Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Udara merupakan campuran mekanis dari bermacam-macam gas. Komposisi
udara normal terdiri atas gas nitrogen 78,1 %, oksigen 20,93 %, dan karbondioksida
0,03%, sementara selebihnya berupa gas argon, neon, kripton, xenon dan helium.
Udara juga mengandung uap air, debu, bakteri, spora dan sisa tumbuh-tumbuhan.
(Chandra, 2006) Kualitas dari udara yang telah berubah komposisinya dari komposisi
udara alamiahnya adalah udara yang sudah tercemar sehingga tidak dapat menyangga
kehidupan. Udara merupakan komponen kehidupan yang sangat penting untuk
kelangsungan hidup manusia maupun makhluk hidup lainnya seperti tumbuhan dan
hewan. (Fardiaz, 1992).
Udara di alam tidak pernah ditemukan bersih tanpa polutan sama sekali.
Pencemaran udara pada suatu tingkat tertentu dapat merupakan campuran dari satu
atau lebih bahan pencemar, baik berupa padatan, cairan, atau gas yang masuk
terdispersi ke udara dan kemudian menyebar ke lingkungan sekitarnya. Kecepatan
penyebaran ini tentu tergantung pada keadaan geografi dan metereologi setempat
(Wardhana, 2004). Sebagian besar pencemar udara (sekitar 75%) berasal gas buangan
hasil pembakaran bahan bakar fosil. Sumber polusi yang utama berasal dari
kendaraan bermotor. Sumber-sumber polusi lainnya misalnya pembakaran, proses
industri, pembuangan limbah dan lain-lain (Setiono, 1998). Kualitas udara perkotaan
di Indonesia menunjukkan kecenderungan menurun dalam beberapa tahun terakhir
ini. Ekonomi kota yang tumbuh yang ditandai dengan laju urbanisasi yang tinggi
telah mendorong peningkatan kebutuhan energi, terutama energi yang berasal dari
bahan bakar minyak atau fosil, yang pada akhirnya menyebabkan bertambahnya
buangan sisa energi.
Dari data BPS tahun 1999, di beberapa propinsi, terutama di kota-kota besar
seperti Medan, Surabaya dan Jakarta, emisi kendaraan bermotor merupakan
kontribusi terbesar terhadap konsentrasi NO2 dan CO di udara yang jumlahnya lebih
dari 50%. Pertumbuhan jumlah kendaraan di kota besar hampir mencapai 15%
pertahun . Dengan proyeksi 6-8% maka penggunaan bahan bakar di Indonesia
diperkirakan sebesar 2,1 kali konsumsi tahun 1990 pada tahun 1998, sebesar 4,6 kali
pada tahun 2008 dan 9,0 kali pada tahun 2018. (Sudrajad, 2005)
Polusi udara sangat mempengaruhi kesehatan manusia .Hal ini disebabkan
oleh partikulat matter. Partikulat matter ini diketahui dapat meningkatkan angka
kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung dan pernafasan. Pada konsentrasi
140 m/m3 dapatmenurunkan fungsi paru-paru pada anak-anak, sementara pada
konsentrasi 350 m/m3 dapat memperparah kondisi penderita bronchitis.( UAQ-I
SDP, 2006)
Orang-orang yang bekerja langsung berhubungan dengan bensin seperti
petugas pompa bensin dan pintu tol, polisi lalu lintas, sopir taxi dan pegawai dapat
mengakumulasi Pb dalam darahnya lebih tinggi dibandingkan dengan pekerja yang
tidak langsung berhubungan dengan bahan bakar fosil.(Siregar, 2005). Pb dalam hal
ini dapat berada di antara partikel yang melayang di udara dalam hal ini suspended
particulate matters (TSP ).
Karyawan petugas pintu tol ini sangat rentan terhadap paparan debu yang
dikeluarkan asap kendaraan bermotor yang hendak mengambil tiket tol dan
membayar tiket tol. Hal ini disebabkan asap kendaraan bermotor yang banyak
mengeluarkan polutan yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Karyawan
petugas pintu tol, merupakan orang yang setiap hari bekerja dalam kondisi dilalui
oleh asap kendaraan bermotor. Hal ini tentunya akan mempunyai dampak yang cukup
banyak bagi mereka oleh karena mereka langsung terpapar oleh debu kendaraan
bermotor dan juga emisi dari pabrik yang berada di sekitar pintu tol tersebut.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui dampak pemajanan udara bagi tenaga kerja di loket tol.
2. Untuk mengetahui upaya penanganan terhadap dampak pemajanan udara bagi
tenaga kerja di loket tol.
1.3 Rumusan Masalah
1. Apa itu pemajanan udara dan mekanismenya ?
2. Apa sumber pemajanan udara di lingkungan pekerja loket tol ?
3. Bagaimana dampak pemajanan udara terhadap kesehatan pekerja loket tol ?
4. Bagaimana penanggulangan masalah kesehatan akibat pemajanan udara
terhadap pekerja loket tol ?
5. Bagaimana penanganan pemajanan udara bagi tenaga kerja di loket tol ?
Referensi :
Fardiaz, Srikandi (1992). Polusi Air dan Udara. Yogyakarta : Kanisius
Chandra, Budiman. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. EGC. Jakarta
Wardhana, W.A. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Cetakan keempat.
Yogyakarta : ANDI.
Setiono. (1998), Manusia Kesehatan dan Lingkungan, Bandung : KSJSM A.A.
Sudrajad, 2005, Pencemaran Udara; Inovasi Online Edisi, Vol.5/XVII/Nopember.
Ammari, F. 2005. Transport and Traffic Draft Working Paper, Urban Air Quality
Improvement Sector Development Program (UAQ-i SDP). UAQ-i ADB TA
Consultant.
Siregar, A.S. 2005, Instalansi Pengolahan Air Limbah. Kanisius. Yogyakarta.