1. Pasien mengalami nyeri pasca operasi pinggang akibat batu ginjal dan dilakukan tindakan nephrostomy.
2. Terdapat tanda-tanda infeksi luka operasi dan perubahan fungsi ginjal.
3. Diagnosa keperawatan meliputi nyeri kolik, perubahan eliminasi urine, dan risiko infeksi luka operasi.
1. Pasien mengalami nyeri pasca operasi pinggang akibat batu ginjal dan dilakukan tindakan nephrostomy.
2. Terdapat tanda-tanda infeksi luka operasi dan perubahan fungsi ginjal.
3. Diagnosa keperawatan meliputi nyeri kolik, perubahan eliminasi urine, dan risiko infeksi luka operasi.
1. Pasien mengalami nyeri pasca operasi pinggang akibat batu ginjal dan dilakukan tindakan nephrostomy.
2. Terdapat tanda-tanda infeksi luka operasi dan perubahan fungsi ginjal.
3. Diagnosa keperawatan meliputi nyeri kolik, perubahan eliminasi urine, dan risiko infeksi luka operasi.
OBJEKTIF KEMUNGKINAN PENYEBAB MASALAH DS: Pasien mengatakan : - Nyeri pada luka operasi pinggang sebelah kiri - Skala Nyeri 4-5 (nyeri sedang) - Riwayat post operasi nephrostomy (+)
DO: - Luka operasi di pinggang sebelah kiri - Riwayat post operasi nephrostomy (+) - Tanda vital: S : 38 0 C N : 80 x/menit TD : 120/90 mmHg RR : 20 x/mnt
Batu ginjal
Peningkatan peristaltik ureter Cedera jaringan ginjal/iritasi ureter
Peradangan lokal
Peningkatan rangsangan terhadap reseptor nyeri
Pelepasan histamin, bradikinin dan neurotransmiter perangsang nyeri lainnya
Nyeri
Nyeri
DS:
DO: - Pasien BAK menggunakan kateter dengan output urine 300cc urine warna kuning - Nefrostomi 200cc sambung kateter warna kuning kemerahan - Urine (24 jam) meningkat dengan hasil : Pelepasan ADH
Pemekatan urine Peningkatan pH
Proses kristalisasi
Pengendapan batu
Batu ginjal
Perubahan eliminasi urine
Kreatinin 1,35 mg/dl Asam urat 8,6 mg/dl - Urinalisa Darah (Positif ++)
Respons obstruksi Nyeri kolik, Hematuria
Perubahan eliminasi urine DS :
DS : - Tampak adanya luka pascabedah di bagian pinggang sebelah kiri - Pasien menggunakan kateter dengan output urine 300cc - Nefrostomi sambung kateter 200cc - Pigtail 150cc - Urine berwarna kuning - Nefrostomi dan pigtail berwarna kuning kemerahan
Port de entree pasca bedah
Resiko tinggi infeksi
Resiko tinggi infeksi
DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Nyeri kolik berhubungan dengan aktifivitas peristaltic otot polos system kalises, peregangan dari terminal saraf sekunde dari adanya batu pada ginjal, nyeri pascabedah 2. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan stimulasi kandung kemih oleh batu, iritasi ginjal dan ureter, obstruksi mekanik dan peradangan 3. Resiko infeksi berhubungan dengan port de entree luka pascabedah INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Nyeri kolik berhubungan dengan aktifivitas peristaltic otot polos system kalises, peregangan dari terminal saraf sekunde dari adanya batu pada ginjal, nyeri pascabedah Tujuan : Diharapkan nyeri berkurang/hilang Kriteria hasil : Mengatakan nyeri berkurang/hilang Menunjukan sikap santai dan nyaman Tanda-tanda vital dalam batas normal Intervensi Rasional Kaji tingkat nyeri, lokasi nyeri,skala nyeri (1-10), karakteristik nyeri serta intensitas Mengetahui keadaan umum dan menetukan tindakan selanjutnya Lakukan tindakan yang mendukung Kenyamanan : seperti masase ringan/kompres hangat pada punggung, dan ciptakan lingkungan yang tenang Meningkatkan relaksasi dan menurunkan ketegangan otot.
Ajarkan dan dorong teknik relaksasi nafas dalam Ciptakan lingkungan yang tenang dan usahakan tetap rileks Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara melalui hitungan 1,2,3 Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil Dengan teknik relaksasi dapat mengurangi rasa nyeri Mengalihkan perhatian dan membantu relaksasi otot.
merasakan ekstrimitas atas dan bawah terasa rileks Ulangi beberapa kali 3-4 Anjurkan tetap melakukan prosedur sampai nyeri terasa berkurang Bantu/dorong peningkatan aktivitas (ambulasi aktif) sesuai indikasi disertai asupan cairan sedikitnya 3-4 liter perhari dalam batas toleransi jantung. Aktivitas fisik dan hidrasi yang adekuat meningkatkan lewatnya batu, mencegah stasis urine dan mencegah pembentukan batu selanjutnya. Kolaborasi pemberian obat sesuai program terapi :
- Analgetik
- Antispasmodik
- Kortikosteroid Analgetik (gol. narkotik) biasanya diberikan selama episode akut untuk menurunkan kolik ureter dan meningkatkan relaksasi otot/mental.
Menurunkan refleks spasme, dapat menurunkan kolik dan nyeri. Mungkin digunakan untuk menurunkan edema jaringan untuk membantu gerakan batu. Mencegah stasis/retensi urine, menurunkan risiko peningkatan tekanan ginjal dan infeksi. Observasi tanda-tanda vital Untuk mengetahui keadaan umum
2. Perubahan eliminasi urine b/d stimulasi kandung kemih oleh batu, iritasi ginjal dan ureter, obstruksi mekanik dan peradangan Tujuan : Diharapkan Mempertahankan fungsi ginjal secara adekuat Kriteria hasil : Tidak mengalami tanda obstruksi Berkemih dengan jumlah normal dan pola biasanya Urin tetap berwarna kuning jernih, tidak berbau, tidak ada endapan Intervensi Rasional Awasi asupan dan haluaran, karakteristik urine, catat adanya keluaran batu.
Memberikan informasi tentang fungsi ginjal dan adanya komplikasi. Penemuan batu memungkinkan identifikasi tipe batu dan mempengaruhi pilihan terapi Dorong peningkatan asupan cairan Peningkatan hidrasi dapat membilas bakteri, darah, debris dan membantu lewatnya batu Pantau hasil pemeriksaan laboratorium (elektrolit, BUN, kreatinin)
Peninggian BUN, kreatinin dan elektrolit menjukkan disfungsi ginjal Irigasi dengan larutan asam atau alkali sesuai indikasi.
Mengubah pH urien dapat membantu pelarutan batu dan mencegah pembentukan batu selanjutnya. Pertahankan patensi kateter urine bila diperlukan.
Mencegah stasis/retensi urine, menurunkan risiko peningkatan tekanan ginjal dan infeksi.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan port de entreeluka pascabedah Tujuan : Tidak terjadi infeksi, terjadi perbaikan pada integritas jaringan lunak Kriteria hasil : Tidak ada tanda-tanda infeksi (kalor, dolor, rubor, tumor, dan fungsio laesa) Luka psaca operasi menunjukkan integritas yang baik Intervensi Rasional Observasi luka pasca operasi pasien
Memantau kondisi luka agar tidak terjadi infeksi. 3. Minimalkan risiko infeksi pasien dengan : Mencuci tangan sebelum dan setelah memberikan perawatan. Menggunakan sarung tangan untuk mempertahankan asepsis pada saat memberikan perawatan langsung.
Mencuci tangan adalah satu-satunya cara terbaik untuk mencegah penularan patogen. Sarung tangan dapat melindungi tangan pada saat memegang luka yag dibalut atau melakukan berbagai tindakan.
Kaji suhu tiap 4 jam. Peningkatan suhu menandakan adanya infeksi. Lakukan tindakan rawat luka setiap hari Perawatan luka sebaiknya tidak setiap hari untuk menurunkan kontak tindakan dengan luka yang dalam kondisi steril sehingga mencegah kontaminasi kuman ke luka bedah Berikan nutrisi tinggi protein. Nutrisi yang tercukupi dan tinggi protein akan mempercepat penyembuhan luka. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian antibiotik
Antibiotik meminimalkan luka dari mikroorganisme sehingga tidak terjadi infeksi.