Você está na página 1de 102

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Prestasi suatu mesin adalah kemampuan suatu mesin dalam menghasilkan
usaha yang dilakukannya. Prestasi mesin itu antara lain mencakup daya mesin,
putaran, torsi dan pemakaian bahan bakar spesifik. Perhitungan prestasi sangat
perlu dilakukan apalagi membandingkan prestasi antara dua jenis kendaraan.
Kendaraan telah menjadi kebutuhan manusia sebagai sarana angkutan
untuk dapat lebih cepat ke tempat yang dituju. Berkembangnya ilmu pengetahuan
dan teknologi otomotif khususnya, mengakibatkan semakin selektifnya
masyarakat dalam memilih kendaraan berdasarkan kebutuhannya.
Untuk itulah para produsen otomotif bermunculan dengan berbagai jenis
produksi otomotif dan secara terus-menerus berusaha meningkatkan kualitas
produknya agar bisa memenuhi keinginan pembeli atau konsumen dan bersaing di
pasaran guna memenuhi akan alat transportasi tersebut.
Kinerja otomotif adalah salah satu aspek penting dalam menentukan daya
saing suatu produk otomotif. Kinerja maupun prestasi dari suatu produk otomotif
telah dihitung diatas kertas pada tahap perancangannya, namun karena proses
yang iteratif maka di perlukan perhitungan prestasi, maupun prestasi yang
berulang kali untuk melahirkan suatu produk otomotif yang berkualitas. Salah
satu produk otomotif yang laju berkembang dipasaran adalah Toyota, dalam hal
ini kijang Bensin dan kijang iesel.
!
Berdasarkan spesifikasi tugas yang diberikan pada penulis, dalam hal ini
penulis akan menganalisa perbandingan-perbandingan prestasi antara kijang
Bensin dan kijang iesel.
1.2. Tujuan Penulisan
Pada tahun !""# Toyota kijang melepas produk terbarunya kepasaran
dengan dua basis yang berbeda yaitu Toyota kijang bermesin Bensin dan iesel.
$dapun tujuan penulisan dari tugas akhir ini adalah %
!. Untuk menganalisa prestasi dari Toyota kijang bermesin Bensin.
&. Untuk menganalisa prestasi dari Toyota kijang bermesin iesel.
'. (enganalisa perbandingan prestasi antara motor Bensin dengan motor
iesel.
). engan hasil yang didapat di harapkan dapat digunakan sebagai dasar
pemilihan kendaraan bagi pemakai *konsumen+.
1.3. Batasan Masalah
Sesuai dengan spesifikasi tugas akhir yang diberikan, analisa
perbandingan prestasi antara kijang Bensin dan kijang iesel ini meliputi %
, -ubungan daya dan putaran.
, -ubungan antara pemakaian
bahan bakar spesifik dengan daya poros.
, -ubungan momen putar
dengan putaran mesin dan daya.
&
, -ubungan antara tekanan
rata-rata dengan putaran dan daya.
, -ubungan Gradability
*kemampuan ditanjakan+ dengan beban.
1.4. Met!e Penulisan
Penulisan tugas akhir ini dikerjakan dengan cara %
, (engadakan pengamatan langsung ke lapangan *melakukan sur.ey+.
, (engambil bahan-bahan penulisan tambahan dari buku-buku teknik
terkait dan diktat.
, (endikusikan permasalahan pada dosen-dosen pembimbing.
1.". Man#aat Penulisan
(anfaat dari penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut %
, apat mengaplikasikan salah satu mata kuliah *motor bakar+ dalam
bentuk tugas akhir.
, apat menganalisis perbandingan prestasi antara motor Bensin dan
motor iesel.
, apat digunakan sebagai dasar pemilihan kendaraan bagi konsumen.
1.$. %iste&atika Penulisan
Tugas akhir ini diselesaikan dengan sistematika sebagai berikut %
B$B / Pendahuluan. Pada bab ini diuraikan latar belakang, tujuan, batasan
masalah, metode, manfaat dan sistematika penulisan.
'
B$B // 0andasan Teori. Pada bab ini di isi dengan teori-teoi motor bakar dan
teori-teori pendukung analisis.
B$B /// $nalisis Thermodinamika. Pada bab ini di analisa perhitungan
thermodinamika pada kijang Bensin dan kijang iesel.
B$B /1 $nalisis Prestasi (esin. Pada bab ini di analisa melalui perhitungan
perbandingan prestasi antara kijang Bensin dan kijang iesel.
B$B 1 2rafik Prestasi. Pada bab ini di bahas hasil dari analisa perbandingan
antara kijang Bensin dan kijang iesel.
B$B 1/ Kesimpulan. Pada bab ini di ambil kesimpulan dan saran-saran dari
analisa yang telah dilakukan.
)
1.'. Diagra& Alir Analisis
$dapun diagram pemulaan dalam perencanaan adalah sebagai berikut %
Tidak
3a
Tidak

3a
4
(ulai
-asil
Kesimpulan
Sur.ey lapangan
ata %
5 Bensin % 67 Ps
5 iesel % 6' Ps
0engkap
$nalisa
Prestasi kijang bensin
Prestasi kijang diesel

2ambar !.!. iagram $lir $nalisis
BAB II
LANDA%AN TE()I
2.1. Pengertian U&u& Mtr Bakar
(otor bakar adalah salah satu jenis pesa8at kalori yang mengubah tenaga
panas menjadi tenaga mekanis dimana tenaga panas tersebut diperoleh dari
pembakaran bahan bakar pada pesa8at itu sendiri.
Pada garis besarnya pesa8at kalor dibagi & *dua+ golongan yakni %
$. Internal Combustion Engines *(esin Pembakaran alam+
3aitu pesa8at kalor dengan pembakaran bahan bakarnya dilaksanakan
di dalam ruang pesa8at itu sendiri.
B. External Combustion Engines *(esin Pembakaran 0uar+
3aitu jenis pesa8at kalor dengan pembakaran bahan bakarnya
dilakukan di luar pesa8at tersebut, sebagai contoh disini adalah mesin-
mesin uap.
2.2. *lasi#ikasi Internal Combustion Engine
(otor bakar dapat di klasifikasikan berdasarkan beberapa hal yang disebut
di ba8ah ini %
9
Selesai
a+ (enurut 0angkah
- (otor bakar dengan sistem & langkah *& tak+
- (otor bakar dengan sistem ) langkah *) tak+
b+ (enurut Posisi 0angkah
- (otor bakar dengan silinder hori:ontal
- (otor bakar dengan silinder .ertical
- (otor bakar dengan silinder posisi 1
- (otor bakar dengan silinder segitiga
- (otor bakar dengan silinder berhadapan
- (otor bakar dengan silinder posisi bintang atau biasanya disebut
susunan silinder radial
c+ (enurut ;umlah Silinder
- Single Silinder
- Multi Silinder
d+ (enurut ;umlah Putaran
- Putaran <endah
- Putaran (enengah
- Putaran Tinggi
e+ (enurut ;enis Bahan Bakar
- (otor Bensin *motor bakar dengan bahan bakar bensin+
- (otor iesel *motor bakar dengan bahan bakar solar+
f+ (enurut Kegunaannya
#
- Stationer % - Penggerak generator
- Penggerak pompa
- Penggerak mekanisme lainnya
- Automotive % - Penggerak alat-alat transportasi
(etode pembakaran pada mesin iesel tidak sama dengan motor Bensin.
Pada motor Bensin, campuran bahan bakar dari udara dalam bentuk gas di
masukkan ke dalam silinder dan di bakar oleh nyala api listrik yang diberikan oleh
busi. Sebaliknya pada motor iesel torak hanya bisa mengisap udara, kemudian di
mampatkan sampai mencapai titik mati atas *T($+, bahan bakar di injeksi.
Karena tekanan dan suhu udara di dalam silinder cukup tinggi, maka partikel-
partikel bahan bakar akan menyala dengan sendirinya dan membentuk proses
pembakaran. Supaya bahan bakar dapat terbakar dengan sendirinya, maka di
usahakan agar perbandingan kompresi mencapai !4 = && dan suhu udara kompresi
kira-kira 977
7
>.
Tabel &.!
Perbandingan Utama $ntara (otor iesel dan (otor Bensin
(otor iesel (otor Bensin
Siklus pembakaran Siklus Subathe Siklus ?tto
Perbandingan kompresi !4 = && 9 = !&
Pencampuran bahan
bakar
iinjeksikan icampur dalam
karburator
(etode penyalaan Terbakar sendiri Percikan api busi
(etode bahan bakar Pompa injeksi dan no::le Karburator
Bahan bakar Solar Bensin
2etaran dan suara Besar Kecil
@ffisisensi panas *A+ '7 = )7 && - '7
6
ata praktis mengenai beberapa ukuran pembanding antara motor Bensin
dan motor iesel dapat dilihat pada tabel &.&.
Tabel &.&
Beberapa Ukuran Pembanding $ntara (otor Bensin dan (otor iesel
Parameter (otor Bensin (otor iesel
aya efektif, 5
e
*PS+ !,4 = !477 = )7777
Kecepatan poros, n *rpm+ &477 = !)477 !!7 = )&77
Perbandingan kompresi, r 9 = !& !& = &4
Tekanan efektif rata-rata,
P
e rata-rata
*kgBcm
&
+ ) = &4 9 = !6
Pemakaian bahan bakar
spesifik, B
e
*kgBPS.jam+ 7,&77 = 7,&&7 7,!)7 = 7,!67
iameter silinder, *mm+ &4 = !94 67 = !747
Kecepatan torak rata-rata, c
*mBdtk+
# = && 4 = !4
Berat mesin, kgBPS 7,'7 = &,47& &,#4 = '',47
@fisiensi mekanik, C
m
7,#7 = 7,64 7,#7 = 7,"7
Sumber % Diranto $rismunandar, penggerak mula motor bakar torak, hal '9
Keuntungan dan kerugian motor iesel dibandingkan dengan motor
Bensin.
Keuntungan %
!. Pemakaian bahan bakar lebih hemat disebabkan effisiensi panas yang lebih
baik dan biaya opeasi lebih hemat, sebab harga solar lebih murah dari
Bensin.
&. aya tahan lebih lama dan gangguan lebih sedikit karena tidak dilengkapi
sistem pengapian.
'. ;enis bahan bakar yang digunakan lebih banyak.
"
). 1ariasi momen yang terjadi pada perubahan tingkat kecepatan lebih kecil,
operasi lebih murah *cocok untuk kendaraan-kendaraan besar+.
Kerugian %
!. Karena tekanan yang sangat tinggi pada saat pembakaran maka akan
menimbulkan suara dan getaran yang besar. Besar suara dan getarannya
hampir mencapai dua kali lipat pada motor Bensin.
&. Bahan dan kontruksi lebih rumit agar tahan terhadap perbandingan
kompresi yang lebih tinggi sehingga mengakibatkan bobot persatuan
tenaga kuda dan biaya produksi lebih besar.
'. Pembuatan pompa injeksi teliti sehingga pera8atan lebih sulit.
2.3. *erja Ther&is +as Pe&,akaran
engan mempergunakan alat pengukuran tekanan yang teliti, tekanan gas
di dalam silinder, p *kgBcm
&
+, sebuah mesin empat langkah dapat di ukur dengan
baik. ;ika B menunjukkan kedudukan torak, maka hubungan antara E dan B akan
terlihat seperti gambar &.!. Pada gambar tersebut, B
!
menunjukkan posisi torak
pada T(B, B
&
menunjukkan posisi torak pada T($, sehingga *B
!
- B
&
+ adalah
panjang langkah torak *0+. Pada kontruksi mesin yang biasa, titik sambung *P+
antara torak dan batang penggerak, dan sumbu putaran poros engkol *?+, terletak
pada sumbu silinder. (aka dalam hal tersebut, 0 sama dengan dua kali jari-jari
engkol *<+, yaitu jarak antara ? dan >. Titik P terletak pada sumbu pena torak
dinamai ujung batang penggerak. Sedangkan bagian batang penggerak yang
berhubungan dengan pena engkol dinamai pangkal batang penggerak.
!7
;ika adalah diameter dalam silinder, maka luas penampang silinder,
$ F G
&
B), dan .olume langkah toraknya adalah 1
0
F $
0
F $*B
!
- B
&
+ F *G
&
B)+ *B
!
- B
&
+. engan demikian, untuk suatu mesin tertentu B, B
!
, B
&
berturut-turut dapat
diganti dengan 1, 1
!
, 1
&
. dalam hal tersebut B dinyatakan dalam cm dan 1 dalam
cm
'
. 0uas diagram P-1 yang tertutup itu adalah HpD F H*p$+dl, mempunyai
satuan cmkg, dan menunjukkan besarnya kerja mekanis gas pada torak *piston+.
5amun dalam thermodinamika, tekanan *p+ biasanya dinyatakan sebagai
fungsi dari .olume spesifik per satuan berat. (aka jika .olume 1, 1
!
, dan 1
&
dibagi oleh berat gas di dalam silinder, 2 *kg+, berturut-turut akan diperoleh
.olume spesifik ., .
!
dan .
&
*cm
'
Bkg+. ?leh karena itu luas diagram p = . akan
mempunyai satuan *cm+, yaitu satuan kerja mekanis per satuan berat.
2ambar &.! iagram Tekanan 1ersus 1olume
Untuk menjelaskan makna dari diagram p-. motor bakar torak, terlebih
dahulu perlu dipakai beberapa idealisasi sehingga prosesnya dapat dipahami
dengan lebih mudah. Proses yang sebenarnya berbeda dengan proses yang ideal
!!
itu, dimana perbedaan tersebut menjadi semakin besar jika idealisasi yang
dipergunakan itu terlalu jauh menyimpang dari keadaan yang sebenarnya. Proses
siklus yang ideal itu bisanya dinamai siklus udara, dengan beberapa idealisasi
sebagai berikut %
!. Iluida kerja di dalam silinder adalah udara, dianggap sebagai gas ideal
dengan konstanta kalor yang konstan.
&. Proses kompresi dan ekspansi berlangsung secara isentropik.
'. Proses pembakaran di anggap sebagai proses pemanasan fluida kerja.
). Pada akhir proses ekspansi, yaitu 8aktu torak mencapai T(B, fluida
kerja di dinginkan sehingga tekanan dan temperaturnya turun
mencapai tekanan dan temperatur atmosfir.
4. Tekanan fluida kerja di dalam silinder selama langkah buang dan
langkah isap adalah konstan dan sama dengan tekanan atmosfir.
Perlu kiranya di ingatkan di sini bah8a mesin empat langkah satu siklus
kerja di selesaikan dalam dua putaran poros engkol. Sedangkan pada mesin dua
langkah satu siklus kerja diselesaikan dalam satu putaran poros engkol. (aka jika
poros engkol berputar dengan kecepatan n rpm *rotasi permenit+, daya 5 yang
dihasilkan mesin dinyatakan dalam PS, untuk motor bakar torak empat langkah
adalah %
5 F
&
&
!7 #4
&
.
97
. .
)
.

n
L D P
rata rata

..................................................... *0it #,
-al !!+
2.4. Hu,ungan Antara U!ara -ang Di&asukkan !an Da-a Prs
!&
aya poros diperoleh melalui pengubahan energi kimia atau nilai kalor
bakar. (akin banyak bahan bakar yang dapat dibakar, makin besar daya yang
dihasilkan. -al itu dapat terjadi jika tersedia udara secukupnya, biasanya dengan
faktor kelebihan udara lebih besar dari pada batas isap. (aka hal itu pun berarti
bah8a daya mesin dibatasi oleh kemampuan mesin tersebut mengisap udara yang
diperlukan untuk pembakaran.
2.5. *e&a&.uan Mesin / Engine Performance0
2.5.1. 1lu&e %ilin!er /Displacement0
1olume yang menunjukkan ketika torak bergerak dari T($ ke T(B
disebut .olume silinder atau umumnya bisa disebut displacement dari mesin
adalah .olume silinder *.olume langkah+ di alihkan dengan banyaknya silinder
pada mesin. Umumnya displacement ini dinyatakan dalam cc atau liter.
-arganya dapat ditentukan dari persamaan diba8ah ini, apabila diketahui
ukuran-ukuran langkah diameter silindernya.
1 F z L
D

,
_

&
&

imana %
1 F Total displacement
F iameter silinder
0 F 0angkah torak
J F ;umlah silinder
!'
2ambar &.& iameter Silinder dan 0angkah Torak
Pada umumya displacement yang besar, jumlah campuran udara dan bahan
bakar diesel yang dihisap ke dalam silinder akan lebih besar, juga tekanan
pembakaran akan bertambah dan tenaga yang dihasilkan akan menjadi besar.
2.5.2. Per,an!ingan k&.resi
Perbandingan kompresi *compression ratio+ di ukur berapa banyak
campuran udara yang masuk ke dalam silinder selama gerak hisap yang di
mampatkan pada gerak kompresi. Perbandingannya adalah antara .olume bila
torak pada T(B *.olume silinder K .olume ruang bakar+ dengan .olume sisa
pada bagian atas silinder bila torak berada pada T($ *.olume ruang bakar+.
Seperti terlihat pada gambar &.' berikut.
!)
2ambar &.' Perbandingan Kompresi
Perbandingan kompresi F

A+
imana % $ F 1olume langkah
B F 1olume ruang bakar
-arga besaran perbandingan kompresi pada suatu mesin sangat bergantung
kepada besarnya .olume ruang bakar di mana apabila .olume ruang bakar
mengecil, maka harga perbandingan kompresi akan membesar atau sebaliknya.
$pabila harga perbandingan kompresi membesar, maka akan membesar pula
harga tekanan kompresinya yang selanjutnya akan menaikkan tekanan
pembakarannya. Seperti telah diketahui sebelumnya bah8a apabila tekanan
pembakaran besar, maka daya mesin yang dihasilkan juga besar. ;adi bila kita
akan menaikkan daya dari suatu mesin, salah satu caranya adalah menaikkan
tekanan kompresi dengan memperbesar harga perbandingan kompresi melalui
pengecilan ruang bakar.
!4
Pada tahun-tahun belakangan ini orang agak cenderung untuk
menyempurnakan bentuk ruang bakar dengan jalan mempertinggi perbandingan
kompresi, tetapi hal ini terdapat suatu batas tertentu untuk menaikkan kompresi,
karena penambahan kompresi yang terlalu tinggi akan menimbulkan gejala ngiltik
*!noc!ing+ dan menghasilkan output yang rendah.
2.5.3. E#isiensi 1lu&etrik !an E#isiensi Pengisian /Volumetric Efficiency
dan Carging Efficiency!
;umlah .olume campuran udara dan bahan bakar yang masuk ke dalam
silinder saat langkah hisap secara teoritis sama dengan .olume langkah torak dari
titik mati ba8ah. 1olume ini selanjutnya akan menghasilkan tenaga apabila
campuran gas tersebut dibakar. Pada kenyataan sebenarnya terdapat beberapa
penyimpangan yang menyebabkan .olume campuran gas yang masuk ke dalam
silinder lebih kecil dari .olume langkah torak. Penyimpangan tersebut disebabkan
oleh beberapa faktor seperti tekanan udara, temperatur udara, sisa-sisa gas bekas,
panjang saluran dan bentuk saluran. Besarnya .olume campuran gas yang
sebenarnya masuk ke dalam silinder dapat dinyatakan dalam suatu angka
perbandingan antara .olume campuran gas yang masuk dengan langkah torak dari
titik mati atas sampai titik mati ba8ah. $ngka perbandingan ini selanjutnya
memperlihatkan efisiensi dari pada .olume campuran gas yang dapat masuk ke
dalam silinder dan ini disebut Lefisiensi .olumetrikM.
alam hal menentukan berat dari suatu gas haruslah ditentukan dahulu
patokan dari temperatur dan tekanannya sehingga dapat diketahui perubahan dari
!9
.olume menjadi berat untuk gas tersebut. Sebagai patokan telah ditetapkan suatu
harga temperatur dan tekanan yang biasanya dikenal dengan Lstandart
temperature and pressure" yang menetapkan bah8a temperatur standar F t
o
F
!4
7
> dan tekanan standar F ! atm F #97 mm-g.
isamping itu dengan menggunakan rumus p. F n.<.T juga dapat dilihat
hubungan antara berat, .olume, tekanan serta temperatur dari suatu gas. engan
kondisi tertentu dari suatu gas juga dapat ditentukan berat dari gas tersebut
dimana apabila berat gas yang masuk ke dalam silinder diperbandingkan dengan
berat gas yang sebenarnya masuk ke dalam silinder dengan kondisi tertentu pula
akan di dapat suatu harga perbandingan yang sama dengan efisiensi .olumetrik.
$pabila kondisi-kondisi gas dirubah ke kondisi standar, maka baik dalam bentuk
.olume maupun besar dari gas bila diperbandingkan seperti telah di uraikan
sebelumnya akan menghasilkan suatu harga perbandingan yang selanjutnya
disebut efisiensi pengisian. Untuk jelasnya dapat dilihat uraian berikut %
;umlah .olume campuran gas pada tekanan dan
temperatur sekelilingnya *p dan T+
@fisiensi .olumetrik F
1olume langkah
$tau
;umlah .olume campuran gas yang dapat
masuk ke dalam silinder pada p dan T
@fisiensi .olumetrik F
;umlah berat campuran gas yang seharusnya
masuk ke dalam silinder *sebesar .olume
langkahnya+
!#
1olume campuran yang dihisap pada P dan T
dirubah ke Po dan To
@fisiensi pengisian F
1olume langkah
Berat campuran udara dan bahan bakar pada
P dan T
@fisiensi .olumetrik F
Berat campuran dalam .olume langkah pada
Po dan To
-arga efisiensi pengisian berbanding langsung dengan output mesin, ini
akan lebih baik kalau dapat dibuat sebesar mungkin. Untuk !77 A tidak mungkin,
disebabkan adanya tahanan sistem hisap dan efek gas-gas buang, tetapi harga
umum berkisar antara 94 = 64 A. 5amun demikian, hasil yang sangat besar dapat
dipenuhi dengan jalan menggunakan superc#arger atau alat pendorong gas
lainnya yang dapat menghasilkan efisiensi pengisian !77 A bahkan &77 A.
@fisiensi hisap *inta!e e$$iciency+ sering disamakan artinya dengan
efisiensi pengisian, tetapi istilah yang tepat sebenarnya adalah efisiensi pengisian
*c#arging e$$iciency%.
2.5.4. E#isiensi Ther&is /"ermal Eficiency0
Panas yang terjadi karena pembakaran campuran gas di dalam silinder di
ikuti dengan timbulnya tekanan pembakaran. Selanjutnya tekanan pembakaran ini
!6
akan menekan torak hingga torak bergerak dan gerakan inilah yang merupakan
gerakan mekanis dimana tenaga geraknya disebut tenaga atau energi mekanis.
$pabila energi panas yang diberikan yaitu pada saat terjadi pembakaran
dikurangi dengan energi panas yang hilang dan selanjutnya dibandingkan dengan
panas yang diberikan, maka perbandingan ini selanjutnya akan menunjukkan daya
guna dari energi panas tersebut yang biasanya disebut efisiensi panas.
(isalkan, energi panas yang diberikan adalah N
!
dan energi panas yang
hilang adalah N
&
, maka energi panas yang berubah menjadi energi mekanis adalah
N
!
= N
&
, selanjutnya efisiensi panas akan %
C
th
F
A !77
!
& !

&
& &
Keterangan di atas adalah N
!
= N
&
Kcal adalah tenaga nyata yang digunakan.
Tabel &.'
@fisiensi Thermis (esin
M!el Mesin 2
(otor Bensin mobil &' = &6
(otor iesel mobil &" = '6
(otor Bensin pesa8at terbang &! = '!
Kereta api 4 = !7
(esin uap kapal laut !7 = !4
Turbin uap kapal laut !& - &7
Pada motor iesel efisiensi panas berkisar antara &" A sampai dengan
'6A. Semakin besar efisiensi panas dari suatu motor, maka semakin besar pula
kemampuan dari motor tersebut.
!"
2.5.5. M&en Trsi
Proses pembakaran di dalam silinder selanjutnya akan menimbulkan
tekanan pembakaran yang diteruskan untuk menekan torak. $kibat adanya
tekanan ini torak akan merubah tekanan tersebut menjadi gaya. 2aya ini
selanjutnya diteruskan ke batang torak yang nantinya akan menyebabkan
timbulnya tenaga putar dan tenaga putar ini disebut torsi. Torsi dapat disimpulkan
sebagai berikut % Torsi F 2aya O 0engan
$pabila torsi adalah T, gaya adalah I dalam kg dan lengan adalah r dalam
meter, maka %
T F I *kg+ O r *m+
T F I O r *kg.m+
Keadaan ini berlaku jika gaya I bekerja pada lengan r tegak lurus. Pada
mesin gaya I adalah gaya yang bekerja pada batang penggerak dan lengan r
adalah poros engkol atau separuh dari langkah torak. ;ika langkah torak cukup
panjang dan tekanan pembakaran cukup tinggi, maka akan menghasilkan torsi
yang cukup besar juga.
Seperti telah diterangkan sebelumnya bah8a apabila efisiensi .olumetrik
mencapai harga yang tinggi, maka tekanan pembakaran akan tinggi pula
sedangkan harga maksimum dari efisiensi .olumetrik ini tergantung dari jenis
mesinnya. Panjang langkah torak juga akan mempengaruhi kecepatan translasi
dari torak di mana untuk langkah torak yang panjang dan untuk langkah torak
yang pendek pada suatu harga kecepatan putar tertentu akan menghasilkan
&7
kecepatan translasi yang berbeda atau untuk langkah torak yang panjang akan
lebih cepat daripada langkah torak yang pendek.
Kecepatan translasi dari torak terbatas pada suatu harga kecepatan tertentu
sehingga untuk mesin dengan langkah panjang akan menyebabkan putaran
mesinnya lebih rendah dibanding dengan mesin yang mempunyai langkah pendek.
engan adanya hubungan antara kecepatan translasi dari torak dan langkah torak,
maka bila diambil harga efisiensi .olumetrik pada kecepatan translasi piston yang
tertentu, efisiensi .olumetrik akan maksimum pada kecepatan putar yang rendah
untuk mesin langkah panjang dan pada kecepatan putar tinggi untuk mesin
langkah pendek. emikian juga dengan torsi yang dihasilkan di mana untuk mesin
dengan langkah panjang torsi maksimum dihasilkan pada putaran rendah dan
untuk mesin dengan langkah pendek torsi maksimum dihasilkan pada putaran
tinggi.
Untuk kendaraan komersil diperlukan torsi maksimum pada putaran yang
rendah. ?leh sebab itu, mesin yang digunakan adalah mesin dengan langkah
panjang. Sedangkan untuk kendaraan penumpang diperlukan kecepatan kendaraan
yang tinggi dan mesin yang digunakan adalah mesin dengan langkah perndek.
-ubungan antara kecepatan putar dengan torsi yang dihasilkan dapat dilihat pada
grafik. Pada gambar &.) dapat dilihat perbedaan antara torsi yang dihasilkan oleh
mesin kecepatan rendah dengan torsi yang dihasilkan oleh kecepatan tinggi.
&!
2ambar &.) Torsi dengan Kecepatan Putar
(omen torsi yang terjadi pada daya maksimum adalah sebagai berikut %
(t F #!9&7
n
'
*kg.cm+
imana % 5 F aya mesin maksimum *-P+
n F Putaran mesin maksimum *rpm+
2.$ Pe&akaian Bahan Bakar %.esi#ik
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bah8a untuk mendapatkan energi
panas diperlukan campuran gas yang terdiri dari udara dan bahan bakar.
Banyaknya bahan bakar yang dipergunakan untuk menghasilkan energi panas
tergantung kepada besar .olume langkah torak dan efisiensi .olumetrik atau
pengisian. /stilah pemakaian bahan bakar biasanya dikenal yang menyatakan jarak
tempuh kendaraan tiap satu liter bahan bakar. Pemakaian bahan bakar ini
&&
dipengaruhi oleh besar kecilnya .olume langkah torak dimana bila suatu
kendaraan mempunyai mesin dengan .olume langkah torak yang besar akan
menempuh jarak yang relatif lebih pendek bila dibandingkan dengan kendaraan
yang mempunyai mesin dengan langkah torak yang lebih kecil. -arga pemakaian
bahan bakar ini ber.ariasi sesuai dengan besar kecilnya .olume langkah torak.
Pemakaian bahan bakar ini jika dibandingkan dengan daya mesin yang
dihasailkan selama 8aktu tertentu dikenal dengan istilah Lpemakaian bahan bakar
spesifikM, dan bila dituliskan akan seperti ini %
Banyaknya bahan bakar yang dibakar *gr+
Pemakaian bahan bakar spesifik F
aya mesin yang dihasilkan selama 8aktu
tertentu *PS.hr+
$tau,
2ram bahan bakar
Pemakaian bahan bakar spesifik F
aya kuda . jam
-arga pemakaian bahan bakar spesifik ini untuk bermacam-macam mesin
tidaklah terlalu ber.ariasi. $ngka tersebut paling besar dipengaruhi oleh besar
kecilnya harga efisiensi panas dari mesin yang bersangkutan. $pabila harga
pemakaian bahan bakar spesifik pada suatu mesin menunjukkan angka yang besar
berarti kemampuan mesinnya sangat kecil atau sebaliknya. isamping itu angka
yang besar juga menunjukkan efisiensi mesin yang sangat rendah bila
dibandingkan dengan angka yang kecil.
&'
2ambar &.4 Kur.a Kemampuan (esin
Untuk mengetahui kemampuan dari suatu mesin misalnya daya kuda, torsi
dan pemakaian bahan bakar spesifik dapat dilihat melalui kur.a kemampuan
mesin. Setiap jenis mesin mempunyai kur.a kemampuan yang saling berbeda dan
perbedaan ini dapat dilihat melalui kur.a kemampuan masing-masing. Pada kur.a
kemampuan dapat dibaca dengan mudah harga torsi, daya kuda dan pemakaian
bahan bakar spesifik terhadap putaran mesin dimana untuk skala .ertikal
menunjukkan daya kuda dalam -P atau PS, torsi dalam kg.m dan pemakaian
bahan bakar spesifik dalam grBPS.hr. Sedangkan untuk skala mendatar atau
hori:ontal menunjukkan kecepatan putar poros engkol dalam rpm.
isamping dapat membaca harga-harga daya kuda, torsi dan pemakaian
bahan bakar spesifik, juga dapat dibaca harga maksimum dan optimumnya seperti
terlihat pada gambar &.4.
&)
2.' +ra#ik *inerja
2rafik kinerja mesin diesel untuk kendaraan kijang di dapat pada data torsi
dan daya maksimum pada putaran tertentu. Sedangkan grafik kinerja mesin
Bensin didapat dari pabrik pembuatnya. 2rafik kinerja mesin ditunjukkan pada
gambar &.9 dan gambar &.#.
2ambar. &.9 -ubungan aya dan Torsi dengan Putaran (esin Kijang iesel
&4
2ambar. &.# -ubungan aya dan Torsi dengan Putaran (esin Kijang Bensin
Kinerja dari mesin Bensin untuk suatu kendaraan sebagai contoh
ditunjukkan pada gambar &.6, sedangkan untuk mesin iesel ditunjukkan pada
gambar &.".
2ambar. &.6 Karakteristik Kinerja (esin Bensin
&9
2ambar. &." Karakteristik Kinerja (esin iesel
2.3. #radability /*e&a&.uan Di Tanjakan0
Gradability didefinisikan sebagai kemampuan kendaraaan untuk melalui
grade maksimum *tanjakan maksimum+ dengan kecepatan konstan.
I F Dsin P K <
r
K <
a
............................................................ *0it 9, hal 49+
Untuk harga P yang kecil, tan P sin P sehingga D.sin P F tan P F D.2
dengan 2 adalah grade dalam *A+.
D.sin P F D2 - I - <
r
- <
a
2 F
( )
a r
( ( )
*

!
F
*
)
net
2 F A !77
*
)
net
.................................................................. *0it 9, hal 4#+
&#
2.4. %iklus Pe&,akaran
Siklus pembakaran pada motor adalah serentetan perubahan keadaan
berturut-turut yang dialami oleh sejumlah gas, sehingga dapat kembali ke keadaan
semula baik tekanan, .olume maupun temperaturnya.
iba8ah ini dijelaskan mengenai siklus pembakaran berdasarkan %
2.4.1 %iklus (tt
Sikluis ?tto adalah suatu keliling dengan .olume tetap yang terdapat pada
motor bensin ) langkah, dimana pembakaran yang menggunakan busi. iba8ah
ini ditunjukkan diagram indikatornya.
2ambar &.!7 Siklus ?tto *iagram /ndikatornya+
2ambar &.!! Siklus ?tto
&6
Keterangan %
2aris 7 = ! % (enunjukkan langkah hisap
Pada 8aktu bergerak ke kanan, campuran bahan bakar dan udara
masuk ke dalam silinder. Karena torak dalam keadaan bergerak, maka
tekanannya pun turun sehingga lebih kecil dari tekanan udara luar,
begitupun temperaturnya. Penentuan tekanan ini tergantung pada
kecepatan aliran yang besarnya sekitar 7,64 = 7,"7 terhadap tekanan udara
luar.
2aris ! = & % 0angkah kompresi yang terjadi secara adiabatik.
2aris & = ' % 0angkah pembakaran yang terjadi pada .olume tetap
sehingga temperaturnya naik.
2aris ' = ) % 0angkah ekspansi, atau sering disebut langkah kerja yang
terjadi secara adiabatis. Pada langkah ini temperatur turun dari T
&
menjadi
T
)
yang selanjutnya gas tersebut dibuang sebagai gas buang dengan
temperatur T
)
.
2aris ) = ! % 0angkah pembuangan
Karena udara yang masuk mempunyai temperatur T
!
dan .olume 1
!
maka
seolah-olah terjadi pendinginan pada .olume tetap dari T
)
= T
!
.
2.4.2 %iklus Diesel
Proses ini terjadi pada mesin diesel ) langkah dengan putaran rendah. Pada
mesin iesel yang dihisap bukan campuran udara dan bahan bakar, melainkan
hanya udara saja. Sesaat sebelum akhir kompresi, bahan bakar disemprotkan
dalam bentuk kabut ke dalam silinder. Bahan bakar ini terbakar karena temperatur
&"
udara yang tinggi. Temperatur udara yang tinggi diperoleh karena adanya
kompresi adiabatis.
$gar bahan bakar dan udara dapat bercampur secara #omogen, maka
gerakan udara di dalam silinder harus merupakan aliran turbulen. Pembakaran
terjadi pada tekanan tetap.
Pada motor bakar iesel pemasukan panas *pembakaran+ berlangsung
pada tekanan konstan, sehingga dengan demikian disebut siklus tekanan konstan.
2ambar &.!& Siklus iesel *iagram P = 1+
2ambar &.!' Siklus iesel *iagram T = S+
Keterangan %
2aris 7 = ! % 0angkah hisap
2aris ! = & % Kompresi isentropik
2aris & = ' % Pemasukan panas pada tekanan konstan
2aris ' = ) % @kspansi isentropik
'7
2aris ) = 7 % Pembuangan panas pada .olume konstan
2aris ! = 7 % 0angkah buang
Pemasukan panas terjadi pada perubahan dari T
&
= T
'
-arga
&
'
+
+
F Q disebut pengisian
Perhitungan Thermodinamika
2ambar &.!) iagram *P = 1+ dan *T = S+ Siklus Tekanan Konstan
!. $nalisis Tingkat Keadaan Siklus
0angkah isap *7 = !+
Pada langkah isap ini hanya udara saja di hisap masuk ke dalam. Udara
yang masuk ke dalam silinder di anggap sebagai gas ideal dengan persamaan %
P1 F n <T
Untuk T konstan, maka n F !
;adi P
!
1
!
F < T
!
imana %
< F Konstanta gas untuk udara
F 4',') lb ftBmol
7
<
'!
Sehingga diperoleh .olume spesifik *1
!
+ dari persamaan %
1
!
F
!
!
P
, (
*ft
'
Blb udara+
0angkah kompresi *! = &+
Proses ini berlangsung secara isentropik dengan persamaan %
!
&
,
,
...............................................................................F
!
&
!

,
_

!
+
+
dan
!
&
P
P
F
!
+
+

,
_

&
!
.................................................................... *0it ), hal &7#+
T
&
F T
!

!
&
!

,
_

!
+
+
ari tabel gas dapat ditentukan tingkat keadaan & pada T
&
Pemasukan pemasukan panas pada tekanan konstan *& = '+
&
& &
,
+ P
F
'
' '
,
+ P
T F T
&

,
_

&
'
+
+
Untuk mengetahui tingkat keadaan ' digunakan persamaan energi yang
diterapkan pada sistem yang di analisa seperti terlihat pada gambar &.!).
'&
2ambar &.!4 Keseimbangan @nergi Pada Sistem Torak Silinder Pada Saat
Pemasukan Panas
/dealisasi yang digunakan pada proses ini adalah %
o 2esekan diabaikan
o Proses pembakaran berlangsung adiabatik
o Perubahan energi kinetik diabaikan
o Perubahan energi potensial diabaikan
Persamaan energi tersebut adalah %
U
&
K
-
+ P
& &
K @k
&
K @p
&
K N K
-
*
F U
'
K
-
+ P
' '
K @k
'
K @p
'
imana %
DBj F Kerja yang dilakukan sistem *BTUBlb+
j F Iaktor kon.ersi F ##6 lbf ftBBTU
engan idealisasi yang diterapkan, maka persamaan energi di atas menjadi %
U
&
F
-
*
F U
'
Kerja yang dilakukan sistem adalah %
-
*
F
( )
-
+ + P
& ' '

(aka persamaan energi menjadi %
U
'
K
-
+ P
' '
F U
&
K
-
+ P
& '
atau h
'
F U
&
K
-
+ P
& &
Sedangkan U
&
F U
S&
K U
bb
imana %
''
U
S&
F @nergi dalam udara sensibel
U
bb
F @nergi dalam bahan bakar
engan persamaan energi serta menggunakan $uel.air ratio *IB$+,
diperoleh tingkat keadaan '.
0angkah ekspansi isentropik *' = )+
Pada proses ini berlaku hubungan %
'
)
,
,
F
!
)
'

,
_

!
+
+
dan
'
)
P
P
F
!
+
+

,
_

)
'
Sehingga di dapat T
)
T
'

!
+
+

,
_

)
'
ari T
)
dapat ditentukan tingkat keadaan ).
Proses pembuangan panas pada .olume konstan *) = !+
Pada proses ini terjadi pembuangan panas pada .olume konstan, dengan
asumsi konstanta gas untuk udara *<+ adalah konstan, sehingga berlaku
persamaan %
)
)
,
P
F
!
!
,
P
T
)
F T
!

,
_

!
)
P
P
ari T
)
yang diketahui maka dapat ditentukan tingkat keadaan ), dan dari
seluruh tingkat keadaan yang telah diketahui maka dapat ditentukan besarnya
panas yang masuk dan keluar siklus yaitu dengan persamaan sebagai berikut%
- ;umlah Pemasukan Panas
N
in
F N
&-'
F m *h
'
= h
&
+
F m >p *T
'
= T
&
+
')
- ;umlah Pengeluaran Panas
N
out
F N
)-!
F m *u
)
= u
!
+
F m >. *T
)
= T
!
+
- Kerja 5etto *D
net
+
D
net
F N
in
- N
out
F m *h
'
= h
&
+ - m *u
)
= u
!
+
F m >p *T
'
= T
&
+ - m >. *T
)
= T
!
+
- @ffisiensi Thermal Siklus iesel *C
th
+
C
th
F
in
net
&
*
F

in
out in
&
& &
!77 A
F ! -

in
out
&
&
!77 A
F ! -
( )
( )
& '
! )
, , Cp
, , Cv

F ! -
( )
( )

!
! B
' &
! ) !
, ! ,
, , ,
!77 A
F ! -
( )

1
1
]
1

!
! !
!
c
!
c
!
r !
r
r
!77 A
'4
&. Iraksi 2as -asil Pembakaran
Sesudah langkah pembuangan, maka .olume gas hasil pembakaran yang
tertinggal dalam silinder sebesar 1
&
. engan demikian jumlah hasil pembakaran
yang tertinggal dalam silinder adalah %
f F
)
&
+
+
'. Perbandingan Bahan Bakar Udara *IB$+
)uel.air ratio motor bakar iesel berkisar antara 7,7& = 7 74. jika lebih
dari 7,74 akan mengakibatkan pembakaran tidak sempurna. )uel.air ratio yang
tepat diperlukan untuk mendapatkan %
- aya maksimum
- Pemakaian bahan bakar yang ekonomis
Perbandingan antara udara yang dibutuhkan untuk pembakaran dengan
udara teoritis disebut dengan koefisien excess air *R+ yang dapat di nyatakan
dalam rumus %
R F

,
_

7
A
A
imana %
R F Koefisen excess air *faktor kelebihan udara+
$ F Udara yang sebenarnya dibutuhkan *kg+
$
7
F Udara teoritis *kg+
'9
<eaksi pembakaran fluida kerja dapat dirumuskan %
>
!9
-
'7
K &',4 ?
&
K 66,) 5
&
!9>?
&
K !4 -
&
? K 66,) 5
&
ari reaksi kimia di atas dapat dibaca bah8a %
! lb mol >
!9
-
'7
membutuhkan &',4 lb mol ?
&
dan 66,) lb mol 5
&
,
sedangkan &&& lb mol >
!9
-
'7
membuthkan #4& lb ?
&
K &)#4 lb 5
&
.
Untuk mengetahui perbandingan udara dengan bahan bakar *air.$uel ratio+
digunakan rumus %
)
A
F
,
_

ba!ar ba#an lbm


udara lbm

). Kerja /deal Persiklus
D
ideal
F D
!-&
K D
'-)
F *U
'
= U
)
+ = *U
&
= U
!
+............................................... *0it &, hal &!+
4. Kerja /ndikator Persiklus
Kerja indiktaor adalah kerja sebenarnya dari siklus yang dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan %
D
ind
F D
id
O Id................................................................... *0it ), hal 44+
imana % Id F Iaktor diagram
9. Kerja @fektif
Kerja efektif adalah kerja yang keluar dari poros motor. Kerja efektif
dihitung dengan persamaan %
D
eff
F D
ind
O C
m
.................................................................. *0it ), hal 9!+
#. Tekanan @fektif <ata-rata /ndikator
'#
P
ind rata-rata
F
& !
+ +
*
ind

............................................................... *0it ), hal 9!+


6. Tekanan @fektif <ata-rata dari Poros *P
eff rata-rata poros
+
P
eff rata-rata poros
F P
ind rata-rata
O C
m
................................................... *0it ), hal 9!+
". @ffisiensi Thermal /deal *C
th ideal
+
C
th ideal
F
bb
ideal
&
*
....................................................................... *0it #,
hal 6+
imana % N
bb
F ;umlah kalor yang diberikan oleh bahan bakar
!7. @ffisiensi Thermal /ndikator *C
th ind
+
C
th ind
F C
th id
O Id.................................................................. *0it ), hal 44+
!!. @ffisiensi Thermis @fektif *C
th eff
+
C
th eff
F C
th ind
O C
m
................................................................ *0it ), hal 44+
!&. Pemakaian Bahan Bakar Spesifik *S
fc
+
Pemakaian bahan bakar spesifik *S
fc
+ pada motor ini dinyatakan sebagai
ukuran ekonomis dalam pemakaian bahan bakar.
S
fc
F
eff th
L/+
0
.......................................................... *0it ), hal 9&+
imana %
K F Iaktor kon.ersi satuan
0-1 F 5ilai kalor rendah dari bahan bakar *BTUBlb+
2.4.3 %iklus %a,hate
'6
Proses ini merupakan gabungan antara proses .olume tetap *siklus ?tto+
dengan proses tekanan tetap *siklus iesel+, yang digunakan pada mesin iesel
putaran tinggi. Pembakaran terjadi pada .olume tetap yang di susul dengan
pembakaran pada tekanan tetap. -al ini terjadi karena adanya putaran tinggi
*cepat sekali+, sehingga tidak hanya pada tekanan melainkan di dahului dengan
pembakaran pada .olume tetap. iagram indikatornya seperti ditunjukkan pada
gambar &.!9.
2ambar &.!9 Siklus Sabhate *iagram /ndikatornya+
Keterangan %
2aris 7 = ! % (enunjukkan langkah hisap *tekanan konstan+
2aris ! = & % 0angkah kompresi yang terjadi secara adiabatik
2aris & = ' % 0angkah kerja *ekspansi+ pada .olume tetap
2aris ' = ) % 0angkah kerja *ekspansi+ pada tekanan tetap
2aris ) = 4 % 0angkah kerja yang terjadi secara adiabatik
2aris 4 = 7 % 0angkah buang
'"
2ambar &.!# Siklus Sabhate
&
!
+
+
F > dan disebut perbandingan kompresi
&
)
+
+
F Q disebut pengisian
&
'
P
P
F p disebut perbandingan tekanan
Pa F Tekanan udara luar
C
th
F
S S S
! !
& !
&
&
&
& &
&
&
&


N
&
F 2 . >. *T
'
= T
!
+
N
!
T
F 2 . >. *T
'
= T
&
+
N
&
M
F 2 . >. *T
)
= T
'
+
C
th
F
( )
( ) ( )
& ' ' )
! 4
!
, , Cv , , Cv
, , Cv
+

)7
F
( ) ( )
& ' ' )
! 4
!
, , , , !
, ,
+

ari T
!
= T
&
berlaku %
T
!
= 1
!
F T
&
= 1
&
k-!
T
!
F *1
&
B1
!
+
k-!
.T
'
ari T
&
= T
'
berlaku %
'
'
&
&
,
P
,
P

T
'
F
& &
&
'
. . , ,
,
P

ari T
'
= T
)
berlaku %
'
'
)
)
+
,
+
,

T
)
F
& '
'
)
. . , ,
+
+

ari T
)
= T
4
berlaku %
T
)
= 1
)
k-!
= T
4
1
4
k-!
T
4
-
)
!
4
)
.,
+
+
!

,
_

T
4
F
)
!
!
)
.,
+
+
!

,
_

sedangkan
C +
+
+
+
+
+

&
)
!
&
!
)
T
4
F ( )
& ! )
!
. . . ,
C
,
C
!
!
!

C
th
F
( ) ( )
& ' ' )
! 4
, , , , !
, ,
+

F
( )
( ) ( )
& &
!
!
!
, , C
!
p
+

F
( ) ( ) [ ] ! !
!
!
+

! C
!
!
)!
;adi rendemen thermis %
C
th
F
( ) ( ) [ ] ! !
!
!
+

! C
!
!
Pada proses ini perlu diperhatikan bah8a P
'
dan T
)
merupakan tekanan
tertinggi dan temperatur tertinggi.
2.15. Ukuran6Ukuran Uta&a Mtr
1olume langkah total
Bhp F
C
1 n +d Pe
1d F
1 n Pe
C #p

imana %
Bhp F rea! #orse po2er *lbf ftBs+
Pe F Tekanan efektif rata-rata *lbfBin
&
+
1d F 1olume langkah *in
'
+
J F ;umlah silinder *buah+
n F Putaran motor *rpm+
> F Konstanta
F & untuk motor ) langkah
2.11. Pe&ilihan Bahan Bakar
)&
Bahan bakar untuk motor iesel putaran tinggi biasanya menggunakan
bahan bakar minyak ringan Llig# diesel $uelM dengan sifat-sifat %
o Spesi$i! gra$ity F 7,6 = 7,6#
o Delay periode yang pendek yang mempunyai cetane number
F )7 = 97
o 1iskositas F '4 = !#4 pada !77
7
> F &!&
7
I F 9#&
7
<
BAB III
ANALI%A THE)M(DINAMI*A
3.1. %iklus (TT(
iagram dan tekanan .olume ideal untuk mesin ?tto ) langkah dapat
dilihat pada gambar '.!.
2ambar '.!. Siklus Udara ?tto
)'
Keterangan gambar %
7 = ! % 0angkah hisap berlangsung pada tekanan konstan
! = & % 0angkah kompresi, proses isentropis
& = ' % Proses pembakaran pada .olume konstan
' = ) % 0angkah kerja proses isentropis
) = ! % Proses pembuangan pada .olume konstan
! = 7 % 0angkah buang pada tekanan konstan
Sebelum melakukan perhitungan thermodinamika ini, perlu ditetapkan
besaran-besaran yang perlu antara lain %
- Tekanan masuk fluida kerja % !),# psia
- Tekanan gas buang keluar % !),# psia
- 0-1 bahan bakar * >
6
-
!6
+ % !"&47 BtuBlb..*0it ), hal 9&+
- Temperatur udara masuk % '7
7
> F 69
7
I F 4)9
7
<
- Perbandingan kompresi % ",7 % !UU. .*0it 4, hal &7+
- Berat udara % ! lb
iba8ah ini akan dilakukan perhitungan pada tiap langkah dan proses %
Langkah Isa. /5 7 10
T
7
F 69
7
I F 4)9
7
<
P
7
F ! atm F !),# psia
Kondisi titik ! %
T
!
F T
7
K V
t
imana %
))
T
!
F Temperatur fluida pada akhir langkah kompresi.
V
t
F Kenaikan temperature karena adanya gesekan antara fluida kerja
dengan dinding silinder serta saluran masuk yang temperaturnya
lebih besar yang berkisar !7 = &7
7
>.
V
t
F &7
7
> *diambil+
V
t
F "B4 . > K '&
F !,6 .&7 K'&
F 4)
7
I
(aka %
T
!
F 69 K 4) F !)
7
I K )97 F 977
7
<
1olume spesifik *1
!
+ ditentukan dari %
1
!
F
!
!
P
, (
imana %
< F konstanta gas untuk udara.......................................... *0it 4, hal &9+
F 4',') lb.ftBmol
7
<
T
!
F 977
7
<
P
!
F !),# psia
(aka %
1
!
F
!)) # , !)
977 ') , 4'

F !4,!& ft
'
Blb udara
)4
engan menggunakan tabel B." *lampiran+, berbagai sifat thermodinamika untuk
udara *Dilliam >.<eynold, Thermodinamika Teknik+ untuk T
!
F 977
7
<, didapat
harga %
U
!
F !7&,' BtuBlbm
Pr
!
F &,7
h
!
F !)',4 BtuBlbm
Langkah *&.resi8 Isentr.is /1 7 20
r F
&
!
+
+
atau 1
&
F
r
+
!
imana %
r F Perbandingan kompresi
F ",7 *direncanakan+
(aka %
1
&
F
"
!& , !4
F !,96 ft
'
Blb
!
&
,
,
F
!
&
!

,
_


+
+
T
&
F T
!
!
&
!

,
_


+
+
F 977 ( )
! ) , !
"

F !))4
7
<
ari tabel B." *lampiran+ diperoleh untuk T
&
F !))4
7
< %
)9
h
&
F '4),6 BtuBlbm
Pr
&
F )6,&
U
&
F &44,6 BtuBlbm
Kerja yang dilakukan selama proses ini adalah *D
!-&
+
alance energi %
N FU K D
N F 7 *adiabatis+
Sehingga %
D F - U
D
!-&
F - *U
&
= U
!
+ BtuBlbm
F - *&44,6 = !7&,'+ BtuBlbm
F - !4' BTU
Prses Pe&,akaran .a!a 1lu&e *nstan /2 7 30
1
'
F 1
&
1
'
F U
&
K U
c
imana %
U
c
F @nergi hasil pembakaran bahan bakar
F !!94 *! = f+................................................................ *0it !, hal "9+
I F (esidual combustion product, f F 7,! lb
)#
U
c
F !!94 *! = 7,!+ F !7)6,4 Btu
Sehingga %
U
'
F &44,6 K !7)6,4 F !'7),' Btu
Untuk 1
'
F !,96 ft
'
dan U
'
F !'7),' Btu dari tabel B."
T
'
F )677
7
<
P
'
F !&77 psia
Panas pembakaran %
N
&-'
F U
'
= U
&
F !'7),' = &44,6
F !7)6,4 Btu
Langkah *erja8 Isentr.is /3 7 40
1
)
F 1
!
F !4,!&
)
'
,
,
F
!
'
)

,
_


+
+
T
)
F T
'

!
!
&

,
_


+
+
F )677
) , 7
"
!

,
_

F !""',&
7
<
ari tabel B." didapat U
)
F #'9 BtuBlbm
Kerja pada proses ini adalah %
N F U K D
N F 7 *adiabati!+
Sehingga %
)6
D
'-)
F - U
F - *U
)
= U
'
+
F - *#'9 = !'7),'+
F 496,' Btu
Prses Pengeluaran kalr .a!a 1lu&e *nstan /4 7 10
N F U K D
D F 7 *iso.olum+
N F U
N F - *U
!
= U
)
+
N F - *!7&,' = #'9+
N F 9'',# Btu
Kerja ideal *D
id
+ %
D
id
F - D
!-&
K D
'-)
F - !4' K 496,'
F )!4,' Btu
Kerja /ndikator *D
ind
+ %
D
ind
F *67 = "7+ A . D
id
F 67A . D
id
F 7,6 . )!4,'
F ''&,&) Btu
Kerja @fektif *D
eff
+ %
D
eff
F D
ind
. C
m
)"
imana %
C
m
F *#7 = 67+ A
F 67A *diambil+
D
eff
F ''&,&) . 7,6
F &94,6 Btu
@ffisiensi Thermal /deal *C
th.id
+
@ffisiensi thermal ideal di definisikan sebagai perbandingan kerja ideal
dengan jumlah kalor yang dihasilkan oleh panas pembakaran bahan bakar.
C
th.id
F
A !77
bb
id
&
*
imana %
N
bb
F *! = f+ . IB$ . 0-1
f F 7,! lb
N
bb
F *! = 7,!+ . 7,7974 . !"&47 *BTU+
F !7)6,!94 Btu
(aka %
C
th.id
F
A !77
!94 , !7)6
' , )!4

F '",9 A
@ffisiensi Thermal /ndikator *C
th.ind
+
C
th.ind
F 7,64 . C
th.id
...................................................................*0it !, hal &"9+
F 7,64 . '",9
F '',# A
@ffisiensi Thermal @fektif *C
th.eff
+
47
C
th.eff
F C
th.ind
. C
m
F '',# . 67 A
F &# A
@ffisiensi 1olumetris *C
.
+
C
.
F
t
a
m
m
...............................................................................*0it 6,hal '7+
imana %
m
a
F berat udara actual
F 7," lb.......................................................................... *0it !, hal "9+
m
t
F berat udara teoritis pada kondisi atmosfir
m
t
F
, (
+ P

......................................................................... *0it 4, hal '!+


imana %
P F !),# psia
1 F 1
!
= 1
&
F !4,!& = !,96
F !',)) ft
'
< F 4',') ftlbBlb
7
<
T F 4)9
7
<
(aka berat udara teoritis pada kondisi atmosfir *m
t
+ %
m
t
F
!))
4)9 ') , 4'
)) , !' # , !)

F 7,"## lb
an %
4!
C
.
F
A !77
"## , 7
" , 7

F "&,! A
Tekanan <ata-<ata /ndikator *P
ind
+
P
ind
F
& !
+ +
*
ind

imana %
D
ind
F ''&,&) Btu
F ''&,&) O ##6 *ft.lb+
F &46)6&,#& ft.lb
F '!7!#"&,9) in.lb
1
!
- 1
&
F !',)) ft
'
F !',)) O !#&6 in
'
F &'&&),'& in
'
(aka %
P
ind
F
'& , &'&&)
9) , '!7!#"&
'
.
in
lb in
F !') psia
Tekanan @fektif <ata-<ata *Pe+
Pe F P
ind
O C
m
F !') O 7,#
F "',6 psia
F 9,4 kgBcm
&
Pemakaian Bahan Bakar Spesifik *S
fc
+
4&
S
fc
F
e$$ t#
L/+
.
&4)4

F
&# , 7 !"&47
&4)4

F 7,)6" lb
bb
B-P.jam
F 7,&&& kg
bb
B-P.jam
Pemakaian Bahan Bakar *Be
T
+
Be
T
F

$c
S
imana %
W F 7,6 *bensin+
(aka %
Be
T
F
6 , 7
&&& , 7
F 7,&##4 0iterB-P.jam
Be
T
F 7,&##4 O 5
e
*0iterBjam+
3.2. %iklus %a,hate
Pada motor bakar iesel putaran tinggi pemasukan panas *pembakaran+
berlangsung pada tekanan dan sebagian pada temperarur konstan, atau disebut
siklus tekanan terbatas.
4'
2ambar '.&. iagram P = 1 Siklus Tekanan Terbatas
Keterangan gambar %
7 = ! % 0angkah isap
! = & % Kompresi isentropik
& = 'a % Pemasukan kalor pada .olume konstan
'a = ' % Pemasukan kalor pada tekanan konstan
' = ) % 0angkah ekspansi
) = ! % 0angkah buang
iba8ah ini akan dibahas analisis tingkat keadaan siklus %
Langkah isa. /5 7 10
Pada langkah isap ini, hanya udara saja yang di hisap masuk ke dalam
silinder. Udara yang masuk ke dalam silinder di anggap sebagai gas ideal dengan
persamaan %
P1 F n <T
Untuk T konstan, maka n F ! jadi P
!
1
!
F <
!
T
!
4)
imana %
< F Konstanta gas untuk udara...................................... *0it 4, hal &9+
F 4',') lbftBmol
7
<
1
!
F
P
, (
! !

F
!)) B # , !)
4)7 B ') , 4'
&
7 7

in lb
( ( mol lb$t
F !',97# ft
'
Blbm
engan menggunakan tabel B."*lampiran+, berbagai sifat
thermodinamika untuk udara *Dilliam >.<eynold, Thermodinamika Teknik+
didapat harga %
U
!
F "&,7 BtuBlbm
Langkah *&.resi /1 7 20
P
!
.1
!
F P
&
. 1
&
k
P
&
F P
!
. ( )
!
+ +
& !
B
F !),# *&&+
!,)
F !!!',4) psia
T
!
.1
!
k-!
F T
&
. 1
&
k-!
T
&
F T
!

! ) , !
&
!

,
_

+
+
F 4)7
7
< . *&&+
!,)-!
44
F !64",'4
7
<
F !697
7
<
1
&
F
r
+
!
F
&&
97# , !'
F 7,9& ft
'
Blbm
ari tabel B." *lampiran+ didapat %
U
&
F ''6,9! BtuBlbm
Prses Pe&,akaran .a!a 1lu&e Teta. /2 7 3a0
Perbandingan kompresi %
p F
&
'
P
P
a
imana % p *perbandingan tekanan+ F *!,4 X !,6+ di ambil p F !,9
(aka %
P
'a
F P
&
. p
F !!!',4) O !,9
F !#6!,99 psia
p F
&
'a
&
'
T
T

P
P
a
T
'a
F T
&
O p
F !697
7
< O !,9
F &"#9
7
<
ari tabel B." *lampiran+ didapat %
49
U
'a
F 4#",# BtuBlbm
Prses Pe&,akaran .a!a Tekanan Teta. /3a 7 30
imana %
P
'a
F P
'
F !#6!,99 psia
'
'
+
,
F
a
a
+
,
'
'

T
'
F
a
a
x,
+
+
'
'
'
F Q . p . T
&
p F *perbandingan tekanan+ F !,9
Q F *perbandingan .olume pembakaran+
;adi %
Q F ! K
9 , ! ) , !
!

p
F ! K
&) , &
! 9 , !
F !,&96
(aka %
T
'
F !,&96 O !,9 O !697
7
<
F '##',49
7
<
a
+
+
'
'
F
&
'
+
+
F Q
1
'
F 1
&
O Q
F 7,9& O !,&96
F 7,#6 ft
'
Blb
4#
Langkah Eks.ansi /3 7 40
P
'
. 1
'
k
F P
)
O 1
)
k
P
)
F P
'

!
+
+

,
_

)
'
F P
'

!
+
+
+
+
1
]
1

)
&
&
'
F P
'

!
r
1
]
1


!
F P
'

!

,
_

!
imana % k F *expansion exponen+ F !,)
Y F *expansion ratio+ F
!#,'4
!,&96
&&

r
(aka %
P
)
F !#6!,99 psia O
) , !
'4 , !#
!

,
_

F '&,#" psia
T
'
. 1
'
k-!
F T
)
. 1
)
k-!
T
)
F T
'
O
!
)
'

,
_

!
+
+
F '##',49
7
< O
! ) , !
97# , !'
#6 , 7

,
_

F !&7&,)"
7
<
46
ari tabel B." *lampiran+ didapat %
U
)
F &7"," BtuBlbm
1
)
F 1
!
F !',97# ft
'
Blbm
;umlah Pemasukan Panas
N
in
F >. O *T
'a
= T
&
+ K >p O *T
'
= T
'a
+
F 7,!#! O *&"#9 = !697+ K 7,&) O *'##',49 = &"#9+
F '6&,&) BtuBlbm
;umlah Pengeluaran Panas
N
out
F >. O *T
)
= T
!
+
F 7,!#! BtuBlbm O *!&7&,)"
7
< = 4)7
7
<+
F !!',&6 BtuBlbm
Kerja 5etto *D
net
+
D
net
F N
in
- N
out
F '6&,&) = !!',&6
F &96,"9 BtuBlbm
@ffisiensi Thermal Siklus iesel *C
th
+
C
th
F
in
net
&
*
C
th
F
&) , '6&
"9 , &96
C
th
F 7,#7'
C
th
F #7,' A
4"
Pemilihan Perbandingan Bahan Bakar Udara *IB$+
Pada perencanaan ini harga R di asumsikan, dimana R F !,), artinya jumlah
udara yang sebenarnya dibutuhkan !,) kali dari jumlah udara teoritis.
Perbandingan udara bahan bakar *$BI+. didapat dari %
)
A
F lbm udara B lbm bahan bakar
F
&&&
&)#4 #4& +
F !),4'9
engan mengambil harga R F !,), maka harga $BI F !,) O !),4'9 F
&!,#47) lbm udaraBlbm bahan bakar. ;adi IB$ F 7,7)9
Kerja /deal Persiklus *D
id
+
D
id
F D
!-&
K D
&-'
K D
'-)
K D
)-!

imana %
D
!-&
F U
!
= U
&
F *"& = ''6,9!+
F - &)9,9! BtuBlbm
D
&-'
F P
'

,
_


3
4 4
& '
imana % ; F faktor kon.ersi F ##6 ft.lbBBtu
(aka %
97
D
&-'
F !#6!,99
,
_


##6
9! , ''6 # , 4#"
F 44&,!! BtuBlbm
D
'-)
F U
'
= U
)
F 4#",# = &7","
F '9",6 BtuBlbm
D
)-!
F 7
(aka %
D
id
F -&)9,9! K 44&,!! K '9",6 K 7
F 9#4,' BtuBlbm
Kerja /ndikator Persiklus *D
ind
+
D
ind
F D
id
O I
d
dimana % I
d
F faktor diagram
F 9#4,' O 7,6 F 7,6
F 4)7,&) BtuBlbm
Kerja @fektif *D
eff
+
D
eff
F D
ind
O C
m
F 4)7,&) O 7,6
F )'&,& BtuBlbm
@ffisiensi Thermal /deal *C
th.id
+
C
th.id
F
bb
id
&
*
N
bb
F 0-1 O perbandingan bahan bakar
F !6&&7 O 7,7)9
F 6'6,!& BtuBlb
9!
(aka %
C
th.id
F
A !77
!& , 6'6
' , 9#4

F 67,4 A
@ffisiensi Thermal /ndikator *C
th.ind
+
C
th.ind
F C
th.id
O faktor diagram
F 7,674 O 7,6
F 7,9)
F 9) A
@ffisiensi Thermal @fektif *C
th.eff
+
C
th.eff
F C
th.ind
O C
m
F 7,9) O 7,6
F 7,4!
F 4! A
Tekanan @fektif <ata-<ata /ndikator *P
ind
+
P
ind
F
& !
+ +
*
ind

F
!))
##6
9& , 7 97# , !'
&) , 4)7

F &&),69 psia
Tekanan @fektif <ata-<ata Poros *P
e
+
P
e
F P
ind
O C
m
F &&),69 O 7,6
F !#",66 psia
F !#",66 O 7,7#7' kgBcm
&
9&
F !&,9) kgBcm
&
Pemakaian Bahan Bakar Spesifik *Be+
Be F
e$$ t#
L/+
!
.

F
4! , 7 !6&&7
&4)4

F 7,&#) lbB-P.jam
F 7,!&) kgB-P.jam
Pemakaian Bahan Bakar *Be
T
+
Be
T
F

imana %
W F berat jenis bahan bakar
F 7,6& *solar+
(aka %
Be
T
F
6& , 7
!&) , 7
F 7,!4! literB-P.jam
Be
T
F 7,!4! O 5e *literBjam+
3.3. Pe&,ahasan
ari analisa perhitungan thermodinamika yang telah dilakukan didapat
bah8a %
9'
!. Tekanan efektif rata-rata *Pe+ pada motor Bensin adalah sebesar
9,4 kgBcm
&
, sedangkan tekanan efektif rata-rata *Pe+ yang terjadi pada
motor iesel adalah sebesar !&,9) kgBcm
&
.
&. Pemakaian bahan bakar yang di dapat pada motor Bensin adalah
sebesar 7,&&& kgB-pjam, sedangkan pemakaian bahan bakar yang di
dapat pada motor iesel adalah sebesar 7,!&) kgB-P.jam.
BAB I1
ANALI%I% P)E%TA%I M(T() BEN%IN DAN M(T() DIE%EL
alam menganalisa prestasi motor Bensin dan motor iesel diperlukan
data-data pendukung. ata pendukung didapat dari hasil sur.ey.
3.1. Data Untuk Analisis
- ;enis kendaraan
Toyota Kijang Baru *!""#+
- (odelBTipe Kendaraan
(odel (inibus 0Z Tipe 0SZ
9)
- aya (aksimum Ps *kD+Brpm
Bensin % 67 *46,6+B)677
iesel % 6' *9!+B)&77
- Torsi (aksimum *kgf.mBrpm+
Bensin % !).'B&677
iesel % !9.4B&)77
- Tipe Transmisi % 246
- 2ear <atio
/. '."&6 //. &.!)& ///. !.'"# /1. !.777 1. 7.64!
<. ).#)'
- Iinal ri.e <atio
Bensin % ).##6
iesel % ).!
- Berat Kosong Kendaraan
Bensin % !''4 kgf
iesel % !)44 kgf
- ;arak Dheelbase *0+
Bensin % &947 mm
iesel % &947 mm
- Tinggi Titik Berat Kosong *h+
Bensin % 946.& mm
iesel % 9&).9 mm
- ;arak Titik Berat dari Poros epan
94
Bensin % !.&67') m
iesel % !.!949) m
- Tinggi Centre 5$ Pressure % 9#!.7)
- Berat Pengendara % Dp F 94 kgf
- Koefisien $dhesi ;alan ban % m F 7.6
- Koefisien 2aya $erodinamis
>

F 7.'6 [ >
0
F !.&' kgBm
'
-
0uas Irontal Kendaraan % $
f
F &.!6) m
&
-
(assa ;enis Udara % r F !.&' kgmBm
'
-
iameter @fektif Ban % de F 7.9& m
-
iameter Piston % 97,)4 mm
-
0angkah Piston % #' mm
3.1. *e9e.atan *en!araan
4.2.1. *e9e.atan *en!araan *ijang Bensin
1 F


tot
e
i
r n '6 , 7
*! - B+..................................................... *0it 9, hal 47+
imana %
n
e
F Putaran mesin F )677 rpm
r F ;ari-jari ban F 7,'! m
i
tot
F Gear ratio O $inal drive ratio
B F Slip pada roda *& X 4+ A
F 7,7' *diambil+
99
(aka %
Kecepatan kendaraan pada gigi ! *1
!
+ %
1
!
F
( ) 7' , 7 !
##6 , ) "&6 , '
'! , 7 )677 '6 , 7


F &",&&) kmBjam
F 6,!!6 mBdet
Kecepatan kendaraan pada gigi & *1
&
+ %
1
&
F
( ) 7' , 7 !
##6 , ) !)& , &
'! , 7 )677 '6 , 7


F 4',4" kgBjam
F !),669 mBdet
Kecepatan kendaraan pada gigi ' *1
'
+ %
1
'
F
( ) 7' , 7 !
##6 , ) '"# , !
'! , 7 )677 '6 , 7


F 6&,!# kgBjam
F &&,6&4 mBdet
Kecepatan kendaraan pada gigi ) *1
)
+ %
1
)
F
( ) 7' , 7 !
##6 , ) 777 , !
'! , 7 )677 '6 , 7


F !!),#"& kgBjam
F '!,66# mBdet
Kecepatan kendaraan pada gigi 4 *1
4
+ %
1
4
F
( ) 7' , 7 !
##6 , ) 64! , 7
'! , 7 )677 '6 , 7


9#
F !'),6" kgBjam
F '#,)# mBdet
4.2.2. *e9e.atan *en!araan *ijang Diesel
1 F


tot
e
i
r n '6 , 7
*! - B+..................................................... *0it 9, hal 47+
imana %
n
e
F Putaran mesin F )&77 rpm
r F ;ari-jari ban F 7,'! m
i
tot
F Gear ratio O $inal drive ratio
B F Slip pada roda *& X 4+ A
F 7,7' *diambil+
(aka %
Kecepatan kendaraan pada gigi ! *1
!
+ %
1
!
F
( ) 7' , 7 !
! , ) "&6 , '
'! , 7 )&77 '6 , 7


F &",6 kmBjam
F 6,&6 mBdet
Kecepatan kendaraan pada gigi & *1
&
+ %
1
&
F
( ) 7' , 7 !
! , ) !)& , &
'! , 7 )&77 '6 , 7


F 4),94 kmBjam
F !4,!6 mBdet
Kecepatan kendaraan pada gigi ' *1
'
+ %
1
'
F
( ) 7' , 7 !
! , ) '"# , !
'! , 7 )&77 '6 , 7


96
F 6',#) kmBjam
F &',&#4 mBdet
Kecepatan kendaraan pada gigi ) *1
)
+ %
1
)
F
( ) 7' , 7 !
! , ) 777 , !
'! , 7 )&77 '6 , 7


F !!#,74 kmBjam
F '&,4!) mBdet
Kecepatan kendaraan pada gigi 4 *1
4
+ %
1
4
F
( ) 7' , 7 !
! , ) 64! , 7
'! , 7 )&77 '6 , 7


F !'#,44 kmBjam
F '6,& mBdet
4.3. $ir %esistance /+a-a Ha&,at Angin0
<a F
( )
&
4 , 7
a ! $ d
+ + A C
............................................ *0it 9, hal 4!+
imana %
\ F (assa jenis udara F 7,!&' kgdet
&
Bm
)
>
d
F Koefisien gaya aerodinamik F 7,'6
$
f
F 0uas frontal kendaraan F &,!6) m
&
1
k
F Kecepatan kijang BensinBiesel
9"
1
a
F Kecepatan aerodinamik *!7 X !&+ kmBjam
F !& kmBjam *diambil+
F ',''' mBdet
(aka %
Air (esistance Kijang Bensin %
<a pada 1
!
F ( )
&
''' , ' !!6 , 6 !6) , & '6 , 7 !&' , 7 4 , 7
F 7,74! *),#64+
&
F !,!# kg
<a pada 1
&
F 7,74! *!),669 = ','''+
&
F 9,67# kg
<a pada 1
'
F 7,74! *&&,6&4 = ','''+
&
F !",'#9 kg
<a pada 1
)
F 7,74! *'!,66# = ','''+
&
F )!,46& kg
<a pada 1
4
F 7,74! *'#,)# = ','''+
&
F 4",)'& kg
Air (esistance Kijang iesel %
<a pada 1
!
F 7,74! *6,&6 = ','''+
&
F !,&4 kg
<a pada 1
&
F 7,74! *!4,!6 = ','''+
&
F #,!9& kg
<a pada 1
'
F 7,74! *&',&#4 = ','''+
&
F &7,&6& kg
#7
<a pada 1
)
F 7,74! *'&,4!) = ','''+
&
F )',)&6 kg
<a pada 1
4
F 7,74! *'6,& = ','''+
&
F 9&,77! kg
ari perhitungan didapat bah8a, semakin besar kecepatan maka semakin
besar pula hambatan udaranya.
4.4. +a-a Angkat Aer!ina&ik
<e F
( )
&
4 , 7
a ! $ l
+ + A C
............................................. *0it 9, hal 4&+
imana %
\ F (assa jenis udara F 7,!&' kgdet
&
Bm
)
>
l
F Koefisien gaya aerodinamik F 7,&9'
$
f
F 0uas frontal kendaraan F &,!6) m
&
1
k
F Kecepatan kijang BensinBiesel
1
a
F Kecepatan aerodinamik *!7 X !&+ kmBjam
F !& kmBjam *diambil+
F ',''' mBdet
(aka %
2aya $ngkat $erodinamik Kijang Bensin %
<e pada 1
!
F ( )
&
'' , ' !!6 , 6 !6) , & &9' , 7 !&' , 7 4 , 7
#!
F 7,7'4' *6,!!6 = ','''+
&
F 7,6 kg
<e pada 1
&
F 7,7'4' *!),669 = ','''+
&
F ),#!& kg
<e pada 1
'
F 7,7'4' *&&,6&4 = ','''+
&
F !',)!& kg
<e pada 1
)
F 7,7'4' *'!,66# = ','''+
&
F &6,#6! kg
<e pada 1
4
F 7,7'4' *'#,)# = ','''+
&
F )!,!'9 kg
2aya $ngkat $erodinamik Kijang iesel %
<e pada 1
!
F 7,7'4' *6,&6 = ','''+
&
F 7,69) kg
<e pada 1
&
F 7,7'4' *!4,!6 = ','''+
&
F ),"4) kg
<e pada 1
'
F 7,7'4' *&',&#4 = ','''+
&
F !),7'6 kg
<e pada 1
)
F 7,7'4' *'&,4!) = ','''+
&
F '7,74" kg
<e pada 1
4
F 7,7'4' *'6,& = ','''+
&
F )&,"!) kg
4.". %olling %esistance / +a-a Ha&,at Ban !engan :alan0
#&
<r F 7,7!
( ) <e
!97
!
,
_

+ *
+
........................................... *0it 9, hal 4&+
imana %
1 F Kecepatan kendaraan
D F Berat total kijang Bensin F !)77 kg
F Berat total kijang iesel F !4&7 kg
<e F 2aya angkat aerodinamik
(aka %
(olling (esistance Kijang Bensin %
<r pada 1
!
F 7,7!
( ) 6 , 7 !)77
!97
!!6 , 6
!
,
_

+
F !),# kg
<r pada 1
&
F 7,7!
( ) #!& , ) !)77
!97
669 , !)
!
,
_

+
F !4,&4! kg
<r pada 1
'
F 7,7!
( ) )!& , !' !)77
!97
6&4 , &&
!
,
_

+
F !4,6)) kg
<r pada 1
)
F 7,7!
( ) #6! , &6 !)77
!97
66# , '!
!
,
_

+
F !9,))4 kg
#'
<r pada 1
4
F 7,7!
( ) !'9 , )! !)77
!97
)# , '#
!
,
_

+
F !9,##! kg
(olling (esistance Kijang iesel %
<r pada 1
!
F 7,7!
( ) 69) , 7 !4&7
!97
&6 , 6
!
,
_

+
F !4,"## kg
<r pada 1
&
F 7,7!
( ) "4) , ) !4&7
!97
!6 , !4
!
,
_

+
F !9,466 kg
<r pada 1
'
F 7,7!
( ) 7'6 , !) !4&7
!97
&#4 , &'
!
,
_

+
F !#,&47 kg
<r pada 1
)
F 7,7!
( ) 74" , '7 !4&7
!97
4!) , '&
!
,
_

+
F !#,"&# kg
<r pada 1
4
F 7,7!
( ) "!) , )& !4&7
!97
& , '6
!
,
_

+
F !6,&"# kg
4.$. Da-a Terse!ia Pa!a M&en Maksi&u&
aya mesin pada saat torsi maksimum dapat di hitung dari rumus %
(t F #!9,&
n
'
................................................................... *0it 9, hal 4)+
#)
5 F
& , #!9
n Mt
...................................................................... *0it 9,
hal 4)+
imana %
(t F (omen torsi maksimum
F !),' kgm *kijang Bensin+
F !9,4 kgm *kijang iesel+
n F Putaran pada torsi maksimum
F &677 rpm *kijang Bensin+
F &)77 rpm *kijang iesel+
(aka %
aya maksimum pada torsi maksimum kijang Bensin %
5 F
& , #!9
&677 ' , !)
F 44,"79& -P
aya maksimum pada torsi maksimum kijang iesel %
5 F
& , #!9
&)77 4 , !9
F 44,&"!6 -P
4.'. Traksi Pa!a )!a Penggerak
Traksi pada roda penggerak %
#4
I F
r n
i '
$ tot

& , #!9
...................................................... *0it 9, hal 49+
imana %
5 F aya mesin kijang Bensin F 44,"79& -P
F aya mesin kijang iesel F 44,&"!6 -P
i
tot
F Gear ratio O $inal drive ratio
C
f
F @fisiensi dri.e train F 7,#
n F Putaran pada torsi maksimum
F Kijang Bensin F &677 rpm
F Kijang iesel F &)77 rpm
r F ;ari-jari ban F 7,'! m
(aka %
Traksi pada roda penggerak kijang Bensin %
I
/
F
'! , 7 &677
# , 7 ##6 , ) "&6 , ' "79& , 44 & , #!9


F 979,7&) kg
I
//
F
'! , 7 &677
# , 7 ##6 , ) !)& , & "79& , 44 & , #!9


F ''7,)#4 kg
I
///
F
'! , 7 &677
# , 7 ##6 , ) '"# , ! "79& , 44 & , #!9


F &!4,4'' kg
I
/1
F
'! , 7 &677
# , 7 ##6 , ) 777 , ! "79& , 44 & , #!9


F !4),&6' kg
#9
I
1
F
'! , 7 &677
# , 7 ##6 , ) 64! , 7 "79& , 44 & , #!9


F !'!,&"4 kg
Traksi pada roda penggerak kijang iesel %
I
/
F
'! , 7 &)77
# , 7 ! , ) "&6 , ' &"!6 , 44 & , #!9


F 977,7'' kg
I
//
F
'! , 7 &)77
# , 7 ! , ) !)& , & &"!6 , 44 & , #!9


F '&#,&7# kg
I
///
F
'! , 7 &)77
# , 7 ! , ) '"# , ! &"!6 , 44 & , #!9


F &!',)7' kg
I
/1
F
'! , 7 &)77
# , 7 ! , ) 777 , ! &"!6 , 44 & , #!9


F !4&,#46 kg
I
1
F
'! , 7 &)77
# , 7 ! , ) 64! , 7 &"!6 , 44 & , #!9


F !&",""# kg
4.3. Traksi Bersih
Untuk mendapatkan traksi bersih %
I
net
F I = *<a K <r+.............................................................. *0it 9, hal 4#+
imana %
I F Traksi pada roda penggerak
##
<a F Tahanan udara *air resistance+
<r F Tahanan berjalan *rolling resistance+
(aka %
Traksi bersih kijang Bensin %
I
net
F I = *<a K <r+
I
net/
F 979,7&) = *!,!# K !),#+
F 4"7,!4) kg
I
net//
F ''7,)#4 = *9,67# K !4,&4!+
F '76,)!# kg
I
net///
F &!4,4'' = *!",'#9 K !4,6))+
F !67,'!' kg
I
net/1
F !4),&6' = *)!,46& K !9,))4+
F "9,&49 kg
I
net1
F !'!,&"4 = *4",)'& K !9,##!+
F 44,7"& kg
Traksi bersih kijang iesel %
I
net/
F 977,7') = *!,&4 K !4,""#+
F 46&,#69 kg
I
net//
F '&#,&7# = *#,!4# K !9,466+
F '7',)9& kg
I
net///
F &!',)7' = *&7,&6& K !#,&47+
F !#4,6#! kg
I
net/1
F !4&,#46 = *)',)&6 K !#,"&#+
#6
F "!,)7' kg
I
net1
F !&",""# = *9&,77! K !6,&"#+
F )",9"" kg
Tabel % ).!
Traksi Pada Kijang Bensin
Speed
Kecepatan Air
(esistance
(olling
(esistance
Traksi
Pada <oda
Traksi
Bersih
1 *kmBjam+ <a *kg+ <r *kg+ I *kg+ I
net
/ &",&&) !,!# !),# 979,7&) 4"7,!4)
// 4',4" 9,67# !4,&4! ''7,)#4 '76,)!#
/// 6&,!# !",'#9 !4,6)) &!4,4'' !67,#6"
/1 !!),#"& )!,46& !9,))4 !4),&6' "9,&49
1 !'),6" 4",)'& !9,##! !'!,&"4 44,7"&
Tabel % ).&
Traksi Pada Kijang iesel
Speed
Kecepatan Air
(esistance
(olling
(esistance
Traksi
Pada roda
Traksi
Bersih
1 *kmBjam+ <a *kg+ <r *kg+ I *kg+ I
net
/ &",6 !,&4 !4,"## 977,7'' 46&,#69
// 4),94 #,!4# !9,466 '&#,&7# '7',)9&
/// 6',#) &7,&6& !#,&47 &!',)7' !#4,6#!
/1 !!#,74 )',)&6 !#,"&# !4&,#46 "!,)7'
1 !'#,44 9&,77! !6,&"# !&",""# )",9""
#"
4.4. Traksi Maksi&u&
Traksi maksimum kijang Bensin
$nalisis traksi maksimum *I
maO
+ dilakukan pada saat torsi maksimum
*!),' kg.m+ pada n F &677 rpm sesuai data.
2aya traksi maksimum yang dihasilkan mesin %
I F
r
$ i ,
tot

................................................................... *0it 9, hal 9!+
imana %
T F (omen torsi pada n F &677 rpm F !),' kg.m
i
tot
F Gear ratio pada speed O gear ratio $inal drive ratio
i
l
F ',"&6
l
fd
F ),##6
Cf F @fisiensi F drive train F 7,#
r F ;ari-jari efektif roda
F
&
Db
F
&
9& . 7
(aka %
I F
'! , 7
# , 7 ##6 , ) "&6 , ' ' , !)
F 979,7&) kg
2aya traksi maksimum *I
maO
+ yang mampu di tahan bidang kontak antara ban dan
jalan %
67
I
maO
F
( ) [ ] (r (a # # (a L *
L
a
+

imana %
C F Koefisien adhesi jalan dengan ban F 7,6
0 F jarak 2#eel base F &947 mm
0
!
F ;arak titik berat dari poros depan F !,&67') m
h
a
F Tinggi center o$ pressure F 9#!,7) mm
h F Tinggi titik berat kosong F 946,& mm
<a F -ambatan angin F !,!# kg
<r F -ambatan rolling F !),# kg
D F Berat total kendaraan F !)77 kg
(aka %
I
maO
F
( ) [ ] # , !) !# , ! 946& , 7 9#!7) , 7 !# , ! &67') , ! !)77
6 , 7 94 , &
6 , 7
+ +

F 7,)'&)' *!#"&,)#9 K 7,#64! = !7,))49+


F ##7,")' kg
Traksi (aksimum Kijang iesel
$nalisis traksi maksimum dilakukan pada saat torsi maksimum
*!9,4 kg.m+ dengan putaran &)77 rpm sesuai data.
Traksi maksimum yang dihasilkan mesin %
I F
r
$ i ,
tot

................................................................... *0it 9, hal 9'+
imana %
T F (omen torsi pada n F &)77 rpm F !9,4 kg.m
6!
i
tot
F 2ear ratio pada speed O gear ratio final dri.e ratio
i
l
F ',"&6
l
fd
F ),!
C F @fisiensi dri.e train F 7,#
r F ;ari-jari efektif roda F 7,'!
(aka %
I F
'! , 7
# , 7 "&6 , ' ! , ) 4 , !9
F 977,7') kg
2aya traksi maksimum yang mampu di tahan bidang kontak antara ban dan jalan %
I
maO
F
( ) [ ] (r (a # # (a L *
L
a
+

imana %
C F Koefisien adhesi jalan dengan ban F 7,6
0 F jarak 2#eel base F &947 mm
0
!
F ;arak titik berat dari poros depan F !,!949) m
h
a
F Tinggi center o$ pressure F 9#!,7) mm
h F Tinggi titik berat kosong F 9&),9 mm
<a F -ambatan angin F !,&4 kg
<r F -ambatan rolling F !4,"## kg
D F Berat total kendaraan F !4&7 kg
(aka %
6&
I
maO
F
( ) [ ] "## , !4 &4 , ! 9&)9 , 7 9#!7) , 7 &4 , ! !949) , ! !4&7
6 , 7 94 , &
6 , 7
+ +

F 7,)'&)' *!##!,##&6 K 7,6'6 = !7,#4""+


F #9!,6## kg
4.15. *e&a&.uan *en!araan Pa!a Tanjakan Da-a Penggerak Pa!a :alan
Menanjak
5 F
#4
+ (
tot

*-P+.......................................................... *0it 6, hal !"+
Untuk menentukan kemampuan kendaraan atau daya penggerak pada saat
tanjakan dilakukan pada putaran-putaran tertentu. Pada putaran *n+ !777 rpm.
n
r
F
$d I
i i
n

imana %
n
r
F Putaran roda pada putaran mesin !777 rpm
i
/
F Gear ratio / *dipakai untuk tanjakan+
i
fd
F )inal drive ratio
(aka putaran roda penggerak kijang bensin %
n
r
F
##6 , ) "&6 , '
!777

F 4',&6& rpm
Putaran roda penggerak kijang diesel %
n
r
F
! , ) "&6 , '
!777

F 9&,7"' rpm
6'
Kecepatan Kendaraan
1 F
r b
n D
imana %
b
F iameter ban F 7,9& m
Kecepatan kendaraan kijang Bensin %
1 F
97
&6& , 4' 9& , 7 !) , '
F !,#&" mBdet
F 9,&&) kmBjam
Kecepatan kendaraan kijang iesel %
1 F
97
7"' , 9& 9& , 7 !) , '
F &,7!4 mBdet
F #,&4' kmBjam
Tahanan yang di alami pada tanjakan
<
tot
F Dsin P K <r K <a
imana %
P F Sudut tanjakan F &7
7
*diambil+
<r F (olling resistance kijang Bensin F !),# kg
F (olling resistance kijang iesel F !4,"## kg
<a F Air resistance kijang Bensin F !,!# kg
F Air resistance kijang iesel F !,&4 kg
D F Berat kijang Bensin F !)77 kg
F Berat kijang iesel F !4&7 kg
6)
(aka %
Tahanan yang dialami kijang Bensin pada tanjakan %
<
tot
F !)77 sin &7 K !),# K !,!#
F )"),9"6 kg
Tahanan yang dialami kijang iesel pada tanjakan %
<
tot
F !4&7 sin &7 K !4,"## K !,&4
F 4'#,7"# kg
aya penggerak roda pada tanjakan
5 F
#4
#&" , ! 9"6 , )")
F !!,)7) -p *kijang bensin+
5 F
#4
7!4 , & 7"# , 4'#
F !),)' -p *kijang diesel+
engan perhitungan cara yang sama pada putaran yang ber.ariasi, maka hasilnya
dapat ditabelkan pada tabel ).
Tabel ).'
Kemampuan Kendaraan i Tanjakan
Putaran (otor Kecepatan *kmBjam+ aya Penggerak <oda
rpm Kijang Bensin Kijang iesel Kijang Bensin Kijang iesel
!777 9,&&) #,&4' !!,)7) !),)'
&777 !&,))6 !),479 &&676 &6,69
'777 !6,9#& &!,#4" '),&!& )',&"
)777 &),6"9 &",7!& )4,9!9 4#,#&
64
4.11. #radability
2 F A !77
*
)
net
................................................................ *0it 9, hal #4+
imana %
2 F Kemampuan mesin untuk menanjak *A+
I
net
F Traksi bersih kendaraan
D F Berat total kijang Bensin F !)77 kg
F Berat total kijang iesel F !4&7 kg
(aka gradability kijang Bensin %
2 F
A !77
!)77
!4) , 4"7

F )&,!4) A pada . F &",&&) kmBjam


2 F
A !77
!)77
)!# , '76

F &&,7&" A pada . F 4',4" kmBjam


2 F
A !77
!)77
'!' , !67

F !&,66 A pada . F 6&,!# kmBjam


2 F
A !77
!)77
&49 , "9

F 9,6#4 A pada . F !!),#"& kmBjam


2 F
A !77
!)77
7"& , 44

F ',"'4 A pada . F !'),6" kmBjam


Gradability kijang iesel %
2 F
A !77
!4&7
#69 , 46&

F '6,')! A pada . F &",6 kmBjam


69
2 F
A !77
!4&7
)9& , '7'

F !","9) A pada . F 4),94 kmBjam


2 F
A !77
!4&7
6#! , !#4

F !!,4#7 A pada . F 6',#) kmBjam


2 F
A !77
!4&7
)7' , "!

F 9,7!' A pada . F !!#,74 kmBjam


2 F
A !77
!4&7
9"" , )"

F ',&# A pada . F !'#,44 kmBjam


Tabel ).)
2radability Kijang Bensin
Speed
Kecepatan 2radability
*kmBjam+ A
/ &",&&) )&,!4)
// 4',4" &&,7&"
/// 6&,!# !&,6)&
/1 !!),#"& 9,6#4
1 !'),6" ',"'4
Tabel ).4
2radability Kijang iesel
Speed
Kecepatan 2radability
*kmBjam+ A
/ &",6 '6,')!
// 4),94 !","9)
/// 6',#" !!,4#7
/1 !!#,74 9,7!'
1 !'#,44 ',&#
4.12. Pe&,ahasan
ari perhitungan air resistance pada motor Bensin maupun pada motor
iesel didapat bah8a, semakin besar kecepatan maka semakin besar pula
hambatan udaranya.
6#
Besarnya gaya traksi pada roda penggerak sama dengan gaya traksi yang
dihasilkan oleh mesin. ari perhitungan traksi maksimum kijang Bensin dan
traksi maksimum kijang iesel, terlihat bah8a bidang kontak antara ban dan jalan
mampu menahan gaya traksi maksimum yang dihasilkan mesin.
2aya traksi maksimum yang dihasilkan oleh mesin %
Kijang Bensin F 979,7&) kg
Kijang iesel F 977,7') kg
2aya traksi maksimum yang mampu ditahan bidang kontak antara ban dan
jalan %
Kijang Bensin F ##7,4#" kg
Kijang iesel F #9!,6## kg
aya kijang iesel lebih besar dari pada daya kijang Bensin, tetapi traksi
maksimal yang dihasilkan kijang iesel lebih kecil !,7! A dari traksi maksimal
kijang Bensin.
BAB 1
+)A;I* P)E%TA%I
".1. Hasil
66
".1.1. Hu,ungan Da-a !an Putaran
ari hasil perhitungan yang telah dilakukan pada bab ), maka dapat
digambarkan hubungan daya dan putaran dari mesin Bensin dan iesel.
Tabel 4.!.!
-ubungan aya dan Putaran
Putaran (esin
*rpm+
aya (esin Bensin
*-p+
aya (esin iesel
*-p+
!777 !!,)7) !),)'
&777 &&,676 &6,69
'777 '),&!& )',&"
)777 )4,9!9 4#,#&
2ambar 4.! % 2rafik -ubungan aya dan Putaran
".1.2. Hu,ungan Pe&akaian Bahan Bakar %.esi#ik !engan Da-a Prs
6"
ari bab ' sebelumnya telah di dapatkan besarnya pemakaian bahan bakar
spesifik yaitu untuk %
Kijang Bensin *Be+ F 7,&##4 0iterB-p.jam O 5e
Kijang iesel *Be+ F 7,!4! 0iterB-p.jam O 5e
(aka pemakaian bahan bakar spesifik dapat ditentukan berdasarkan
putaran dan daya yang dihasilkan dari tabel 4.!.!.
Be F 7,&##4 0iterB-p.jam O !!,)7) -p
F ',!94 0iterBjam *kijang Bensin+
Be F 7,!4! 0iterB-p.jam O !),)' -p
F &,!# 0iterBjam *kijang iesel+
engan perhitungan cara yang sama pada putaran dan daya yang
ber.ariasi, maka hasilnya dapat ditabelkan pada tabel 4.!.& berikut.
Tabel 4.!.&
Pemakaian Bahan Bakar
Putaran (esin
*rpm+
aya Penggerak <oda
*-p+
Pemakaian Bahan Bakar
*0iterBjam+
Kijang Bensin Kijang iesel Kijang Bensin Kijang iesel
!777 !!,)7) !),)' ',!94 &,!#
&777 &&,676 &6,69 9,'&" ),'46
'777 '),&!& )',&" ",4") 9,4'9
)777 )4,9!9 4#,#& !&,946 6,#!9
".1.3. Hu,ungan M&en Trsi8 Da-a !an Putaran
"7
(omen torsi yang terjadi pada motor Bensin dan motor iesel ditentukan
dengan rumus %
(t F #!9,&
n
'
imana %
5 F aya motor
F !!,)7) -p pada putaran n F !777 rpm *Bensin+
F !),)' -p pada putaran n F !777 rpm *iesel+
(aka %
(t F #!9,&
!777
)7) , !!
F 6,!96 kg.m *Bensin+
(t F #!9,&
!777
)' , !)
F !7,''4 kg.m *iesel+
engan cara yang sama untuk daya dan putaran yang ber.ariasi dapat
ditabelkan pada tabel 4.!.'.
Tabel 4.!.'
-ubungan (omen Torsi, aya dan Putaran
Putaran (esin
*rpm+
aya (esin
*-P+
Torsi (esin
*kg.m+
Kijang Bensin Kijang iesel Kijang Bensin Kijang iesel
!777 !!,)7) !),)' 6,!96 !7,''4
&777 &&,676 &6,69 6,!96 !7,''4
'777 '),&!& )',&" 6,!96 !7,''4
)777 )4,9!9 4#,#& 6,!96 !7,''4
"!
2ambar 4.!.' % 2rafik -ubungan (omen Torsi, aya dan Putaran
".1. Hu,ungan Tekanan E#ekti# )ata6)ata !engan Putaran !an Da-a
aya yang dihasilkan engine dapat dapat ditentukan dengan menggunakan
rumus berikut %
5e F
!77 #4 97
)
&

a i n L d Pe

*-P+
Untuk mendapatkan harga tekanan efektif rata-rata, rumus diatas menjadi %
Pe F
a i n L d
'e


&
)
!77 #4 97

imana %
5e F aya yang dihasilkan mesin
d F iameter piston *cm+
F 67,)4 mm F 6,7)4 cm
0 F Panjang langkah *cm+
F #',7 mm F #,' cm
"&
n F Putaran
/ F ;umlah ruang bakar B piston
a F ] *untuk mesin ) tak+
(aka untuk mendapatkan tekanan efektif rata-rata untuk tiap daya dan
putaran tertentu *5 F !!,)7) -p dan n F !777 rpm+ adalah %
Pe F
( )
&
!
) !777 ' , # 7)4 , 6 #64 , 7
!77 #4 97 )7) , !!
&


Pe F
!&64 , #)!##"
4!'!677
F 9,"& kgBcm
&
*kijang bensin+
Pe F
( )
&
!
) !777 ' , # 7)4 , 6 #64 , 7
!77 #4 97 )' , !)
&


Pe F
!&64 , #)!##"
9)"'477
F 6,#4 kgBcm
&
*kijang diesel+
engan menggunakan jalan yang sama untuk daya dan putaran yang
ber.ariasi, maka hasilnya dapat ditabelkan pada tabel 4.!.) berikut %
Tabel 4.!.)
-ubungan aya dengan Tekanan @fektif <ata-<ata
Putaran (esin
*rpm+
aya (esin
*-P+
Tekanan @fektif <ata-<ata
*kgBcm
&
+
Kijang Bensin Kijang iesel Kijang Bensin Kijang iesel
!777 !!,)7) !),)' 9,"& 6,#4
&777 &&,676 &6,69 9,"& 6,#4
"'
'777 '),&!& )',&" 9,"& 6,#4
)777 )4,9!9 4#,#& 9,"& 6,#4
".1.". Hu,ungan #radability /*e&a&.uan !i Tanjakan0 !engan Be,an
Untuk mendapatkan Gradability *kemampuan di tanjakan+ pada suatu
kendaraan di tentukan dengan rumus sebagai berikut %
2 F >
<
O D cos R K D sin R
imana %
>
<
F Koefisien tahanan gelinding F 7,74
R F Sudut tanjakan F &7
7
D F Beban
D
!
F Berat kendaraan K ! orang *supir+
F !)77 kg K 94 kg F !)94 kg *Bensin+
F !4&7 kg K 94 kg F !464 kg *iesel+
D
&
F Berat kendaraan K ! supir K ! penumpang
F !)77 kg K *& O 94+ kg F !4'7 kg *Bensin+
F !4&7 kg K *& O 94+ kg F !947 kg *iesel+
D
'
F Berat kendaraan K ! supir K & penumpang
F !)77 kg K *' O 94+ kg F !4"4 kg *Bensin+
F !4&7 kg K *' O 94+ kg F !#!4 kg *iesel+
D
)
F !997 kg *Bensin+
F !#67 kg *iesel+
")
D
4
F !#&4 kg *Bensin+
F !6)4 kg *iesel+
D
9
F !#"7 kg *Bensin+
F !"!7 kg *iesel+
D
#
F !644 kg *Bensin+
F !"#4 kg *iesel+
D
6
F !"&7 kg *Bensin+
F &7)7 kg *iesel+
;adi %
2
!
F 7,74 O !)94 cos &7 K !)94 sin &7
F 96,6' K 47!,79
F 49",6" kg *Bensin+
2
!
F 7,74 O !464 cos &7 K !464 sin &7
F #),)# K 4)&,!
F 9!9,96 kg *iesel+
engan menggunakan perhitungan yang sama untuk beban yang
ber.ariasi, maka hasilnya dapat ditabelkan pada tabel 4.!.4 berikut %
"4
Tabel 4.!.4
-ubungan Gradability dengan Beban
Beban *kg+ Gradability *kg+
Bensin iesel Bensin iesel
!)94 !464 49",6" 9!9,96
!4'7 !947 4"4,!# 9)!,64
!4"4 !#!4 9&7,)9 99#,!)
!997 !#67 9)4,#) 9"&,)'
!#&4 !6)4 9#!,7& #!#,#&
!#"7 !"!7 9"9,'& #)&,""
!644 !"#4 #&!,9! #96,&6
!"&7 &7)7 #)9,66 #"',49
"9
2ambar 4.!.4 % 2rafik -ubungan Gradability dengan Beban
".2. Pe&,ahasan
4.&.!. -ubungan aya dan Putaran
ari hubungan daya dan putaran yang ber.ariasi dari motor Bensin dan
motor iesel maka dari grafik hubungan terlihat bah8a semakin tinggi putaran
mesin maka daya yang di hasilkan baik motor Bensin maupuin motor iesel akan
semakin besar.
4.&.&. -ubungan Pemakaian Bahan Bakar Spesifik dengan aya Poros
"#
ari hubungan pemakaian bahan bakar spesifik dengan daya poros dari
motor Bensin dan motor iesel, terlihat pada tabel 4.!.& bah8a pemakaian bahan
bakar akan meningkat dengan meningkatnya daya dan putaran.
4.&.'. -ubungan (omen Torsi, aya dan Putaran
ari hubungan momen torsi, daya dan putaran dari motor Bensin dan
motor iesel yang terlihat pada tabel dan grafik 4.!.' maka, dengan
meningkatnya daya dan putaran, torsi yang terjadi tidak berubah dengan kata lain
torsinya konstan.
4.&.) -ubungan Tekanan @fektif <ata-<ata dengan Putaran dan aya
ari hubungan tekanan efektif rata-rata dengan daya dan putaran pada
motor Bensin dan motor iesel, terlihat pada tabel 4.!.) bah8a dengan bertambah
naiknya putaran maupun daya, tetapi tidak mempengaruhi tekanan efektifnya
dengan kata lain tekanan efektif rata-ratanya konstan.
4.&.4. -ubungan Gradability dengan Beban.
ari hubungan gradability dengan beban pada motor Bensin maupun
motor iesel yang terlihat pada grafik 4.!.4 bah8a semakin besar gradability-nya
maka semakin besar beban yang terjadi.
BAB 1I
"6
PENUTUP
$.1. *esi&.ulan
!. Besarnya gaya traksi pada roda penggerak sama dengan gaya traksi
yang dihasilkan oleh mesin.
&. ari perhitungan traksi maksimum kijang Bensin dan traksi
maksimum kijang iesel, terlihat bah8a bidang kontak antara ban
dan jalan mampu menahan gaya traksi maksimum yang dihasilkan
mesin.
2aya traksi maksimum yang dihasilkan oleh mesin %
Kijang Bensin F 979,7&) kg
Kijang iesel F 977,7') kg
2aya traksi maksimum yang mampu ditahan bidang kontak antara
ban dan jalan %
Kijang Bensin F ##7,4#" kg
Kijang iesel F #9!,6## kg
'. aya kijang iesel lebih besar dari pada daya kijang Bensin, tetapi
traksi maksimal yang dihasilkan kijang iesel lebih kecil !,7! A dari
traksi maksimal kijang Bensin.
). ari hubungan daya dan putaran berdasarkan grafik daya yang
dihasilkan oleh motor iesel lebih besar dari pada daya pada motor
Bensin pada putaran yang ber.ariasi.
""
4. ari hubungan pemakaian bahan bakar spesifik dan daya poros baik
motor diesel maupun motor bensin, pemakaian bahan bakar akan
meningkat dengan meningkatnya daya dan putaran.
9. ari hubungan momen, daya dan putaran, dengan meningkatnya
daya dan putaran torsi yang terjadi tidak berubah dengan kata lain
torsinya konstan.
#. emikian pula dengan tekanan efektif rata-rata ternyata dengan
naiknya daya dan putaran tidak mempengaruhi tekanan efektifnya.
6. ari tabel gradability kijang Bensin dan kijang iesel, terlihat kijang
iesel mempunyai kinerja yang lebih rendah dari kijang Bensin,
pada spesifikasi mesin justru kijang iesel mempunyai daya
maksimum yang lebih besar dari kijang Bensin.
-al ini membuktikan bah8a transmisi dan final dri.e yang
digunakan pada kijang iesel kurang cocok.
". Secara keseluruhan jika dilihat dari prestasi mesin Bensin jika
dibandingkan dengan prestasi pada mesin iesel, maka berdasarkan
hasil dari perhitungan dan grafik prestasi maka kijang iesel lebih
baik dari pada kijang iesel.
!77
$.2. %aran
;ika melihat grafik gradability kijang Bensin dan kijang iesel, yang
mana pada spesifikasi kijang iesel mempunyai daya dan torsi yang lebih besar
tapi mempunyai kinerja lebih rendah dari pada kijang Bensin, maka selanjutnya
perlu dianalisa untuk mendapatkan kinerja kijang iesel yang lebih baik.
!7!
!7&

Você também pode gostar