Você está na página 1de 22

DI SUSUN OLEH

FUZI ADITHIA
2009 11 188

Dosen pembimbing
Bapak Ir. Sampurno SP, MT.

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA STRATA SATU
TEKNIK ELEKTRO
JAKARTA, 2014
Latar Belakang
Tenaga listrik merupakan kebutuhan setiap manusia terutama pada kota kota besar yang pertambahan
beban listrik yang terus meningkat, sehingga di perlukan jaringan distribusi bawah tanah selain
mengurangi permasalahan estetika tata kota dan juga mempunyai tingkat keandalan yang cukup baik.
Penyediaan tenaga listrik yang andal merupakan tuntutan yang harus dipenuhi oleh Perusahaan
penyedia tenaga listrik namun gangguan yang terjadi pada sistem tenaga listrik merupakan masalah
utama yang pasti terjadi. Sistem distribusi jaringan tegangan menengah mempunyai peranan penting
dalam proses penyaluran daya dari Gardu Induk hingga ke pusat-pusat beban. Penentuan lokasi
gangguan dengan tepat dan cepat dalam melokalisir posisi gangguan kabel tanah merupakan hal
terpenting untuk menjaga listrik yang andal yang mampu menyuplai tenaga listrik secara terus
menerus kepada konsumen. Oleh karena itu harus ada metode yang di perlukan untuk mengatasi
gangguan pada sistem distribusi kabel tanah tegangan menengah . Metode Direct Circuit Analysis
merupakan metode yang dapat digunakan untuk mencari titik lokasi gangguan dengan analisa
rangkaian secara langsung dan perhitungan dengan memanfaatkan data pada saat terjadi gangguan
dan sebelum terjadi nya gangguan sehingga dapat di ketahui jarak lokasi gangguan tersebut
Tujuan Penelitian

Mengatasi gangguan dengan cepat pada sistem distribusi guna
mengatasi menurunnya keandalan suplai dari sistem tenaga listrik

Batasan Masalah
Dengan membatasi permasalahan Jaringan Kabel tanah Tegangan
Menengah 20KV Pada Gardu Induk Petukangan pada Penyulang
Tasik dengan gangguan Satu fasa ketanah menggunakan Metode
Direct Circuit Analysis
Membatasi dengan konfigurasi jaringan tegangan menengah
distribusi Spindel
Saluran kabel tegangan menengah
konfigurasi Jaringan Distribusi Spindel

Konstruksi kabel TanahTegangan Menengah
Kabel Tegangan Menengah
Ber -inti Tunggal
Kabel Tegangan Menengah
Ber-inti Tiga
Gangguan Pada Saluran distribusi
Kabel Tanah Tegangan Menengah 20 kV

Gangguan yang di sebabkan
dari luar Kabel

Gangguan yang di Sebabkan
dari dalam Kabel


Kerusakan mekanis akibat
pekerjaan (penggalian)
di dekat lintasan kabel

Bencana alam seperti gempa
bumi menyebabkan
pergerakan tanah sehingga
putus nya kabel



Gangguan hubung singkat
yang disebabkan karena
penurunan ketahanan isolasi
kabel dan sambungan kabel
yang tidak baik
Parameter Saluran Kabel Tegangan Menengah
Resistansi ( AC )
Konduktansi
Kapasitansi
Induktansi
Impedansi
Admitansi


Penentuan Lokasi Gangguan Metode Algoritma Direct Circuit
Analysis (DCA)

.


Tegangan Pada Bus A
Tegangan Pada fasa a
Dimana

Matriks admitansi gangguan
Dimana
Matriks admitansi Beban

Matriks Impedansi Beban
Dengan Menggunakan Aturan Pembagi Arus
Menggunakan matriks invers lemma
=

,
,


)
Dimana
Substitusikan kepersamaan 3.9
Persamaan (3.22) dapat di tulis kembali sebagai polynomial urutan kedua dengan
mengacu pada jarak dengan variable d
Jarak atau letak lokasi gangguan (L-d) bisa
di dapat :
GI. PETUKANGAN
PT. PLN ( PERSERO )
DISTRIBUSI JAYA & TANGERANG
AREA BINTARO
HAL : 11
GH. 411
RC
1
RC
1
TRAFO
PENY
KL. 62
JOCKEY
1
CD. 94
KL. 110
KL. 123
KL. 29 A
KB. 273
CD. 158
KL. 117
Jl. Peruri
Kreo Cld
Jl. Sukarela 1
Taman Surya Buana
Jl. Sulaiman
Jl. Bahagia
Jl. Tirta
Cld Indah Blok A
Jl. Sanggrila Indah Cld
Jl. Masjid
Darul Fallah
Taman Alfa Indah
Joglo
CD. 206
RS AMINAH
P.ROLEX
CD.268
SLD.4
RC
CD. 37 B
CD. 105
KL. 111
CD. 118
CD. 134
TASIK
1
CD. 198
Sekolah Impres
PTK Utara
Jl.Kejaksaan1 Kreo
Jl. H. Muctar
PTK Utara
Sekolah TK Pembina
cileduk
CD. 208
Jl. AMD. X
Kreo
Jl. Mukhtar Ry.
Almumusyarofah
CD 210
TAMAN ALFA INDAH
JOGLO
KL. 83
CD. 37 A
PETUKANGAN UTARA
KL. 93
Taman Alfa Indah
Blok X / 7
KL. 71
Taman Alfa Indah
Joglo
CD. 211
Jl. H Muhtar
Petukangan
CD. 221
Petukangan
SUTM
P. PALU
CD. 236
1
Penyulang Tasik Gardu
Induk Petukangan
Merk kabel Kabelindo
Jenis Kabel
NA2XSEYFGbY
3x240mm2
Jenis Isolasi XLPE
Luas penampang Penghantar 240 mm2
Jari - jari Penghantar 9,35 mm
Diameter penghantar 18,7 mm
diameter isolasi 31,5 mm
ketebalan isolasi 5,5 mm
Jarak antar penghantar dalam satu
selubung
41,96 mm
Diameter kabel keseluruhan 98 mm
jari jari penekuan minimal 1,340 mm
Minimal resistansi dc isolasi 20 700 M..KM
maksimal resistansi dc penghantar 20 0,125 /KM
kapasitansi per fasa 0,305 Fkm
Induktasi per fasa 0,301 mHkm
Maksimal Arus kerja 339 A
Titik Penyulang Saluran
Panjang Kabel
(Km)
Gardu Induk - KL111 S1 2,1
KL111 - CD208 S2 1,3
CD208 - CD118 S3 0,6
CD118 - CD198 S4 0,4
CD198 - CD210 S5 0,4
CD210 - CD134 S6 0,75
CD134 - CD37B S7 0,8
CD37B - CD37A S8 0,25
CD37A - CD221 S9 0,8
CD221 - CD211 S10 0,7
CD211 - CD236 S11 0,6
CD236 - KL83 S12 2,8
KL83 - KL93 S13 0,85
KL93 - KL71 S14 0,7
KL71 - GH S15 0,4
DATA DATA YANG DI BUTUHKAN
= 0,30895
Perhitungan Kapasitansi Sendiri dan kapasitansi bersama

Untuk kapasitansi sendiri dan Reaktansi Kapasitansi


= 0,01030
Untuk kapasitansi Bersama dan reaktansi Kapasitansi

=
= 0,01717
Matriks reaktansi Kapasitansi

Perhitungan Induktansi Sendiri dan Induktansi bersama


= 0,000300268
= 0,300
Induktansi Sendiri
GMD =
=
= 41,96 mm
Induktansi bersama


=0,000138629 =0,139
Reaktansi Induktansi

Perhitungan Impedansi sendiri dan Impedansi bersama penyulang Tasik

Dimana Z = ( R+j X)
Resistansi Penghantar R = S = T adalah 0,125
Reaktansi
Z
saluran
= Zkabel x L
panjang kabel

Impedansi Saluran di dapat adalah perkalian impedansi di kali Panjang Kabel antar gardu distribusi
Impedansi penyulang tasik terdapat pada tabel 6
Data Beban Gardu Penyulang Tasik Pada sesaat Sebelum terjadi gangguan
No Penyulang Gardu BEBAN
Kapasitas
Gardu
Cos
Beban
Daya Semu
KVA
Daya Aktif
KW
%
1
TASIK
KL111 b1 630 0.85 283.9 283.86 45.06
2 CD208 b2 400 0.85 165.2 165.18 41.30
3 CD118 b3 400 0.9 270.1 270.04 67.52
4 CD198 b4 315 0.9 224.9 224.85 71.39
5 CD210 b5 400 0.9 267.0 266.96 66.75
6 CD134 b6 400 0.85 192.8 192.82 48.21
7 CD37B b7 630 0.85 357.6 357.57 56.76
8 CD37A b8 400 0.85 83.6 83.58 20.90
9 CD221 b9 400 0.85 187.1 187.12 46.78
10 CD211 b10 400 0.9 285.2 285.17 71.30
11 CD236 b11 400 0.85 176.0 175.93 43.99
12 KL83 b12 630 0.85 244.6 244.59 38.83
13 KL93 b13 400 0.85 137.6 137.54 34.39
14 KL71 b14 630 0.85 299.5 299.43 47.53
Impedansi Beban Gardu Distribusi Penyulang Tasik

Resistansi pentanahan pada masing masing gardu distribusi penyulang Tasik adalah 5

.
(Matriks Impedansi beban) =

(3.41)
Dimana ZY = Zbeban + Resistansi Pentanahan
Impedansi pentanahan ( Zn) = Resistansi Pentanahan

Hasil perhitungan terdapat di Tabel 7
Sehingga untuk mendapat matriks impedansi beban dengan menggunakan rumus
Rangkaian Ekuivalen Penyulang Tasik
Paralelkan Impedansi saluran kabel dengan
impedansi beban hingga section B
Seri seluruh impedansi menjadi
impedansi total Zr abc
Analisa dan Perhitungan Penentuan Lokasi Gangguan
Penyulang Tasik Gardu Induk Petukangan
KESIMPULAN
Hasil data laporan penanggulangan yang diperoleh dari PT.PLN bahwa gangguan
yang terjadi terletak pada 650 meter dari gardu induk petukangan menuju ke KL 111
sedangkan dari hasil analisis menggunakan metode Direct Circuit Analysis
mendapatkan hasil terletak pada 644,7 meter dari gardu induk petukangan, Sehingga
dari hasil perhitungan mengindikasikan error data sebenar nya 0,8% ini membuktikan
hasil yang cukup akurat.
Untuk menghitung dan menganalisa gangguan saluran kabel dengan Metoda Direct
Circuit Analysis memerlukan data data yang dibutuhkankan yaitu data pada saat
terjadi gangguan dan data sebelum terjadi gangguan. sehingga cocok untuk sistem
distribusi atau transmisi dan juga lebih baik digunakan untuk saluran tenaga listrik
yang beban nya terpusat.
Metoda Direct Circuit Analysis hanya bisa digunakan pada sistem yang saluran yang
homogen ( type kabel yang sama ) sampai titik beban terakhir dan tidak digunakan
pada sistem SUTM (saluran udara tegangan menengah) yang mempunyai konfigurasi
jaringan yang memiliki percabangan.

TERIMA KASIH

Você também pode gostar