dilakukan pengembangan modul lebih lanjut pada materi pokok bahasan
lainnya, untuk keperluan kegiatan belajar mandiri mahasiswa pada mata kuliah
struktur tumbuhan.

DAFTAR RUJUKAN

Dick W. Dan Carey. L. 2005. The Systematic Design Of Instruction. New York: Harper
Collion Publisher.
Prastowo, A. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva
Press.
Rosyid, M. 2010. Pengertian, Fungsi, dan Tujuan Penulisan Modul . Jakarta : Diklat
Penidikan-STIE PUTRA BANGSA-UT).
Setyosari, P. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta:
Kencana.
Sukmadinata. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Você também pode gostar