Você está na página 1de 14

MONOGRAF

BAHAN AJAR BERMUATAN IMTAQ DAN IPTEK


UNTUK TK & RA - 12

PROYEK PEMBINAAN KURIKULUM


PUSAT KURIKULUM BALITBANG
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
BEKERJA SAMA DENGAN
LEMBAGA PENELITIAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
TAHUN 2003

2
MONOGRAF

I. PENDAHULUAN
Pada dasarnya tujuan pendidikan nasional adalah untuk meningkatkan
kualitas manusia dalam hal ketakwaan, intelektualitas, penguasaan wawasan ilmu
dan keterampilan penerapan teknologi. Hal itu sesuai dengan pernyataan dalam
Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa
pendidikan nasional berakar dari kebudayaan bangsa Indonesia yang terangkum
dalam Pancasila dan UUD 1945, yang berfungsi untuk mengembangkan
kemampuan serta meningkatkan kualitas kehidupan bangsa Indonesia.
Pada saat ini bangsa Indonesia sedang mengalami tantangan dari berbagai
aspek kehidupan yang meliputi dampak globalisasi informasi, krisis ekonomi
yang berkepanjangan, disintegrasi bangsa, kelangkaan lapangan kerja, krisis
sosial dan moral, dan penyalahgunaan psikotropika (narkoba). Kondisi demikian
memiliki konsekuensi menurunnya mutu kehidupan masyarakat secara umum.
Apabila tidak diupayakan pemecahannya oleh berbagai pihak, baik pemerintah,
masyarakat, maupun legislatif masalah itu akan makin membesar; citra bangsa
Indonesia di mata internasional juga akan makin memburuk.
Belajar dari pengalaman negara-neara lain yang mengalami tantangan dan
krisis serupa dan telah berhasil mengatasinya, sumber daya manusia yang unggul
merupakan faktor terbesar. Keunggulan sumber daya manusia itu mencakup aspek
moral dan ketaqwaan, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi,
keterampilan, keuletan, keberanian, dan semangat kebangsaan.
Penelitian ini merupakan respon terhadap kondisi bangsa kita yang
memprihatinkan itu, melalui sektor pendidikan. Kegiatannya berupa
pengembangan materi pelajaran yang bermuatan keimanan dan ketaqwaan
(IMTAQ) dan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Upaya penyusunan
bahan ajar yang bermuatan IMTAQ dan IPTEK untuk TK & RA, SD & MI, SLTP
& MTs, dan SMU & MA (TK & RA – 12) diharapkan dapat dijadikan model bagi

3
guru dan pelaksana pendidikan di lapangan untuk menghasilkan manusia
Indonesia yang unggul dan utuh.

II. TEORI
A. Analisis Kebutuhan Pengembangkan Bahan Ajar
Penyusunan bahan ajar diawali dengan analisis kebutuhan minimal
terhadap tiga dimensi, yaitu (1) nilai-nilai yang diinginkan dan nilai-nilai yang
ada pada saat ini di masyarakat, termasuk pengguna, orang tua siswa, dan
masyarakat; (2) ciri dan karakteristik yang dibutuhkan siswa, dan ciri dan
karakteristik yang ada pada saat ini; dan (3) ciri dan karakteristik yang diinginkan
pelaksana pendidikan di lapangan pada saat ini. Analisis kebutuhan ini
berlangsung secara berkelanjutan mengikuti siklus, karena bahan ajar yang
digunakan di sekolah akan mengalami penyesuaian sesuai dengan perubahan,
tuntutan kebutuhan, dan perkembangan masyarakat.

B. Substansi IMTAQ dan IPTEK


Individu pada masyarakat modern sering kali menghadapi kendala
disintegrasi kepribadian. Makna nilai-nilai religi tidak terintegrasi dalam
implementasi perilaku kehidupan sehari-hari. Manusia dalam masyarakat modern
seringkali memisahkan antara religi atau nilai-nilai keyakinan dengan nilai-nilai
yang ada dalan sains, lebih mementingkan salah satu daripada memadukan
keduanya. Hal ini diperkuat oleh Dewey dalam Ghulam Haider Aasi: “The
problem of restoring integration and cooperative between man’s beliefs about the
world in which he lives and his beliefs about the values and purposes that should
direct his conduct is the deepest problem of modern life.”
Manusia bertanggung jawab untuk menciptakan suatu keharmonisan dan
kesejahteraan, kebahagiaan hidup masa sekarang dan masa datang dalam
kehidupan sesuai dengan kehendakNya melalui utusan-utusanNya. Penjelasan ini
mencakup makna keterpaduan antara kemampuan manusia yang aktif untuk
memelihara, mengelola alam, dan pesan-pesan yang terkandung dalam kehendak
Maha Pencipta dalam menciptakan alam ini.

4
Berdasarkan uraian ini makin jelas bahwa individu manusia yang utuh --
terintegrasi secara utuh -- memiliki minimal dua elemen dasar yang selayaknya
terbentuk saling mendukung secara erat dan kokoh, yaitu antara penguasaan
elemen sains (ilmu pengetahuan dan teknologi) dengan elemen moral, etika, atau
akhlak. Penjelasan ini mendukung pemikiran yang mendesak untuk menyusun
bahan ajar yang utuh dalam rangka pembentukan kepribadian manusia Indonesia
yang bermuatan IMTAQ dan IPTEK secara terpadu.
Prinsip dasar yang harus ada dalam penyusunan bahan ajar IMTAQ yaitu
unsur-unsur dasar yang dapat digunakan sebagai pedoman penyusunan target
sasaran hasil bentukan perilaku yang dimiliki oleh peserta didik. Unsur-unsur
dasar tersebut menurut Durkheim terdiri dari: (1) disiplin, (2) kebutuhan untuk
mampu mengontrol, mengendalikan, mengekang diri terhadap keinginan-
keinginan yang melampaui batas, (3) keterikatan dengan kelompok masyarakat
yang ada dalam suatu komunitas kehidupan, dan (4) otonomi dalam makna
menyangkut keputusan pribadi dengan mengetahui dan memahami sepenuhnya
konsekuensi-konsekuensi dari tindakan atau perilaku yang diperbuat.
Prinsip dasar yang harus ada dalam penyusunan bahan ajar IPTEK yaitu:
(1) konsep dasar sains, dan (2) konsep dasar teknologi. Konsep dasar sains
mencakup unsur-unsur fundamental minimal: (1) taraf dan keadaan ilmu
pengetahuan yang sekarang dan perkembangannya, (2) aktivitas dinamis yang
berlandaskan konsep “heuristic” berkonotasi kepada upaya pengungkapan atau
penemuan diri, dan (3) fungsi ilmu pengetahuan. Konsep dasar teknologi
mencakup unsur-unsur dasar minimal: (1) makna teknologi, (2) taraf keadaan,
jenis-jenis teknologi yang ada dan pemanfaatannya pada saat ini, dan (3) aktivitas
dinamis berlandaskan konsep dinamis “creativity” secara konkrit menciptakan
atau memodifikasi teknologi sederhana yang dapat ditemukan dan diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari. Kawasan bahan ajar kedua tipe tersebut minimal
mencakup pengembangan domain kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor.

5
III. METODOLOGI
Tujuan khusus penelitian ini adalah mengembangkan bahan ajar yang
bermuatan IMTAQ dan IPTEK untuk semua jenjang pendidikan TK & RA – 12.
Populasi penelitian adalah seluruh TK & RA – 12 di Indonesia. Sampelnya
sebanyak 144 sekolah dari sembilan propinsi di Indonesia, yaitu (1) Jawa Barat,
(2) Jawa Tengah, (3) Jawa Timur, (4) Sumatera Barat, (5) Sumatera Selatan, (6)
Kalimantan Selatan, (8) Bali, dan (9) Nusa Tenggara Barat. Dari masing-masing
propinsi diambil 2 TK & 2 RA, 2 SD & 2 MI, 2 SLTP & 2 MTs, dan 2 SMU & 2
MA. Mata pelajaran yang digunakan adalah IPA dan IPS.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan
pengembangan (research and development) dengan uji coba terbatas ke sekolah-
sekolah sampel, dari jenjang pendidikan TK & RA – 12. Pelaksanaannya
dilakukan secara bertahap:
1. Tahap persiapan:
a. Studi kepustakaan
b. Penyusunan kerangka tulisan
c. Penyusunan bahan ajar yang bermuatan IMTAQ dan
IPTEK
d. Pembuatan ilustrasi
e. Reviu bahan ajar oleh pakar
2. Tahap pelaksanaan:
a. Penyusunan instrumen untuk uji coba bahan ajar
b. Uji coba terbatas bahan ajar
c. Analisis data uji coba
d. Penyempurnaan naskah bahan ajar
e. Penyusunan laporan
Instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur hasil uji coba
bahan ajar, terdiri dari beberapa jenis yaitu: angket, pedoman wawancara, tes,
rekaman, dan bahan ajar yang sudah ditulisi dengan komentar-komentar. Analisis
data menggunakan statistik deskriptif yang meliputi: persentase, median, rata-rata,
modus, dan korelasi data sampel. Anilisis data kuantitatif itu dipadukan dengan

6
analisis data kualitatif dari hasil wawancara, rekaman proses dan hasil uji coba
bahan ajar.

IV. HASIL
A. Kerangka Dasar Bahan Ajar Bermuatan IMTAQ dan IPTEK
Bahan ajar bermuatan IMTAQ dan IPTEK untuk TK & RA – 12 dalam
penelitian ini memiliki kerangka dasar sebagai berikut:
1. Konsep dasar dan penyusunan bahan ajar
2. Karakteristik bahan ajar bermuatan IMTAQ dan IPTEK
3. Kerangka dasar pengembangan dan uraian ringkas bahan ajar
4. Pedoman implementasi penggunaan bahan ajar
5. Pengelolaan situasi dan kondisi dalam pembelajaran
6. Pemantauan dan evaluasi program

1. Konsep Dasar Penyusunan Bahan Ajar


Bahan ajar yang bermuatn IMTAQ dan IPTEK memiliki muatan makna
keimanan dan ketaqwaan, dan ilmu pengetahuan dan teknologi. Keimanan
merupakan keyakinan dalam hati bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan memiliki
indikator sebagai berikut: (1) Hati gemetar jika disebut nama Allah, (2) Khusu’
dalam melakukan shalat, (3) Menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang
tak berguna, (4) Menunaikan zakat, puasa Ramadhan, dan amalan sunah lain yang
dianjurkan, (5) Menjaga moral dan mengontrol tabiat dan perilaku seksual, (6)
Memuliakan tetangga dan tamu, (7) Menghormati dan mencintai saudara, dan (8)
Mampu membaca tanda-tanda kebesaran Allah dan alam semesta. Nilai-nilai ini
dijabarkan dan tercermin dalam bentuk tipe-tipe perilaku peserta didik di dalam
kehidupan sehari-hari, di lingkungan keluarga dan tempat tinggalnya, di sekolah,
dan di masyarakat.
Makna taqwa merupakan sikap batin dan perilaku peserta didik untuk
tetap melaksanakan perintah Allah dan menjauhi laranganNya. Ciri-ciri
ketaqwaan adalah: (1) Memiliki kepekaan moral untuk mengerjakan atau tidak
mengerjakan suatu perbuatan, (2) Memiliki mata hati yang menembus jauh untuk

7
melihat yang baik dan yang buruk, (3) Selalu menghindari hal-hal yng dilarang
Allah SWT, (4) Jika terlanjur berbuat salah segera bertaubat dan tidak mengulangi
perbuatan tersebut, (5) Memiliki kekuatan batin dan mampu menghadapi
persoalan hidup, sanggup menghadapi saat-saat kritis untuk mencari pemecahan.

2. Karakteristik Bahan Ajar Bermuatan IMTAQ dan IPTEK


Bahan ajar yang bermuatan IMTAQ dan IPTEK mempunyai karakteristik
umum sebagai berikut:
a. Muatan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan
b. Muatan nilai-nilai ilmu pengetahuan dan teknologi
c. Bersifaat praktis, fleksibel, dan adaptif dalam implementasi
d. Dapat digunakan oleh semua guru bidang studi
e. Sesuai dengan prinsip-prinsip dasar kurikulum berbasis kompetensi
(KBK)
f. Arah bahan ajar lebih bersifat pengembangan kompetensi dalam aspek
afektif dan perilaku daripada aspek kognitif.
g. Implementasi bahan ajar bersifat integratif dalam bidang studi baik
kurikuler, kokurikuler, maupun ekstrakulrikuler.
h. Implementasi bahan ajar tidak menambah jam pelajaran atau mata
pelajaran.
i. Implementasi bahan ajar lebih bersifat rancangan kegiatan proyek dalam
rangka pembentukan dan pembiasaan perilaku yang bersifat proses.

3. Kerangka Dasar Pengembangan


Kerangka dasar pengembangan bahan ajar dapat dijabarkan secara ringkas
atas komponen-komponen seperti dalam matriks Gb. 1 berikut ini;
operasionalisasinya dituangkan dalam skenario pembelajaran.

Jenjang Kompetensi Indikator Muatan Muatan Pengalaman Evaluasi


Pendidikan Nilai-Nilai Nilai-Nilai Pembelajaran
IMTAQ IPTEK
TK & RA
SD & MI

8
SLTP & MTs
SMU & MA

Gb.1 Kerangka Dasar Pengembangan Bahan Ajar


Uraian ringkas bahan ajar bermuatan IMTAQ dan IPTEK mencakup
unsur-unsur sebagai berikut:
a. Kompetensi yang diharapkan
b. Indikator
c. Muatan nilai-nilai IMTAQ
d. Muatan nilai-nilai IPTEK
e. Materi ringkas, hanya mencakup inti-intinya saja
f. Asesmen dan evaluasi
g. Pengalaman pembelajaran
h. Tindak lanjut
Berdasarkan acuan di atas dikembangkanlah uraian ringkas bahan ajar
untuk masing-masing jenjang pendidikan dan mata pelajaran.

4. Pedoman Implementasi Bahan Ajar


Pedoman implementasi bahan ajar sejalan dengan karakteristik bahan ajar
dalam Pasal 2 di atas. Secara umum pedoman itu disajikan sebagai berikut:
a. Bahan ajar bermuatan IMTAQ dan IPTEK tidak merupakan mata
pelajaran tersendiri.
b. Bahan ajar ini terintegrasi dan dirancang ke dalam setiap mata pelajaran
yang sudah ada.
c. Pelaksanaan bahan ajar bermuatan IMTAQ dan IPTEK secara ringkas
memiliki tahapan sebagai beikut:
1) Identifikasi nilai IMTAQ sebagai target pembelajaran
2) Identifikasi nilai IPTEK sebagai target pembelajaran
3) Identifikasi kompetensi keimanan dan ketaqwaan dalam
bentuk sikap dan perilaku yang hendak dicapai
4) Identifikasi kompetensi ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam bentuk sikap dan perilaku yang hendak dicapai

9
5) Pemilihan bahan ajar yang sesuai
6) Implementasi dalam kegiatan pembelajaran
7) Asesmen/evaluasi

5. Pengelolaan Situasi dan Kondisi dalam Pembelajaran


Keberhasilan implementasi bahan ajar bermuatan IMTAQ dan IPTEK
bergantung pada pengelolaan situasi dan perancangan kondisi pembelajaran oleh
guru. Pengelolaan aspek ini secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Perancangan program pembelajaran sikap dan perilaku
bermuatan IMTAQ dan IPTEK dilakukan oleh seluruh guru pada setiap
jenjang pendidikan secara bersama.
b. Pembelajaran di kelas dapat dilaksanakan oleh setiap
individu guru. Namun untuk program bersama seperti shalat berjamaah,
kegiatan kebersihan lingkungan sekolah, dan penaikan bendera nasioanl
dilakukan secara bersama.
c. Diperlukan dukungan partisipasi dan kesadaran Kepala
Sekolah, kesediaan semua Guru dan Dewan Sekolah untuk menciptakan
peristiwa pembelajaran yang kondusif.
d. Peristiwa pembelajaran dapat terjadi di lingkungan
sekolah, lab., kelas, perpustakaan, musholla, atau ruang keterampilan.
e. Walaupun tidak seperti mata pelajaran biasa yang
tercantum dalam kurikulum, program pembelajaran ini dapat diambil alternatif
dalam bentuk proyek, dalam waktu tertentu, secara berkelanjutan, terarah,
serta terintegrasi dengan kegiatan lainnya.
f. Administrasi pelaksanaan, pendataan, program, serta
pengelolaan kegiatan dapat menjadi tanggung jawab Wakil Kepala Sekolah
atau Guru yang ditunjuk sebagai pembina sikap dan perilaku yang bermutan
nilai-nilai IMTAQ dan IPTEK.
g. Hasil-hasil asesmen program dapat
dipertanggungjawabkan kepada Kepala Sekolaha dan Dewan Sekolah,
bersama semua Guru.

10
6. Pemantauan dan Evaluasi Program
Pemantauan kegiatan pembelajaran dilakukan bersama oleh Guru, Wakil
Kepala Sekolah, dengan mengikutsertakan Dewan Sekolah. Pemantauan dapat
dilakukan melalui wawancara dengan siswa, pekerjaan kelompok seswa, bukti-
bukti kerja siswa, unjuk kerja siswa, atau melalui portofolio. Evaluasi program
dapat dilakukan terhadap komponen efektivitaas rancangan bahan ajar, strategi
pembelajaran, umpan balik dan tindak lanjut.

C. Deskripsi Data Hasil Penelitian


Penelitian mengukur kelayakan bahan ajar yang bermuatan IMTAQ dan
IPTEK berdasarkan unsur-unsur:
1. Kesesuaian karakteristik muatan nilai-nilai IMTAQ
dan IPTEK
2. Kepraktisan, fleksibilitas, sifat adaptif dalam
implementasi
3. Dapat digunakan oleh semua guru mata pelajaran
4. Sesuai dengan prinsip-prinsip dasar KBK
5. Berisi unsur-unsur yang dapat diterapkan:
a. Kompetensi yang diharapkan
b. Hasil belajar
c. Indikator
d. Contoh-contoh bahan ajar
e. Ilustrasi yang jelas
f. Metode pembelajaran alternatif
g. Asesmen
6. Kesesuaian bahan ajar terhadap aspek afektif dan
perilaku
7. Implementasi bahan ajar bersifat integratif.
8. Implementasi bahan ajar tidak menambah beban
mengajar guru, dan tidak menambah jam pelajaran.

11
9. Bahan ajar dapat menjadi bahan dasar perancangan
proyek.
10. Bahan ajar dapat dikembangkan sendiri oleh guru.
Unsur-unsur di atas dituangkan dalam kuesioner dengan tiga alternatif
jawaban, yaitu: “Sesuai/Ya”, “Cukup”, dan “Tidak”. Untuk jenjang TK & RA
jawaban “Sesuai/Ya” rata-rata diberikan oleh 76,4% responden, “Cukup” rata-rata
diberikan oleh 22,6% responden, dan “Tidak” rata-rata diberikan oleh responden
sisanya. Untuk jenjang SD & MI jawaban “Sesuai/Ya” rata-rata diberikan oleh
79,3% responden, “Cukup” rata-rata diberikan oleh 20,2% responden, dan
“Tidak” rata-rata diberikan oleh responden sisanya. Untuk jenjang SLTP & MTs
jawaban “Sesuai/Ya” rata-rata diberikan oleh 72,2% responden, “Cukup” rata-rata
diberikan oleh 26,1% responden, dan “Tidak” rata-rata diberikan oleh responden
sisanya. Untuk jenjang SMU & MA jawaban “Sesuai/Ya” rata-rata diberikan oleh
73,4% responden, “Cukup” rata-rata diberikan oleh 24,3% responden, dan
“Tidak” rata-rata diberikan oleh responden sisanya.

V. KESIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI


A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang dikemukakan di atas, penelitian ini menyimpulkan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Bahan ajar bermuatan nilai-nilai IMTAQ dan IPTEK untuk jenjang
pendidikan TK & RA – 12 pada saat ini penting untuk diterapkan di sekolah.
2. Bahan ajar bermuatan nilai-nilai IMTAQ dan IPTEK memiliki
persyaratan, mutu, efektivitas, efisiensi, ketercakupan materi, kepraktisan
penerapan, untuk digunakan oleh guru mulai TK & RA – 12. Hal ini
didasarkan atas tanggapan positip guru-guru yang dijadikan responden dalam
uji coba terbatas.
3. Bahan ajar bermuatan nilai-nilai IMTAQ dan IPTEK
membutuhkan pedoman implementasi. Hasil studi ini mendapatkan tanggapan
positip dalam arti pedoman yang disusun dapat digunakan untuk petunjuk
guru dalam menerapkan bahan ajar itu di sekolah.

12
4. Bahan ajar bermuatan nilai-nilai IMTAQ dan IPTEK yang disusun
sudah mengandung unsur keterkaitan, kesinambungan konsep dan nilai, mulai
jenjang TK & RA -12.

B. Saran-saran
Saran-saran yang berkaitan dengan bahan ajar bermuatan nilai-nilai
IMTAQ dan IPTEK tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dibutuhkan kerja sama dan
koordinasi dari berbagai pihak, antara lain: Dewan Sekolah, Dinas Pendidikan
Daerah, Pemerintah Daerah, Tokoh Agama, Tokoh Pendidikan di Daerah,
serta kontribusi dari Pendidikan Tinggi untuk menerapkan bahan ajar
bermuatan nilai-nilai IMTAQ dan IPTEK secara baik.
2. Bahan ajar dan pedomannya
perlu dilampiri dengan contoh-contoh kasus program-program penerapan
pembelajaran bermuatan nilai-nilai IMTAQ dan IPTEK yang telah berhasil.
3. Pedoman implementasi bahan
ajar perlu ditambah dengan contoh-contoh penerapan teknik-teknik asesmen
program pembelajaran bermuatan nilai-nilai IMTAQ dan IPTEK yang dapat
memperkaya dan memperluas guru dalam melakukan asesmen proses
maupun hasil.
4. Perlu pengelolaan yang
integratif serta iklim lingkungan keterpakaian bahan ajar di tiap jenjang
pendidikan antara lain Kepala Sekolah, Guru, dan semua pihak pendidik di
sekolah dalam melakukan implementasi pembelajaran dan penerapan bahan
ajar bermuatan nilai-nilai IMTAQ dan IPTEK.
5. Pedoman bahan ajar
hendaknya diperluas untuk agama selain Islam karena berdasarkan masukan
dari lapangan bahan ajar yang disusun sangat cocok untuk sekolah, guru dan
siswa yang beragama Islam.

C. Rekomendasi

13
Berdasarkan kesimpulan dan saran-saran di atas direkomendasikan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Bahan ajar yang disusun oleh tim hendaknya mulai digunakan di sekolah
mulai jenjang TK & RA – 12. Beberapa perbaikan yang diperlukan antara lain
dalam hal kesesuaian karakteristik, tingkat kepraktisan, gambaran yang jelas,
tingkat keterpakaian, dan pengembangan oleh guru.
2. Bahan ajar yang disusun hendaknya bersifat umum, bukan hanya
ditujukan kepada agama tertetu saja (Islam).
3. Diperlukan dukungan dari berbagai pihak, antara lain: Kepala Sekolah,
Guru, dan Dewan Sekolah agar bahan ajar bisa diimplementasikan dengan
baik.
4. Untuk mendukung program sosialisasi dan diseminasi diperlukan
penataran/pelatihan bagi guru, dan penyediaan buku pedoman bagi guru dan
siswa.
REFERENSI

Asi, Ghulam HaideR, Dewey and Iqbal on Moral Self and Society: A
Comparative Study of Their Thought (Journal Vol. VII. No. 4/ 1985

Durkeim, Emile (terjemahan Lukas Ginting), Pendidikan Moral


Suatu Studi Teori dan Aplikasi Sosiologi Pendidikan, Jakarta,
Erlangga, 1990.

Kaufman, Roger A. Educational System Planning (New Jersey:


Prentice-Hall, Inc, 1972

Kerlinger, Fred N. (Terjemahan Landung R. Simatupang), Asas-Asas


Penelitian Behavioral (Yogyakarta: Gajahmada University Press:
1990)

Rifai, Bachtiar, Perspektif dari Pembangunan Ilmu dan Teknologi,


Jakarta, Gramedia, 1986

14

Você também pode gostar