Você está na página 1de 7

1

Pemantauan Dosis Paparan Radiasi Di Luar Ruang Tindakan Pemeriksaan


Konvensional X-Ray Di Instalasi Radiologi RSUD Dr.Saiful Anwar Malang.
Yeni Cahyati
1)
, Sri Martono
2)
, Ria Amalia
3)

1)
Dosen Di D-III Radiodiagnostik dan Radioterapi, STIKes Widya Cipta Husada, Malang.
2)
Dosen Di D-III Radiodiagnostik dan Radioterapi, STIKes Widya Cipta Husada, Malang.
3)
Mahasiswa Di D-III Radiodiagnostik Dan Radioterapi, STIKes Widya Cipta Husada, Malang.


ABSTRAK
Pemantauan paparan radiasi merupakan salah satu upaya perlindungan kepada
masyarakat umum terhadap dampak yang merugikan dalam pemanfaatan radiasi pengion pada
area publik di suatu instalasi radiologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai
akumulasi dosis pada area publik di luar ruang tindakan pemeriksaan konvensional x-ray apakah
masih berada di bawah nilai ambang batas yang ditetapkan oleh BAPETEN. Desain penelitian
menggunakan metode deskriptif kuantitatif, variabel yang diukur berupa dosis paparan radiasi.
Pengukuran dosis paparan radiasi dilakukan pada area publik di luar ruang tindakan
pemeriksaan konvensional x-ray menggunakan surveymeter. Berdasarkan hasil pengukuran di
dapatkan nilai rata-rata sebesar 0,017mSv/thn dengan nilai dosis paparan tertinggi sebesar
0,019mSv/thn yaitu pada ruang C, sedangkan dosis paparan terendah berada pada ruang A
sebesar 0,016mSv/thn dengan standar deviasi sebesar 0,001mSv/thn. Dari hasil pengukuran
pengukuran tersebut dapat disimpulkan bahwa area publik di luar ruang tindakan pemeriksaan
konvensional x-ray di Instalasi Radiologi RSUD Dr.Saiful Anwar Malang masih berada di
bawah nilai batas ambang dosis yang diperkenankan oleh BAPETEN yaitu 1mSv pertahun.

Kata kunci : Dosis Paparan, Radiasi Sinar x


ABSTRACT
Monitoring of radiation exposure is one of the efforts to protect the general public
against the adverse effects of the use of ionizing radiation in public areas in a radiological
installations. This study aims to determine the value of the accumulated dose in a public area the
action of conventional x-ray examination is still below the threshold value set by BAPETEN.
Descriptive study design is using by quantitative methods, variables that measured a dose of
radiation exposure. Measurement of radiation dose exposure is done in a public area outside the
action of conventional x-ray inspection using a survey. Based on the measurement results get an
average value for 0,017mSv / yr with the highest exposure dose for 0,019mSv / yr which is on
the "C", while the lowest exposure dose is in the space "A" for 0,016mSv / yr with a standard
deviation of 0,001mSv / yr. From the measurement results of these measurements it can be
concluded that the public area outside the action of conventional X-ray examination at the
Radiology Installation of Dr.Saiful Anwar Hospital is still below the threshold dose value
allowed by the BAPETEN 1mSv year.



Keywords : Dose Exposure, X-Ray Radiation


2

PENDAHULUAN
Rumah sakit merupakan suatu
institusi yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan dan menyediakan berbagai
pelayanan medik. Salah satu jenis
pelayanan penunjang medik di rumah sakit
adalah pelayanan radiologi, pelayanan
tersebut dilakukan oleh sebuah unit instalasi
radiologi yang menggunakan teknologi
radiasi untuk pemeriksaan diagnostik
seperti memberikan pelayanan
mammografi, Dental, CT Scan, pelayanan
pemeriksaan khusus (pemeriksaan dengan
menggunakan bahan kontras media) serta
pemeriksaan konvensional biasa.
Pemeriksaan konvensional adalah
pemeriksaan sederhana yang menggunakan
radiasi sinar-x yang paling sering dilakukan
di sebuah instalasi radiologi. Ruang
pemeriksaan konvensional tersebut terbagi
atas beberapa ruangan yang meliputi ruang
tindakan pemeriksaan, ruang operator bagi
petugas, dan area publik di luar ruangan
tindakan pemeriksaan.
Pemanfaatan radiasi pengion dalam
bidang Radiodiagnostik untuk berbagai
keperluan medik perlu memperhatikan dua
aspek, yaitu resiko dan manfaat yang
dicapai. Salah satu resiko yang dihasilkan
oleh radiasi pengion adalah menimbulkan
efek biologis pada bahan yang dilaluinya.
Efek-efek tersebut dapat berupa efek
stokastik, deterministik, maupun genetik
yang mampu merusak sel-sel hidup [1].
Persyaratan teknik di suatu instalasi
telah menjadi syarat mutlak yang harus
dipenuhi, hal tersebut meliputi pesawat
sinar-x, peralatan penunjang pesawat sinar-
x dan bangunan fasilitas. Dinding pada
masing-masing ruang pemeriksaan X-Ray
berupa bata merah dengan ketebalan 25 cm
dan kerapatan jenis 2,2 g/cm3 atau beton
dengan ketebalan 20 cm atau setara dengan
2 mm timah hitam (Pb), sehingga tingkat
Radiasi di sekitar ruangan Pesawat Sinar-X
tidak melampaui Nilai Batas Dosis [2].
Dosis Radiasi adalah jumlah
Radiasi yang terdapat dalam medan Radiasi
atau jumlah energi Radiasi yang diserap
atau diterima oleh materi yang dilaluinya,
sedangkan Nilai Batas Dosis adalah Dosis
terbesar yang diizinkan oleh BAPETEN.
Untuk area publik yang terdapat masyarakat
umum nilai batas dosis yang diperkenankan
oleh BAPETEN adalah sebesar 1mSv
pertahun [2].
Berdasarkan Peraturan Pemerintah
Tahun 2007 tentang Keselamatan dan
Kesehatan terhadap Pemanfaatan Radiasi
Pengion maka perlu dilakukan pemantauan
dosis paparan radiasi pesawat Sinar-X pada
area publik di luar ruang tindakan
pemeriksaan konvensional X-Ray di
Instalasi Radiologi RSUD Dr.Saiful Anwar.

METODE PENELITIAN
Desain Penelitian. Penelitian
pemantauan dosis paparan radiasi pada area
publik di luar ruang tindakan pemeriksaan
konvensional X-Ray di Instalasi Radiologi
RSUD Dr.Saiful Anwar Malang bersifat
deskriptif dengan metode kuantitatif.
Dimana dalam penelitian ini akan
melakukan pengukuran dosis paparan
radiasi pada area publik di luar ruang
tindakan pemeriksaan konvensional x-ray di
instalasi radiologi RSUD Dr.Saiful Anwar
Malang. Hasil pengukuran dosis paparan
radiasi berupa angka-angka yang
merupakan bagian dari data kuantitatif.
Data tersebut kemudian dianalisis dan di
proses lebih lanjut sesuai dengan teori-teori
yang telah dipelajari sehingga mendapatkan
hasil yang tepat.
Tempat dan Waktu Penelitian.
Pengambilan data dilaksanakan pada bulan
April Mei tahun 2014 di Instalasi
Radiologi RSUD Dr Saiful Anwar Malang.
Populasi dan Sampel. Populasi yang
digunakan pada penelitian ini adalah
Instalasi Radiologi RSUD Dr. Saiful Anwar
Malang. Sampel penelitian berjumlah
empat ruang foto konvensional x-ray di
instalasi radiologi RSUD Dr. Saiful Anwar
Malang yang di kodekan sebagai ruang foto
A, B, C dan D.
Variabel Penelitian. Variabel bebas
pada penelitian ini adalah ruang foto
konfensional x-ray. Variabel terikat pada
penelitian ini adalah paparan radiasi.
Definisi Operasional. Definisi
Pemantauan Dosis Paparan Radiasi adalah
suatu tindakan proteksi radiasi dengan cara
melakukan pengukuran pada lingkungan
yang terpapar radiasi untuk mengetahui
apakah dosis pada lingkungan tersebut
3

masih berada di bawah nilai batas ambang
yang diperkenankan. Alat yang digunakan
dalam penelitian ini berupa surveymeter
tipe E793 dengan hasil ukur berupa besar
paparan radiasi dengan satuan mSv dan
skala rasio. Parameter yang digunakan
adalah BAPETEN no.8 tahun 2011 nilai
batas dosis yang ditentukan pada area
publik yang di dalamnya terdapat
masyarakat umum adalah sebesar 1 mSv
(satu milisievert) dalam 1 (satu) tahun.
Teknik Pengumpulan Data. Teknik
pengumpulan data yang digunakan peneliti
adalah dengan cara melakukan secara
langsung pengukuran pada area publik di
luar ruang tindakan pemeriksaan
konvensional X-Ray.
Analisis Data. Data dari hasil
pengukuran di catat pada tabel dan dioalah
dengan menggunakan metode tendensi
sentral. Tendensi sentral adalah pengukuran
statistik untuk menentukan skor tunggal
yang menetapkan pusat dari distribusi [3].
Dengan metode tendensi sentral
peneliti dapat menemukan nilai rata-rata,
nilai maksimal, nilai minimal dan standar
deviasi. Hasil yang diperoleh kemudian di
konversikan dengan mSv/hx24jam dan
dikalikan 365 hari untuk menyesuaikan
standar BAPETEN yaitu 1mSv pertahun.
Deskripsi Sampel. Sampel yang digunakan
pada penelitian ini sebanyak 4 sampel ruang
foto konvensional x-ray yang difungsikan
di Instalasi Radiologi RSUD Dr.Saiful
Anwar Malang yaitu ruang foto A, ruang
foto B, ruang foto C, dan ruang foto D.



Gambar 1. Denah instalasi radiologi
RSUD Dr Saiful Anwar Malang.
Keterangan:
1. Merupakan sampel A
2. Merupakan sampel B
3. Merupakan sampel C
4. Merupakan sampel D

Dari denah diatas kita dapat
menentukan titik yang akan diukur
menggunakan surveymeter. Pada setiap titik
merupakan area yang sering dijumpai
masyarakat umum di dalamnya. Titik
pertama merupakan titik yang terdekat
dengan tube x-ray yang kemudian diberi
jarak per satuan satu 1m untuk menentukan
titik yang lain.


Gambar 2. Denah sampel A.
Keterangan:
Luas : 5x5 m2
: arah tube sinar-x
: tembok yang dibaliknya terdapat
masyarakat umum
: tembok yang dibaliknya tidak
terdapat masyarakat umum
: jarak pengukuran per 1m


Gambar 3. Denah sampel B
Keterangan:
Luas : 5x5 m2
: tembok yang dibaliknya terdapat
masyarakat umum
: tembok yang dibaliknya tidak
terdapat masyarakat umum
: jarak pengukuran per 1m
: arah tube x-ray mengarah ke
bawah
: arah paparan radiasi memutar dari
kanan ke riri
4


Gambar 4. Denah sampel C
Keterangan:
Luas : 5x5 m2
: tembok yang dibaliknya terdapat
masyarakat umum
: tembok yang dibaliknya tidak
terdapat masyarakat umum
: jarak pengukuran per 1m
: arah tube sinar-x flexibel dapat
diarahkan kemana saja

Gambar 5. Denah sampel D
Keterangan:
Luas : 5x5 m2
: tembok yang dibaliknya terdapat
masyarakat umum
: tembok yang dibaliknya tidak
terdapat masyarakat umum
: jarak pengukuran per 1m
: arah tube x-ray mengarah ke
bawah

Spesifikasi Pesawat Sinar-x Pada
Masing-masing Sampel.
Tabel 1. Spesifikasi pesawat sinar-x pada
masing-masing sampel.



Spesifikasi Shielding Pada Masing-
masing Sampel. Disain bangunan fasilitas
pesawat sinar-x harus memenuhi
persyaratan ruangan, yaitu bata merah
dengan ketebalan 25 cm atau beton dengan
ketebalan 20 cm atau setara dengan 2 mm
timah hitam (Pb) sehingga tingkat Radiasi
di sekitar ruangan Pesawat Sinar-X tidak
melampaui Nilai Batas Dosis 1 mSv/tahun
[2].

Tabel 2. Spesifikasi shielding pada masing-
masing sampel.


Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa
ketebalan tembok pada masing-masing
sampel telah memenuhi standart yang
ditetapkan oleh BAPETEN.
Alat-alat Penelitian. Alat-alat
penelitian berupa surveymeter yang
digunakan untuk menilai nilai paparan
radiasi.








Gambar 6. Babyline surveymeter
Jenis: Babyline, Type: E 793, No.seri :
2432, Tanggal kalibrasi ulang: 11
November 2014

HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN

Data Hasil Pengukuran. Analisa
hasil pengukuran dosis paparan radiasi pada
area publik ditampilkan pada tabel 3, tabel
4, tabel 5, dan tabel 6 untuk mengetahui
besar nilai paparan radiasi yang terdapat
pada area publik di luar ruang tindakan
pemeriksaan konvensional x-ray di Instalasi
Radiologi RSUD Dr.Saiful Anwar Malang.
5

Tabel 3. Dosis Paparan Radiasi Pada Area
Publik Di Luar Ruang A Tindakan
Pemeriksaan Konvensional X-Ray Di
Instalasi Radiologi RSUD Dr.Saiful Anwar
Malang Tahun 2014.


Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa
paparan radiasi di ruang A rata-rata
adalah 0,016mSv/thn dengan nilai
maksimal sebesar 0,020mSv/thn, nilai
minimal 0,013mSv/thn dan standar deviasi
sebesar 0,003mSv/thn.

Tabel 4. Dosis Paparan Radiasi Pada Area
Publik Di Luar Ruang B Tindakan
Pemeriksaan Konvensional X-Ray Di
Instalasi Radiologi RSUD Dr.Saiful Anwar
Malang Tahun 2014.



Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa
paparan radiasi di ruang B rata-rata
adalah 0,018mSv/thn dengan nilai
maksimal sebesar 0,020mSv/thn, nilai
minimal 0,016mSv/thn dan standar deviasi
sebesar 0,002mSv/thn.
Tabel 5. Dosis Paparan Radiasi Pada Area
Publik Di Luar Ruang C Tindakan
Pemeriksaan Konvensional X-Ray Di
Instalasi Radiologi RSUD Dr.Saiful Anwar
Malang Tahun 2014.


Berdasarkan 5 diatas dapat diketahui bahwa
paparan radiasi di ruang C rata-rata
adalah 0,019mSv/thn dengan nilai
maksimal sebesar 0,020mSv/thn, nilai
minimal 0,013mSv/thn dan standar deviasi
sebesar 0,003mSv/thn.

Tabel 6. Dosis Paparan Radiasi Pada Area
Publik Di Luar Ruang D Tindakan
Pemeriksaan Konvensional X-Ray Di
Instalasi Radiologi RSUD Dr.Saiful Anwar
Malang Tahun 2014.



erdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa
paparan radiasi di ruang D rata-rata
adalah 0,018mSv/thn dengan nilai
maksimal sebesar 0,020mSv/thn, nilai
minimal 0,013mSv/thn dan standar deviasi
sebesar 0,003mSv/thn
6

Tabel 7. Dosis Paparan Radiasi Pada Area
Publik Di Luar Ruang Tindakan
Pemeriksaan Konvensional X-Ray Di
Instalasi Radiologi RSUD Dr.Saiful
Anwar Malang Tahun 2014.

Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui bahwa
dosis rata-rata pada area publik di luar
ruang tindakan konvensional x-ray di
Instalasi Radiologi RSUD Dr.Saiful Anwar
Malang sebesar 0,017mSv/thn, sementara
dosis tertinggi berada pada sampel C
sebesar 0,019mSv/thn dan dosis terendah
berada pada sampel A sebesar
0,016mSv/thn dengan standar deviasi
sebesar 0,001mSv/thn.
Dari hasil rata-rata pengukuran dosis
paparan radiasi di ruang A, B, C dan D
pada area publik diluar ruang tindakan
pemeriksaan konvensional x-ray, dapatkan
rata-rata sebesar 0,017mSv/thn dengan
dosis paparan tertinggi sebesar
0,019mSv/thn yaitu pada ruang C,
sedangkan dosis paparan terendah berada
pada ruang A sebesar 0,016mSv/thn dan
standar deviasi sebesar 0,001mSv/thn.
Menurut BAPETEN daerah publik di luar
ruangan yang terdapat masyarakat umum
tidak boleh melebihi nilai batas ambang
dosis yang diperkenankan yaitu 1mSv
pertahun. Menurut peneliti besarnya radiasi
yang terukur pada setiap titik hingga di
dapatkan nilai rata-rata, maksimal, minimal
dan standar deviasi dipengaruhi oleh
berbagai aspek seperti jarak sumber radiasi
terhadap masing-masing titik yang
ditentukan, besarnya dosis yang diberikan,
faktor penghambat berupa shielding dan
arah tube x-ray pada masing-masing
pesawat di setiap sampel ruangan.
Berdasarkan uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa radiasi yang terukur di
ruang A, B, C dan D pada area publik diluar




ruang tindakan pemeriksaan konvensional
x-ray di Instalasi Radiologi RSUD
Dr.Saiful Anwar Malang dengan nilai rata-
rata sebesar 0,017mSv/thn berada dibawah
nilai batas ambang yang diperkenankan
oleh BAPETEN yaitu 1mSv pertahun.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang
pemantauan dosis paparan radiasi pada area
publik di luar ruang tindakan pemeriksan
konvensional x-ray di Instalasi Radiologi
RSUD Dr.Saiful Anwar Malang di
dapatkan hasil rata-rata pengukuran dosis
paparan radiasi di ruang A, B, C dan D
pada area publik diluar ruang tindakan
pemeriksaan konvensional x-ray dapatkan
dosis paparan tertinggi sebesar
0,019mSv/thn yaitu pada ruang C,
sedangkan dosis paparan terendah berada
pada ruang A sebesar 0,016mSv/thn dan
nilai dosis rata-rata sebesar 0,20mSv/thn
yang berada dibawah nilai batas ambang
yang diperkenankan oleh BAPETEN yaitu
1mSv pertahun.

UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kepada perpustakan dan kepada
STIKes Widya Cipta Husada yang telah
membantu dalam menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Suratman, 1996. Introduksi Proteksi
Radiasi Bagi Siswa/Mahasiswa Praktek.
BatanYogyakarta:Puslitbang Teknologi
Maju.
[2] BAPETEN, 2011. Disain Penahan
Ruang Sinar -X, Pusdiklat, BATAN,
Jakarta DEPKES RI, 1999, Pedoman
Peningkatan Quality Assurance.
Fasilitas Pelayanan Radiologi, Jakarta.
[3] Sugiyono, 2011. Metode Penelitian
Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung :
Alfabeta.
7

Você também pode gostar